Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI


DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA
SISWI SMK KEUANGAN PEKANBARU

NAMA : YENI SILVIA


NIM : 1613211021

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT yang telat melimpahkan karunia dan

rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore Primer

Pada Siswi SMK Keuangan Pekanbaru”.

Penelitian ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program S1 Gizi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Dalam

penyelesaian proposal ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Amir Luthfi, selaku Rektor Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai.

2. Ibu Dewi Anggriani Harahap, M.Keb selaku Dekan Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai.

3. Bapak dr. Emdas Yahya selaku pembimbing I dalam penyusunan

skripsi, yang telah meluangkan waktu, pemikiran, bimbingan, serta

arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Eka Roshifita Rizqi,S.Gz,MPH selaku pembimbing II Universitas

Tuanku Tambusai , yang telah banyak memberikan masukan dalam materi

dan meluangkan waktu, pemikiran, bimbingan, serta arahan dalam

menyelesaikan

skripsi ini.

i
5. Ibu Yusnira, M.Si selaku penguji I Universitas Tuanku Tambusai , yang

telah banyak memberikan masukan dalam materi dan meluangkan waktu,

pemikiran, serta arahan, dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Ade Dita Puteri,SKM,MPH selaku penguji II Universitas Tuanku

Tambusai , yang telah banyak memberikan masukan dalam materi dan

meluangkan waktu, pemikiran, serta arahan, dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini

8. Rekan-rekan seperjuangan di Prodi S1 Gizi Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai yang telah bermurah hati dalam membantu menyelesaikan skripsi

ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari

segi penampilan dan penulisan. Oleh karena itu, peneliti senantiasa

mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Bangkinang, Juli 2020

Peneliti

Yeni silvia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ..................................................................... 5
1. Tujuan Umum .................................................................. 5
2. Tujuan Khusus.................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6
1. Aspek Teoritis .................................................................. 6
2. Aspek Praktis.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
1. Konsep Dasar ................................................................... 7
a. Defenisi Dismenore....................................................... 7
b. Etiologi ........................................................................ 10
c. Penanggulangan Dismenore ..........................................
14

2. Makanan Cepat Saji.......................................................... 14


a. Definisi Makana Cepat Saji........................................... 14
b. Bahaya Makanan Cepat Saji.......................................... 15
c. Jenis Makanan Cepat Saji.............................................. 16
3. Penelitian Terkait............................................................... 17
B. Kerangka Teori....................................................................... 18
C. Kerangka Konsep ................................................................... 19
D. Hipotesis ................................................................................ 19

iii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................... 20
1. Rancangan Penelitian........................................................ 20
2. Alur Penelitian.................................................................. 21
3. Prosedur Penelitian ........................................................... 22
4. Variabel Penelitian ............................................................ 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 23
C. Populasi dan Sampel............................................................... 24
D. Alat Pengumpulan Data.......................................................... 24
E. Tekhnik Pengolahan Data ....................................................... 25
E. Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 26
F. Etika Penelitian....................................................................... 27
G. Definisi Operasional................................................................ 28
H. Rencana Analisa Data .............................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR SKEMA

Skema 2. 1 Kerangka Teori........................................................................... 21


Skema 2. 2 Kerangka Konsep ....................................................................... 22
Skema 3. 1 Rancangan Penelitan................................................................... 23
Skema 3. 2 Alur Penelitian............................................................................ 24

v
DAFTAR TABEL

Skema 3. 1 Definisi Operasional ................................................................... 28

vi
DAFTAR LAMPIRAN

A. Pengajuan Judul........................................................................... 31
B. Lembar Persetujuan ..................................................................... 32
C. Kuesioner FFQ ............................................................................ 33
D. Kuesioner Dismenor .................................................................... 34
E. Lembar Bimbingan ...................................................................... 35

vii
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

SKRIPSI, Juli 2020


YENI SILVIA
42 Halaman + 5 Tabel + 4 Skema + 7 Lampiran

ABSTRAK

Dismenore dapat terjadi akibat prostaglandin yang dikandung oleh endometrium berada pada
jumlah yang tinggi dimana salah satu hal tersebut disebabkan oleh makanan cepat saji.
Makanan cepat saji adalah makanan yang tinggi lemak, garam, dan gula tetapi rendah
serat dan vitamin, sehingga membuat prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada
haid dan menyebab kan nyeri haid (dismenore). Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadia dismenore
primer pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru Tahun 2020. Metode penelitian
ini mnenggunakan cross sectional. Waktu penelitian bulan Juli 12-20 tahun 2020.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMK Keuangan Pekanbaru dengan
menggunakan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner Food Frecuency dan kuesioner (skala faces poin
score). Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mengkonsumsi
makanan cepat saji dengan kejadian dismenore primer (p = 0,000). Peneliti berharap
penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam meningkatkan
pengetahuan siswi tentang hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian
dismenore primer.
Kata Kunci : Makanan cepat saji, Dismenore
primer
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa

dewasa dimana remaja sedang mengalami perubahan baik fisik maupun

psikologis (Eswi, 2012). Jumlah remaja di Indonesia terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Masa remaja adalah masa dimana

remaja mengalami masa pubertas dan pematangan seksual dengan cepat

karena perubahan hormonal yang mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan baik fisik maupun sekunder (Sharma, 2013). Masa

remaja merupakan tahap kehidupan dimana orang mencapai

proses kematangan emosional, psikososial, dan seksual, yang

ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi dan segala

konsekuensinya. Penggolongan remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu

remaja awal (usia 13-14 tahun), remaja tengah(usia 15-17 tahun), dan

remaja akhir (usia 18-21 tahun) (Nurlaila,2013).

