Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA

PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


PUSKESMAS

DI

UPT.PUSKESMAS KAMPUNG BARU

LAPORAN KASUS

KOLESTEROL

Disusun Oleh:

Juniska Marito Tampubolon, S. Farm


NIM 222130065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3


2.1 Definisi Kolesterol ....................................................................... 3
2.2 Etiologi Kolesterol ....................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Kolesterol .................................................................. 6
2.4 Diagnosis Kolesterol .................................................................... 7
2.5 Komplikasi Akibat Kolesterol ..................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan Kolesterol ......................................................... 9

BAB III PENATALAKSANAAN UMUM ....................................................... 12


3.1 Data Pasien ................................................................................ 12
3.2 Riwayat Penyakit dan Pengobatan ............................................. 12
3.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu .......................................... 12
3.2.2 Riwayat Penyakit di Keluarga ....................................... 12
3.2.3 Riwayat Alergi ............................................................... 12
3.3 Ringkasan Pasien Berobat ............................................................ 12

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 15


4.1 Kolesterol ................................................................................... 15
4.2 Terapi Pengobatan yang Diberikan............................................ 16
4.3 Pemberian Informasi Obat ......................................................... 16
4.4 Edukasi ...................................................................................... 17

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 18


5.1 Kesimpulan ................................................................................ 18
5.2 Saran .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Resep tanggal 22/11/2023................................................................. 14

ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Terapi Pengobatan ................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Menkes RI, 2019).

Puskesmas merupakan sebuah unit kesehatan pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah

kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih

dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas

dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau

dusun/rukun warga (Depkes RI, 2016).

Dalam rangka menerapkan praktek farmasi klinis di Puskesmas, mahasiswa

calon apoteker perlu diberi pembekalan dalam bentuk Praktek Kerja Pendidikan

Profesi Apoteker (PKPPA) di Puskesmas. PKPPA di Puskesmas menerapkan salah

satu praktek Pelayanan Kefarmasian yang bertujuan untuk mengidentifikasi,

mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat dan yang berhubungan dengan

kesehatan pasien. Salah satu peran lain apoteker di Puskesmas yaitu melakukan

kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Kampung Baru dengan melakukan

penyuluhan kepada pasien. Studi kasus pada dasarnya bertujuan untuk

meningkatkan keahlian diri dalam pembelajaran, berfikir kritis, mengidentifikasi

1
permasalahan dan mengambil keputusan. Dari kegiatan studi kasus yang dilakukan

dalam Praktek Kerja Pendidikan Profesi Apoteker di Puskesmas Kampung Baru,

akan dipelajari salah satu keadaan pasien yang rutin berobat ke puskesmas.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan studi kasus ini asalah:

1. Untuk mengetahui dan memantau penggunaan obat yang rasional pada pasien

dengan diagnosa Kolesterol

2. Untuk mengetahui peran dan tugas apoteker di bidang farmasi klinis dan

bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam

sel tubuh, yang sebenar nya di butuhkan untuk pembentukan dinding sel dan

sebagai bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah

berlebihan, akan menyebabkan penyakit jantung coroner dan stroke. Sebagian besar

dari 80% kolesterol dalam tubuh di produksi secara alami di hati. Sedangkan

Sebagian kecil sekitar 20% kolesterol berasal dari makanan yang di konsumsi

seperti produk yang berasal dari hewan, seperti daging, telur, dan susu. Kolesterol

total mencakup kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida (Husein dkk, 2020). Kadar

nilai kolesterol total di bedakan menjadi tiga, yaitu Normal < 200 mg/dl, ambang

batas tinggi >200-239 mg/dl, dan tinggi >240 mg/dl (Rusilanti, 2014).

Kolesterol dibutuhkan untuk pembentukan asam empedu dan hormon.

