Oleh :
ALFINA LAILIYATUR ROSIDAH – P17111215010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3. Pemeriksaan Fisik/Klinis (PD) ................................................................ 9
4. Riwayat Gizi (FH) ................................................................................ 10
5. Riwayat Personal (CH) ........................................................................ 10
6. Diagnosis Gizi (NI, NB, NC) ................................................................. 11
7. Rencana Intervensi (ND, E/D, RC) ...................................................... 12
8. Implementasi ....................................................................................... 15
9. Monitoring dan Evaluasi ...................................................................... 15
10. Tabel Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) ........................... 15
11. Tabel Monitoring dan Evaluasi ......................................................... 15
12. Perencanaan Menu Sehari............................................................... 15
BAB IV ............................................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 16
A. Monitoring dan Evaluasi Antripometri ...................................................... 16
B. Monitoring dan Evaluasi Biokimia ............................................................ 16
C. Monitoring dan Evaluasi Fisik/Klinis ........................................................ 17
D. Monitoring dan Evaluasi Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi .............. 18
1. Tingkat Konsumsi Energi ..................................................................... 20
2. Tingkat Konsumsi Protein .................................................................... 21
3. Tingkat Konsumsi Lemak .................................................................... 22
4. Tingkat Konsumsi Karbohidrat ............................................................. 23
5. Tingkat Konsumsi Fe ........................................................................... 24
BAB V ................................................................................................................ 26
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 26
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
B. Saran ...................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ................................................................................................... 28
LAMPIRAN ........................................................................................................ 30
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi dirumah sakit adalah pelayanan yang diberikan
dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis,
status gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat
berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses
perjalanan penyakit dapat berpengaruh dengan keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak
tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi
organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan
kekurangan gizi (PGRS, 2013).
Penatalaksanaan dan pengaturan makanan yang sesuai dengan
merupakan unsur utama yang turut menentukan keberhasilan
penyembuhan penyakit disamping obat-obatan (Wijaya, 2018). Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan suatu proses terstandar
sebagai suatu metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
menangani problem gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang
aman, efektif dan berkualitas tinggi sehingga membantu pasien untuk
memecahkan masalah gizi dengan mengatasi berbagai faktor yang
mempunyai kontribusi pada ketidakseimbangan atau perubahan status
gizi (Nuraini dkk, 2017)
Persalinan merupakan puncak dari segala proses kehamilan dan
upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya berakhir dengan lancar.
Ada beberapa jenis persalinan yang dapat dilakukan, salah satunya
adalah sectio caesarea. Persalinan dengan operasi sectio caesarea
ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk
ibu dan indikasi untuk bayi. Persalinan sectio caesaria atau bedah caesar
harus dipahami sebagai alternatif persalinan ketika dilakukan persalinan
secara normal tidak bisa lagi (Irwan, 2009; Lang, 2011) dalam
(Anggrahini, 2016).. Menurut (Sarwono Prawirohardjo, 2010) dalam Lubis
(2018) sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil dan sebagian
besar kehamilannya berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15%
1
menderita komplikasi berat dan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu.
Sectio caesarea merupakan jenis persalinan dengan cara
pembedahan melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan
dinding uterus (histerotomi) yang bertujuan untuk melahirkan bayi
(Cunningham,et al, 2013; Oxorn & Forte, 2010; Todman, 2007; Lia et.al,
2010).Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum
dengan luka sectio cesarea adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun
dan penyembuhan luka. Hal ini dikarenakan ada beberapa zat gizi yang
sangat diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh dan berperan
penting dalam proses penyembuhan luka. (Hanifah, 2009).
B. Tujuan Umum
Memberikan asuhan gizi pada pasien Post Sectio Caesaria +
MOW + Fetal Distress + Anemia Post Transfusi di ruang rawat inap
mawar RSUD dr.Soedono Madiun.
C. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian gizi pasien
2. Menetapkan diagnosis gizi dibawah bimbingan CI/pembimbing
3. Merencanakan intervensi gizi dan mengimplementasikan rencana
intervensi
4. Melakukan monitoring evaluasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Sectio Caesarea. Biasanya dilakukan di atas bekas sayatan yang
lama (Sofyan, 2019).
