P17111173031
Proposal Penelitian
NIM : P17111173031
Malang,
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................... 3
D. Manfaat......................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 49
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 The Ominous Octet, delapan organ yang berperan dalam patogenesis
hiperglikemia pada DM tipe 2 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Jawa Timur, obesitas pada usia >18 tahun masih tinggi dibandingkan
dengan prevalensi obesitas secara menyeluruh di Indonesia, yaitu diatas 21,8%
(Riskesdas, 2018). Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2018
menunjukkan jumlah penderita status gizi lebih overweright dan obesitas usia >
15 tahun di Kota Malang sebesar 26,54%. Menurut penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Abdullah pada tahun 2014, obesitas terkait dengan banyak hal
kondisi medis, psikologis, dan sosial.
Apakah terdapat hubungan pola makan dan asupan zat gizi makro terhadap
kadar glukosa darah dan kolesterol total pada remaja overweight di SMA Kota
Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan pola makan dan asupan zat gizi makro
terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol total pada remaja overweight di
SMA Kota Malang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik remaja overweight dan non overweight
sebagai responden penelitian, meliputi umur, jenis kelamin, IMT, lingkar
pinggang, riwayat keluarga, tingkat pengetahuan dan asupan zat gizi
makro
b. Menganalisis pola makan remaja overweight dan non overweight di SMA
Kota Malang
c. Menganalisis asupan zat gizi makro remaja overweight dan non
overweight di SMA Kota Malang
d. Menganalisis kadar glukosa darah remaja overweight dan non
overweight di SMA Kota Malang
e. Menganalisis kolesterol total remaja overweight dan non overweight di
SMA Kota Malang
f. Menganalisis hubungan pola makan dan asupan zat gizi makro terhadap
kadar glukosa darah dan kolesterol total pada remaja overweight di SMA
Kota Malang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
Sebagai kajian lebih dalam tentang faktor risiko dan faktor penyebab
kejadian overweight pada remaja overweight di SMA Kota Malang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai acuan dalam melaksanakan intervensi lebih lanjut pada remaja
overweight
b. Sebagai acuan dalam kegiatan pencegahan kejadian obesitas pada
remaja overweight
c. Sebagai acuan dalam kegiatan penanggulangan kejadian obesitas pada
remaja overweight
E. Kerangka Konsep
Analisis Hubungan Pola Makan dan Asupan Zat Gizi Makro Terhadap Kadar
Glukosa Darah dan Kolesterol Total Pada Remaja Overweight di SMA Kota
Malang
Glukosa Kolesterol
Darah Total
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja Overweight
Overweight dan obesitas di kalangan anak muda adalah masalah medis dan
sosial yang serius. Fenomena ini terjadi di negara berkembang pada kelas sosial
ekonomi karena adopsi gaya hidup yang tertutup bagi masyarakat barat. Kecuali
faktor genetik, prenatal dan sosiokultural kebiasaan, mengambil makanan
berkalori tinggi, kurangnya aktivitas fisik dan peningkatan waktu layar adalah
alasan utama (Seth & Sharma, 2012). Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat
gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, akan tetapi terdapat sebagian
remaja yang asupannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya, sehingga menjadi
gemuk. (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Masalah kelebihan gizi pada remaja maupun dewasa merupakan masalah
penting, selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat
memengaruhi produktifitas kerja. Oleh sebab itu, pemantauan keadaan tersebut
perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Cara pemantauan berat
badan normal dapat menghitung IMT atau Indeks Massa Tubuh.
Laporan FAO/WHO/UNU menyatakan bahwa batasan berat badan normal
ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia, istilah Body
Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). Untuk
kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat
kegemukan, batas ambang di Indonesia dibagi berdasarkan pengalaman klinis
dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang, sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Sumber : Kemenkes RI, 2003
a. Pola makan
Pola makan diartikan sebagai suatu bentuk kebiasaan konsumsi makanan
pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan makan ini
terbagi menjadi dua antara kebiasaan makan yang benar dan kebiasaan
makan yang salah, salah satunya bisa memicu timbulnya penyakit
diabetes melitus (DM) yaitu pada pola makan yang salah, sehingga
diperlukan adanya perencanaan makan dengan mengikuti prinsip 3J
(tepat jumlah, jenis, dan jadwal) agar kadar gula darah tetap terkendali
dalam kadar yang normal (Syauqy, 2015).