Kebutuhan kolesterol dalam sehari 1 gram. Secara prinsip kolesterol dapat

disintesis oleh tubuh untuk memenuhi bebutuhannya sendiri. Kolesterol dalam

tubuh manusia berasal dari kolesterol yang terdapat dalam dietnya dan juga dari

sintesis secara de novo. Sumber terbesar kolesterol makanan terdapat dalam daging,

telur, hati, beberapa ikan laut dan produk-produk makanan (Saragih, 2011).

2.2 Etiologi Kolesterol

Resiko penyebab penyakit akibat kolesterol, yaitu:

A. Usia dan jenis kelamin

Pada usia anak-anak hingga menjelang puber biasanya kadar kolesterol

meningkat drastis namun akan kembali ke kadar normal. Anak-anak yang

3
memiliki kadar kolesterol tidak normal biasanya di karenakan anak tersebut

mengalami obesitas. Pada usia puber/naik remaja pria ( 12 tahun ) biasanya

memiliki tingkat kolesterol lebih tinggi di bandingkan wanita. Hal ini

dikarenakan hormon estrogen pada wanita berperan dalam menjaga level HDL

tetap tinggi. Namun setelah mengalami menopause wanita akan kehilangan

hormon esterogen dan menyebabkan kadar HLD turun kemudian LDL

meningkat. Pada saat menginjak usia dewasa kadar kolesterol dalam tubuh

akan meningkat lagi, hal ini dikarenakan pola makan dan gangguan

keseimbangan pada system metabolism ( Hapsari, 2017 ).

B. Genetik

Faktor genetik salah satu hal yang berperan penting dalam menentukan kadar

kolesterol dalam darah. Jika dalam keluarga memiliki riwayat hiperkolesterol

maka ada kemungkinan anggota keluarga lain juga memiliki resiko

hiperkolesterol juga, sehingga resiko terkena PJK akan tinggi pula. Maka dari

itu untuk mencegah hiperkolesterol ini ada baiknya menjaga pola hidup tetap

sehat ( Hapsari, 2017 ).

C. Pola makan

Lemak jenuh adalah penyebab utama dalam peningkatan kolesterol dalam

darah terutama LDL. Maka dari itu pola makan yang sehat dan mengurangi

konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh. Bila jenis makanan

tersebut terus-menerus dikonsumsi dalam jangka Panjang, kadar kolesterol

dalam tubuh akan meningkat. Maka dari itu imbangi dengan makanan yang

kaya serat untuk membantu menghalangi penyerapan lemak jenuh dalam usus

( Hapsari, 2017 ).

4
D. Gaya hidup

Gaya hidup yang buruk seperti jarang bergerak atau jarang berolahraga dapat

meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Kebiasaan merokok dan konsumsi

alcohol juga merupakan salah satu gaya hidup yang patut dihindari karena

dapat meningkatkan kolesterol dalam darah . ( Hapsari, 2017 ).

E. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok sudah bukan hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia.

Banyak masyarakat Indonesia yang melakukan kebiasaan merokok, padahal

merokok adalah salah satu awal mula timbulnya beberapa penyakit berbahaya.

Rokok adalah salah satu awal mula dari timbulnya beberapa penyakit

berbahaya. Rokok adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol dalam darah. Rokok dapat mengurangi kadar kolesterol baik/ High

Density Lipoprotein (HDL) dan menyebabkan terjadinya penumpukan lemak

di dinding pembuluh darah arteri jantung. Peningkatan kadar kolesterol total

dapat dipengaruhi oleh lamanya dan banyaknya dan banyaknya jumlah rokok

yang dikonsumsi setiap hari, zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat

meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar LDL (Minarti, 2014).

Kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total

karena nikotin menyebabkan meningkatkatnya sekresi dari katekolamin

sehingga meningkatkan lipolysis ( Hapsari, 2017 ).

