Anda di halaman 1dari 56

USULAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN “STM”(SUSU TELUR MADU) TERHADAP


KENAIKAN BERAT BADAN REMAJA UNDERWEIGHT
DI SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI

AULIA HARNIS
P01031220088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK


KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2023
PENGARUH PEMBERIAN “STM” (SUSU TELUR MADU) TERHADAP
KENAIKAN BERAT BADAN REMAJA UNDERWEIGHT
DI SMA NEGERI 2 TANJUNG BALAI

Usulan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untukmenyelesaikan


Program Studi Sarjana Terapan Gizi di Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan

AULIA HARNIS
P0103122008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK


KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Pengaruh Pemberian Puding
“STM” (Susu Telur Madu) Terhadap
Kenaikan Berat Badan Remaja
Underweight di SMA NEGERI 2
TANJUNGBALAI.
Nama Mahasiswa : Aulia Harnis
Nomor Induk Mahasiswa : P01031220088
Program Studi : Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika

Menyetujui

Berlin Sitanggang, SST, M.Kes


Pembimbing Utama

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian puding “STM” (susu telur
madu) Terhadap Kenaikan Berat Badan Remaja Underweight Sekolah
Di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI”.
Dalam penulisan Usulan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Riris Oppusunggu, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
RI Medan
2. Berlin Sitanggang, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah banyak meluangkan waktu dan selalu memberi bimbingan
dalam penyusunan usulan skripsi ini.
3. Semua dosen jurusan gizi yang telah membekali ilmu pada penulis.
4. Kedua orang tua saya H.Abd Halim Ch, Bsc Sh dan Nina Sofia Nari
penulis yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan
pengorbanannya.
5. Muhammad Sabriansyach yang turut membantu dalam penulisan
usulan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan saya yang telah memotivasi saya yang
tidak dapat sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa usulan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan para pembaca dapat
memberi saran dan masukan untuk menyempurnakan usulan proposal ini.
Semoga usulan skripsi ini dapat di terima dan penelitiaannya dapat
dilaksanakan penulis dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan program studi sarjana terapan gizi politeknik
kemenkes medan atas masukan dan saran-saran pembaca penulis
ucapkan terimakasih.
penulis

iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
BAB I.......................................................................................................... 9
PENDAHULUAN ........................................................................................ 9
A. Latar Belakang .......................................................................................... 9
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 12
1. Tujuan Umum ............................................................................... 12
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
BAB II ....................................................................................................... 14
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 14
A. Remaja Underweight ........................................................................... 14
B. Penyebab Underweight ....................................................................... 16
C. Dampak Underweight ....................................................................... 17
D. Puding.............................................................................................. 17
E. Puding STM ......................................................................................... 18
F. Kerangka Teori .................................................................................... 25
G. Kerangka Konsep............................................................................. 26
H. Defenisi Operasional ........................................................................ 27
I. Hipotesis.............................................................................................. 29
BAB III ...................................................................................................... 30
METODE PENELITIAN ............................................................................ 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 30
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 30
D. Prosedur penelitian .......................................................................... 31
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN............................................................................................... 38

iv
DAFTAR TABEL
1. Klasifikasi Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)...................................15
2. Kandungan Gizi Per 100 gr Puding Sumber BPOM 2013...................18
3. Prosedur Pembuatan Puding STM......................................................20
4. Kandungan Gizi 100 gr........................................................................23
5. Harga Puding.......................................................................................24

v
DAFTAR GAMBAR
1. Prosedur Pembuatan Lapisan Pertama Puding...................................21
2. Prodedur Pembuatan Lapisan Kedua Puding......................................22
3. Modifikasi Kerangka Teori Unicef (1998).............................................25
4. Kerangka Konsep.................................................................................26

vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pernyataan Ketersediaan Menjadi Responden....................................37
2. Pencatatan Hasil Pengukuran Survey Pendahuluan...........................38
3. Surat Survey Pendahuluan..................................................................51
4. Surat Balasan Survey Pendahuluan....................................................52
5. Bukti Bimbingan Proposal Skripsi........................................................53
6. Dokumentasi........................................................................................55

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Underweight secara harfiah berarti berat badan rendah (kurus).
Underweight dapat diartikan sebagai berat badan rendah akibat gizi
kurang. Kejadian gizi kurang pada perempuan usia aktif sering luput dari
penglihatan dan pengamatan biasa. Dampak kesehatan yang dapat
ditimbulkan underweight adalah mudah terserang penyakit infeksi akibat
sistim kekebalan tubuh yang menurun, kehilangan massa otot tubuh,
rambut rontok, regulasi hormonal tidak teratur (gangguan kelenjar tiroid),
haid tidak teratur bahkan dapat tidak haid serta kelelahan. Dalam jangka
panjang underweight dapat menyebabkan osteoporosis dan anemia (Ali
Khomsan, 2003).
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh konsumsi makanan
yang tidak seimbang. yang mana zat gizi di dalam makanan yang
dikonsumsi tersebut tidak cukup atau tidak mampu kebutuhan yang
seharusnya. Sehingga memudahkan munculnya memenuhi penyakit
infeksi seperti diare,demam dan lain sebagianya,kemudian mempengaruhi
nafsu makanan menjadi turun dan akhirnya dapat menderita kurang gizi
(Santoso & Ranti, n.d.).
Remaja menurut world health organization (WHO) adalah
penduduk yang berumur antara 1-19 tahun. Remaja mengalami
pertumbuhan fisik yang cepat (growth spurt). Pertumbuhan fisik yang
terjaddi pada remaja seperti meningkatnya tinggi badan dan berat badan,
pertumbuhan skeltal di sertai peningkatan massa tulang, perubahan
proporsi tubuh dan timbulnya ciri-ciri sekunder.
Menurut WHO bahwa kejadian underweight mengalami
peningkatan dari 24% pada tahun 1990, menjadi 26,8% pada tahun 2014.
Menurut unicef underweight telah menjadi masalah yang serius di
beberapa negara di dunia. Hasil studi oleh Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES), di Amerika serikat menunjukkan bahwa
3.7% dari anak-anak dan remaja usia 2-19 tahun mengalami underweight.