b. Obat antidiabetik
Obat antidiabetik merupakan salah satu terapi pada penderita DM, bila
ditemukan kadar glukosa darah masih tinggi atau belum memenuhi kadar
sasaran metabolik yang diinginkan, sehingga penderita harus minum obat
(obat hipoglikemik oral atau OHO), atau bisa dengan bantuan suntikan
insulin sesuai indikasi, untuk jenis obat antipsikotik atypical biasanya
berefek samping pada sistem metabolisme, sehingga sering dikaitkan
pada peningkatan berat badan dan untuk mengantisipasinya diperlukan
pemantauan akan asupan karbohidrat, penggunaan antipsikotik juga
dikaitkan dengan hiperglikemia walaupun mekanismenya belum jelas
diketahui (Toharin, 2015).
c. Usia
Usia berisiko terhadap penderita diabetes mellitus. Usia yang berkisar di
atas usia 45 tahun harus dilakukan pemeriksaan glukosa darah (Perkeni,
2011). Berdasarkan hasil penelitian, usia yang rentan terkena penyakit
diabetes mellitus adalah kelompok usia 45-54 tahun lebih tinggi 2,2% bila
dibanding dengan kelompok usia 35-44 tahun (Fatimah, 2015).
d. Kurangnya aktivitas
Aktivitas fisik atau latihan jasmani yang dilakukan penderita diabetes
mellitus berkisar antara 5-30 menit dapat menurunkan kadar glukosa
darah, timbunan lemak, dan tekanan darah, karna ketika aktivitas tubuh
tinggi penggunaan glukosa oleh otot ikut meningkat, sehingga sintesis
glukosa endogen akan ditingkatkan agar kadar gula dalam darah tetap
seimbang, jadi tubuh akan mentolerir kebutuhan glukosa yang tinggi
akibat aktivitas yang berlebih maka kadar glukosa tubuh menjadi rendah
(Wirawanni, 2014).
5. Intrepetasi Hasil Lab
Menurut PERKENI, 2011 kadar glukosa sewaktu dan kadar glukosa puasat
sebagai patokan penyaring dan diagnosis diabetes melitus. Kategori hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan kadar glukosa darah puasa
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar Glukosa Darah Puasa
b. Uji HBA1C
Uji HBA1C juga dikenal dengan Glycosylated Haemoglobin Test
digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan
terakhir, uji ini lebih sering dipakai untuk mengontrol kadar glukosa darah
penderita diabetes. Klasifikasi kadar Glukosa Darah berdasarkan HBA1C
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Klasifikasi kadar Glukosa Darah berdasarkan HBA1C
Hasil Kadar HBA1C
Normal kurang dari 5,7 %
Prediabetes 5,7-6,4 %
Diabetes sama atau lebih dari 6,5 %
a. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging
kambing, meskipun tidak sedikit pula yang berasal dari lemak nabati
seperti santan dan minyak kelapa. Telur juga termasuk makanan yang
mengandung kolesterol yang tinggi. Makanan yang banyak mengandung
lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, seperti minyak
kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega juga juga memiliki lemak
jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol (Yovina, 2012).
Menurut Restyani (2015), dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak jenuhnya dapat meningkatkan kadar kolesterol total.
b. Kurang aktivitas fisik
Faktor risiko yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah
yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut telah
dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tunggul, Rimbawan
dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan
nilai p<0.05.
c. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Winda, Rooije & Tinny (2016) bahwa pengetahuan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar kolesterol seseorang
dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dalam
mengendalikan kadar kolesterol.
d. Kepatuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah,
hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Din
(2015) yang didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol yaitu seperti diet kaya
lemak, kurangnya olahraga, stress serta faktor ketidakpatuhan pasien
dalam mengontrol kolesterolnya. Hal tersebut didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Putri (2016) bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kepatuhan diet dengan kadar kolesterol dalam darah.
5. Intrepetasi Hasil Lab
Interpretasi kadar kolesterol pada dewasa adalah 240 mg/dl. Nilai
rujukan untuk bayi adalah 90-130 mg/dl, pada anak usia 2-19 tahun nilai
idealnya 130-170 mg/dl, resiko sedang 171-184 mg/dl, resiko tinggi >185
mg/dl (Leksono, 2016).
Berdasarkan sumber NCEP-ATP iii tahun 2001 disebutkan kadar
kolesterol normal adalah <200 mg/dL, kadar mengkhawatirkan 200-239
mg/dL, dan tinggi ≥240 mg/dL.
L. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Obesitas/ Overweight
Pengetahuan gizi merupakan kemampuan seseorang dalam untuk
mengingat kembali kandungan gizi pada makanan serta fungsi zat gizi
tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang
dibutuhkan untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan,
supaya struktur pengetahuan yang baik mengenai gizi dan kesehatan dapat
dikembangkan. Penelitian oleh Asda dan Sri (2017), menunjukkan bahwa
Terdapat hubungan Pengetahuan Remaja tentang Obesitas dengan
penerimaan Harga Diri Remaja di SMP Pangudi Luhur 1 Timoho, dengan nilai
significancy pada hasil menunjukan (p = 0,001). Dengan r senilai 0,509
sehingga masuk kategori positif.
M. Hubungan Asupan Gizi Zat Makro dengan Obesitas/ Overweight
Sesorang yang sering mengkonsumsi asupan gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) secara berlebihan berisiko mengalami obesitas. Hasilpenelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Asupan energi dan Zat Gizi makro
dengan kejadian Obesitas pada remaja siswa/siswi SMA N 5 Pekanbaru. Jadi
salah satu faktor penyebab obesitas yaitu bisa dilihat dari pola makan
seseorang yang berlebihan melebihi kapasitas makan orang normal makan 2
atau 3 kali makan sehari. Dikatakan berlebih dilihat dari makan sehari-hari 3 kali
sehari ditambah dengan jajanan dan makan makanan cepat saji dengan jumlah
yang berlebihan lama (Restuastuti, dkk.2016).
N. Hubungan Obesitas/ Overweight dengan Kadar Glukosa Darah
Kelebihan berat badan memiliki peran yang kurang baik yaitu meningkatkan
resistensi insulin oleh tubuh, sehingga glukosa dalam darah tidak mampu
dimetabolisme dengan baik oleh sel dan akhirnya terjadi peningkatan glukosa.
Penelitian oleh Cida, dkk (2017), menunjukkah bahwa kadar glukosa darah pada
anak dengan Indeks Massa Tubuh normal sebagian besar (71 %) memiliki kadar
glukosa darah normal, untuk anak dengan Indeks Massa Tubuh overweight
sebagian besar (58 %) memiliki kadar glukosa darah tinggi. Hasil uji beda
didapatkan p value 0,004 (< 0,05), artinya terdapat perbedaan kadar glukosa
darah pada anak dengan Indeks Massa Tubuh normal dan overweight.
O. Hubungan Obesitas/ Overweight dengan Kolesterol Total
Profil lipid adalah keadaan lemak darah yang ditinjau dari kandungan total
kolestrol dalam darah, LDL, HDL dan Trigliserida. Sesuai kriteria International
Diabetes federation (IDF) dikategorikan obesitas jika nilai lingkar pinggang ≥90
cm untuk laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan. siswa yang obesitas memiliki
kadar LDL di atas normal. kadar profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai
profil lipid pada penyakit kardiovaskular dan anak yang obesitas mempunyai
risiko hipertensi lebih besar (Iksan, dkk., 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu
b. Kriteria Eksklusi
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola makan dan asupan
zat gizi makro.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah dan
kolesterol total.
E. Definisi Operasional Variabel
Tabel 6. Definisi Operasional Variabel
Definisi Cara
Variabel Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala
Operasional Pengukuran
Pola Makan Gambaran FFQ (Food Pengisian Hasil pengukuran Ordinal
mengenai Frequency kuisioner dibagi menjadi 3
kebiasaan makan Questionna secara mandiri kategori, berdasarkan
meliputi jenis, ires) (Kemenkes RI, 2014) :
jumlah, dan 1. Kurang, jika
frekuensi makanan konsumsi makanan
secara umum pokok <8 porsi/hari
untuk laki-laki dan
<5 porsi/hari untuk
perempuan, lauk<3
porsi/hari, pauk<3
porsi/hari, sayur <3
porsi/hari, dan
buah <5 porsi/hari.
2. Lebih, jika
konsumsi makanan
pokok >8 porsi/hari
untuk laki-laki dan
>5 porsi/hari untuk
perempuan, lauk
>3 porsi/hari, pauk
>3 porsi/hari, sayur
>3 porsi/hari, dan
buah >5 porsi/hari.
