DISUSUN OLEH:
MILLEANA ARSYANTI P17112225002
Penulis
iii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................. 5
METODOLOGI .................................................................................................... 5
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 5
B. Sasaran .................................................................................................... 5
BAB IV ............................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 24
A. Kesimpulan ............................................................................................. 24
iv
B. Saran ...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 26
LAMPIRAN ........................................................................................................ 28
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus tipe II adalah diabetes yang disebabkan oleh kenaikan
kadar gula darah karena penurunan sekresi insulin yang rendah oleh kelenjar
pankreas. Faktor risiko terjadinya DM tipe II terdiri dari dua yaitu faktor yang tidak
dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi . Faktor yang tidak dapat
dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, dan faktor keturunan. Sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor pola makan, kebiasaan merokok,
obesitas, hipertensi, stress, aktifitas fisik, alcohol dan lain sebaginya (Fitriani
2021). Berdasarkan data (Riskesdas 2018) prevalensi diabetes mellitus menurut
pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada
tahun 2018. Selain itu, berdasarkan kelompok umur kasus diabetes mellitus rentan
terjadi pada usia lanjut yaitu 55 – 64 tahun sebesar 4,8% pada tahun 2013 dan
meningkat sebanyak 6,3% pada tahun 2018. Pada penderita DM penyakit lain
yang menjadi komorbid yaitu hipertensi. Individu dengan peningkatan kadar
glukosa dalam darah (hiperglikemia) membuat resistensi cairan intravaskular
yang berakibat pada peningkatan volume cairan tubuh serta diikuti dengan
kerusakan sistem vaskular yang menyebabkan peningkatan resistensi arteri
perifer,kedua keadaan ini yang menjadi dasar terjadinya hipertensi. Penelitian
oleh (Saragih, Nugrahalia, and Sartini 2019) mengungkapkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara diabetes mellitus dengan hipertensi pada pralansia
dan lansia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana data antropometri penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
b. Bagaimana status gizi penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
c. Bagaimana data fisik penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
d. Bagaimana riwayat gizi penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
e. Bagaimana riwayat personal penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
f. Bagaimana Diagnosis gizi penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
g. Apa factor penyebab masalah yang dialami penderita DM tipe 2 dan
Hipertensi?
h. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dialami penderita DM
tipe 2 dan Hipertensi?
2
i. Bagaimana kebutuhan gizi penderita DM tipe 2 dan Hipertensi?
j. Bagaimana intervensi berupa konseling pada penderita DM tipe 2, dan
Hipertensi?
k. Bagaimana perubahan yang terjadi pada penderita DM tipe 2 dan
Hipertensi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan kegiatan konseling sebagai bentuk intervensi gizi tingkat
individu dengan menggali dan menganalisis masalah serta membantu
memberikan alternatif pemecahan masalah terkait dengan gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui antropometri penderita DM tipe 2 dan hipertensi
b. Mengetahui fisik penderita DM tipe 2 dan hipertensi ?
c. Mengetahui riwayat gizi penderita DM tipe 2 dan hipertensi
d. Mengetahui riwayat personal penderita DM tipe 2 dan hipertensi?
e. Mengetahui diagnosa gizi penderita DM tipe 2 dan hipertensi ?
f. Mengetahui factor penyebab masalah yang dialami penderita DM tipe2
dan hipertensi ?
g. Mengetahui alternatif pemecahan masalah yang dialami penderita DM
tipe 2 dan hipertensi ?
h. Mengetahui kebutuhan gizi penderita DM tipe 2 dan hipertensi?
i. Melakukan intervensi berupa konseling pada penderita DM tipe 2 dan
hipertensi ?
j. Mengetahui perubahan yang terjadi pada balita penderita DM tipe 2 dan
hipertensi ?
3
D. Kerangka Pikir
Asuhan Gizi
Terstandar
Edukasi Gizi
Asupan makan
Pengetahuan
Perilaku
Konseling Gizi
Pemberian Makan
4
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Waktu : 8 maret 2023
Tempat : Puskesmas Kendalsari (Konseling dilakukan di puskesmas
karena menyesuaikan waktu kerja responden dan atas persetujuan
responden).
B. Sasaran
Satu orang penderita Diabetes Mellitus & Hipertensi
5
BAB III
6
Kalsium : 231,0 mg (19,25%) asupan kurang
B. Konseling Gizi
1. Data Antropometri
Tabel 1 Data Antropometri Responden
Dari data diatas diketahui bahwa status gizi responden berada dalam
ketegori Normal (18,5-25,0) berdasarkan (Kemenkes,2020)
2. Data Biokimia
Tabel 2 Data Biokimia Responden
7
Kuku : Normal
Mulut : Normal
Saluran Cerna : Normal
Tampilan Fisik : ideal Keluhan : kepala pusing dan berat badan
menurun
4. Riwayat Gizi
a. Riwayat Gizi Dahulu
Frekuensi makan pasien 3 x makan utama dan 2 – x makan
selingan. Makanan yang sering dikonsumsi: nasi putih 3x/hari @100
gram, roti 2x/minggu @35 gr (2 lembar roti tawar), mie1/minggu @70 gr
(1 bungkus) lauk hewani yang sering dikonsumsi ikan 3- 4x/mingu @50
gram, ayam 3-4 x/hari @50 gram, daging sapi 1-3/bln @ 35 gram, telur
ayam 2-3/minggu @ 1 butir telur. Untuk lauk nabati dan olahanyya seperti
tempe/tahu 1x/sehari @ 50-100 gram. Sayur yang sering dikonsumsi
:bayam, sawi hijau, wortel, kangkung, buncis 3-5x/minggu @ 75-100 gram
Buah yang sering dikonsumsi : pisang, apel, pepaya dan jeruk @ 1-4
x/minggu. Pengolahan makanan yang paling sering adalah digoreng,
ditumis dan dikuah. Masakan bersantan 1-2 x/ minggu. Minuman yang
sering dikonsumsi setiap hari adalah teh tawar@ 150 – 200 ml
b. Riwayat Konsulatasi Diet
Riwayat konsultasi diet :Pernah mendapatkan konsultasi terkait
Diet diabetes melitus dan hipertensi
c. Riwayat Gizi Sekarang
Tabel 3 Hasil Recall 1x24 Jam
8
jagung Minyak 1 sdm 5 gr
Selingan Singkong Singkong 1 ptg 20 gr
rebus kecil
Siang Nasi Nasi 1 50 gr
putih centong
Telur Telur ½ ptg 18 gr
dadar telur
Minyak ½ sdt 2 gr
Sayur Labu 2 ptg kcl 7 gr
bening siiam
Bayam 1 ½ sdm 15 gr
Ikan Ikan 2 sdm 10 gr
goreng mujaer
Minyak ½ sdt 2 gr
Malam Nasi Nasi 1 50 gr
centong
Tumis sawi Sawi 3 sdm 30 gr
wortel Wortel 1 sdm 5 gr
Minyak ½ sdt 2 gr
Ikan Ikan 2 sdm 10 gr
goreng mujaer
Minyak ½ sdt 2 gr
Tahu Tahu 1 ptg sdg 30 gr
goreng Minyak 1 sdm 5 sdm
Selingan Buah Belimbin 1 ptg kcl 20 gr
belimbing g
Implementasi Energi Protein Lemak KH (g)
(kkal) (g) (g)
Asupan oral 759,3 kkal 30 gr 38,4 gr 78,8 gr
recall 24 jam
Kebutuhan 1.562,5 kkal 78,12 gr 34,72 gr 234,37 gr
9
defisit) defisit ) normal) defisit )
d. Riwayat Personal
Ny DW aktif bekerja di bagian administrasi sebagai ASN. Hari-harinya
dihabiskan untuk bekerja full. berangkat pagi hari dan pulang sore hari.
Memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu Hipertensi.
Ny DW pernah mendapatkan edukasi terkait gizi dan makanan untuk
diet DM dan Hipertensi.
5. Diagnosis Gizi
a. Domain Intake
(NI-2.1) Asupan Oral inadekuat berkaitan dengan pasien mengeluh
pusing dan berat badan menurun ditandai dengan hasil recall
asupan energi kurang dari kebutuhan (48,59%), asupan protein
kurang dari kebutuhan (38,4%), asupan karbohidrat kurang dari
kebutuhan (33,62%), dan asupan serat kurang dari kebutuhan
(15,66%) .