5
2.3 Klasifikasi Kolesterol

Klasifikasi kolesterol dibagi menjadi 3 yaitu jenis kolesterol dan kadar

kolesterol :

a) Low Density lipoprotein (LDL)

LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena dapat menempel pada

pembuluh darah. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol LDL terlalu

banyak dapat mempersempit arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung,

stroke, dan penyakit berbahaya lainnya. Penumpukan lemak di lapisan dalam

pembuluh darah ( plak kolesterol/aterosklerosis ) dapat mempersempit

pembuluh darah dan mencegah kelancaran aliran darah. Kolesterol LDL yang

optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol LDL

100-129 mg/dl dimasukkan kategori perbatasan, apabila diatas 130 mg/dl dan

disertai faktor risiko lain seperti merokok, obesitas, diabetes, tidak olahraga,

apalagi jika sudah mencapai 160 mg/dl atau lebih, maka segera perlu diberi

obat ( Husein dkk, 2020 ).

b) High Density Lipoprotein (HDL)

HDL merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh.

Menurut Rizal Fadli ( 2020 ) kolesterol HDL dapat membawa kolesterol LDL

dari arteri dan kembali ke hati untuk dipecah dan dibuang dari tubuh. Meski

begitu, jenis koleterol ini tidak sepenuhnya dapat membuang kolesterol LDL.

Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk pria, atau

diatas 50 mg/dl untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah adalah

kurangnya aktifitas fisik, obesitas, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon

testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan

6
kolesterol HDL, sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL ( Husein

dkk, 2020 ).

c) Trigliserida (TG)

Trigliserida adalah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan organ

tubuh. Sebagian besar trigliserida terjadi didalam hati tetapi ada juga yang

disintesis dalam jaringan adipose. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian

ditransport oleh lipoprotein kejaringan adipose, dimana trigliserida juga

disimpan sebagai energi. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga

dapat meningkatkan kadar kolesterol (Husein dkk, 2020).

2.4 Diagnosis kolesterol

Diagnosis dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan pemeriksaan

fisik dari gejala yang di alami oleh pengidap kolesterol.

Kadar kolesterol:

a. Kadar kolesterol total kurang dari 200 mg/dl kategori kolesterol total bagus.

b. Kadar kolesterol total 200-239 mg/dl, kategori kolesterol total ambang batas

atas.

c. Kadar kolesterol total 240 mg/dl dan lebih, kategori kolesterol total tinggi.

d. Kadar kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dl, kategori kadar kolesterol LDL

optimal.

e. Kadar kolesterol LDL 100-129 mg/dl, kategori kadar kolesterol LDL hampir

optimal/ diatas optimal.

f. Kadar kolesterol LDL 130-159 mg/dl, kategori kadar kolesterol LDL ambang

batas atas.

g. Kadar kolesterol LDL 160-189 mg/dl kategori kadar kolesterol LDL tinggi.

7
h. Kadar kolesterol LDL 190 mg/dl dan lebih kategori kadar kolesterol LDL

sangat tinggi.

i. Kadar kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dl kategori kolesterol HDL rendah.

j. Kadar kolesterol HDL 60 mg/dl tinggi, kategori kolesterol HDL.

2.5 Komplikasi akibat Hiperkolesterol

Komplikasi akibat hiperkolesterol bisa muncul diorgan tubuh yang

terserang. Beberapa penyakit yang banyak dikenal ternyata disebabkan oleh

hiperkolesterol antara lain:

1) Hipertensi (Tekanan darah tinggi)

Akibat penumpukan kolesterol di pembuluh darah. Menempel dan

menumpuknya kolesterol di permukaan dalam dinding pembuluh darah

mengakibatkan tekanan darah meningkat. Faktor resiko tekanan darah tinggi

adalah makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, serta jarang

berolahraga, dan stress.

2) Diabetes mellitus

Dibetes mellitus atau lebih dikenal sebagai kencing manis atau penyakit atau

penyakit gula ditandai oleh kadar glukosa dalam darah, yang melebihi batas

normal. Penyebabnya adalah tubuh penderita kekurangan insulin atau

jumlahnya mencukupi tetapi tidak berfungsi dengan normal. Kekurangan

insulin disebabkan rusaknya Sebagian kecil atau besar sel penghasil insulin

disebabkan oleh kegemukan, gangguan ginjal, atau kerusakan pada kelenjar

pancreas.