3. Etiologi
Menurut Amin & Hardi (2013) dalam Sofyan (2019) operasi Sectio
Caesarea dilakukan atas indikasi sebagai berikut :
a) Indikasi yang berasal dari ibu, yaitu pada primigravida dengan
kelainan letak, Cefalo Pelvik Disproportion (disproporsi janin/
panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu,
keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre
eklampsia dan eklampsia berat, atas permintaan, kehamilan yang
disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b) Indikasi yang berasal dari janin, yaitu fetal distress/ gawat janin,
mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti bayi yang
terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang
dan lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti
prolapsus tali pusat, terlilit tali pusar adapun faktor plasenta yaitu
plasenta previa, solutio plasenta, 8 plasenta accreta, dan vasa
previa. kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi, dan
bayi kembar (multiple pregnancy).
4. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan
yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
Cephalopelvik Disproportion, rupture uteri mengancam, partus lama,
partus tidak maju, preeklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi
janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea (Astuti, 2015). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan
luka post SC, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah resiko infeksi.
5. Faktor resiko
Proses pembedahan sectio caesarea akan menimbulkan bekas
luka yang tentunya menyebabkan pasien mengalami nyeri. Nyeri
4
tersebut karena insisi bedah yang dilakukan untuk mengeluarkan bayi,
selain itu kebanyakan pasien dengan post sectio caesarea akan
mengalami hambatan dalam bergerak (Liu, 2008) dalam (Wirandani,
2018).
B. Anemia
1. Definisi Penyakit
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah salah
satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk
mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan
tubuh.
2. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah
sebagai berikut:
a. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena
gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari
tubuh, misalnya pada pendarahan.
b. Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin
B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang
mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan
protein hewani tinggi.
c. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya.
d. Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang
disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2009). Pada
sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain,
infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan imunologis.
5
3. Etiologi
Menurut Soekarti (2011) penyebab terjadinya anemia adalah :
a. Pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri)
lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan
zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga
membatasi asupan makanan.
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi,
khususnya melalui feses (tinja).
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga
kehilangan zat besi + 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat
besi lebih banyak daripada pria.
4. Patofisiologi
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat
digolongkan pada tiga kelompok :
a. Anemia Akibat Produksi Yang Berkurang Atau Gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang
terlalu sedikit atau sel darah merah yang diproduksi tidak
berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya
abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan
vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit
berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia
ini antara lain Sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang
dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan
Folat, serta gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan
penurunan hormon yang diperlukan untuk proses eritropoesis.
b. Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak
mampu bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah
merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan
anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui
atara lain:
Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
6
Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan,
atau beberapajenis makanan
Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
Autoimun
Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka
bakar, paparan kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan
trombosis
Pada kasus yang jarang, pembesaran lien dapat menjebak
sel darah merah dan menghancurkannya sebelum sempat
bersirkulasi.
c. Anemia Akibat Kehilangan Darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat
ataupun pada perdarahan yang berlangsung perlahan namun
kronis. Perdarahan kronis umumnya muncul akibat gangguan
gastrointestinal (misal ulkus, hemoroid, gastritis, atau kanker
saluran pencernaan), penggunaan obat obatan yang 10
mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal OAINS),
menstruasi, dan proses kelahiran.
5. Gejala
Gejala anemia secara umum adalah cepat lelah, pucat (kulit, bibir,
gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut
kencang saat melakukan aktivitas ringan, napas pendek, nyeri dada,
pusing dan mata berkunang, cepat marah, dan tangan dan kaki dingin
6. Faktor resiko
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko, melainkan tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga
menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel - sel tubuh
tidak cukup mendapatkan pasokan oksigen. Pada wanita hamil,
anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan 10
persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat
badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.
Pendarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita
yang anemia tidak dapat terhindar dari kehilangan darah (Rukiyah,
2010).
7
BAB III
8
- Tinggi badan : 150 cm
- IMT : 20 kg/m2 (Normal)
Jenis Nilai
Kode Hasil Satuan Ket.