(NI 5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (Natrium) berkaitan
dengan kondisi pasien mengalami Hipertensi Tingkat II ditandai
dengan TD (178/78 mmHg)
b. Domain Clinic
NC-2.2) Perubahan Nilai-nilai Laboratorium Terkait Gizi berkaitan
dengan pasien yang didiagnosis Diabetes Mellitus ditandai dengan
nilai GDP (Tinggi)
c. Domain Behavior
(NB-1.4) Ketidakmampuan memonitor diri sendiri berkaitan dengan
kurangnya dukungan sosial untuk menerapkan perubahan pola
makan sehat ditandai dengan data riwayat makan dan gizi yang
belum seimbang atau defisit.
6. Faktor Penyebab Masalah
Tabel 4 Faktor Penyebab Masalah
No Uraian Kondisi
1. Konsumsi ☑ Defisit ☐ Normal ☐ Lebih
10
7. Alternatif Pemecahan Masalah (Pemberian Diet)
Tabel 5 Alternatif Pemecahan Masalah (Pemberian Diet)
No Indikator Uraian
1. Kebutuhan Rumus Perkeni 2021
Gizi TDEE= BMR + FA + FS + Faktor Usia
BMR Wanita = 25 x Berat badan ideal (BBI)
= 25 x 49 = 1.225 kkal
Koreksi aktivitas = 20% x 1.250 = 250 kkal
Koreksi stres = 10% x 1.250 = 125 kkal
Koreksi usia = 5% x 1.250 = 62,5 kkal
TDEE = BMR + FA + FS + U
= 1.225 + 250 +125 - 62,5
= 1.537,5 kkal
Protein = 20 % x 1.537,5
= 307,5 kkal / 4
= 76,87 gr
Lemak = 20 % x 1.537,5
= 307,5 kkal / 9
= 34,16 gr
Karboidrat = 60 % x 1.537,5
= 922,5 kkal / 4
= 230,62 gr
Serat = 35 gr/hari
Natrium : 1000 mg (1/2 sdt garam)
Gula = 5 % x 1.537,5
= 78,12 kkal
= 19,53 gr (1 ½ sendok makan)
Kalium = 4.700 mg/hari
kalsium = 1200 mg/hari
2. Jenis Diet Diet DM 1500 Tepat 3 J (Jenis,Jumlah,
Jadwal)
Diet RG II
3. Tujuan diet 1. Memberi diet yan adekuat dengan mengurangi
jumlah kalori, lemak, natrium dan gula untuk
11
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi
penderita sesuai dengan kondisi penyakitnya.
2. Mempertahankan status gizi (berat badan
ideal) serta membantu mencapai kadar
glukosa darah dan tekanan darah dalam batas
normal.
4. Syarat Diet 1. Energi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan yaitu 1.562,5 kkal untuk
mencapai dan mempertahankan berat
badan normal. Makanan dibagi dalam tiga
porsi besar yaitu makan pagi (20%), siang
(30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil
untuk makanan selingan (10- 15%).
2. Kebutuhan protein 20% dari total energi
untuk memperbaiki jaringan tubuh yang
rusak
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu 20% dari
kebutuhan energi total.
4. Kebutuhan karbohidrat 60% dari total
energi
5. Asupan serat dianjurkan 30 g/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.
6. Asupan natrium dibatasi 1000 mg/hari atau
setara dengan ½ sdt garam dapur
7. Penggunaan gula murni dalam minuman
dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila
kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengonsumsi gula murni
sampai 5% dari kebutuhan energi total
8. Cukup vitamin dan mineral terutama kalium
4.700 mg/hari dan kalsium 1200/gr untuk
membantu menurunkan tekanan darah.
12
5. Formulasi 1 Waktu Menu Bahan (gr) URT
makanan
Pagi Roti Roti 100 3 iris
pangga tawar
ng Daging 40 1 ptg sdg
ayam
Selada 6 3 lmbr
selada
Tomat 15 ½ ptg kcl
Margarin 5 ½ sdt
low fat
Snack Buah Melon 100 1 ptg bsr
13
Susu low 150 ½ gls kcl
fat
Malam Nasi Nasi 100 2 cntg
putih
Sup Bakso 30 3 bakso
bakso sdg
sayur Wortel 50 ¾ gls
Buncis 25 ¼ gls
Minyak 3 ¼ sdt
Tempe Tempe 30 1 ptg sdg
goreng Minyak 5 ½ sdt
14
Ayam Daging 40 1 ptg sdg
suir ayam
kemangi Daun 20 ¼ gls kcl
kemangi
Miyak 5 ½ sdt
Tumis Tahu 25 1 ptg kcl
tahu
labusiam Labusiam 50 ½ gls
Babycorn 50 ½ gls
Minyak 5 ½ sdt
Snack Semangk 180 2 ptg sdg
a
15
3. Tingkat ekonomi keluarga, dimana bahan
makanan yang dipilih memiliki harga yang
terjangkau dengan sesuai dengan ekonomi
keluarga. Berdasarkan hasil observasi
sumber penghasilan keluarga sangat
cukup diatas UMR.
4. Kemudahan dalam mengakses
ketersediaan bahan pangan dipasaran.
5. Makanan yang diberikan adalah makanan
yang masih diperbolehkan, diberikan
secara bervariasi dan sesuai dengan
kebutuhan gizi responden
8. Penyakit Tidak memiliki penyakit infeksi
infeksi
9. Perilaku 1. Pemberian konseling terkait gambaran
alternatif umum penyakit diabetes melitus, tujuan
yang dan syarat diet diabetes melitus dengan
disarankan hipertensi
2. Pemberian konseling terkait contoh menu
sehari untuk penderita diabetes melitus
dengan hipertensi terkait bahan makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
8. Intervensi (Konseling)
Tabel 6 Intervensi (Konseling)
16
4. Meningkatkan pengetahuan responden
mengenai makanan yang dianjurkan,
dibatasi dan tidak dianjurkan terkait diet DM,
dan Rendah Garam
5. Memberikan pengetahuan responden dan
mengenai pembagian makan sehari
6. Memberikan contoh menu sehari kepada
responden
7. Secara perlahan mengubah jadwal makan
menjadi 3 kali makan utama dan 3 kali
selingan
8. Menumbuhkan motivasi kepada keluarga
responden untuk memberikan makanan
bagi responden sesuai dengan anjuran diet
2. Sasaran Responden dengan DM
3. Tempat Puskesmas Kendalsari
4. Waktu ± 30 menit
5. Metode Diskusi dan tanya jawab
6. Media Leaflet, buku foto makanan dan daftar bahan
makanan penukar
7. Materi 1. Gambaran umum penyakit diabetes
melitus dan hipertensi
2. Tujuan diet, prinsip dan syarat terkait
diet DM dan Rendah Garam
3. Bahan makanan dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk diet DM, dan Rendah
Garam
Hal Yg Diobservasi /
NO Keterangan
Dinilai
17
Konselor mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, menjelaskan maksud
Membuka
dan tujuan konseling, menyampaikan bahwa
1. konseling/pendekatan
data-data dan masalah gizi yang dihadapi
klien
tidak akan disebarluaskan, serta melakukan
kontrak waktu konseling
Bertanya terkait permasalahan gizi yang
Masalah klien berdasar
2. dihadapi oleh responden serta melakukan
Kajian data
konfirmasi terkait penyakit yang dialami
Leafleat, buku foto makanan, dan daftar
3. Alat peraga bahan makanan penukar.
18
Pemilihan menu sehari-hari yang bergizi
seimbang yang disesuaikan dengan jenis
bahan makanan yang disukai oleh pasien,
namun sesuai dengan pilihan bahan
10. Alternatif yang dipilih makanan yang dianjurkan untuk Diet DM,
dan Rendah Garam, serta memberikan
saran pengolahan yang bervariasi seperti
ditumis, direbus dan dikukus..