3) Jantung koroner

Jantung koroner terjadi penyempitan pembuluh darah koroner di jantung (Di

8
sebabkan oleh plak-plak kolesterol). Akibatnya, aliran darah kejaringan-

jaringan di jantung terhambat, menyebabkan jaringan-jaringan tersebut mati.

4) Stroke

Stroke diakibatkan penyumbatan pembuluh darah di otak.

5) Katarak atau kebutaan

Akibat penumpukan kolesterol di pembuluh darah mata.

6) Gagal ginjal

Terjadi penyempitan pembuluh darah di ginjal akibat penumpukan kolesterol

sehingga kerja ginjal menjadi lebih keras. Karena itu, penderita harus cuci

darah seumur hidup.

2.6 Penatalaksanaan Kolesterol

1. Terapi Non Farmakologis

A. Berhenti merokok

B. Mengurangi konsumsi alkohol

C. Meningkatkan aktivitas fisik

D. menurunkan berat badan (diet rendah lemak,tinggi serat, mengkonsumsi

sayur dan buah dapat mencegah tingginya kadar kolesterol.

2. Terapi Farmakologi

A. Simvastatin

Simvastatin merupakan obat penurun kolesterol golongan statin. Obat ini

bekerja dengan cara menghambat kerja enzim yang di butuhkan untuk

membentuk kolesterol. Dengan begitu jumlah kolesterol yang ada di dalam

tubuh akan berkurang. Untuk mengendalikan kadar kolesterol,

penggunaan simvastatin perlu di imbangi dengan pola hidup sehat dan

9
menghindari makanan tinggi lemak.

Dosis dan aturan pakai Simvastatin :

a. Dewasa : Dosis awal 10-20 mg, sekali sehari diminum pada malam

hari. Dosis pemeliharaan 5-40 mg, sekali sehari untuk pasien dengan

resiko penyakit jantung koroner, dosis nya bisa langsung 40 mg per

hari.

b. Dewasa : 40 mg, sekali sehari diminum pada malam hari

c. Anak usia 10-17 tahun: dosis awal 10 mg, sekali sehari diminum pada

malam hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap tiap 4 minggu

atau lebih. Dosis tidak boleh lebih dari 40 mg perhari.

Simvastatin sebaiknya dikonsumsi pada malam hari atau sebelum tidur, agar

obat dapat langsung bekerja tepat saat pembentukan kolesterol sedang tinggi.

Efek samping dan bahaya simvastatin:

Efek samping yang akan muncul saat mengonsumsi simvastatin, yaitu:

1. Sembelit

2. Mual atau sakit perut

3. Sakit kepala

4. Hidung tersumbat,bersin, atau sakit tenggorokan

b) Atorvastatin

Atorvastatin menurunkan kolesterol dalam plasma dan menurunkan kadar

lipoprotein dengan cara menghambat HMG-CoA reductase dan menghambat

sintesis kolesterol di hati, serta meningkatkan reseptor LDL pada permukaan

sel hati,sehingga terjadi peningkatan ambilan dan katabolisme kolesterol LDL.

Atorvastatin diindikasikan sebagai terapi tambahan di samping diet. Untuk

10
menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL, apolipoprotein-B, dan kadar

trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia

kombinasi (campuran), serta hiperkolesterolemia familial haterozigot dan

homozigot, bila diet dan penatalaksanaan non-farmakologik lainya kurang

berhasil.

Dosis:

A. Dosis harian 10-80 mg sehari

B. Dosis di beri sesuai dengan hasil pemeriksaan LDL, dosis awal yang di

berikan 10 mg, sekali sehari.

Efek samping :

Efek samping biasanya ringan dan sementara. Efek samping umum yang terjadi

adalah konstipasi, perut kembung, dispepsia, nyeri abdomem, sakit kepala,

mual, mialgia, dan lemas.