9
Wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah mencapai 43%. Negara yang
memiliki angka kejadian underweight terbanyak adalah kawasan Asia
Selatan yaitu mencapai 66%.
Berdasarkan laporan Riskesdas yang dilakukan kementrian
kesehatan pada tahun 2018, menunjukkan bahwa diindonesia prevalensi
gizi kurang pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 8,7%. Prevalensi gizi
kurang pada usia 16-18 tahun di sumatera utara sebesar 5,1%,
sedangkan dikota medan prevalensi gizi kurang pada remaja usia 16-18
tahun sebesar 3,63%. (Kemenkes RI, 2018)
Faktor penyebab langsung masalah gizi, baik masalah gizi lebih
atau masalah gizi kurang adalah ketidakseimbangan antara asupan
makanan dengan kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi. Gizi
kurang di sebabkan karena asupan gizi dibawah kecukupan yang
dianjurkan sedangkan gizi lebih disebabkan karena asupan gizi melebihi
kecukupan yang dianjurkan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang
cukup (Supariasa, 2014).
Untuk mengatasi kekurangan asupan makanan, salah satu
alternatif, yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan
tambahan (PMT). Pemberian PMT, dapat dilakukan dengan pemberian
puding.
Puding merupakan makanan selingan yang sangat umum dikenal
dan dikonsumsi masyarakat. Puding adalah sejenis makanan terbuat dari
pati yang diolah dengan cara merebus dan mengukus, sehingga
menghasilkan gel dengan tekstur yang lembut (Sari 2014), daya terima
puding yaitu warna puding harus menarik, rasa yang di sukai sebaiknya
tidak terlalu manis, aromanya harum sesuai dengan bahan pengisinya,
dan teksturnya kenyal salah satunya puding yang terbuat dari
susu,telur,madu dan jahe (Cahyakarista, 2022).
Puding STM ini didasari dari resep minuman STM yang sudah
biasa di jual dipinggir jalan dalam bentuk cair, lalu peneliti mencoba
memodifikasi dari resep minuman STM yang berbentuk cair hingga
menjadi padat dengan, penambahan agar-agar yang dapat menjadikan

10
minuman STM lalu berbentuk puding kemudian setelah menjadi pudig
dapat disimpan dikulkas untuk menambah daya tahan simpan.
Selain memiliki rasa yang enak, aroma yang khas, dan bernilai gizi
tinggi, puding STM juga mudah di buat dirumah dan bahan dasar
pembuatannya dapat ditemui di sekitar kita.
Dari satu standart resep 250gr dapat diperoleh 3 porsi dengan isi
100gr per-porsi/cup, maka zat gizi dalam satu standart resep, Energi :
320,3 kkal (12%) dari AKG remaja laki-laki dan (15,2%) dari AKG remaja
perempuan, Karbohidrat : 40,7 gr (10,1%) dari AKG remaja laki-laki dan
(13,5%) dari AKG remaja perempuan, Protein : 11,9 gr (0,44%) dari AKG
remaja laki-laki dan (18,3%) dari AKG remaja perempuan, Lemak : 13,9 gr
(16,3%) dari AKG remaja laki-laki dan (19,8%) dari AKG remaja
perempuan.
Zat gizi dalam per-porsi/cup, Energi : 109,4 kkal (4,11%) dari AKG
remaja laki-laki dan (5,2%) dari AKG remaja perempuan, Karbohidrat :
13,5 gr (3,3%) dari AKG remaja laki-laki dan (4,5%) dari AKG remaja
perempuan, Protein : 3,9 gr (5,2) dari AKG remaja laki-laki dan (6%) dari
AKG remaja perempuan Lemak : 4,6 gr. (5,4%) dari AKG remaja laki-laki
dan (6,5%) dari AKG remaja perempuan.
Pemberian puding STM sebagai makanan tambahan untuk
penambah berat badan anak remaja menengah atas yang mengalami gizi
buruk dengan (z-score IMT/U <3SD) dan gizi kurang dengan (z-score
IMT/U -3SD SD <-2SD) di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI dengan
kandungan gizi per-cup, Energi : 89.2 kkal, Karbohidrat : 25.4 gr, Protein
6.0gr, calsium : 134.6 mg, dengan pemberian 100gr/hr seorang siswa/i
selama 21 hari di jam 10:00.
Hasil survey pendahulan yang dilakukan peneliti pada 29 juli 2023
di SMA NEGERI 2 Tanjungbalai, jumlah siswa kelas X sebanyak 108
orang terdiri dari 3 kelas. Peneliti melakukan penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan. Peneliti menemukan 3 siswa/i (3,5%).
remaja menengah atas yang mengalami gizi buruk dengan (z-score IMT/U

11
< 3SD) dan 36 siswa/i (33,6%) remaja menengah atas gizi kurang dengan
(z-score IMT/U -3SD SD <-2SD) di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian puding STM
terhadap kenaikan berat badan pada remaja menengah underweight di
SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di ambil rumusan
masalah sebagai berikut “Adakah Pengaruh Pemberian Puding “STM”
Susu Telur Madu Terhadap Kenaikan Berat Badan Remaja Underweight
Di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Pemberian “ Puding “STM” Susu Telur Madu
Terhadap Kenaikan Berat Badan Remaja Underweight Di SMA NEGERI 2
TANJUNGBALAI.

2. Tujuan Khusus
a. Menilai berat badan sebelum mengkonsumsi puding “STM” susu telur
madu pada remaja underweight Di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI
b. Menilai berat badan sesudah mengkonsumsi puding “STM” susu telur
madu pada remaja underweight Di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI
c. Menganalisis pengaruh pemberian puding “STM” susu telur madu pada
remaja underweight Di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan pengetahuan dan pengembangan ilmu peneliti
tentang Pengaruh Pemberian Puding “STM” Susu Telur Madu
Terhadap Kenaikan Berat Badan Underweight Di SMA NEGERI 2
TANJUNGBALAI.
b. Dapat menerapkan ilmu yang dipelajari dalam penelitian

12
c. Dapat menjadikan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
sarajana terapan gizi dan dietetika politeknik kemenkes medan
2. Manfaat Bagi Anak Remaja Menengah Atas
Menambah Informasi tentang pengaruh konsumsi susu telur madu
terhadap kenaikan berat badan.
3. Manfaat Bagi Sekolah SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI
Memberikan informasi hasil penelitian kepada pihak sekolah,
puskesmas dan dinas kesehatan dalam menanggulangi masalah berat
badan kurang pada anak remaja sekolah.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja Underweight
1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara usia 11 tahun sampai 21 tahun
(Irianto, 2015). Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan
proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang
sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang
terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya (Hasdianah,
2014).
a. Tahap Perkembangan Remaja
Semua aspek perkembangan dalam masa renaja secara global
berlangsung antara umur 10-21 tahun, dengan pembagian usia remaja
awal 10-14 tahun, remaja pertengahan 15-17, remaja akhir 18-21 tahun
(Pratiwi & Basuki, 2010).
2. Pengertian Underweight
Underweight merupakan keadaan gizi kurang yang terjadi akibat
kurangnya asupan zat gizi. Menurut Depkes RI, underweight adalah status
gizi yang didasarkan pada indeks massa tubuh, yang merupakan padanan
istilah dari Gizi Kurang. Menurut WHO, underweight merupakan status gizi
yang menggambarkan gizi kurang yaitu saat IMT (Indeks Massa Tubuh)
kurang dari 18.5 kg/m2. Underweight sering kali merupakan gejala dari
suatu penyakit. Seseorang yang memiliki berat badan underweight
mungkin memiliki risiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan
seseorang dengan IMT normal (18,5-24,9 kg/m2).
3. Penilaian Status Gizi Remaja
Penilaian status gizi salah satunya bisa diukur dengan indeks
antropometri yaitu, Indeks Massa Tubuh. Penilaian IMT hanya bisa
dilakukan pada usia remaja keatas (Supariasa, 2012). Menurut Istiany
(2014), penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa diatas 18
tahun, sedangkan untuk umur 0-18 tahun dapat menggunakan parameter