D. Monitoring Evaluasi
1. Konsumsi
Kegiatan recall asupan sebelum konseling gizi dilakukan secara
daring, karena mengingat keterbatasan waktu responden full time untuk
bekerja. Kegiatan recall melalui telfon atau what app dengan dengan
menyertakan buku foto makanan dalam bentuk soft file untuk ukuran
rumah tangga yang biasa digunakan oleh responden. Terkait kegiatan
monitoring juga dilakukan secara daring untuk pemantauan asupannya
yaitu melalui telfon atau what app. Hasil recall dilakukan dari pagi hingga
19
malam selama 24 jam sebanyak 4 kali dalam seminggu. Asupan klien
dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
160,00%
140,00%
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Recall hari 1 Recall hari 2 Recall hari 3 Recall hari 4
energi 49,38% 49,09% 47,65% 44,14%
protein 39,02% 32,26% 34,68% 40,19%
lemak 112,40% 130,80% 122,90% 123,80%
Karbohidrat 34,16% 27,79% 27,10% 21,24%
Serat 15,66% 19,71% 14,85% 20,28%
Natrium 6% 12,89% 10,40% 6,90%
Kalium 20,28% 19,78% 14,56% 20,21%
Kalsium 19,25% 10,09% 10,41% 12,71%
20
Husnan, and Roziana 2022). Berdasarkan hasil analisa data responden
asupan lemak rata-rata berlebih disebabkan oleh tingginya konsumsi
makanan lauk pauk yang di goreng, sedangkan asupan energi, protein,
karbohidrat rendah disebabkan oleh kurangnya porsi makan responden
dari kebutuhan. Dukungan keluarga dan profesional kesehatan dalam hal
ini sagat penting untuk mendukung perubahan perilaku diet pada
responden. Hasil penelitian oleh (Bangun, Jatnika, and Herlina 2020)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet pada penderita DM. Oleh karena itu, melibatkan
anggota keluarga, terutama pasangannya, dalam perilaku perawatan diri
seperti menyiapkan makanan dapat menjadi sangat penting dalam
memberikan perawatan kesehatan dan mencegah komplikasi pada pasien
dengan diabetes.
21
dapat menurunkan resiko diabetes mellitud tipe 2. Kalsium yang
terkandung dalam susu dapat meningkatkan fungsi sel β pankreas dengan
mempertahankan keseimbangan antara kalsium intraseluler dan
ekstraseluler, meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan
transduksi sinyal insulin pada jaringan target insulin dan meningkatkan
inflamasi sistemik. Selain itu, Penderita DM beresiko terkena hipertensi 3
kali lebih besar dibandingkan dengan nondiabetes apabila mengkonsumsi
asupan natrium secara berlebih.Penelitian oleh (Pangestu 2020)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna
antara asupan natrium dengan tekanan sistolik diastolik. Seseorang
dengan konsumsi >2300 mg/hari memiliki peluang 23 kali lebih besar
mengalami hipertensi. Pada penderita DM konsumsi natrium dibatasi
sesuai dengan kondisinya.
2. Data Antropometri
Salah satu indikator status gizi diantaranya umur, tinggi badan, berat
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,lingkar pinggul dan
tebal lemak dibawah kulit. Pada penelitian ini menggunakan pengukuran
dengan antropometri untuk menghitung status gizi. Evaluasi dan
pemantauan antropometri bertujuan untuk menilai status gizi pasien serta
mengetahui pencapaian tujuan diet yang diberikan.
22
3. Penyakit infeksi
Responden tidak sedang mengalami penyakit infeksi dan tidak memiliki
riwayat penyakit infeksi.
4. Tingkat pengetahuan
Pre test dan post test merupakan sarana untuk melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi pengetahuan responden. Kegiatan pre-test
dilakukan pada saat awal sebelum diberikan materi edukasi. Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan post test. Apabila terdapat jawaban yang salah
maka akan dilakukan penjelasan materi kembali hingga responden paham
terhadap materi yang diberikan. Setiap kuesioner pre test dan post test terdiri
atas 10 pertanyaan. Berikut merupakan hasil nilai kegiatan monitoring
evaluasi terkait pengetahuan yang berikut :
Tabel 9 Hasil Post-Test Responden
23
BAB IV
A. Kesimpulan
1. Hasil pengukuran antropometri menunjukkan bahwa IMT 21,7 kg/m2
responden termasuk dalam kategori status gizi normal.
2. Kondisi fisik klinis pasien adalah ideal, dengan keluhan kepala terasa
pusing dan nafsu makan berkurang
3. Berdasarkan Riwayat gizi, responden pernah mendapatkan edukasi gizi
terkait diet DM dan Diet Rendah Garam dari tenaga kesehatan. Hasil recall
asupan Energi kurang (49,38%), Protein kurang (39,02%), Lemak berlebih
(112,4%), Karbohidrat kurang (34,16%), Serat kurang (15,66%), Natrium
kurang (6%) kalium (20,28%) dan kalsium kurang (19,25%)
4. Diagnosis Gizi
a. Domain Intake
NI. 2.1 Asupan oral inadekuat
NI 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (Natrium)
b. Domain Clinic
NC-2.2 Perubahan nilai-nilai laboratorium terkait gizi (pemeriksaan
GDP tinggi)
c. Domain Behavior
NB.1.4 Ketidak mampuan memonitor diri sendiri
5. Intervensi
a. Perhitungan kebutuhan energi 1.537,5 kkal, protein 76,87 gram, lemak
34,16 gram, karbohidrat 230,62 gram, 360 mg dan serat 35 gram, natrium
1000 mg, kalium 4700 mg dan kalsium 1200 mg.
b. Konseling gizi terkait diet DM 1500 kkal, dan Rendah Garam
c. Pembuatan contoh menu sehari
6. Monitoring Evaluasi
a. Rata-rata hasil monev asupan makan responden selama 4 hari setelah
dilakukan intervensi mengalami naik turun (fluktuatif), untuk asupan
energi, protein, karbohidrat, serat, natrium, kalium dan kalsium asupan
<80% dan untuk asupan lemak >80%.
24
b. Pengukuran antropometri Berat Badan responden naik sebanyak 1 kg
dan Tekanan darah menurun dibandingakan tekanan darah saat
pengambilan data.
c. Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan konseling gizi
meningkat.
d. Terdapat perubahan sikap dan ketrampilan secara bertahap pada
responden terakit pola makan baik berdasarkan jadwal, jumlah dan jenis
pemilihan bahan makanan sesuai dengan prinsip dan syarat diet.
B. Saran
Sebaiknya diberikan pendampingan intens kepada responden dan
penjelasan pada suami responden untuk tetap melakukan pengawasan
terkait diet yang sudah dianjurkan sehingga dapat menjaga kadar gula
darah, kadar kolesterol dan tekanan darah dalam rentang normal
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Literature Review.” 13(April): 35–41.
Riskesdas. 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI.
2018. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI.
Saragih, Hormarita, Meida Nugrahalia, and Sartini Sartini. 2019. “Hubungan
Antara Diabetes Mellitus Dengan Hipertensi Pada Pralansia Dan Lansia Di
Puskesmas Rambung Kota Tebing Tinggi.” Jurnal Ilmiah Biologi UMA
(JIBIOMA) 1(2): 64–71.
Sasmita, Pramastha Candra, Ade Yonata, and T A Larasati. 2021. “Peran Diet
Kalium Sebagai Pencegahan Resistensi Insulin.” Medula 11(4): 357–61.
27
LAMPIRAN
Tanggal :
Nama Responden :
Umur Responden :
Jenis kelamin :
Saat wawancara : Biasa/Hajatan/Sakit
Waktu Nama Bahan makanan Keterangan
makan masakan Jenis Banyaknya
URT Gram
Pagi
Selingan
Siang
Selingan
Malam
Selingan
28
Lampiran 2 Pretest dan Post Test
Nama Lansia :
Usia Lansia :
No Pertanyaan Jawaban
B S
1. Prinsip diet DM harus tepat jadwal, jenis, jumlah
Nama Lansia :
Usia Lansia :
Materi : Hipertensi
No Pertanyaan Jawaban
B S
1. Hipertensi terjadi karena nilai tekanan darah
yang tinggi
2. Tekanan darah tinggi disebabkan karena
konsumsi makanan yang asin dan tinggi garam
3. Makanan tinggi garam yaitu kornet, daging
asap, daging kaleng dan telur asin.