11
BAB III

PENATALAKSANAAN UMUM

3.1 Data Pasien

Nama Hartati
No. RM S.526
Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal Lahir 26-01-1960
Usia 63 Tahun
Agama Islam
Alamat Jln. B.Katamso Gg. Pahlawan
No.20
Berat Badan 55 kg
Tinggi Badan 149 cm
Pekerjaan IRT
DPJP dr. Rosdiana Siagian
Cara Pembayaran BPJS
Diagnosis Kolesterol
Hasil Kolesterol 226 mg/dl

3.2 Riwayat Penyakit dan Pengobatan

3.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu

- Kolesterol

3.2.2 Riwayat Penyakit di Keluarga

- Tidak ada

3.2.3 Riwayat Alergi

- Tidak ada

3.3 Ringkasan Pasien Berobat di Puskesmas Kampung Baru

Seorang ibu datang berobat ke puskesmas pada tanggal 22 November 2023

dengan keluhan Kolesterol dan Meriang.

12
Kemudian dokter meresepkan obat yang berisi :

1. Paracetamol tablet dengan aturan pakai sehari tiga kali satu tablet ( per

8 jam ) sesudah makan, misalnya diminum pada jam 8 pagi, kemudian

diminum lagi pada jam 4 sore.

2. Pritavit tablet dengan aturan pakai sehari sekali satu tablet sesudah

makan pada pagi hari.

3. Simvastatin 10 mg dengan aturan pakai sehari sekali satu tablet pada

malam hari.

13
Pada Gambar sebagai berikut :

Gambar 3.1 Resep tanggal 22/11/2023

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kolesterol

Terapi yang dapat digunakan untuk kolesterol adalah Simvastatin. Obat

simvastatin merupakan obat penurun kolesterol golongan statin. Obat ini bekerja

dengan cara menghambat kerja enzim yang di butuhkan untuk membentuk kolesterol.

Dengan begitu jumlah kolesterol yang ada di dalam tubuh akan berkurang. Untuk

mengendalikan kadar kolesterol, penggunaan simvastatin perlu di imbangi dengan

pola hidup sehat dan menghindari makanan tinggi lemak (Sweetman, 2015). Namun

Pada kasus ini Pasien yang mempunyai riwayat penyakit terdahulu yaitu kolesterol

menggunakan simvastatin 10 mg sudah 3 minggu dan datang ke puskesmas Kembali

untuk cek laboratorium mendapatkan hasil kolesterol 241 mg/dl yang berarti masih

diatas kadar normal nilai kolestrol yaitu < 200mg/dl. Karena hal tersebut, sebaiknya

untuk dosis simvastatin dinaikkan menjadi 20 mg agar tujuan terapi tercapai.

Kombinasi dengan Parasetamol, obat golongan analgesic dan antipiretik ini

membantu meredakan rasa sakit dan nyeri ringan hingga sedang yang di sebabkan oleh

sakit kepala. Cara kerja parasetamol dengan menekan produksi zat peradangan di

dalam tubuh sehingga efek samping seperti nyeri dapat berkurang perlahan-lahan

(Kusrtriyani, 2020).

Kombinasi dengan Domperidone, obat golongan antiemetik ini dapat

menghentikan mual dan muntah. Cara kerja domperidone dengan menghambat kerja

reseptor dopamine perifer dengan meningkatnya peristaltic di esofagus sehingga rasa

mual dan muntah berkurang (Murdiana, 2016).

15
4.2 Terapi Pengobatan yang Diberikan

Tabel 4.1 Tabel Terapi Pengobatan

Obat Dosis Dosis Keterangan


Literatur Pemerian
Paracetamol Anak-anak : 10-15 mg/kgBB, 3 Kali Sehari 1 Sesuai
tablet diberikan dalam dosis tablet
terpisah

Dewasa : 500-1000 mg per


hari, setiap 4-6 jam

Dosis maksimal : 4000 mg


per hari
Pritavit Anak-anak : 10-50 mg per 1 Kali Sehari 1 Sesuai
tablet hari, diberikan dalam dosis tablet
terpisah