14
IMT menurut umur yang dalam penilaiannya dibedakan untuk anak laki-
laki dan anak perempuan. IMT dapat diketahui dengan mengukur berat
badan ataupun tinggi badan yang akan dilihat berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Kategori IMT menurut WHO (2006) kurus <17,0; normal
18,524,9; gemuk 25,0-29,9 serta obesitas ≥ 30,0.
Pengukuran antropometri dilakukan untuk mendapatkan data tentang
status gizi. Pengukuran status gizi dalam penelitian ini dilakukan dengan
dua metode yaitu lingkar lengan atas (LILA) dan status IMT. Status IMT
dilakukan dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.
Berat badan diukur dengan timbangan injak digital, sedangkan untuk
tinggi badan dengan microtoise.
Rumus untuk mengetahui nilai IMT dapat dihitung dengan rumus metric
berikut:
IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑘𝑔)
[𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛(𝑚)]²

Hasil perhitungan dengan formula ini akan mengindikasikan status gizi


dengan klasifikasi sebagai berikut:
Klasifikasi IMT/U menurut permenkes 2020 antara lain:
Tabel 1. Klasifikasi Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

sumber : permenkes no 02 Tahun 2020, (Ikhsanto, 2020)


1. Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Berat badan dijadikan pilihan utama karena berbagai
pertimbangan, antara lain: pengukuran atau standar yang paling baik,
kemudahan dalam melihat perubahan dan dalam waktu yang relatif
singkat yang disebabkan perubahan kesehatan dan pola konsumsi dapat

15
mengecek status gizi saat ini dan bila dilakukan secara berkala dapat
memberikan gambaran pertumbuhan berat badan juga merupakan ukuran
antropometri yang sudah digunakan secara luas dan umum di Indonesia,
keterampilan pengukur tidak banyak mempengaruhi ketelitian pengukuran
(Siti Nurbaeti, 2019).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang. Selain itu, faktor umur dapat
dikesampingkan dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan. Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm
(Supariasa, 2014).

B. Penyebab Underweight
1. Kurangnya Asupan Makan
Intake makanan yang tidak adekuat dan tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh dapat memicu terjadinya underweight. Kurangnya
asupan makanan dapat disebabkan oleh berbagai keadaan seperti
keadaan sakit, stres, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, serta aktivitas
harian yang tinggi. Kurangnya asupan makanan juga dapat disebabkan
oleh diet atau pola makan yang tidak benar.
2. Aktivitas fisik yang tinggi
Seseorang dengan aktivitas tinggi seperti atlet/olahragawan lebih
berisiko mengalami underweight dari pada individu dengan aktivitas
rendah. Saat melakukan aktivitas tinggi, tubuh akan membakar lebih
banyak kalori sehingga tidak banyak nutrisi yang dapat disimpan.
3. Penyerapan nutrisi tidak adekuat
Setiap tubuh memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Beberapa
orang memiliki kecenderungan metabolisme tubuh lebih cepat
dibandingkan dengan orang lain, disertai dengan proses absorbsi yang
tidak maksimal. Hal ini menyebabkan tubuh tidak mendapat nutrisi sesuai
dengan yang kebutuhan dan berujung pada terjadinya underweight.

16
4. Gaya Hidup
Konsumsi kafein, nikotin dan berbagai zat aditif dapat berpengaruh
terhadap kemampuan tubuh dalam menyerap zat makanan.
5. Faktor Genetik
Faktor genetik yang diturunkan pada seseorang dapat membuat
kadar metabolisme yang tinggi ataupun sel lemak badan yang kurang.

C. Dampak Underweight
underweight dapat menyebabkan penurunan fungsi tubuh seperti
penurunan fungsi kelenjar pituari, tiroid, gonad dan adrenal. Seseorang
dengan underweight memiliki kerentanan terhadap cedera dan infeksi.
Selain menimbulkan masalah biologis, keadaan underweight juga dapat
menyebabkan gangguan citra tubuh serta gangguan psikologis yang lain
(Mahan, L Kathleen, 2000).

D. Puding
1. Standar Mutu Puding
Puding susu telur madu yang dihasilkan memiliki tekstur yang sama
seperti puding-puding yang diolah seperti biasa. Tetapi untuk rasa yang
berbeda karena terdapat penambahan bahan yaitu telur dan madu. Mutu
baku yang di gunakan harus berdasarkan SNI 01-6993-2004 (Hra & May,
2012).
2. Pengertian puding.
Puding merupakan salah satu nama untuk berbagai hidangan
penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus. Pada
umumnya puding dikelompokkan pada pangan basah yang biasa di
sajikan pada acara-acara tertentu (Merah, n.d.)
3. Kandungan Gizi Puding
Kandungan gizi puding pada umumnya terdiri dari lemak, mineral
kalium dan zat besi. Mineral dan kalsium bermanfaat menjaga
keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh, mineral dan kalium bermanfaat
dalam memanfaatkan pembentukan dan memilihara kesehatan jantung
(Naligar, 2014).

17
Tabel 2. Kandungan Gizi per 100 gr Puding

Kandungan Satuan Nilai


Energi Kkal 100
Air G 17,8
Protein G 3.2
Lemak G 3,2
Serat G 0
Karbohidrat G 0
Kalsium Mg 400
Natrium G 0
Besi Mg 5
Vitamin A lµ 0
Vitamin C G 0
Sumber : BPOM RI, 2013

E. Puding STM
1. Pengertian Puding STM
Puding susu telur madu merupakan salah satu produk olahan dari
susu, telur, madu yang diberi bahan tambahan yang lain seperti agar-
agar, bubuk jelly, gula pasir, garam yang dicampur menjadi satu lalu
dimasak kemudian di masukkan di dalam cetakan lalu di dinginkan di
dalam freezer.
2. Keunggulan Puding STM
Puding susu telur madu mengandung zat gizi seperti protein,
lemak, karbohidrat, vitamin a, vitamin c, kalsium. Selain itu, puding susu
telur madu juga merupakan alternatif lain sebagai sumber protein. Protein
dalam tubuh memiliki fungsi sebagai zat pengatur dan zat pembangun
serta dapat membentuk jaringan otot yang dapat meningkatkan berat
badan. Bahan-bahan untuk membuat puding ini juga sangat mudah untuk
di dapatkan di lingkungan/wilayah sekitar tempat kita tinggal.