4. Pasien hipertensi tidak boleh melakukan
aktifitas fisik seperti lari, jogging dan bersepeda
5. Mengkonsumsi sayuran dan buah tidak
dianjurkan bagi penderita hipertensi
29
Lampiran 3 Media Edukasi (Leafleat )
30
Lampiran 4 Hasil Recall Hari 1 (Assesment)
31
Lampiran 6 Hasil monev ke 2
32
Lampiran 8 Kegiatan dokumentasi
33
LAPORAN KONSELING GIZI
DISUSUN OLEH:
MILLEANA ARSYANTI P17112225002
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
D. Kerangka Pikir ....................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................. 4
METODOLOGI .................................................................................................... 4
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 4
B. Sasaran .................................................................................................... 4
C. Alat dan Bahan ......................................................................................... 4
D. Jenis dan Tekni Pengumpulan Data .......................................................... 4
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 4
F. Teknik Penyajian Data .............................................................................. 4
BAB III ................................................................................................................. 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A. Gambaran Umum Responden................................................................... 5
B. Konseling Gizi ........................................................................................... 6
C. Keterampilan Konseling dan Keterampilan Monitoring Evaluasi .............. 16
D. Monitoring Evaluasi ................................................................................. 19
BAB IV ............................................................................................................... 23
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 23
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ...................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 24
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Antopometri Responden ................................................................. 6
Tabel 3 Riwayat Gizi Sekarang ........................................................................... 8
Tabel 4 Hasil Recall 1x24 Jam............................................................................. 9
Tabel 5 Faktor Penyebab Masalah .................................................................... 10
Tabel 6 Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................. 10
Tabel 7 Intervensi (konseling) ............................................................................ 15
Tabel 8 Keterampilan Konseling dan Keterampilan Monitoring Evaluasi ............ 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 kerangka pikir..................................................................................... 3
Gambar 2 Hasil Recall Asupan Makanan Balita Selama 4 Hari ........................ 19
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Food Recall 24 Jam ......................................................... 25
Lampiran 2. Pre Test Dan Post Test .................................................................. 26
Lampiran 3. Media Edukasi (Falyer) ................................................................. 28
Lampiran 4 Media Edukasi (Booklet) ................................................................. 30
Lampiran 5. Hasil Recall Hari 1 (Assesment) ..................................................... 31
Lampiran 6. HASIL MONEV HARI KE 1 ............................................................ 31
Lampiran 7. HASIL MONEV KE 2 ..................................................................... 32
Lampiran 8. Hasil Monev hari ke 7 ..................................................................... 32
Lampiran 9. KEGIATAN DOKUMENTASI .......................................................... 33
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wasting adalah suatu keadaan dimana anak balita mengalami gizi kurang dan
sangat kurang (kurus bila BB/TB antara -3 SD sampai dengan -2 SD dan sangat
kurang bila BB/TB ≤ -3 SD (Menteri Kesehatan, RI 2020). Wasting sangat beresiko
mengalami ketertinggalan tumbuh kembang secara jangka panjang, penurunan
fungsi sistem imunitas, peningkatan keparahan dan kerentanan terhadap penyakit
menular, serta peningkatan risiko kematian terutama balita yang mengalami
severe wasting (Unicef/WHO/The World Bank, 2019 ; Soedarsono and Sumarmi
2021).
Berdasarkan data (Riskesdas 2018) status gizi kurang / wasting dan sangat
kurang / Severe wasting menurun dalam beberapa tahun terakhir yakni 12,1% di
tahun 2013, 13,3% di tahun 2010, dan 10,2% di tahun 2018. Menurut WHO, angka
masalah kesehatan masyarakat diklasifikasikan serius jika memiliki persentase
10,0% - 14,0%, dan diklasifikasikan kritis jika melebihi ≥15%. Walaupun kejadian
wasting di Indonesia semakin berkurang, namun angka wasting saat ini masih
berada di atas 10%, sehingga wasting masih menjadi masalah yang serius untuk
ditangani.
Penyebab langsung berat badan kurang dan sangat kurang, yaitu asupan gizi
yang kurang dan penyakit infeksi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan
karena terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau makanan yang
tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan penyakit infeksi dapat
memperburuk keadaan gizi balita yang rentan terserang infeksi. Infeksi yang
berkelanjutan ini akan menghambat pertumbuhan fisik anak dan menyebabkan
rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat
makanan secara baik dan anak menderita wasting/severe wasting. Penyebab tidak
langsung berat badan kurang dan sangat kurang mencakup ketersediaan pangan
keluarga, pola asuh gizi, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jumlah angka keluarga,
pendapatan keluarga, sanitasi ingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Masita, Biswan, and Puspita 2018) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dan
1
pengetahuan ibu terhadap status gizi balita, ibu yang praktik merawat balita kurang
baik memiliki risiko 2 kali terhadap kejadian status gizi kurang pada balita.
Salah satu cara untuk penanggulangan balita gizi kurang maupun sangat
kurang yaitu dengan meningkatkan pengetahuan ibu terkait pola asuh yang baik
dan benar. Pengetahuan ibu balita dapat ditingkatkan melalui proses konseling
gizi. Konseling gizi merupakan suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah
antara konselor dan klien untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan
membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi
(Setyobudi Iwan, 2022). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Rahayu, K, and S.
2018) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh konseling gizi terhadap
pengetahuan ibu balita. Tujuan dari konseling yaitu membantu klien dalam upaya
mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan
kualitas gizi dan kesehatan klien, yang meliputi perubahan pengetahuan,
perubahan sikap dan perubahan tindakan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana data antropometri balita
b. Bagaimana status gizi pada klien?
c. Bagaimana data fisik balita?
d. Bagaimana riwayat gizi balita?
e. Bagaiman riwayat personal balita?
f. Bagaimana diagnosa gizi balita
g. Apa factor penyebab masalah yang dialami balita?
h. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dialami balita?
i. Bagaimana kebutuhan gizi balita?
j. Bagaimana intervensi berupa konseling pada balita?
k. Bagaimana monitoring dan evaluasi konseling pada balita?
l. Bagaimana perubahan yang terjadi pada balita?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan kegiatan konseling sebagai bentuk intervensi gizi tingkat
individu dengan menggali dan menganalisis masalah serta membantu
memberikan alternatif pemecahan masalah terkait dengan gizi.
2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui antropometri balita
b. Mengetahui fisik balita
c. Mengetahui riwayat gizi balita
d. Mengetahui riwayat personal balita
e. Mengetahui diagnosa gizi balita
f. Mengetahui factor penyebab masalah yang dialami balita
g. Mengetahui alternatif pemecahan masalah yang dialami balita
h. Mengetahui kebutuhan gizi balita
i Melakukan intervensi berupa konseling pada balita
j. Mengetahui perubahan yang terjadi pada balita
D. Kerangka Pikir
Asuhan Gizi
Terstandar
Edukasi Gizi
Asupan makan
Pengetahuan
Perilaku
Konseling Gizi
Pemberian Makan
3
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 23 Februari 2023
Tempat : Salah satu rumah balita berat badan sangat kurang (An. RA)
RW 03 Lowokwaru
B. Sasaran
1 Orang balita dengan berat badan sangat kurang
C. Alat dan Bahan
Form Konseling
Alat tulis
Leafleat BBSK
Form Pre-test dan Post-test
D. Jenis dan Tekni Pengumpulan Data
Teknis pengumpulan data yaitu dengan melihat data sekunder dari
Puskesmas Kendalsari Kota Malang, dan data primer melalui
observasi secara langsung (pengukuran, wawancara, diskusi)
E. Teknik Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif
F. Teknik Penyajian Data
Deskriptif (kata-kata),tabel dan gambar (grafik)
4
BAB III
5
MPASI diberikan pada usia 8 bulan, karena tepat usia 6 bulan (anak
tidak mau makan & muntah saat diberikan makanan, dan ibu tidak
berani memberikan lagi )
Berdasarkan hasil Recall 1 x 24 jam didapatkan hasil asupan makan
:
Energi : 691,4 kkal (65,36%) asupan kurang
Protein : 21,3 gr (39,39 %) asupan kurang
Lemak : 31,2 gr (134,22%) asupan lemak berlebih
Karbohidrat : 81,1 gr (50,72%) asupan kurang
Serat : 2,3 gr (12,10%) asupan kurang
An.RA tidak memilki riwayat penyakit, begitu pula dengan anggota
keluarganya. Ayah An. RA bekerja sebagai wirausaha dengan gaji
diatas UMR kota malang dan ibunya adalah ibu rumah tangga.
Pendidikan terakhir ayah SMP dan ibu SMA. Orang tua sebelumnya
sudah pernah mendapat edukasi gizi.
B. Konseling Gizi
4. Data Antropometri
Tabel 10 Data Antopometri Responden
6
5. Data Biokimia
-
6. Data Fisik Klinis
Kulit : Normal
Rambut : Tipis
Mata : Normal
Kuku : Normal
Mulut : Normal
Saluran Cerna : Normal
Tampilan Fisik : Pendek, Kurus
7. Riwayat Gizi
a. Riwayat Gizi Dahulu
Anak tidak memiliki alergi makanan, anak mulai makan di
usia 8 bulan. Frekuensi pemberian makan anak 3 x makan utama dan
2 – 3 x makan selingan. Konsumsi makan anak selama ini kurang
bervariasi, hal ini dikarenakan ibu balita tidak pandai dalam memasak.