3. Cukup, jika
konsumsi makanan
pokok 8 porsi/hari
untuk laki-laki dan
5 porsi porsi/hari
untuk permepuan,
lauk 3 porsi/hari,
Definisi Cara
Variabel Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala
Operasional Pengukuran
pauk 3 porsi/hari,
sayur 3 porsi/hari,
dan buah 5
porsi/hari.
Dinyatakan dalam
Pengisian satuan % dibagi
Jumlah asupan
secara mandiri menjadi 5 kategori,
makanan dan
dengan berdasarkan (Gibson,
minuman yang
bantuan buku 2005) :
dikonsumsi Food
kumpulan 1. Lebih :
responden dalam Record 2
contoh model ≥120% AKG
berat matang yang hari
Asupan Energi makanan 2. Normal : Ordinal
mengandung weekday
kemudian 90-119%
energi, 2 hari dan 2 hari
dihitung 3. Defisit ringan :
weekday dan 2 hari weekend
dengan 80-89%
weekend setelah itu
menggunakan 4. Defisit sedang :
dikonversikan
sistem data 70-79%
dalam gram.
nutrisurvey 5. Defisit berat :
<70%
Dinyatakan dalam
satuan % dibagi
Pengisian
Jumlah asupan menjadi 5 kategori,
secara mandiri
makanan dan berdasarkan
dengan
minuman yang (Gibson, 2005) :
bantuan buku
dikonsumsi Food 1. Lebih :
kumpulan
responden dalam Record 2 ≥120% AKG
contoh model
Asupan berat matang yang hari 2. Normal :
makanan Ordinal
Karbohidrat mengandung weekday 90-119%
kemudian
karbohidrat, 2 hari dan 2 hari 3. Defisit ringan :
dihitung
weekday dan 2 hari weekend 80-89%
dengan
weekend setelah itu 4. Defisit sedang :
menggunakan
dikonversikan 70-79%
sistem data
dalam gram. 5. Defisit berat :
nutrisurvey
<70%
Definisi Cara
Variabel Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala
Operasional Pengukuran
Dinyatakan dalam
Pengisian satuan % dibagi
Jumlah asupan
secara mandiri menjadi 5 kategori,
makanan dan
dengan berdasarkan
minuman yang
bantuan buku (Gibson, 2005) :
dikonsumsi Food
kumpulan 1. Lebih :
responden dalam Record 2
contoh model ≥120% AKG
Asupan berat matang yang hari
makanan 2. Normal : Ordinal
Protein mengandung weekday
kemudian 90-119%
protein, 2 hari dan 2 hari
dihitung 3. Defisit ringan :
weekday dan 2 hari weekend
dengan 80-89%
weekend setelah itu
menggunakan 4. Defisit sedang :
dikonversikan
sistem data 70-79%
dalam gram.
nutrisurvey 5. Defisit berat :
<70%
Jumlah asupan
makanan dan
minuman yang Dinyatakan dalam
dikonsumsi Pengisian satuan % dibagi
responden dalam secara mandiri menjadi 5 kategori,
berat matang yang dengan berdasarkan
mengandung bantuan buku (Gibson, 2005) :
Food
lemak, 2 hari kumpulan 1. Lebih :
Record 2
weekday dan 2 hari contoh model ≥120% AKG
hari
Asupan Lemak weekend setelah itu makanan 2. Normal : Ordinal
weekday
dikonversikan kemudian 90-119%
dan 2 hari
dalam gram. dihitung 3. Defisit ringan :
weekend
dengan 80-89%
menggunakan 4. Defisit sedang :
sistem data 70-79%
nutrisurvey 5. Defisit berat :
<70%
Tahap Pelaksanaan
Penjelasan sistematis
penelitian
Tanya jawab
Hari Ke-3 s/d 8 Pengumpulan data antropometri 24 responden (@1 hari/4 org)
Hari Ke-9
Pengumpulan
Pengisian kuisioner FFQ
data kuisioner
Hari Ke-10 FFQ
Hari Ke-11
Pengisian form food record Pengumpulan
2 x 24 jam weekday data food record
Hari Ke-12 weekday
Hari Ke-13
Pengisian form food record Pengumpulan
2 x 24 jam weekend data food record
Hari Ke-14 weekend
Dalam melakukan penelitian, peneliti akan mengajukan kode etik dan setelah
mendapatkan persetujuan, peneliti akan melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika, meliputi :
a. Informed concent
Diberikan kepada responden yang akan ditelliti. Responden harus memenuhi
kriteria inklusi. Lembar informed concent dilengkapi dengan judul penelitin dan
manfaat penelitian, serta kesepakatan yang dibuat oleh peneliti dan
responden. Jika subyek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan
harus tetap menghargai hak-hak subyek.