18
4. Resep Standar Awal (Minuman STM)
A. Bahan-bahan yang digunakan
 250ml susu cair putih (bisa pakai yang biasa atau UHT)
 3sdm madu
 4cm jahe (bakar, kupas dan geprek)
 1 butir telur ayam kampung
B. Cara membuat
 Kupas dan memarkan jahe, bakar hingga harum.
 Masukkan susu cair dan kenal manis kedalam panci. Aduk hingga
larut.
 Panaskan susu, potong jadi dua lalu masukkan jahe, aduk-aduk agar
tidak sampai mendidih,
 Pisahkan kuninng dan putih telur, ambil kuningnya saja.
 Masukkan kuning telur ke dalam gelas, campur dengan madu.
Sumber : https://cookpad.com/id/resep/15745398-stmj

19
5. Bahan dan Alat Pembuatan Puding Susu Telur Madu
a. Bahan dan alat pembuatan puding STM dapat di lihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3. Prosedur pembuatan puding STM
No Bahan Berat
(gr)

1 Susu full cream 1000

2 Telur (bagian 34
kuning)
3 Madu tj 28

4 Agar-agar swallow 7

5 Bubuk jelly 10

6 Gula pasir 30

7 Vanili 2

Alat :
• Pisau
• Panci
• Talenan
• Panci rebusan
• Bubble whisk
• Kompor
• Saringan stainless
• Sendok
• Cup puding
• Sendok kecil

20
b. Proses pembuatan puding
Lapisan pertama

Masukan Susu 500ml susu cair full cream dan 30 gr


gula pasir

Masukkan kedalam paci rebusan, tambahkan 3,5 gr


agar-agar, 5 gr bubuk jelly,14 gr madu tj kemudian
aduk rata, lalu hidupkan kompor.

Masak menggunakan api kecil dan aduk terus


menurus

Jika sudah mendidih,tambahkan 17 gr kuning kedalam


panci rebusan,Aduuk kembali dan masak hingga
mendidih

Matikan kompor lalu saring larutan puding


menggunakan saringan stainless, Tuang larutan puding
kedalam cup sebanyak 50 gr

Gambar 1. Prosedur Pembuatan Lapisan Pertama Puding STM

21
Lapisan kedua

Masukan susu 500ml susu cair full cream dan 30 gr


gula pasir.

Masukkan kedalam paci rebusan, tambahkan


3,5 gr agar-agar, 5 gr bubuk jelly(stawberry) 14 gr
madu tj kemudian aduk rata, lalu hidupkan kompor.

Masak menggunakan api kecil dan aduk terus


menurus

Ji Masak sudah mendidih,tambahkan 17 gr


kuning kedalam panci rebusan,Aduk kembali dan
masak hingga mendidh.

Matikan kompor lalu saring larutan puding


menggunakan saringan stainless. Dan Tuang larutan
puding kedalam cup sebanyak 50 gr diatas lapisan
pertama.

Gambar 2. Prosedur Pembuatan Lapisan Kedua Puding STM

22
b. Informasi nilai gizi puding stm per 100 gr
Tabel 4. Informasi nilai gizi puding STM per 100 gr
Jenis Zat Gizi Satuan Nilai Gizi

Energy Kkal 109,4

Water G -

Protein G 3,9

Fat G 4,6

Carbohydr G 13,5

Dietary G 0,0

Alchool G -

PUFA G 0,2

Cholesterol Mg 150,1

Vit.A Mg 99,6

Carotene Mg -

Vit. E Mg 0,1

Vit.B1 Mg 0.1

Vit.B2 Mg 0.2

Vit. B6 Mg 0,2

Folic acid Mg 13,2

Vit c Mg 0,8

Sodium Mg 60,6

Calsium Mg 102,5

23
Potassium Mg 140,7

Magnesium Mg 10,9

Phosphorus Mg 98,9

Iron Mg 0,5

Zinc Mg 0,4

c. Harga puding
Tabel 5. Harga puding
No Nama Bahan Berat (gr) Harga

1 Susu full cream merk 1000 Rp.19.000


Frisianflag
2 Madu Tj 28 Rp.2.000

3 Kuning Telur 64 Rp.4.000

4 Agar-agar swallow 8 Rp. 5.000

5 Bubuk jelly plain 5 Rp.2.500

6 Bubuk jelly stawberry 5 Rp.2.500

7 Cup puding 12 Rp.18.000

8. Sendok Kecil 12 Rp.5.000

Total Harga 15 Cup Rp. 58.000

Total Harga 1 Cup Rp.2.320

24
F. Kerangka Teori

UNDERWEIGHT

Faktor Langsung Faktor Tidak


Langsung

Status Gizi

Asupan Pemberian
makan puding susu
telur madu

Pendidikan Lingkungan Pelayanan


Kesehatan

kurangnya asupan
protein

Gambar 3. Modifikasi Kerangka Teori Unicef (1998)

25
G. Kerangka Konsep

Berat badan sebelum Berat badan sesudah


diberikan puding diberikan puding
STM(susu telur madu) STM(susu telur
madu)

Pemberian puding
STM selama 21 hari

Gambar 4. kerangka konsep

26
H. Defenisi Operasional
Tabel 6. Defenisi Operasional
No Variabel DEFINISI OPERASIONAL SKALA

UKUR
1. Pemberian Puding susu telur madu (STM)
puding susu adalah makanan selingan
telur madu diberikan kepada remaja
(STM) menengah atas yang
underweight, mengandung
protein hewani yang
mempermudah peningkatan
status gizi imt dan berat badan
untuk remaja menengah atas
yang underweight. Puding susu
telur madu (STM) diberikan
100mg/hari (1 cup) selama 21
hari. Gambar 4. kerangka
konsep pemberian.
2. Berat badan awal Berat badan siswa/i yang Rasio
mengalami gizi buruk dengan
(z-score IMT/U <3SD) dan gizi
kurang dengan (z-score IMT/U
-3SD SD <-2SD) Sebelum
pemberian puding STM
menggunakan alat ukur
timbangan digital merk Gea
dengan ketelitian 0.01 kg

27
3. Berat badan akhir Berat badan siswa/i yang Rasio
mengalami gizi buruk dengan
(z-score IMT/U <3SD) dan gizi
kurang dengan (z-score IMT/U
-3SD SD <-2SD) Sesudah
pemberian puding STM
menggunakan alat ukur
timbangan digital merk Gea
dengan ketelitian 0.01 kg

28
I. Hipotesis
1. Ha1 : Ada pengaruh sebelum pemberian puding sus telur madu (STM)
terhadap kenaikan berat badan pada remaja menengah atas di SMA
NEGERI 2 TANJUNGBALAI.
2. Ha2 : Ada pengaruh sesudah pemberian puding sus telur madu (STM)
terhadap kenaikan berat badan pada remaja menengah atas di SMA
NEGERI 2 Tanjungbalai.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 2
TANJUNGBALAI. Adapun peninjauan lokasi penelitian dimulai pada Mei-
July 2023 . Penelitian dilakukan dari November 2023-Januari 2024,
sedangkan pengumpulan data secara keseluruhan dilakukan .
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment)
dengan rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu
kelompok atau one group pre and post test design. Intervensi dilakukan
untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Puding Susu Telur Madu (STM)
terhadap Peningkatan Berat badan Remaja menengah atas underweight
di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI yang dapat di gambarkan sebagai
berikut :