Ibu balita cenderung memberikan makanan yang mudah dibuat dan
diolah. Dalam satu kali makan, lauk pauk yang diberikan hanya 1
macam serta selingan yang diberikan berupa snack ringan tinggi gula
dan natrium. Berikut Makanan pokok yang sering dikonsumsi nasi
putih 2-3 x/hari @ 60 gr, roti 2 - 3x/minggu @ 35 gr, mie 1- 2 x/minggu
@ 25 -30 gr. Lauk nabati yang dikonsumsi tahu (anak tidak terlalu
suka) 1- 2 x/minggu @ 20-30 gr. Lauk hewani yan sering dikonsumsi
telur ayam 1-2 x/hari @ 60 gr, ikan lele 1-2 x/minggu @ 60 gr, daging
ayam 2-3x/minggu @30-40 gr. Anak jarang konsumsi sayur (1-
2x/minggu @ 30 gr) sayur yang disukai anak dan yang sering diolah
ibu sop wortel dan kubis. Buah yang sering di konsumsi jeruk, pisang,
anggur dan apel 2-3 x/ minggu sebanyak @ 30 gram atau 1 buah bisa
dihabiskan (jeruk dan pisang). Selingan yang sering dikonsumsi snack
(makanan ringan) 5-6 x/minggu seperti crackers @ 5 -7 keping, biscuit
@ 2-3 keping, wafer @ 2-3 keping keping. Setiap hari 5-6 x/minggu
anak konsumsi susu uht ukuran @ 125 ml . Anak juga selama ini
diberikan intervensi oleh Puskesmas Kendalsari berupa susu formula
F100 diminum 2-3 x/hari, namun susu tersebut jarang diberikan
7
kepada anak balita 1-2x/minggu saja karena berefek konstipasi atau
anak jarang BAB. Selanjutnya diberikan juga vitamin C Becefort guna
menambah nafsu makan pada anak, tetapi konsumsi vitamin tersebut
diberhentikan oleh ibu balita dengan alasan nafsu makan anak
bertambah.
b. Riwayat Konsulatasi Diet
Riwayat konsultasi diet : Ada, pada saat pemberian vitamin dan
susu F100 di Puskesmas Kendalsari, terakhir pada tahun 2022
c. Riwayat Gizi Sekarang
Tabel 11 Riwayat Gizi Sekarang
5 𝑥 20
= 1440
𝑥 700
8
= 48,61 ml
48,61
Energi = 𝑥 63 = 30,62 kkal
100
48,61
Karbohidrat = 100
𝑥 6,7 = 3,25 gr
48,61
Lemak = 100
𝑥 3,6 = 1,74 gr
48,61
Protein : 100
𝑥 0,965 = 0,46 gr
8. Riwayat Personal
An RA berjenis kelamin laki-laki
Anak ke 3 dari 3 bersaudara
Usia 1 tahun 9 bulan
An RA tidak memiliki riwayat penyakit
Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga Ayah An. RA
bekerja sebagai wirausa dengan gaji di atas UMR yakni
Rp.5000.000 dan ibunya adalah ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir ayah SD dan ibu SMK
Pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya.
9. Diagnosis Gizi
Domain Intake
NI-2.1
Asupan Oral inadekuat berkaitan dengan praktik
pemberian makan pada balita yang tidak seimbang ditandai
dari hasil recall asupan energi kurang dari kebutuhan
(65,36%), asupan protein kurang dari kebutuhan (39,39%),
9
asupan karbohidrat kurang dari kebutuhan (50,72%), dan
asupan serat kurang dari kebutuhan (12,10%) .
Domain Clinic
NC-3.1
Kekurangan berat badan berakaitan dengan keyakinan /
sikap ibu balita yang salah ditandai dengan status gizi
berdasarkan BB/U (-3,5 SD): Berat Badan Sangat
Kurang/severely underweight; TB/U (-2,89 SD)
pendek/stunted , BB/PB (-2.37 SD) Gizi Kurang/wasted
Domain Behavior
NB-1.3
Tidak Siap Diet/Merubah Perilaku berkaitan dengan kurang
dorongan pribadi untuk membuat perubahan dalam pola
makan anak ditandai dengan intake jumlah porsi lauk
hewani yang kurang, jarang mengkonsumsi lauk nabati
buah dan sayur.
No Uraian Kondisi
3. Konsumsi ☑ Defisit ☐ Normal ☐ Lebih
No Indikator Uraian
1. Konsumsi
Kebutuhan Rumus WHO
Gizi BMR = 60,9 x BB aktual – 54
= 60,9 x 8 – 54
= 433.2 kkal
Total Energi = BMR x FA x FS
= 433.2 x 1,7 x 1,5
10
= 1.104,66 kkal
Protein = 20 % x 1.104,66
= 220,93 kkal / 4
= 55,23 gr
Lemak = 20 % x 1.104,66
= 165,69 kkal / 9
= 24,54 gr
Karboidrat = 60 % x 1.104,66
= 662,79 kkal / 4
= 165,6 gr
Serat = 19 gr (AKG,2019)
11
minim kandungan merkuri), ayam,
kacangkacangan dan olahannya.
11. Lemak yang di berikan adalah 20%
dari kebutuhan energi, yaitu 24,54
gram. Lemak tak jenuh berperan untuk
perkembangan otak dan sistem saraf
pada balita. Asupan nutrisi ini bisa
ditemukan pada makanan salah
satunya, seperti buah alpukat, salmon
dan minyak kanola.
12. Karbohidrat diberikan 60% yang mana
merupakan hasil dari pengurangan
persen protein dan lemak sehingga
didapatkan karbohidrat sebesar 165,6
gram sebagai sumber energi utama.
Karbohidrat mempunyai peran untuk
memberikan energi dalam proses
metabolisme dan proses tumbuh
kembang balita.
Formulasi 1 Waktu Menu Bahan (gr) URT
makanan
Pagi Nasi Nasi 50 1 cntg
putih
Tumis Dada 40 1 ptg sdg
Ayam ayam
brokoli Brokoli 50 ½ gls
Wortel Wortel 50 ½ gls
Minyak 5 1 sdt
Snack Jasuke Jagung 50 5 sdm
(jagung, Susu cair 100 ½ gls
susu, Susu 10 1 sdm
keju) kental
manis
Keju 17 ½ ptg kcl
12
Siang Nasi Nasi 100 ¾ gls
putih
Sup Telur 60 1 btr
tahu
telur Tahu 25 ½ ptg kcl
Wortel 50 ½ gls
Brokoli 50 ½ gls
Minyak 5 1 sdt
Snack Buah Anggur 25 5 bh sdg
Pisang 50 1 bh
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls
goreng Sosis 50 1 ptg sdg
sosis Sawi 25 ¼ gls
Minyak 5 1 Sdt
Snack Buah Apel 85 1 bh sdg
merah
Formulasi 2 Waktu Menu Bahan gr URT
makanan
Pagi nasi tim Nasi 50 1 cntg
ayam Ayam 40 1 ptg
jamur sdg
Jamur 50 ½ gls
Minyak 5 Sdt
Snack Pastel Tepung 10 2 sdm
sayur tapioka
Buncis 25 ¼
gelas
Telur 13 1 btr
puyuh
buncis 25 ¼ gls
Minyak 5 1 sdm
Siang Nasi Nasi 100 ¾ gls
putih
Telur 60 1 btr
13
Telur Minyak 5 1sdt
dadar
Tumis Tahu 25 1 ptg
tahu kcl
labusiam Labusiam 50 ½ gls
Babycorn 50 ½ gls
Minyak 5 Sdt
Snack Pudding Tepung 7 1
buah agar bngks
Anggur 25 5 bh
sdg
Apel 40 ½ bh
sdg
Mangga 40 ½ bh
sdg
Gula 5 1 sdt
Malem Bihun Bihun 50 ½ gls
goreng Telur 60 1 btr
Sawi 50 ½ gls
Wortel 50 ½ gls
Minyak 5 1 Sdt
Snack Buah Buah 35 ½ bh
melon
Alasan Formulasi makan yang diberikan yaitu
Formulasi frekuensi 3x makan utama 3x makan
selingan dimana dalam sekali makan
tersusun atas makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta
snack dengan mempertimbangkan:
Makanan yang disukai balita
Budaya dan kebiasaan, dimana dalam
pembuatan menu dipilihkan yang
mengandung makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, serat (sayuran dan
14
buah) yang halal dan lazim untuk
dikonsumsi.
Tingkat ekonomi keluarga, dimana
bahan makanan yang dipilih memiliki
harga yang terjangkau dengan sesuai
dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan
hasil observasi sumber penghasilan
keluarga sangat cukup diatas UMR
yakni Rp.<5.000.000,00
Kemudahan dalam mengakses
ketersediaan bahan pangan dipasaran.