Pemeriksaan Normal
MCV 79,9 80 - 93 fL ↓
MCH 26,8 27 - 31 pg ↓
- Klinis
Tabel 2.Pemeriksaan Fisik Klinis
- Nadi 84 60-100x/menit N
RR 20 12-24x/menit N
9
Kode Data Hasil Nilai Normal
Ket
Fisik/Klinis
Suhu 36 36 – 37,4 ºC N
10
- Pekerjaan
Ibu rumah tangga
- Tingkat pendidikan
SMA
- Keadaan sosial ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama
suami dan anak
- Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
- Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada
- Riwayat penyakit sekarang
Post Sectio Caesaria + MOW + Fetal Distress + Anemia Post
Transfusi
- Kebiasaan berolah raga
Tidak berolah raga
- Gaya hidup
Suami pasien merokok
- Pantangan/alergi makanan
Tidak ada
11
7. Rencana Intervensi (ND, E/D, RC)
a) Intervensi Diet
Preskripsi Diet
1) Tujuan Pemberian Diet
Memberikan makanan tinggi Energi untuk
mempertahankan status gizi normal .
Memberikan makanan untuk memenuhi kebutuhan
protein yang meningkat, mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh
Memberikan makanan tinggi Fe untuk meningkatkan
kadar Hb
2) Prinsip Diet
Energi tinggi
Protein tinggi
Fe tinggi
3) Syarat Diet
Energi diberikan tinggi yaitu 2338 kkal
Protein tinggi yaitu 2 – 2,5 g / kg BB
Lemak diberikan 25% dari total kalori
Karbohidrat merupakan sisa dari total kebutuhan
energi
Tinggi Fe yaitu >18 mg
Bentuk makanan lunak
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
12
Sumber Bahan makanan yang Bahan makanan
diajurkan yang tidak
dianjurkan
dan hasil olahan tepung
– tepunganan
Protein Daging sapi, daging Makanan yang
hewani ayam, ikan, telur, susu dimasak dengan
dan hasil olahannya banyak minyak atau
kelapa/santan kental
Protein Semua jenis kacang – Makanan yang
nabati kacangan dan hasil dimasak dengan
olahannya seperti tahu banyak minyak atau
dan tempe kelapa/santan kental
Sayuran Semua jenis sayuran
terutama jenis sayuran
B, seperti bayam,
buncis, daun singkong, -
kacang panjang, labu
siam dan wortel direbus
dikukus dan ditumis
Buah – Semua jenis buah
buahan segar, buah kaleng,
-
buah kering dan jus
buah
Lemak dan Minyak goreng,
minyak mentega, margarin, -
santan encer
Minuman Teh, madu, sirup,
minuman rendah energi -
dan kopi encer
Bumbu Bumbu tidak tajam, Bumbu yang tajam,
seperti bawang merah, seperti cabe, merica,
bawang putih, laos, cuka dan MSG.
salam dan kecap
4) Jenis Diet
Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) dengan bentuk
makanan lunak
13
= 1178,3 x 1,2 x 1,3
= 1838 + 500 (Menyusui 6 bln pertama)
= 2338 kkal
Protein = 2 x 45
= 90 + 20
= 110 gram (19%)
Lemak = 25% x 2338
= 584,5 : 9
= 64,95 + 2,2
= 67,15 gram
KH = 100 – (19% + 25%)
= 56% x 2338
= 1309,28 : 4
= 327,32 + 45
= 372,3 gram
6) Rencana Menu
Terlampir
b) Intervensi Edukasi/Konseling
1) Tujuan
Memberikan konseling megegenai pola makan yang
seimbang dan sesuai dengan diet TETP
Memberikan konseling mengenai makanan yang boleh
dikonsumsi, tidak boleh dikonsumsi serta yang dibatasi
konsumsi
Memberikan konseling mengenai ASI eksklusif dan
makanan bergizi untuk ibu menyusui
2) Sasaran
Pasien dan keluarga pasien
3) Metode
Diskusi
4) Alat dan Bahan
Leaflet diet TETP
Leaflet Makanan Bergizi Untuk Ibu Menyusui
14
5) Materi
Pola makan seimbang sesuai dengan diet yang
dianjurkan (Diet TETP)
Bahan makanan yang boleh dikonsumsi, dibatasi, dan
dihindari
Pemberian ASI eksklusif dan makanan begizi
seimbang untuk ibu menyusui
Motivasi
6) Waktu
15 menit
7) Tempat
Ruang rawat inap pasien
8. Implementasi
Diet yang Diberikan kepada Pasien selama di Rumah Sakit
Diet yang diberikan pasien selama dirawat di RS adalah Diet
TETP makanan lunak, untuk pemantauan makan dilakukan 9 kali.