01 (X) 02

Keterangan :
01 : Berat badan sebelum pemberian puding susu telur madu (STM)
X : Pemberian puding susu telur madu (STM) selama 21 berturut-turut
02 : Berat badan sesudah pemberian puding susu telur Madu
(STM)
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap
elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari
suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa/i yang mengalami gizi buruk dengan
(z-score IMT/U <3SD) dan gizi kurang dengan (z-score IMT/U -3SD SD <-
2SD) di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.
2. Sampel

30
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2019). Sampel dalam penelitian ini
adalah total dari populasi yaitu seluruh siswa/i yang mengalami gizi buruk
dengan (z-score IMT/U <3SD) dan gizi kurang dengan (z-score IMT/U
3SD Sd <-2SD) di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut :
A. Siswa/i underweight di SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI
B. Bersedia sebagai sampel dan mengkonsumsi puding susu telur madu
(STM)
C. Dapat berkomunikasi dengan baik

D. Prosedur penelitian
1. Pre Intervensi
a. Meminta ketersediaan seluruh sampel penelitian yang sebelumnya
telah dipaparkan manfaat dan tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan
b. Melakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
dengan menggunakan microtoise dan timbangan digital.
2. Intervensi
Konsumsi puding “STM” (susu, telur, madu) pada remaja yang
memiliki (z-score IMT/U -3SD sd <-2SD). Dilakukan selama 21 sebanyak
100gr/hari pada pukul 10:00 WIB. Pengawasan konsumsi puding “STM”
(susu, telur, madu) dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh team
enumerator sebanyak 3 orang.
3. Post Intervensi
Setelah konsumsi puding “STM” (susu, telur, madu) selama 21 hari
kemudian dilakukan post intervensi sebagai berikut :
a. Memberikan formulir untuk setiap orang yang berisi no absen, nama,
kelas, alamat, tempat tanggal lahir, untuk di isi.
b. Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan berdasarkan no
absen.

31
c. Mencatat hasil pengukuran siswa/i yang telah diukur berdasarkan no
absen.
d. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh siswa/i.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder
a. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dengan cara melakukan
pengamatan atau pengukuran scara langsung terhadap fenomena yang di
pelajari (rachmat,2014). Data yang tergolong data primer meliputi: data
identitas sampel (nama,tanggal lahir,alamat dan kelas),Tinggi badan awal
Tinggi badan akhir, Berat badan awal Berat badan akhir, dan data
konsumsi puding susu madu telur
b. Data sekunder
Jumlah data siswa/i yang berada di kelas X SMA NEGERI 2
TANJUNGBALAI.
2. Cara pengumpulan Data
a. Data Identitas Sampel
Identitas sampel meliputi nama,umur,tanggal lahir,alamat dan kelas.
Data identitas sampel diperoleh dari wawancara dengan menggunakan
formulir identitas sampel.
b. Data Status Gizi (IMT/U)
Data status gizi di peroleh dengan menggunakan Pengukuran
Tinggi Badan, dan Berat Badan ada pun bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah microtoise dan timbangan digital
Prosedur dalam menggunakan timbangan digital dan microtoise adalah
sebagai berikut :
1. Timbang digital
 Letakkan alat timbangan berat badan di tempat yang datar.
 Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital/jarum
dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika hasilnya

32
sesuai maka alat timbang dapat digunakan. Berat standar dapat
menggunakan air mineral dalam botol 1,5 L sebanyak 4 buah (Berat
jenis air adalah 1 gram /ml) sehingga hasil pengukuran yang dihasilkan
akan menunjukkan nilai 6 kg ataupun menggunakan benda lain yang
memiliki berat standar seperti dumbbell 5 kg.
 Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu
dan kaos kaki), aksesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung,
kacamata, dan lain-lain yang memiliki berat maupun barang yang
terbuat dari logam lainnya) dan pakaian luar seperti jaket. Saat
menimbang sebaikya subjek menggunakan pakaian seringan mungkin
untuk mengurangi bias / error saat pengukuran.
 Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian
berdiri tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus
ke depan.
 Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks / tidak bergerak- gerak.
 Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).

2. Microtoice
 Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran
lainnya) sebagai tempat untuk meletakkan
 Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya di dasar bidang / lantai), kemudian tarik ujung meteran
hingga 2 meter ke atas secara vertikal / lurus hingga Microtoise
menunjukkan angka nol.
 Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise
agar posisi alat tidak bergeser (hanya berlaku pada Microtoise
portable).
 Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu
dan kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada)
 Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.

33
 Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua
lengan berada di samping, posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan
telapak tangan menghadap ke paha (posisi siap).
 Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit
menempel pada bidang vertikal / tembok / dinding dan subjek dalam
keadaan rileks.
 Turunkan Microtoise hingga mengenai / menyentuh rambut subjek
namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi
Microtoise tegak lurus.
 Catat hasil pengukuran.

3. Metode Pengolahan dan Analisis data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses perhitungan/transformasi data
input menjadi informasi yang mudah dimengerti ataupun sesuai dengan
yang diinginkan (Abdurahman et al., 2018).
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Tahapan ini data yang telah terkumpul melalui pencatatan Pengukuran
Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan dilihat dan dibaca kembali
untuk mengkoreksi kelengkapan data.
b. Entry Data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang diperoleh
menggunakan fasilitas computer dengan aplikasi SPSS. Adapun data
yang dimasukkan meliputi : Nama,BB,TB.Tanggal Lahir.

c. Memberi Code (Coding)


Coding ialah melakukan pemberian kode berupa angka untuk
mempermudah pengolahan data yang dilakukan dengan cara memberikan
kode atau symbol sebagai panduan entry dan pengolahan data
pengolahan data pada semua variabel dalam program computer untuk
mempermudah pengolahan data responden.
d. Cleaning

34
Setelah dilakukan entry data dan coding data sebaiknya dilakukan
cleaning data yang bertujuan untuk memastikan tidak ada kesalahan
dalam memasukkan data atau pengecekan dan perbaikan terhadap data
yang sudah masuk.
2. Analisis data
Data yang sudah diolah menggunakan alat bantu computer dengan
aplikasi SPSS kemudian dianalisis berdasarkan variabel:
a. Analisis univariat
Dilakukan untuk menggambarkan masing- masing variabel yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
b. Analisis bivariate
Dilakukan untuk menganalisis pengaruh pemberian puding (STM)
terhadap kenaikan berat badan remaja menengah atas yunderweight
tersebut digunakan uji paired dependent T-Test yaitu dengan
menggunakan program SPSS. Apabila nilai p>0.05 maka ho di terima dan
Ha di tolak artinya tidak ada pengaruh pemberian puding “STM” (susu,
telur, madu) Terhadap Kenaikan Berat Badan Remaja underweight di
SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI.