Makanan yang diberikan bervariasi dan
sesuai dengan kebutuhan gizi balita
Penyakit Satu bulan terakhir balita mengalami
infeksi demam, flu (batuk pilek).
Perilaku Pemberian konseling terkait balita
alternatif berat badan sangat kurang dan
yang pemberian makan yang baik pada
disarankan balita.
konseling terkait penyusunan menu
yang baik dan bervariasi/beragam
pada balita dengan melakukan
edukasi memodifikasi makanan
padat gizi.
15
3. Meningkatkan pengetahuan ibu balita
mengenai modifikasi bahan makanan padat
gizi
4. Secara perlahan mengubah pola dan
kebiasaan makan balita sesuai dengan
saran yang dianjurkan
2. Sasaran Ibu balita
3. Tempat Rumah klien
4. Waktu ± 30 menit
5. Metode Diskusi dan tanya jawab
6. Media Leaflet, buku foto makanan dan daftar bahan
makanan penukar
7. Materi 1. BBSK (Berat Badan Sangat Kurang)
2. Isi piringku
3. Modifikasi bahan makanan padat gizi
yang beragam untuk balita
4. Makanan padat gizi
Hal Yg Diobservasi /
NO Keterangan
Dinilai
16
BB/U = sangat kurang
Masalah klien berdasar PB/U = pendek
2.
Kajian data
PB/BB = kurang
Leafleat, buku foto makanan,
dan daftar bahan makanan
3. Alat peraga
penukar.
17
Konselor memperhatikan
penjelasan klien dengan
seksama, memberikan pujian
7. Bentuk empati
apabila tindakan klien sudah
tepat dan memberikan saran jika
tindakan klien kurang tepat.
Pemberian Diet TETP,
pemberian makan sesuai isi
Alternatif pemecahan piringku, bahan makanan yang
8.
masalah
diberikan padat gizi dan
beragam.
Status gizi anak bisa meningkat
9. Harapan klien
lebih baik atau normal
Pemilihan menu sehari-hari yang
bergizi seimbang dengan harga
yang terjangkau dan mudah
10 didapatkan. Dengan
Alternatif yang dipilih
. memberikan saran pengolahan
yang bervariasi seperti ditumis,
goreng, kukus dan dibakar.
18
atau salah. Jika jawaban salah
akan diberi tahu jawaban yang
benar.
Alternatif yang dipilih didasarkan
atas pilihan klien dan
Kesepakatan pemilihan
13
alternative rekomendasi yang diberikan oleh
konselor.
F. Monitoring Evaluasi
2. Konsumsi
Kegiatan recall asupan sebelum konseling gizi dilakukan di rumah ibu balita
dengan cara bertanya wawancara langsung menggunakan buku foto
makanan dan peralatan ukuran rumah tangga yang biasa digunakan oleh
anak. sedangkan terkait asupan monitoring dilakukan pemantauan asupan
dilakukan secara daring melalui telfon atau what app. Hasil recall dilakukan
dari pagi hingga malam selama 24 jam sebanyak 4 kali dalam seminggu.
Asupan klien dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
19
rata berlebih disebabkan oleh tingginya konsumsi makanan selingan (snack)
tinggi gula, garam dan lemak yang dikonsumsi secara berlebihan dan tidak
mengenal waktu. Selain itu faktor tidak langsung yaitu pola asuh dari orang
tua juga mempengaruhi tingginya asupanlemak pada balita. Anak balita
hampir setiap hari selalu diberikan selingan makanan ringan snack seperti
(crackers, biskuit, coklat, permen) oleh ibu. Semakin banyak tersedianya
jajanan atau snack dirumah maka anak akan mudah mengaksesnya dan
meningkatkan konsumsi jajanannya (Anggiruling et al. 2019). Selanjutnya
rendahnya asupan energi, protein, karbohidrat dan serat pada balita juga
disebabkan oleh pola asuh ibu dan kurangnya ketersediaan jenis makanan
atau variasi makanan padat gizi untuk balita. Pola pengasuhan anak berupa
sikap dan praktik ibu atau pengasuh lain dalam kedekatannya dengan anak,
yang meliputi, pemberian ASI, cara memberi makan kepada anak (child
feeding), memberi rasa aman, melindungi anak, berinteraksi dan
memberikan stimulasi, bermain bersama dan bersosialisasi, memberi kasih
sayang serta menyediakan lingkungan sehat, berhubungan dengan status
gizi anak lebih baik. Sedangkan Ibu yang melakukan praktik merawat balita
kurang baik memiliki resiko 2 kali terhadap kejadian status gizi kurang pada
balita (Masita et al. 2018).
3. Data Antropometri
20
mengalami peningkatan dan penurunan dari total kebutuhan sehari. Selain
itu panjang badan balita juga tetap seperti pengukuran di awal dan masuk
kategori pendek berdasarkan PB/U. Berdasarkan riwayat makan, pola asuh
ibu terkait praktik pemberian makan cenderung tidak seimbang dan tidak
bervariasi. Penelitian Oleh (Wahyuni 2020) mengungkapkan bahwa pola
asuh kurang baik berisiko 8 kali lebih besar untuk terkena stunting. Stunting
menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko
terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal
sehingga perkembangan motorik lambat dan terhambatnya pertumbuhan
mental
4. Penyakit infeksi
Balita tidak sedang mengalami penyakit infeksi, tetapi memiliki
riwayat penyakit infeksi 1 bulan lalu, yaitu demam (batuk & pilek)
5. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan ibu diukur setiap kali kunjungan dengan memberikan
pertanyaan secara lisan diawal sebelum dilakukan diskusi dan diakhir
setelah dilakukan diskusi kepada responden. Kunjungan tersebut tidak
hanya untuk menanyakan asupan makan balita namun juga diberikan
materi serta informasi terkait gizi untuk balita dan menjelaskan leafleat
yang telah diberikan kepada ibu balita. Pada setiap pertemuan diajukan 5
pertanyaan dengan nilai sebagai berikut :
Pertemuan Materi Pre/post Nilai
Hari ke 1 - Pengertian Status Pre test 80
Gizi Balita Post test 100
- Dampak gizi
kurang pada
balita
- PHBS
- Indikator BBK dan
BBSK
berdasarkan pita
KMS
21
Post test 100
Hari ke 3 - PMBA Pre test 80
(Pemberian Post test 100
Makanan Bayi
dan Blita)
Hari ke 4 - Modifikasi makan Pre test 100
balita padat gizi Post test 100
22
BAB IV
C. Kesimpulan
1. Masalah gizi utama yang ditemukan pada An RA yaitu inadekuat
asupan oral berkaitan dengan praktik pemberian makan pada balita
yang tidak seimbang ditandai dari hasil recall asupan makan kurang dari
total kebutuhan.
2. Berdasarkan perhitungan status gizi balita dengan Z-score berdasarkan
BB/U -3,5 SD (Berat Badan Sangat Kurang), PB/U -2,89 (Pendek), dan
BB/PB -2,57 SD (Gizi kurang).
3. Hasil observasi fisik klinis balita berambut tipis,kurus dan pendek
4. Intervensi yang diberikan energi 1.104,66 kkal, protein 55,23 gr, lemak
24,54 gr, karbohidrat 165,6 gr dan serat. Pemberian diet TETP dan
pembuatan contoh menu sehari.
5. Rata-rata hasil monev asupan makan balita selama 4 hari setelah
dilakukan intervensi mengalami naik turun (fluktuatif), untu asupan
energi, protein,karbohidrat dan serat asupan <80% dan untuk asupan
lemak >80%.
6. Terdapat penurunan berat badan sebanyak 3 ons selama pelaksanaan
monitoring evaluasi pada An. RA
7. Pemberian konseling kepada ibu balita menghasilkan respon positif
dimana ibu balita kembali bertanya terkait hal yang belum dipahami
sehingga dapat diketahui adanya feedback, serta peningkatan
pemahaman dan pengetahuan setelah diberikan konseling gizi.
D. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
Tanggal :
Nama Responden :
Umur Responden :
Jenis kelamin :
Selingan
Siang
Selingan
Malam
Selingan
25
Lampiran 10. Pre Test Dan Post Test
No Pertanyaan Jawaban
B S
1. Apakah pilar gizi seimbang ada 4
2. Isi piringku balita terdiri dari 35% makanan pokok, 35% lauk
pauk, dan 30% sayur dan buah-buahan
3. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan memantau berat
badan merupakan pilar gizi seimbang
4. Apakah asap rokok mempengaruhi tumbuh kembang balita
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pilihan ibu-ibu, jawaban yang
dipilih mohon untuk di silang (X)
No Pertanyaan Jawaban
B S
1. Status gizi adalah kondisi seimbang antara asupan dan
kebutuhan gizi
2. Perkembangan menjadi terlambat merupakan dampak status
gizi yang kurang seimbang
3. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan
merupakan salah satu langkah PHBS (perilaku hidup bersih
dan sehat)
4. Pita KMS berwarna kuning merupakan tanda balita berat
badan kurang
5. Pita KMS berwarna merah merupakan tanda balita berat
badan sangat kurang
26
Materi : PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pilihan ibu-ibu, jawaban yang
dipilih mohon untuk di silang (X)
No Pertanyaan Jawaban
B S
1. Teruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau
lebih
2. Setelah bayi semakin besar, tingkatkan frekuensi pemberian
makanan, jumlah, tekstur, dan jenisnya
3. Jika anak melakukan GTM (gerakan tutup mulut), tetap
dipaksa memberikan makanan
4. Beri makan bayi/anak dengan piring dan sendok yang bersih
5. Memberikan menu makanan yang bervariasi pada anak
27
Lampiran 11. Media Edukasi (Falyer)
28
29
Lampiran 12 Media Edukasi (Booklet)
30
Lampiran 13. Hasil Recall Hari 1 (Assesment)
31
Lampiran 15. HASIL MONEV KE 2
32
Lampiran 17. KEGIATAN DOKUMENTASI
33
34
KASUS 3
IBU HAMIL KEK & ANEMIA
1
2
Nama : Ny R
Alamat : Letjen Sutoyo V-D / 34 Lowokwaru
No. Medical Record :-
Ruang :-
Usia : 22 tahun
Diagnosa Penyakit : Ibu Hamil Anemia
Tanggal Studi Kasus : 24 Februari 2023
KESIMPU
ASSESSMENT/REASSESSMENT
LAN
ANTROPO U : 22 Tahun AD.
METRI BB : 53,7 kg Status gizi
TB : 157 cm kurang
𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑑𝑖 𝑈𝑘𝑢𝑟
% Percentil LILA = 𝑥 100%
Nilai Standar LILA
22,5
= 26,5
𝑥 100%
BIOKIMIA BD 1.10.1
Pemeriksaan Nilai Rujukan Ket Hemoglobi
n↓
Hemoglobin 10,2 13,2-18 g/dL Rendah
3
RIWAYAT DAHULU : FH 1.2.2.3
GIZI Suka mengkonsumsi makanan pedas Pola
Suka gorengan, bakso dan makanan pedas lainnya makan
Tidak menyuksi makanan manis tidak
POLA KOSUMSI : seimbang
Frekuensi makan @ 3 x makan utama dan 2 – 3 x
makan selingan
Sumber karbohidrat: nasi sebanyak 3x/hari @ 100
g, mie 1- 2 x/minggu @ 1 bngks
Lauk hewani yang sering dikonsumsi daging ayam
2 x/hari 1 ptg sdg @ 45 gr, jenis ikan yang sering
dikonsumsi (lele,nila) 2x/hr @1 ekor sdg
Lauk nabati : tahu tempe 3x/minggu sebanyak 1 ptg
sdg @35 gr
Sayuran (wortel, sawi dll) setiap kali makan 3x/hari
sebanyak @ 30 gr atau 2 sdm
Konsumsi buah- buahan biasa di jus 1 x/hr
sebanyak 1 gls sdg
Tidak menyukai ikan pindang, ikan teri dan seafood.
Makanan yang dikonsumsi berbagai macam
pengolahan dari goreng,bakar,dan tumis.
Sedangkan olahan sayur paling sering di bening
atau sop.
RECALL (24 jam) :
FH 1.1.1.1
E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Asupan
Kebutuhan 1.918,8 66,20 50,6 285,82
Energi
Pemenuha
918,4 28,7 33,6 123,5 kurang
n
% Tingkat
47,86% 43,35% 66,40% 43,20% FH-1.5.2.1
konsumsi
Asupan
Kategori Asupan Asupan Asupan Asupan
protein
4
kurang kurang kurang kurang kurang
FH 1.5.1.1
Asupan
lemak
kurang
FH-1.5.3.1
Asupan
karbohidrat
kurang
OBAT-OBATAN/SUPLEMEN/PANTANGAN :
Makanan/Alergi: tidak ada alergi
Suplemen : tablet asam folat
5
EDUKASI GIZI :
Sudah pernah mendapat edukasi gizi
DIAGNOSA Domain Intake
GIZI NI 2.1 Intake makanan oral tidak adekuat berkaitan dengan
penurunan nafsu makan, mual, dan muntah ditandai dengan hasil
recall 24 jam energi (47,86%), protein (43,35%), lemak (66,40%)
dan karbohidrat (43,20%) sangat kurang dari kebutuhan sehari.
NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
anemia dan KEK pada bumil ditandai dengan hb rendah (10,2 g/dl)
dan LILA <23,5.
6
- Meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan gizi terkait masalah
gizi yang diderita pasien dan diet
yang diberikan.
- Memperbaiki asupan makan pasien
dengan memotivasi keluarga untuk
membantu pasien menjalani anjuran
diet yang diberikan
Sasaran : pasien (ibu hamil)
Metode : edukasi/konselin, diskusi dan
tanya jawab
Waktu : 7 – 10 menit
Tempat : Tempat kerja pasien
Media : leafleat ibu hamil dan bahan
makanan penukar
Materi : penjelasan mengenai dampak
anemia dan KEK pada ibu hamil, bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untu bumil, memotivasi bumil
untuk meningkatkan asupan makan dan
mengkonsumsi makanan yang beragam,
bergizi seimbang serta tinggi energi dan
protein.
7
TEE = BMR x FA x FS
= 1.317.28 x 1,2 x 1,1
= 1.738,80 kkal + 180
= 1.918,8 kkal
KH = Total Energi – (P + L)
= 1.918,8 – (291,8 + 500,4)
= 1.918,8 – 792,2
= 1,126,6 / 4
= 281,65 + 25
= 306,65 gr
Perencanaan Menu
8
Minyak 15 1 ½ sdm
Snack Jasuke (jagung, Jagung pipil 70 7 sdm
susu, keju) Susu kental manis 10 1 sdm
Keju 20 1 slice
Siang Nasi Nasi putih 100 2 cntg
Ikan goreng Ikan nila 40 1 ekor
sdg
Minyak 15 1 ½ sdm
Tumis Kankung 45 3 sdm
kankung+tempe
Tempe 25 1 ptg sdg
Minyak 5 1 sdt
Snack Salad Buah Melon 30 1 ptg sdg
Apel 30 1 ptg sdg
mangga 30 1 ptg sdg
Kiwi 30 1 ptg sdg
Mayonaise 30 3 sdm
keju 20 1 slice
Malam Nasi Goreng Nasi putih 100 2 cntg
Minyak 10 1 sdm
Sosis 30 1 ptg kcl
Telur 60 1 butir
Ayam 30 2 sdm
daging
suir
Sawi 30 2 sdm
Snack Pie susu buah Tepung tapioka 20 3 sdm
Susu kental manis 10 1 sdm
Strawberry 10 2 bh kcl
Jeruk 10 3 bj jeruk
kupas
Telur bagian putih 20 2 sdm
Margarine 2 ½ sdt
9
Energy : 1929,4 kkal
Protein : 68,4 gr
Lemak : 113,7 gr
Karbohidrat : 163 gr
LAMPIRAN
1. Kegiatan Dokumentasi
2. Media edukasi
10
11
KASUS 4
IBU MENYUSUI (ASUPAN MAKAN
TIDAK BERVARIASI & TIDAK GIZI
SEIMBANG)
12
13
Nama : Ny AL
Alamat : Perumahan Griya Shanta
No. Medical Record :-
Ruang :-
Usia : 27 tahun
Diagnosa Penyakit : Ibu Menyusui
Tanggal Studi Kasus : 30 Maret 2023
KESIMPUL
ASSESSMENT/REASSESSMENT
AN
ANTROPO U : 27 Tahun
METRI BB : 60 kg
TB : 165 cm
BIOKIMIA -
FISIK- -
KLINIS
14
RIWAYAT DAHULU : FH. 1.2.2.5
GIZI Suka mengkonsumsi makanan protein hewani Variasi
seperti daging ayam, telur, dan ikan setiap hari makanan
@40 g kurang
Suka mengkonsumsi tempe dan tahu 3 – 4
kali/mingu @50 g
Snack yang disukai coklat
Jarang makan sayur dan buah, karena tidak
terlalu suka
POLA KOSUMSI:
Frekuensi makan 3 kali makan utama dan
jarang menkonsumsi selingan
Sumber karbohidrat: nasi sebanyak 3x/hari @ 75
g atau 1 ½ centong,
Lauk hewani yang sering dikonsumsi daging
ayam 2 x/hari 1 ptg sdg @ 45 gr, jenis ikan yang
sering dikonsumsi (lele,nila) 2x/hr @1 ekor sdg
Lauk nabati : tahu tempe 2- 3x/minggu sebanyak 1
ptg sdg @50 gr
Sayuran 1-2 x/minggu sebanyak @ 30 gr atau 2
sdm
Konsumsi buah- buahan biasa di jus 1-3 x/minggu
sebanyak 1 gls
Pengolahan makan paling sering di goreng
15
Asupan Asupan Asupan Asupan kurang
Kategori
kurang kurang kurang kurang
FH 1.5.1.1
Asupan
lemak
kurang
FH-1.5.3.1
Asupan
karbohidrat
kurang
OBAT-OBATAN/SUPLEMEN/PANTANGAN :
Makanan/Alergi: tidak ada alergi
16
EDUKASI GIZI :
Belum pernah mendapat edukasi gizi
DIAGNOSA Domain Intake
GIZI NI.2.1
Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat berkaitan
dengan konsumsi makanan yang kurang bervariasi dan seimbang
ditandai dengan hasil recall defisit yaitu energi (71,41%), protein
(50,75%), lemak (60,88%), dan karbohidrat (69,88%).