Pemberian intervensi ini dimulai pada tanggal 13 April 2022 pada
makan sore hingga makan siang di tanggal 16 April 2022.
15
BAB IV
Tanggal Pengukuran
Jenis
13 April 14 April 15 April 16 April
Pengukuran
2022 2022 2022 2022
Tinggi Badan 150 cm - - 150
Berat badan 45 kg - - 45
Status Gizi Normal - - Normal
16
Tabel 4.Hasil montoring Biokimia
Tanggal pemeriksaan
17
Hasil pemeriksaan seperti tekanan darah, fungsi paru-paru, perubahan
ukuran baju anak terkait perubahan berat badan, dan sebagainya yang
terkait dengan kondisi medis jika terdapat penyakit dan hasil pemeriksaan
fisik-klinis. Pada pemeriksaan fisik, dilakukan pengamatan terhadap
perubahan fisik yang berkaitan dengan masalah gizi dan kesehatan
lainnya. Perubahan tersebut dapat dilihat pada kulit atau jaringan epitel,
yaitu jaringan yang membungkus permukaan tubuh kita seperti wajah,
rambut, mata, mulut, lidah, gigi dan lain-lain.
Tabel 5.Data Fisik Klinis Selama 4 Hari
Tanggal
13 April 14 April 15 April 16 April
Tanda Vital
2022 2022 2022 2022
TD (120/80 mmhg) 123/71 117/73 120/70 123/71
Suhu (36 – 37,5⁰C) 36,2⁰C 36,5⁰C 37⁰C 36⁰C
Nadi (75-120 114 80 98
84 x/menit
x/menit) x/menit x/menit x/menit
RR (16-20 x/menit) 20 20
22 x/menit 22 x/menit
x/menit x/menit
18
meningkat, untuk mencegah/mengurangi resiko kerusakan jaringan serta
mempertahankan status gizi pasien serta meningkatkan imunitas tubuh
dan mempercepat penyembuhan luka pasca pembedahan section
caesarea. Pemberian makanan mengandung zat besi (Fe) bertujuan
untuk memperbaiki nilai hemoglobin (Hb). Tingkat konsumsi energi dan
zat gizi, dihitung menggunakan rumus :
Tingkat Konsumsi = Asupan / intake X 100%
Kebutuhan
Rata- Prosentase
Hari Hari Hari
Zat Gizi Kebutuhan rata Asupan
ke-1 ke-2 ke-3
asupan (%)
Energi (Kkal) 2338 1.512,6 1.734,8 2.045,9 1.764,4 75,47
Protein (g) 110 73 81,7 89,3 83,61 76
Lemak (g) 67,15 57,2 64,2 65,4 62,27 92,73
KH (g) 372,3 235 254 320 269,67 72,44
Fe (mg) 18 17,7 19,1 20 18,94 105,23
19
1. Tingkat Konsumsi Energi
Gambar 1.Grafik Monitoring Tingkat Konsumsi Energi pada Pasien
selama 3 Hari.
500
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kebutuhan Energi 2338 2338 2338
Asupan Energi 1512,6 1734,8 2045,9
20
untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh,
mempercepat penyembuhan luka dan proses produksi ASI.
21
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk
mendukung sistem imun dalam tubuh serta berperan penting
dalam proses penyembuhan luka (Widjianingsih and
Wirjatmadi, 2013).
Untuk ibu menyusui, asupan protein yang cukup dibutuhkan guna
mempercepat pemulihan setelah kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan AKG 2019, kebutuhan nutrisi protein untuk ibu
menyusui sebagai berikut :
- Ibu menyusui usia 0 - 6 bulan : diberikan penambahan protein
20 g/hari
- Ibu menyusui usia 6-12 bulan: diberikan penambahan protein
15 g/hari
22
energi yang efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu
gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal. Lemak berfungsi sebagai
sumber energi dan pelarut bagi vitamin A, D, E, dan K. (Winarno,
2004).
Selain karbohidrat dan protein, nutrisi lain yang juga memberikan
kalori untuk ibu menyusui yaitu lemak. Berdasarkan AKG 2019,
kebutuhan nutrisi lemak untuk ibu menyusui sebagai berikut :
- Ibu menyusui usia 0 - 6 bulan : diberikan penambahan lemak
2,2 g/hari
- Ibu menyusui usia 6-12 bulan: diberikan penambahan lemak
2,2 g/hari
23
disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh.