b. Annonymity
Untuk menjaga keberadaan identitas responden dengan tidak mencantumkan
nama responde, tetapi cukup dengan memberikan inisial atau kode.
c. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompom
tertentu akan dilaporkan sebagai hasil penelitian
BAB IV
A. Anggaran Biaya
B. Jadwal Kegiatan
Berikut adalah rincian rencana kegiatan yang dimulai dari penyusunan proposal
penelitian hingga penyusunan laporan penelitian.
Bulan
No Kegiatan Januar
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
i
1 Penyusunan
Proposal
Penelitian
2 Konsultasi
dengan Dosen
Pembimbing
3 Pengajuan
Proposal
Penelitian
4 Pengajuan
Izin Penelitian
4 Pengambilan
Data
5 Analisis Data
6 Evaluasi
Kegiatan
7 Penarikan
Kesimpulan
dan
Pembuatan
Laporan
Daftar Pustaka
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta, Jakarta.
Barasi, M.E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Diterjemahkan oleh : Hermin. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Basuki, R., dan Fitriah, A.H. 2013. Patologi dan Gangguan Metabolisme. Gena
Pratama Pustaka.
Batara D., Bodhi W., dan Kepel B.J. 2016. Hubungan Obesitas dengan Tekanan
Darah dan Aktivitas Fisik Pada Remaja di Kota Bitung. Jurnal e-Biomedik.
4(1). https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/, Diakses 20 November 2019.
Buraerah, Hakim. 2010. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreg Rappan. Jurnal Ilmiah Nasional.
http://lib.atmajaya.ac.id/, Diakses 15 November 2019.
Cida, T., Hadi, S. dan Sutriningsih, A., 2017. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Pada
Anak Dengan Indeks Massa Tubuh Normal dan Overweight di SDK Sang
Timur Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(1).
https://publikasi.unitri.ac.id/, Diakses 15 November 2019.
Dewi, S.R., 2013. Hubungan antara pengetahuan gizi, sikap terhadap gizi dan pola
konsumsi Siswa kelas XII program keahlian jasa boga di SMK Negeri 6
Yogyakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Boga. Fakultas
Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.
Direkorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan.
2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan
Obesitas Pada Anak Sekolah.
Fadila, I. and Kurniawati, H. 2018. Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Puteri
sebagai Pilar Menuju Peningkatan Kesehatan Ibu. Prosiding Seminar
Nasional FMIPA-UT 2018 : Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam
Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) (pp. 78-89).
Universitas Terbuka. Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018.
Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Second Edition. Oxford
University Press Inc, New York.
Hagman, E. 2016. Elevated fasting glucose levels in obese children and
adolescents: prevalence and long-term consequences. Thesis, Department of
Clinical Science, Intervention and Technology, Karolinska Institutet,
Stockholm.
Hastuty, Y.D., 2018. Perbedaan Kadar Kolesterol Orang yang Obesitas dengan
Orang yang Non Obesitas. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh,
1(2), pp : 47-55. https://ojs.unimal.ac.id/, Diakses 27 Oktober 2019.
Indriasari, R. and Najamuddin, U., 2013. Studi Validasi Semi-Quantitatif Food
Frequency Questionnaire (FFQ) dan Recall 24 Jam Terhadap Asupan Zat
Gizi Makro Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/, Diakses 10 November 2019.
Iqbal, M., Oktafa, H., dan Permadi, M.R. 2017. Pelatihan Pengembangan
Kemampuan Deteksi Dini Obesitas Remaja Pada Pengurus Unit Kesehatan
Sekolah (UKS) SMA Negeri 1 Jember. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Pengabdian Masyarakat Tahun 2017. Jember, 14 September 2017.
Jafar, N., Indriasari, R., Syam, A., dan Kurniati, Y. 2018. Pengaruh Pelatihan
Edukator Sebaya terhadap Pengetahuan tentang Gizi Seimbang pada Siswa
di SMUN 16 Makassar. Media Gizi Pangan. http://journal.poltekkes-
mks.ac.id/, Diakses 25 Oktober 2019.