Dewasa : 50-100 mg per hari

Dosis maksimal : 300 mg per


hari
Simvastatin Dosis awal : 10-20 mg sekali 1 Kali sehari 1 Sesuai
10mg tablet sehari tablet

Dosis maksimal : 80 mg
sekali sehari

Dosis pemeliharaan : 10 mg
sehari sekali

4.3 Pemberian Informasi Obat

Pemberian Informasi Obat dimana cara penggunaan, diminumlah :

1. Paracetamol sehari tiga kali satu tablet sesudah makan.

2. Pritavit sehari sekali satu tablet sesudah makan dan pada pagi hari.

3. Simvastatin sehari sekali satu tablet sesudah makan pada malam hari.

Diharapkan setelah mengonsumsi obat tidak dengan di barengi susu, jus,

buah karena dapat merusak, menurunkan kinerja dari obat. Maka beri jeda jika ingin

mengonsumsinya 2-3 jam setelahnya.

16
4.4 Edukasi

Edukasi yang perlu dilakukan kepada pasien mengenai:

1. Minum air putih yang banyak.

2. Beristirahat yang cukup.

3. Menjaga berat badan dan lakukan pergerakan seperti jalan santai pada pagi hari

setidaknya selama 3 kali dalam seminggu.

4. Tidak mengkonsumsi lemak makanan yang berlebihan seperti goreng-

gorengan, dan yang bersantan- santan.

5. Jangan tidur larut malam.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kolesterol merupakan lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam

sel tubuh, yang sebenarnya di butuhkan untuk pembentukan dinding sel dan

sebagai bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah

berlebihan, akan menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.

2. Tatalaksana pengobatan kolesterol adalah simvastatin golongan statin. Untuk

kasus ini telah sesuai menggunakan Simvastatin. Ttetapi pasien dengan kadar

kolesterol 226 mg/dl yang berarti masih diatas kadar normal nilai kolesterol yaitu

< 200 mg/dl diberikan simvastatin 10 mg selama 2 minggu. Karena hal tersebut,

sebaiknya untuk dosis simvastatin dinaikan menjadi 20 mg agar tujuan terapi

tercapai.

5.2 Saran

Pada pasien Kolesterol penulis menyarankan:

1. Bagi Klien / Masyarakat

Untuk klien agar selalu memilah makanan yang sehat dan bersih serta menjaga

pola hidup sehat, dan mengotrol stress.

2. Bagi Puskesmas Kampung Baru

Petugas kesehatan khususnya di bagian kefarmasian agar selalu meningkatkan

upaya promotif dan preventif dalam pencegahan penyakit kolesterol.

3. Bagi Penulis

Semoga Laporan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kreativitas serta

dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran khususnya tenaga kesehatan

dalam melakukan asuhan kefarmasian pada pasien kolesterol.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. 2018. SEMINAR NASIONAL


XTema : “Kapita Selekta Dalam Praktik Disiplin Ilmu Kedokteran”

Husein. 2020. Media Pembelajaran Efektif. Semarang : Fatawa Publishing

Ganong, W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC, 472-
478.

Hamzah Pratama. 2016. Eradikasi Helicobacter pylori, RSU Siloam Tangerang,


Indonesia

Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 2: 928-932 P-ISSN: 2503-3638, E-
ISSN: 2089-9084

Katzung, B.G., and Trevor, A.J., 2002, Drug Interactions in Master, S., B.,
Pharmacology, Sixth Edition, 531, Lange Medical Book/McGraw-Hill,
New York.

Kemenkes RI. (2014). Permenkes Nomor 75 tentang Puskesmas. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kolesterol Tinggi. 2019. Modul Penguatan Kompetensi Dokter. Jakarta

Nora Susanti, M.Sc., Apt., 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017
Farmasi/Smk Bab V Farmakologi Berbagai Kelompok Obat. Jakarta

Permenkes Nomor 43. 2019. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI.

Sweetman., Sean, C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference 36th


Ed, Pharmaceutical Press, USA, Hal. 532.

19

Anda mungkin juga menyukai