Karbohidrat merupakan senyawa sumber energi utama bagi tubuh.
Karbohidrat menyumbang 80% kalori yang didapat tubuh (Irianto,
2007).
Di sisi lain, karbohidrat juga merupakan salah satu penyumbang
kalori bagi ibu menyusui. Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG)
tahun 2019, kebutuhan nutrisi karbohidrat untuk ibu menyusui
sebagai berikut :
- Ibu menyusui usia 0 - 6 bulan : diberikan penambahan
karbohidrat 45 g/hari
- Ibu menyusui usia 6-12 bulan: diberikan penambahan
karbohidrat 55 g/hari
5. Tingkat Konsumsi Fe
Gambar 5.Grafik Monitoring Tingkat Konsumsi Fe pada Pasien
selama 3 Hari.
Tingkat Konsumsi Fe
24
22 20
20 17,7 19,1
18
16 18 18 18
14
12
10
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kebutuhan Fe 18 18 18
Asupan Fe 17,7 19,1 20
Kebutuhan Fe Asupan Fe
24
lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan, disarankan
untuk mengkonsumsi makanan tinggi zat besi
25
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pasien Post
Sectio Caesaria + MOW + Fetal Distress + Anemia Post Transfusi selama
3 hari diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
26
b. Hasil pemeriksaan fisik klinis, terdapat perubahan keluhan yaitu
berkurangnya rasa nyeri luka pasca operasi. Pemeriksaan tanda
vital yang meliputi tekanan darah (TD), detak jantung (RR), nadi
dan suhu mengalami peningkatan selama pemantauan.
c. Hasil pemeriksaan biokimia pada saat pengamatan hanya
dilakukan 2 kali yaitu pada saat tanggal 13 april dan tanggal 15
april.
d. Perkembangan tingkat konsumsi energi dan zat gizi selama 3 hari
pemantauan mengalami peningkatan dan didapatkan hasil
sebagai berikut :
Perkembangan tingkat konsumsi energi meningkat pada
hari pertama 64,70% meningkat pada hari ketiga menjadi
87,51%.
Perkembangan tingkat konsumsi protein meningkat pada
hari pertama 69,72% meningkat pada hari ketiga menjadi
85,29%.
Perkembangan tingkat konsumsi lemak meningkat pada
hari pertama 85,12% meningkat pada hari ketiga menjadi
97,32%.
Perkembangan tingkat konsumsi karbohidrat meningkat
pada hari pertama 59,42% meningkat pada hari ketiga
menjadi 80,91%.
Perkembangan tingkat konsumsi Fe meningkat pada hari
pertama 98,3%% meningkat pada hari ketiga menjadi
111,11%.
B. Saran
Pasien diharapkan dapat mematuhi diet yang telah dianjurkan
untuk memenuhi kebutuhan gizinya, serta keluarga pasien tetap
mendukung pasien untuk menjalankan diet yang telah diberikan oleh ahli
gizi.
27
Daftar Pustaka
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Almatsier, Soetardjo dan soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam daur kehidupan
PT Gramedia pustaka utama .Jakarta
Astuti, D.P. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Ny.Y Dengan Post Sectio
Caesarea Indikasi Disproporsi Kepala Panggul Di Bangsal Bougenfil Rs T
Iv Slamet Riyadi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKMUI. 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Kesehatan RI, 2013, Buku pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Rumah Sakit khusus dan Swasta,
Jakarta.
Hanifah, Lilik. 2009. Hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan
Proses Penyembuhan Luka di RB Pokasi Surakarta. Skripsi.
Surakaerta; Universitas Sebelas Maret: 43-54
28
Sofyan, K.S. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Post Sectio
Caesarea Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur.
Supariasa IDN. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2001.
Supariasa, IDN., Bakri, B., Fajar., Ibnu. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC.