JAMA. 2001. Executive Summary of The Third Report of The National Cholesterol
Education Program Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adult (Adult treatment
panel III). 285(19): 2476-97. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses 15
November 2019.
Kemenkes, RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N.H., Siwi, L.P., Adityanti, M.M.,
Mustikaningsih, D. dan Sholihah, K.I. 2015. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
11(4), pp : 179-190. https://jurnal.ugm.ac.id/, Diakses 15 November 2019.
Kuspriyanto dan Susilowati. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. PT Refika Aditama :
Bandung
Llewellyn A., Simmonds M., Owen C.G., and Woolacott, N. 2016. Childhood Obesity
as a Predictor of Morbidity in Adulthood: A Systematic Review and Meta-
Analysis. Obesity Reviews (17) pp :56–67. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/,
Diakses 10 November 2019
Milyani, A. A., & Al-Agha, A. E. (2019). The Effect of Body Mass Index and Gender
on Lipid Profile in Children and Adolescents in Saudi Arabia. Annals of
African medicine, 18(1), 42–46. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/, Diakses 10
November 2019.
Onis, Mercedes & Onyango, Adelheid & Borghi, Elaine & Siyam, Amani & Nishida,
Chizuru & Siekmann, Jonathan. 2007. Development of a WHO growth
reference for school-aged children and adolescents. Bulletin of the World
Health Organization, 85:660-7.
Özdemir, A., Utkualp N., dan Palloş A. 2015. Physical and Psychosocial Effects of
the Changes in Adolescence Period. International Journal of Caring
Sciences. 9(2), p : 717. https://internationaljournalofcaringsciences.org/,
Diakses 8 November 2019.
Sartika, I., Nikmawati, E.E. dan Mahmudatusa’adah, A., 2014. Pengetahuan Dan
Keterampilan Pemilihan Makanan Sehari-Hari Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Tata Busana. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 3(1).
https://ejournal.upi.edu/, Diakses 10 November 2019.
Suiraoka, I.P. 2015. Pencegahan Dan Pengendalian Obesitas Pada Anak Sekolah.
Jurnal Ilmu Gizi 6(1). http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/, Diakses 28
Januari 2020.
Suryaputra, K., dan Nadhiroh S.R. 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
antara Remaja Obesitas dengan Non Obesitas. Makara Kesehatan. 16(1):
36-44. https://e-journal.unair.ac.id/, Diakses 26 Desember 2019.
Syauqy, A., 2015. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus
Berdasarkan Pengetahuan Gizi, Sikap Dan Tindakan Di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Islam Jakarta. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang.
Nama :
___________________________________________
Usia :
___________________________________________
Berat Badan (kg) :
___________________________________________
Tinggi Badan (cm) :
___________________________________________
Asal Sekolah :
___________________________________________
a. Karbohidrat c. Vitamin
b. Protein d. Lemak
B. Resiko Obesitas
1) Apa yang kamu ketahui tentang faktor resiko overweight dan
obesitas?
a. Pendorong terjadinya obesitas
b. Penyebab utama obesitas
c. Dampak obesitas
d. Faktor pencegahan obesitas
2) Aspek dengan resiko paling sedikit dalam menyebabkan overweight
dan obesitas adalah…
a. Pola makan
b. Tingkat pengetahuan
c. Genetik
d. Aktivitas fisik
3) Lingkungan mendorong perilaku hidup dan pola makan cenderung
tidak sehat, salah satu contoh perilaku hidup yang tidak sehat
adalah…
a. Mengonsumsi sayuran hijau minimal 1 kali sehari
b. Memilih camilan sehat padat gizi secara terus-terusan diselingi
mengosumsi buah
c. Melakukan aktivitas fisik seminggu 3 kali tanpa diimbangi
makanan konsumsi buah
d. Sering mengonsumsi junk food tanpa diimbangi dengan zat gizi
yang lainnya
4) Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cemderung
mengalami obesitas karena….
a. Metabolisme karbohidrat tidak bekerja dengan normal karena
kurang bergerak
b. Lemak tubuh menumpuk berlebihan
c. Memicu gangguan pencernaan
d. Menurunkan imunitas tubuh
5) Kemajuan teknologi meningkatkan sedentary lifestyle remaja yang
menuntun pada kejadian overweight dan obesitas, apa yang
dimaksud dengan sedentary lifestyle?