Domain Behavior
NB.1.1
Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan
dengan responden belum pernah mendapat edukasi gizi ditandai
dengan riwayat makan yang defisit <80%
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING
Terapi Diet DAN EVALUASI
- Tujuan Diet (AD) Antropometri
- Memenuhi kebutuhan energi, protein, Memantau status gizi
lemak, dan karbohidrat untuk mencegah pasien
17
- Karbohidrat diberikan 60% untuk ibu
menyusui sebagai sumber tenaga dan
mempertahankan status gizi
Preskripsi Diet
- Jenis diet : Gizi Seimbang
- Bentuk makanan: Biasa
- Rute : oral
- Frekuensi : 3 x makan utama 3 x selingan
Terapi Edukasi/Konseling
Tujuan Edukasi
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
gizi terkait masalah gizi responden (konsumsi
makanan tidak simbang dan kurang bervariasi)
Memperbaiki asupan makan pasien dengan
memotivasi keluarga untuk membantu pasien
menjalani anjuran diet yang diberikan
Sasaran : pasien (ibu menyusui)
Metode : edukasi/konseling, diskusi dan tanya
jawab
Waktu : 10 – 15 menit
Tempat : Rumah responden
Media : Leaflet ASI eksklusif, Leaflet diet gizi
seimbang
Materi :
1. Memberikan edukasi mengenai ASI eksklusif
2. Memberikan edukasi mengenai gizi seimbang
3. Memberikan edukasi mengenai Isi Piringku
4. Olahraga yang dianjurkan adalah jogging 3x
dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit.
18
= (165 – 100) x 0,9
= 58,5 kg
Rumus Harris Benedict
BMR = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – ( 4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 58,5) + (1,8 x 165) – (4,7 x 27)
= 655 + 561,6 + 297 – 126,9
= 1.386,7 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1.386,7 x 1,3 x 1,2
= 2.163,2 kkal + 330 (penambahan energi untuk ibu menyusui)
= 2.493,2 kkal
Protein = 15% x TEE
= 15% x 2.493,2 kkal
= 373,98 kkal : 4
= 93,49 gram + 20 (penambahan protein untuk ibu menyusui)
= 113,49 gr
Lemak = 25% x TEE
= 25% x 2.493,2 kkal
= 623,3 kkal : 9
= 69,25 gram + 2,2 (penambahan protein untuk ibu menyusui)
= 71,45 gr
KH = 60% x TEE
= 60% x 2.493,2 kkal
= 1.918,8 – 792,2
= 1.495,9 kkal / 4
= 373,97 gram + 45 (penambahan protein untuk ibu menyusui)
= 418,97 gr
Perencanaan Menu
19
Tumis Ayam Daging ayam 40 1 pt sdg
Pakcoy Minyak 5 ½ sdm
Tempe 50 2 bj sdg
Tempe goreng Minyak 10 1 sdm
Snack Cireng ayam Tepung tapioka 20 7 sdm
Ayam 20 1 sdm
Minyak 15 1 sdm
Es jeruk peras Jeruk peras 200 1
bh jeruk
Siang Nasi Nasi putih 150 3
cntg sdg
Sambal hati Hati ayam 50 1 ekor
ayam sdg
Minyak 10 1 sdm
Tumis buncis Buncis 50 ½ gls
wortel Wortel 50 ½ gls
Minyak 5 1 sdm
Snack Pastel Tepung terigu 25 2 sdm
Wortel 25 ¾ gls
Kentang 25 ¾ gls
Telur puyuh 13 1 btr
Minyak 15 3 sdm
½
Alpukat Jus alpukat 200 alpukat
20
Pepaya Pepaya 10 1 sdm
LAMPIRAN
21
22
KASUS 5
BAYI DENGAN GIZI KURANG
23
24
Nama Alamat : An EZ
No. Medical RecordRuang : Perumahan Griya Shanta
Usia :-
Diagnosa Penyakit Tanggal :-
Studi Kasus : 4,5 bulan
:-
: 30 Maret 2023
ASSESSMENT/REASSESSMENT KESIMPULAN
BIOKIMIA -
FISIK -
KLINI
S
25
RIWAYAT DAHULU : FH. 1.2.3.1
GIZI 1 minggu terakhir frekuensi konsumsi ASI Asupan ASI
menurun
Anak tidak mau menyusu
POLA KOSUMSI:
ASI eksklusif 7- 8 kali dalam sehari dengan waktu
15, 25, sampai 30 menit setiap pemberian ASI
FH 1.5.1.1
Asupan
lemak
kurang
FH-1.5.3.1
Asupan
karbohidrat
kurang
26
RIWAYAT RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
PERSONAL Tidak ada
OBAT-OBATAN/SUPLEMEN/PANTANGAN :
tidak ada alergi
EDUKASI GIZI :
Belum pernah mendapat edukasi gizi
DIAGNOSAGIZI Domain Intake
NI.2.1
Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat berkaitan
dengan konsumsi ASI yang kurang ditandai dengan hasil recall yaitu
energi (66,83%), protein (26,73%), lemak (48,53%), dan karbohidrat
(70,83%).
NB.1.1
Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan
dengan ibu responden belum pernah mendapat edukasi gizi ditandai
dengan riwayat makan yang defisit <80%
27
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAN
Tujuan
EVALUASI
- Membantu memperbaiki status gizi untuk
(AD) Antropometri
pertumbuhan dan perkembangan anak
Memantau status gizi responden
Preskripsi Diet
(FH) Dietary
- Belum mengkonsumsi makanan apapun
Memantau frekuensi asupan ASI
(ASI eksklusif), tetapi direkomendasikan
responden
peningkatanfrekuensi ASI per 2 jam
(E) edukasi gizi
sekali dengan waktu 25 – 30 menit serta
Memantau pengetahuan dan sikap
menyarankan ibu bayi untuk konsumsi
ibu responden baik dari frekuensi
makanan bervariasi dan beragam sesuai
pemberian ASImaupun asupan
dengan Isi piringku. Karena produksi ASI
makan iburesponden sendiri
sangat dipengaruhi oleh asupan makan ibu.
28
Terapi Edukasi/Konseling
Tujuan Edukasi
Meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan ibu responden terkait
frekuensi pemberian ASI dan
konsumsi makanan yang lebih
bervariasi dan beragam.
memotivasi keluarga untuk
membantu pasien menjalani
anjuran diet yang diberikan
Sasaran : pasien dan ibu pasien
Metode : edukasi/konseling,
diskusi dantanya jawab
Waktu : 10 – 15 menit
Tempat : Rumah responden
Media : Leaflet ASI eksklusif,
Leaflet dietgizi seimbang
Materi :
1. Memberikan edukasi
mengenai ASIeksklusif
2. Memberikan edukasi mengenai
giziseimbang
4. Memberikan edukasi mengenai
giziseimbang dan Isi piringku
29
= 0,13 x (700 mL) = 6,4 kg
Energi Protein
30
LAMPIRAN
31
32