35
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M., Safi, M., & Abdullah, M. H. (2018). Toddler Data
Management Information System With a Website in the Office of Upt-
Kb District Ternate South. IJIS Indonesian Journal on Information
System, 3(September 2018), 85–92.
Cahyakarista, T. D. (2022). Sifat Fisik, Sifat Organoleptik Dan Kadar Fe
Puding Susu Dengan Campuran Kacang Merah (Phaseolus vulgaris
L.) Sebagai Alternatif Makanan Kudapan Tinggi Fe Uuntuk
Pencegahan Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 0–11.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf
Handayani, R. (2020). Metodologi penelitian sosial. Yogyakarta:
Trussmedia Grafika.
Hra, T., & May, A. (2012). Sni 01-6993-2004. 8.
Ikhsanto, jurusan teknik mesin L. N. (2020). peraturan menteri kesehatan
republik indonesia tahun 2020. 21(1), 1–9.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.
Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Mahan, L. Kathleen (2000). Krause's Food, Nutrition & Diet Therapy, 10th
Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co.
Merah, S. (n.d.). Indah Permatasari 1 , Nahriana 1 , Ratnawati 1.
Naligar, A. P. (2014). Formulasi Dan Karakterisasi Puding Instan Dengan
Perbandingan Bahan Pembentuk Gel Kappa Karagenan Dan
Glukomanan. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat, 1–11.
Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2010). Analisis Hubungan Perilaku Seks
Pertamakali Tidak Aman pada Remaja Usia 15–24 tahun dan
Kesehatan Reproduksi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
13(September), 309–320.
Siti Nurbaeti, T. (2019). Status Gizi Remaja Di Smkn 1 Indramayu
Kabupaten Indramayu. Abdi Wiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 31–42. https://doi.org/10.31943/abdi.v1i1.3
Santoso, S., & Ranti, A. L. (n.d.). Kesehatan dan gizi. https://inlislite.uin-

36
suska.ac.id/opac/detail-opac?id=3956
Supariasa. (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Supariasa. (2014). Faktor Penyebab Masalah gizi . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Supariasa, I. D., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
WHO. (2006). The World Health Report;2006.
WHO. (2014). The World Health Report;2014.
Widodo, W. (2002). Bioteknologi fermentasi susu. 1–29.

37
Lampiran 1

PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Yang Bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama :
Tempat/ Tgl Lahir :
Alamat :
Bersedia dan mau berpatisipasi menjadi responden penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Puding “STM” susu telur madu
Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Anak Remaja Menengah Atas
Underweight di SMA N 2 TANJUGBALAI” yang akan dilakukan oleh :
Nama : Aulia Harnis
Alamat : jalan asoka no 25 kota tanjungbalai
Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan
Program studi : Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
No HP : 082241883387
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya
tanpa ada paksaan dari siapapun.
Medan,.......................2023

Peneliti Responden

(Aulia Harnis) ( )

38
Lampiran 2
Pencatatan Hasil Pengukuran Survey Pendahuluan
Kategori
Gizi
status
Gizi kurang
Status gizi (gizi Gizi Obesi
Berat Tinggi buruk z-score Gizi baik
Tanggal gizi buruk, lebih tas
No Nama Jk Kelas Umur badan badan z-score IMT/U -2SD sd
lahir zscore kurang,b +1SD sd >+2
(kg) (cm) IMT/U -3 SD +1SD
(IMT/U) aik,lebih, +2SD SD
(<-3SD) sd <-
obesitas
2SD
)

1. Adinda
18-01- 15 thn Gizi
Syahar PR X-2 41.8 153,5 -1.11 √
2008 6 bln kurang
a
2. Akbaru 04-02- 15 thn Gizi
LK X-2 59.8 163 0.83 √
ddin 2008 5 bln baik
3. Alif
Virangg
28-05- 16 thn Gizi
a LK X-2 50 169.5 -1.45 √
2007 2 bln kurang
Pangari
buan
4. Annas
Faizaz 14-05- 15 thn Gizi
LK X-2 73 170 1.61 √
Zahran 2008 2 bln lebih
ny
5. Asril 30-07- 15 thn Obesit
LK X--2 91.3 171 2.67 √
Viqri 2007 11 bln as
6. Azzahr 22-08- 14 thn Gizi
PR X-2 48 147.5 0.61 √
a 2008 11 bln baik

39
Salsabil
la
7. Dini
05-04- 15 thn Gizi
Adinka PR X-2 52 153 0.59 √
2008 3 bln baik
Putri
8. Fahry
05-09-- 14 thn Gizi
Akbar LK X-2 55 168 -0.09 √
2008 10 bln baik
Bugis
9. Faridat
29-07- Gizi
ulr LK X--2 16 thn 41.3 150 -0.95 √
2007 kurang
Rayhan
10. Farisya
11-10- 15 thn 1.06 Gizi
Yusmai PR X-2 56 152 √
2007 9 bln lebih
za
11. Habil 29-05- 15 thn Gizi
LK X-2 51.5 165 -0.42 √
Surya 2008 1 bln baik
12. Indah
Rahma 2309- 14 thn Gizi
PR x-2 41.4 152.5 0.95 √
dhani 2007 10 bln baik
Sinaga
13. Karism 12-07- Gizi
PR X-2 15 thn 57.8 146.5 1.76 √
awati 2008 lebih
14. Latifah
Khairun
16-07- Gizi
nisa PR X-2 15 thn 43.6 153 -0.62 √
2008 baik
Nasutio
n

40
15. Liza
01-07- Gizi
AzzahL PR X-2 15 thn 41 154.5 -1.25 √
2008 kurang
ubis
16. 15 thn
Mayda 4 bln
19-03- 2.14 Obesit
Syafira PR X-2 76 161 √
2008 as
Mrp

17. Meliani
04-05- 15 thn Obesit
Panjait PR X-2 47.8 145 2.14 √
2008 2 bln as
an
18. Muham
madAfif 19-03- 15 thn Obesit
LK X-2 80 165 2.36 √
urahma 2008 4 bln as
n
19. M.Raih
23-01- 15 thn 0.22 Gizi
an LK X-2 63.5 175 √
2008 6 bln baik
Arrazza
20. M.Rayh
an 13-07- Gizi
LK X-2 16 thn 60 182.5 -1.13 √
Damani 2007 kurang
k
21. M.Farel
Utama 14-04- 15 thn -0.72 Gizi
LK X-2 55.5 173 √
Sibaran 2008 3 bln baik
i