a. Perilaku didominasi duduk dan tidur
b. Gaya hidup yang banyak mengonsumsi junk food tanpa
diimbangi dengan asupan zat gizi yang terstruktur
c. Perilaku kurangnya beraktivitas fisik sesuai anjuran
d. Perilaku didominasi dengan duduk dan bersandar
6) Kelompok makanan yang memiliki resiko tinggi dalam menimbulkan
kejadian overweight dan obesitas adalah …
a. Tinggi energi, tinggi lemak jenuh, tinggi karbohidrat sederhana,
rendah serat, dan tinggi natrium
b. Tinggi energi, tinggi lemak jenuh, tinggi karbohidrat kompleks,
rendah serat, dan tinggi natrium
c. Tinggi energi, tinggi rendah lemak jenuh, rendah karbohidrat
sederhana, rendah serat, dan dan rendah natrium
d. Tinggi energi, tinggi lemak tidak jenuh, tinggi rendah karbohidrat
sederhana, tinggi serat, dan tinggi natrium
Data Responden
Data Responden
Nama
Nama
: Umur
Umur
: Berat Badan (kg)
Berat Badan (kg)
: Tinggi Ba
Tinggi Badan (cm)
: (cm)
Jenis Kelamin
: Jenis Kelamin
Asal Sekolah
: Asal Sekolah
Deteksi Dini
Materi Resiko Obesitas Pencegahan Obesitas
Obesitas
Skor
Kategori
3. Form Food Record 1 x 24 Jam
Sarapan
Selingan
Pagi
Makan
Siang
Selingan
Sore
Nama Produk Berat Bahan
Cara
Nama (untuk Makanan
Waktu Bahan Makanan Pengolahan
Makanan makanan
Makanan
kemasan) URT gram
Makan
Malam
4. Tabel Kadar Glukosa Darah dan Kadar Kolesterol Total
Tabel. Tabel Kadar Glukosa Darah dan Kadar Kolesterol Total Responden
Kadar Glukosa
Darah (mg/dl)
Kadar Kolesterol
Total (mg/dl)
Kategori
5. Kuisioner FFQ (Food Frequency Questionnaires)
KUISIONER
SQ-FFQ (Semi Quantitative-Food Frequency)
Berilah tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan pola dan kebiasaan makan
responden dalam mengonsumsi makanan (6 bulan terakhir).
Golongan sayur
Bayam
Buncis
Daun kelor
Daun
singkong
Gambas/oyon
g
Kangkung
Kol kembang
Kol
merah/putih
Labu siam
Sawi
Selada
Terong
Tomat
Wortel
Golongan buah
Alpukat
Apel
Belimbing
Jambu biji
Jeruk
Mangga
Melon
Pepaya
Pisang
POLA DAN KEBIASAAN MAKAN Keterangan
Frekuensi Konsumsi (merk/jenis makanan
Porsi yang belum tertera
Bahan Hari Minggu Bulan Tahun
makanan Berat
URT > 1x 1x 4–6x 1-3x 1x 1x
(g)
Semangka
Sirsak
Lain-lain
Margarin
Biskuit
Gula aren
Gula pasir
Kopi
Teh
Madu
Kecap
Saos tomat
Santan
Garam
Minuman
Kopi
Teh
Sirup
Minuman
Soda
Minuman
Berenergi
Minuman
Isotonik
6. Form Penjelasan Sebelum Penelitian
(PSP)
Seandainya Anda tidak menyetujui proses dalam penelitian ini, maka Anda
diperkenankan untuk mengundurkan diri dan untuk itu Anda tidak akan dikenakan
sanksi apapun. Segala informasi dan catatan akan peneliti rahasiakan. Apabila
Anda memerlukan informasi atau bantuan terkait dengan penelitian ini, maka
Anda bisa menghubungi Siti Qodriyatus Solikhah sebagai peneliti utama dengan
kontak yang dapat dihubungi 085785401891.
PENELITI
7. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Tanggal Lahir :
Nama Sekolah :
Alamat :
Nama :
Tanggal Lahir :
Nama Sekolah :
Alamat :
No. Responden :
Tanggal :
1. Nama :
_________________________________________________
2. Tanggal Lahir :
_________________________________________________
3. Usia :
_________________________________________________
4. Jenis Kelamin : (Perempuan/Laki)*
5. Alamat :
_________________________________________________
6. Asal Sekolah :
_________________________________________________
7. No. Telepon :
_________________________________________________