Welan, M.G. 2019. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Post Partum Sectio
Caesarea Atas Indikasi Gagal Induksi Pada Ny.E. Y. B Di Ruang
Flamboyan Rsud Prof.W. Z. Yohanes Kupang. Poltekkes Kemenkes
Kupang.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
29
LAMPIRAN
Kesimpulan
A. Bila ada 1 gejala / tidak ada gejala
B. Bila ada 2-3 gejala
C. Bila ada > 3 gejala
4. Perubahan aktifitas
√
A. Normal B. Ringan C. Bedrest
5. Diberikan diet khusus
A. Tidak
√
B. Ya
C. Ya, dengan modifikasi
6. Pemeriksaan fisik dan klinis
-Icterus a. Ada b. Tidak ada
-Edema / Ascites a. Ada b. Tidak ada
-Suhu a. Tinggi b. Normal
-Tensi a. Tinggi b. Normal
√
Kesimpulan
A. Bila ada 1 gejala/ tidak ada gejala
B. Bila ada 2-3 gejala
C. Bila ada >3 gejala
Data Obyektif
1 Status gizi : A. Baik B. Kurang/lebih C. Buruk/obesitas √
Kesimpulan, beresiko masalah gizi ringan 4 2 1
Ket :
- Ringan : bila pilihan A ≥ 4
- Sedang : bila pilihan B ≥ 4 atau B+C ≥ 4
- Berat : bila pilihan C ≥ 4
30
CATATAN ASUHAN GIZI
RESUME PAGT
Nama : Ny. L
No. Register : 6844560
Ruang : Mawar
Usia : 39 Tahun
Diagnosa penyakit
: Post Sectio Caesaria + MOW + Fetal Distress + Anemia Post
Transfusi
ASSESSMENT GIZI/ REASSESMENT KESIMPULAN
- Berat badan : 45 kg
ANTROPOMETRI - Tinggi badan : 150 cm
- IMT : 20 kg/m2 (Normal)
Hb = 7,6 g/dL (N : 12-16) ↓ BD-1.10.1 Hb
BIOKIMIA Leukosit = 12,24 103/µL (N : 4,7-11,3) ↑ rendah
Trombosit = 201 103/µL (N : 142-424) Leukosit tinggi
Hematokrit = 22,7 % (N : 38-42) ↓ BD-1.10.2
Eritrosit = 2,84 106/µL (N : 4-5) ↓ Hematokrit rendah
MCV = 79,9 fL (N : 80-93) ↓ Iron-deficiency
MCH = 26,8 pg (N : 27-31) ↓ anemia/microcytic
MCHC = 33,5 g/dL (N : 32-36) hypochromic (MCV,
MCH,
MCHC rendah)
FISIK : PD-1.1.1 Tubuh
FISIK/KLINIS Nyeri bekas jahitan setelah operasi, tubuh lemas lemas
dan akral dingin PD-1.1.8 Nyeri
bekas jahitan
KLINIS :
TD = 120/80 mmHg (N : 120-130/80-90)
N = 84 x/menit (N : 60-100)
Suhu = 36 ºC (N : 36-37,5)
RR = 20 x/menit (N : 12-20)
DAHULU :
RIWAYAT GIZI - Frekuensi makan utama 3x sehari FH 1.2.2.1 Jumlah
- Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah asupan makan
nasi 2x dan macaroni kurang -FH 1.2.2.2
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi yaitu Jenis Makanan -
ayam, daging dan telur FH1.2.2.5 Makanan
- Lauk nabati yang sering dikonsumsi yaitu tempe kurang bervariasi
dan tahu
- Sayur yang sering dikonsumsi yaitu bayam,
sawi, wortel, kubis dan daun kelor.
- Pasien menyukai buah pisang dan jambu biji
- Pada saat hamil tidak mengkonsumsi susu ibu
hamil karena mual dan muntah
- Tidak ada alergi makanan
Setiap hari minum kopi ½ cangkir kecil
31
SEKARANG :
Diet TETP dengan bentuk makanan lunak
Recall 24 jam :
- Energi : 1576,9 kkal
- Protein : 68 gram
- Lemak : 41,9 gram
- Karbohidrat :229,4 gram
- Fe :14,3 gram
RIWAYAT KELUARGA :
RIWAYAT Pendidikan terakhir = SMA
PERSONAL Pekerjaan = Ibu rumah tangga
KEBIASAAN HIDUP :
- Merokok : -
- Olahraga : -
- Alkohol : -
ALERGI : -
EDUKASI GIZI :
Belum pernah mendapatkan edukasi gizi sebelum
MRS
- NI-2.1
DIAGNOSA GIZI
Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
kondisi fisiologisnya ditandai dengan tingkat konsumsi defisit sedang
pada energi, protein, karbohidrat dan lemak dalam kategori normal.