41
22. Mutia 13-07- 15 thn Gizi
PR X-2 40.6 164 -2.50 √
Zahra 2008 kurang
23. Nugrah
a 08-10- 15 thn Gizi
LK X-2 51.9 141 1.68 √
Ramad 2007 9 bln lebih
han
24. Nurul 13-04- 15 thn Gizi
PR X-2 45 156.2 -0.75 √
Nadilla 2008 3 bln baik
25. Putri 18-02- 16 thn 1.35 Gizi
PR X-2 69 157.5 √
Natalia 2007 5 bln lebih
26. Rahma
15 thn
dani 10-10- Gizi
PR X-2 9 bln 42.3 146 -0.28 √
Syahfitr 2007 baik
i Nst
27. Regita
Indah 05-12- 15 thn Gizi
PR X--2 53.2 147 1.17 √
Cahyan 2007 7 bln lebih
i
28. Rifqi
15 thn
Meifian 02-05- -1.15 Gizi
LK X-2 2 bln 46 162 √
dri 2008 kurang
Tarigan
29. Rifqi 14-04- 15 thn Gizi
LK X-2 53 179 -1.75 √
Afrija 2008 3 bln kurang
30. Riska 10-12- 15 thn Gizi
PR X-2 45 156 -0.79 √
Lestari 2007 7 bln baik

42
31. Rini
29-10- 15 thn Gizi
Nopita PR X-2 36,1 152 -2.29 √
2007 8 bln kurang
Sari
32. Rizqya 12-11- 15 thn Gizi
PR X-2 41 157 -1.70 √
Inshani 2007 8 bln kurang
33. Gizi
06-11- 14 thn
Sahara PR X-2 44.7 154 -0.46 baik √
2008 8 bln

34. Saskia
10-07- Gizi
Alya PR X-2 15 thn 50 152 0.46 √
2008 baik
Zahra
35. Wanti 24-04- 15 thn Gizi
PR X-2 39.9 152 -1.29 √
Fadillah 2008 3 bln kurang
36. Wulan 24-11- 15 thn Gizi
PR X-2 45.3 158.5 -1.00 √
Sari 2007 8 bln kurang
37. 15 thn
Al Asy 10-04- 3 bln Gizi
LK X-3 42 165 -1.31 √
Ari 2008 kurang

38. Al
mabrur 25-11- 15 thn Gizi
LK X-3 45.6 166.3 -1.91 √
Arsy 2007 8 bln kurang
Dmk
39. Artha
07-07- Gizi
Meria PR X-3 15 thn 73 158.5 2.13 √
2008 lebih
Silaban

43
40. Adly
Hamda
10-05- 15 thn Gizi
n LK X-3 50.2 167 -0.89 √
2008 2 bln baik
Damani
k
41. Agnasy Gizi
na baik
24-03- 15 thn
Agatha PR X-3 41.6 148 -0.53 √
2008 4 bln
Sidauru
k
42. Bunga
Gerdia
23-01- 15 thn Gizi
Anugra PR X-3 63.6 163.4 1.00 √
2008 6 bln lebih
h
Sitorus
43. Chelsia
Febrian 25-02- 15 thn Gizi
PR X-3 50 151 0.48 √
a 2008 5 bln baik
Sinaga
44. Danish
02-12- 14 thn Gizi
Derma LK X-3 37 173 -4.73 √
2008 7 bln buruk
wan
45. Daffa
26-09- 14 thn Gizi
Ramad LK X-3 51.4 158.5 -0.32 √
2008 10 bln baik
han
46. Dhani 05-07- Gizi
LK X-3 15 thn 68 154 -2.29 √
Natana 2008 lebih

44
pi
Sitorus
47. Eshteri
a 25-07- Gizi
PR X-3 15 thn 48.8 156 -0.06 √
Fransis 2008 baik
ka
48. Eliza
08-01- 15 thn Gizi
Raman PR X-3 37.4 154 -2.17 √
2008 6 bln kurang
da Srg
49. Harlin
07-05- 16 thn Gizi
Pasarib LK X-3 59.2 164 0.49 √
2008 2 bln baik
u
50. Jihan
12-06- Gizi
Aisyah PR X-3 15 thn 47.6 156 -0.25 √
2008 baik
Kirani
51. M.Diky 24-06- 15 thn Gizi
LK X-3 41 159 -1.89 √
Pranata 2008 1 bln kurang
52. M.
14-03- 15 thn Gizi
Abrorel LK X-3 46.4 160.5 -0.93 √
2008 4 bln baik
Riziq
53. Masito 13-05- 16 thn Gizi
PR X-3 66.7 160 -1.43 √
Asyifa 2007 2 bln kurang
54. Meliana 09-05- 15 thn Gizi
PR X-3 41.6 159 -1.71 √
Sinaga 2008 2 bln kurang
55. Nafael
05-06- 15 thn Gizi
Manulla LK X-3 92.6 173 -2.41 √
2008 1 bln kurang
ng

45
56. Nola 07-09- 15 thn Gizi
PR X-3 38.6 142 -0.56 √
Septian 2007 10 bln baik
57. Notaris
Gizi
Aujelin 09-11- 14 thn
PR X-3 50.5 169.5 -0.96 baik √
a 2008 8 bln
Sinaga
58. Novelm
17-11- 16 thn Gizi
an LK X-3 38.6 152 -1.88 √
2007 kurang
Lawolo
59. Oktafira 27-10- 14 thn Gizi
PR X-3 38.6 154 -1.71 √
Husni 2023 9 bln kurang
60. Olivia
05-08- 14 thn Gizi
Pasarib PR X-3 39.9 154.4 -1.50 √
2008 11 bln kurang
u
61. Rachel 30-09- 14 thn Gizi
PR X-3 30.2 148 -3.66 √
Carolin 2008 9 bln buruk
62. Rara 08-05- 15 thn Gizi
PR X-3 41.7 157 -1.46 √
Andeni 2008 2 bln kurang
63. Rachel
16-06- Gizi
Pricilia PR X-3 15 thn 49 159.5 -0.36 √
2008 baik
S
64. Risky
Abram 21-08- 14 thn Gizi
PR X-3 43 159 -1.34 √
Putra 2008 11 bln kurang
Purba
65. Syarira 09-09- 14 thn Gizi
PR X-3 45.2 152 -0.21 √
h Ausa 2008 10 bln baik

46
66, 15 thn
Samuel
15-03- 4 bln Gizi
Simam LK X-3 72 160 2.15 √
2008 lebih
armata

67. Tri
15 thn
Santia 08-03- Gizi
PR X-3 4 bln 53.5 152 0.84 √
Situme 2008 baik
ang
68. Tasya 31-12- 16 thn Gizi
PR X-3 41.8 148.5 -0.73 √
Sirait 2006 6 bln baik
69. 15 thn
Theres
17-10- 9 bln Gizi
ya PR X-3 38.9 148 -1.15 √
2007 kurang
Olivia

70. Jeihan 14 thn


Bivani 29-11- 7 bln Gizi
PR X-3 34.8 152 -2.43 √
Ammna 2008 kurang
s
71. Arga 20-01- 15 thn Obesit
PR X-3 74 155.3 2.55 √
Lapah 2008 6 bln as
72. Abilla
07-03- 15 thn Gizi
Handay PR X-4 43.7 154 -0.78 √
2008 4 bln baik
ani
73. Afifa 04-06- 15 thn Gizi
PR X-4 59.1 160.5 0.82 √
Zahira 2008 1 bln baik
74. 28-07- Gizi
Alfarozi LK X-4 15 thn 50 161 -0.35 √
2008 baik