- NI-5.1
Peningkatan kebutuhan zat gizi besi berkaitan dengan anemia ditandai
dengan nilai HB, MCV, MCH, MCHC rendah.
- NI-5.2
Peningkatan kebutuhan protein berkaitan dengan kondisi pasien post
sectio caesaria (SC) ditandai dengan adanya bekas luka jahitan.
32
E-1.4 Edukasi gizi terkait Diet ML TETP BD-1.10.1 Hb rendah
BD-1.10.2 Hematokrit rendah
Iron-deficiency
anemia/microcytic
hypochromic (MCV, MCH,
MCHC rendah)
PD-1.1.8 Nyeri pasca operasi
FH 1.2.2.1 Jumlah asupan
makan
FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
FH1.2.2.5 Makanan kurang
bervariasi
33
Lampiran 2.Monitoring dan Evaluasi Resume PAGT
Identifikasi Rencana
Tanggal Antropometri Biokimia Klinik (Fisik/Klinis) Diet Edukasi Masalah Tindak
Baru Lanjut
Fisik Makanan - Motivasi
KU : Nyeri bekas jahitan Lunak asupan
setelah operasi, tubuh Tinggi makanan
lemas dan akral dingin Energi - Mematuhi
13April BB = 45 kg
- Klinis Tinggi diet yang - -
2022 TB = 150 cm
Tekanan darah : 123/71 Protein diberikan
Nadi : 114 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,2oC
Fisik Makanan - Motivasi
KU : Nyeri bekas jahitan Lunak asupan
setelah operasi, tubuh Tinggi makanan
lemas dan akral dingin Energi - Mematuhi
14 April BB = 45 kg
- Klinis Tinggi diet yang - -
2022 TB = 150 cm
Tekanan darah : 117/73 Protein diberikan
Nadi : 84 x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5oC
Hemoglobin : 10,8 Fisik Makanan - Motivasi
g/dL KU : Nyeri bekas jahitan Lunak asupan
Leukosit : 10,08 setelah operasi, tubuh Tinggi makanan
15 April BB = 45 kg
10³/µL lemas Energi - Mematuhi - -
2022 TB = 150 cm
Trombosit : 275 Klinis Tinggi diet yang
103/µL Tekanan darah : 120/70 Protein diberikan
Hematokrit : 33,2 % Nadi : 80 x/menit
34
MCV : 81,8 fL RR : 20 x/menit
MCH : 26,7 pg Suhu : 37oC
MCHC : 32,6 g/dL
Fisik Makanan - Motivasi
KU : Nyeri bekas jahitan Lunak asupan
setelah operasi, tubuh Tinggi makanan
lemas Energi - Mematuhi
16 April BB = 45 kg
- Klinis Tinggi diet yang - -
2022 TB = 150 cm
Tekanan darah : 123/71 Protein diberikan
Nadi : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36oC
35
Lampiran 3.Menu Hari Ke- 1
36
Hijau
Gula pasir 30 118,2 0 0 0 28,2 0
Sub total 527,3 1,2 9,7 2,6 113,0 2,4
Bubur Beras 75 267,8 0 6,3 1,3 57,8 1,4
Telur bb bali Telur 50 77,0 6,2 6,2 5,4 0,4 1,5
Telur puyuh Telur puyuh 20 33,6 2,6 2,6 2,2 0,2 0,7
Tempe bb terik Tempe 50 100,5 0 10,4 4,4 6,8 2,0
Asem-asem Buncis 25 8,5 0 6,0 0,1 1,8 0,2
Makan Wortel 25 9,0 0 0,3 0,2 2,0 0,3
Siang Buah Pepaya 100 46,0 0 0,2 12,0 12,2 1,7
Sub total 542,4 8,8 32,0 25,5 81,1 7,7
31,4 76,4
Total 2177 71,8 338,9 23,8
108
Kebutuhan 2338 110 67,2 372,3 18
37
Lampiran 4.Menu Hari Ke- 2
38
Sari Kc. Hijau Kacang Hijau 35 121,5 0 8,4 0,4 22,1 2,3
Gula pasir 30 118,2 0 0 0 28,2 0
Sub total 435,7 1,2 11,6 2,6 90,3 3,0
Bubur Beras 75 267,8 0 6,3 1,3 57,8 1,4
Ayam bb garang
238,4 15 0 20,0 0 1,2
asem Daging ayam 80
Telur puyuh Telur puyuh 20 33,6 3 0 2,2 0,2 0,7
Makan Bothok tahu Tahu 40 32,0 0 4,4 1,9 0,3 1,4
Siang
Sayur asem jawa Daun ubi 30 9,3 0 1,1 0,2 1,4 0,8
Taoge 30 10,2 0 1,1 0,4 1,3 0,2
Wortel 30 10,8 0 0,3 0,2 2,4 0,3
Buah Pepaya 150 69,0 0 0,8 18,0 18,3 2,6
Sub total 671,1 17,2 13,9 44,1 81,7 8,5
50,1 59,1
Total 2179,6 73,0 319,3 23,8
109,2
Kebutuhan 2338 110 67,2 372,3 18
39
Lampiran 5.Menu Hari Ke- 3
40
Nasi tim Beras 85 303,5 0 7,1 1,4 65,5 1,5
Ayam bb rendang Ayam 75 223,5 13,7 0 18,8 0,0 1,1
Telur ayam Telur ayam 25 38,5 0 3,1 2,7 0,2 0,8
Makan Tempe bb orem Tempe 35 70,4 0 7,3 3,1 4,7 1,4
Siang Sayur kare Kc. Panjang 30 14,1 0 0,8 0,1 2,4 0,2
Labu siam 30 9,0 0 0,2 0,0 2,0 0,2
Wortel 30 10,8 0 0,3 0,2 2,4 0,3
Buah Pepaya 150 69,0 0 0,3 18,0 18,3 2,6
Sub total 738,7 13,7 19,2 44,3 95,5 8,0
52,9 47,3
Total 2184,2 68,1 337,2 20,9
100,1
Kebutuhan 2338 110 67,2 372,3 18
41
Lampiran 6.Hasil Recall Hari Ke-1
42
Gula pasir 30 118,2 0 0 0 28,2 0
Sub total 205,0 0,0 6,0 0,3 44,0 1,7
Bubur Beras 75 267,8 0 6,3 1,3 57,8 1,4
Telur bb bali Telur 50 77,0 6,2 6,2 5,4 0,4 1,5
Telur puyuh Telur puyuh 20 33,6 2,6 2,6 2,2 0,2 0,7
Makan
Tempe bb terik Tempe 35 70,4 0 7,3 3,1 4,7 1,4
Siang
Asem-asem Buncis 10 3,4 0 2,4 0,0 0,7 0,1
Wortel 10 3,6 0 0,1 0,1 0,8 0,1
Buah Pepaya 100 46,0 0 0,2 12,0 12,2 1,7
Sub total 501,7 8,8 25,1 24,1 76,8 6,9
24,4 48,6
Total 1512,6 57,2 235 17,7
73,0
Kebutuhan 2338 110 67,2 372,3 18
43
Lampiran 7.Hasil Recall Hari Ke-2
44
Sub total 396,3 1,2 11,6 2,6 80,9 3,0
45
Lampiran 8.Hasil Recall Hari Ke-3
46
Nasi tim Beras 85 303,5 0 7,1 1,4 65,5 1,5
Ayam bb rendang Ayam 75 223,5 13,7 0 18,8 0,0 1,1
Telur ayam Telur ayam 25 38,5 0 3,1 2,7 0,2 0,8
Makan Tempe bb orem Tempe 35 70,4 0 7,3 3,1 4,7 1,4
Siang Sayur kare Kc. Panjang 30 14,1 0 0,8 0,1 2,4 0,2
Labu siam 30 9,0 0 0,2 0,0 2,0 0,2
Wortel 30 10,8 0 0,3 0,2 2,4 0,3
Buah Pepaya 150 69,0 0 0,3 18,0 18,3 2,6
Sub total 738,7 13,7 19,2 44,3 95,5 8,0
45,9 43,4
Total 2045,9 65,4 320 20
89,3
Kebutuhan 2338 110 67,2 372,3 18
47
Lampiran : 3 STANDAR DIET TETP
48
Lampiran 9. Leaflet Diit Tinggi Energi Tinggi Protein
49
Lampiran 10. Leaflet Makanan Bergizi Untuk Ibu Menyusui
50