47
75. Alfi 06-02- 16 thn Gizi
LK X-4 41 153.2 -1.35 √
Syahrin 2007 5 bln kurang
76. Alwira
20-05- 15 thn Gizi
Tampu LK X-4 54.1 158.6 0.40 √
2008 2 bln baik
bolon
77. Balqis 10-12- 14 thn Gizi
PR X-4 43.7 156.5 -0.88 √
Nafisya 2008 7 bln baik
78. Bilal
Firman
03-07- 14 thn Gizi
syah LK X-4 49.3 157 0.07 √
2009 7 bln baik
Derma
wan
79. Dtm.
08-10- 15 thn Gizi
Filja PR X-4 45 166.7 -1.88 √
2007 9 bln kurang
Fahlevi
80. Faiza 21-04- 16 thn Gizi
PR X-4 43 151.2 -0.75 √
Syakila 2007 3 bln baik
81. Fathir 15-07- Gizi
LK X-4 15 thn 47 171.3 -2.01 √
Arkhan 2008 buruk
82. 04-12- 15 thn Gizi
Wahyu LK X-4 51.9 176 -1.73 √
2007 7 bln kurang
83. Fitri
22-10- 14 thn Gizi
Rahma PR X-4 56.2 163.5 0.32 √
2008 9 bln baik
dhani
84. Fitrah
20-10- 15 thn Gizi
Melvan LK X-4 44.9 159.5 -1.25 √
2007 9 bln kurang
Lubin

48
85. Ifroh
07-08- 14 thn Gizi
Nasutio PR X-4 67 166 1.20 √
2008 11 bln lebih
n
86. Juli 11-07- Gizi
PR X-4 15 thn 40.5 150.5 -0.96 √
Sartika 2008 baik
87. Kesya
Az-
21-08- 14 thn Gizi
zahra PR X-4 50 140 1.48 √
2008 11 bln lebih
Br
Ritonga
88. Keisya 29-05- 15 thn Gizi
PR X-4 63.2 157.5 1.44 √
Zahira 2008 11 bln lebih
89. Khoirun 03-09- 15 thn Gizi
PR X-4 47.1 153.5 -0.24 √
nisa 2007 10 bln baik
90. Kheisy
28-02- 15 thn Gizi
a PR X-4 42.6 151 -0.67 √
2008 4 bln baik
Fadilla
91. Khoirun
nisa 10-01- 16 thn Gizi
PR X-4 63.2 152.4 1.64 √
Hasibu 2007 6 bln lebih
an
92. Lukma
nul 06-05- 16 thn Gizi
LK X-4 62 166.5 0.60 √
Hakim 2007 2 bln baik
BB
93. M.Fahr 13-01- 15 thn Gizi
LK X-4 43.6 165.2 -2.34 √
y 2008 6 bln kurang

49
Zaylani

94. Muham
mad 20-05- 15 thn Gizi
LK X-4 42.3 155 -1.09 √
Irfan 2008 2 bln kurang
Nur
95. M.Ram 02-11- 16 thn Gizi
LK X-4 67.5 170.2 0.78 √
adhani 2006 8 bln baik
96. Nadia
14-07- Gizi
Herma Pr X-4 15 thn 54 153 0.88 √
2008 baik
wati
97. Nadia 11-08- 14 thn Gizi
PR X-4 59.7 160 0.96 √
Syafira 2008 11 bln baik
98. Nayla
28-02- 15 thn Gizi
Azzahr PR X-4 36.2 150 -1.95 √
2008 4 bln kurang
a
99. Okia
19-10- 15 thn Gizi
Putri PR X-4 51.6 156 0.20 √
2007 9 bln baik
Siregar
100. Rasna
27-09- 14 thn Gizi
Paramit PR X-4 39.3 150.3 -1.14 √
2008 10 bln kurang
ha
101. Radita
15 thn
Ramad 15-09- Gizi
PR X-4 10 bln 60.2 161.5 0.75 √
hani 2007 baik
Saragih

50
102. Ragel
Dian 15-11- 14 thn Gizi
LK X-4 63.2 168.5 0.95 √
Syahpu 2008 8 bln baik
tra
103. Ririn
Syafian
12-06- 14 thn Gizi
a PR X-4 48.1 146.5 0.88 √
2009 1 bln baik
Sibaran
i
104. Sarah
24-02- 15 thn Gizi
Islami PR X-4 70 160 1.78 √
2008 5 bln lebih
Dina
105. Sri
Mutia 26-09- 15 thn Gizi
PR X-4 47.4 155.2 -0.35 √
Ramad 2007 10 bln baik
hani
106. Arianti
15-04- 15 thn Gizi
Prisalia PR X-4 36.6 147 -1.47 √
2008 3 bln kurang
Siagian
107. Syifa
11-04- 15 thn Gizi
Azzahr PR X-4 65.7 157 1.67 √
2008 3 bln lebih
a

Total 3 36 47 16 5

51
Lampiran 3
Surat Survey Pendahuluan

52
Lampiran 4
Surat Balasan Survey Pendahuluan

53
Lampiran 5
Bukti Bimbingan Proposal Skripsi
Nama : Aulia Harnis
Nim : P0103122008
Judul : Pengaruh Pemberian Puding Susu Telur “STM” (Susu
Telur Madu) Terhadap Kenaikan Berat Badan Remaja
Underweight di SMA NEGERI 2 TANJUGBALAI.
Dosen pembimbing : Berlin Sitanggang, SST, M.Kes

Judul / Topik T. Tangan T. Tangan


No Tanggal Bimbingan Mahasiswa Pembimbing

1 Kamis Perkenalan dan


16/03/2023 membahas secara
umum tentang
penulisan proposal
skripsi

2 Senin Membahas masalah


20/03/2023 dan pengajuan judul

3 Rabu Menetapkan lokasi


22/03/2023 penelitian
4 Jum’at Membahas resep
24/03/2023 puding percobaan
pertama

5. Kamis Membahas resep


11/05/2023 puding percobaan
kedua

6 Jum’at Survei lokasi


29/06/2023 penelitian
7 Senin, Membahas jurnal
15/05/2023 yang berkaitan
dengan topik
penelitian

54
8 Jumat Mengajukan BAB I
19/05/2023

9 Selasa Mengajukan BAB II


23/05/2023

10 Jumat Revisi BAB I-II


26/05/2023

11 Selasa Mengajukan BAB III


04/07/2023

12 Kamis Revisi keseluruhan


03/08/2023 usulan penelitian

13 Jumat Revisi keseluruhan


04/08/2023 usulan penelitian

14 Sabtu Revisi keseluruhan


05/08/2023 usulan penelitian

15 Selasa Penandatanganan,
08/08/2023 pernyataan
persetujuan dan
lembar bukti
Bimbingan

55
Lampiran 6
Dokumentasi

56

Anda mungkin juga menyukai