Remaja tahap tengah dan akhir mengalami gangguan yang terkait

dengan menstruasi sebesar 75% yaitu menstruasi yang tertunda, tidak

teratur, nyeri, dan pendarahan yang banyak pada waktu menstruasi

merupakan keluhan tersering yang menyababkan remaja wanita menemui

dokter (Sianipar dkk,2009). Menstruasi ini sebagai tanda seksual sekunder

pada remaja dan ada beberapa remaja yang mengalami gangguan

pada

saat menstruasi yaitu mengalami nyeri pada saat menstruasi atau

1
2

dismenore (Marmi., 2014). Dismenorea (dysmenorrhea) berasal dari

Yunani berarti nyeri menstruasi yang terjadi sebelum dan selama siklus

menstruasi pada wanita (Perheentupa & Erkkola, 2015). Dismenore

(dysmenorrhea) adalah nyeri yang dirasakan selama menstruasi yang

disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang (Price, 2016).

Dismenore dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan

dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai

tanpa adanya kelainan pada alat-alat genital yang nyata, sedangkan

dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis

genitalis (Manuaba,2001). Pada umumnya wanita merasakan keluhan

berupa nyeri atau kram perut menjelang haid yang dapat berlangsung

hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai haid (Andriyani,2013).

Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2016

didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami

nyeri menstruasi dengan 10-15% mengalami nyeri menstruasi berat.

Lebih dari 50% wanita yang mengalami menstruasi di setiap negara

mengalami dismenore (Hudson, 2016). Studi epidemiologi di Mesir

melaporkan kejadian dismenore pada 75% remaja perempuan pubertas

dengan jumlah ketidakhadiran di sekolah sebesar 20,3% yang

dihubungkan dengan beratnya gejala (Laila, 2015). Menurut

(Dahlan, 2017) hampir 90% wanita di Amerika Serikat mengalami

dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat,

akibatnya penderita tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Oktasari,

2015).
Prevalensi dismenorea di Indonesia tahun 2016 angka

kejadian dismenore sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore

primer dan

9,36 % dismenore sekunder. Dismenore terjadi pada remaja dengan

prevalensi berkisar antara 43% hingga 93% (Perheentupa & Erkkola,

2015). Sedangkan angka kejadian dismenore di Riau pernah di teliti oleh

Putri (2012) pada remaja putri ( rentang usia 15-16 tahun ) di Kecamatan

Bangko Kabupaten Rokan Hilir didapatkan prevalensi dismenore

sebesar

95,7%.

Dismenore dapat menghambat aktivitas remaja yang

berdampak pada penurunan prestasi remaja di sekolah karena

ketidakhadirannya dalam proses pembelajaran. Studi yang lain

melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak

masuk sekolah (Perry dan Potter,

2015). Nyeri perut saat haid ( dismenore) yang dirasakan setiap wanita

berbeda-beda, ada yang sedikit terganggu dan adapula yang sangat

terganggu hingga tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dan harus

istirahat bahkan absen dari sekolah (Andriyani,2013).

Dismenore sering kali terjadi pada usia remaja. Remaja sering

mengalami dismenore dikarenakan beberapa faktor resiko. Faktor risiko

yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore salah satunya yaitu

pola makan. Pola makan yang sering menimbulkan dismenore adalah pola

makan konsumsi makanan cepat saji atau fast food (Anisa, 2015).

Makanan cepat saji (fast food) dapat diartikan sebagai makanan yang
dapat disiapkan dan disajikan dengan cepat (Sulistijani, 2012).

Beberapa
makanan yang tergolong makanan cepat saji modern antara lain

hamburger, ayam goreng kentucky, pizza, spagetty, sosis, chicken nugget.

Produk makanan cepat saji dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu produk makanan cepat saji yang berasal dari barat dan lokal.

Makanan cepat saji yang berasal dari barat sering juga disebut makanan

cepat saji modern. Makanan yang disajikan pada umumnya berupa fried

chicken, hamburger, pizza dan sejenisnya. makanan cepat saji lokal

sering juga disebut dengan istilah makanan cepat saji tradisional seperti

warung tegal, restoran padang, warung sunda (Gustimigo, 2015).

Kehadiran makanan cepat saji di Indonesia sangat mempengaruhi pola

makan semua umur. Gaya hidup kota yang serba praktis sulit

menghindar dari makanan cepat saji (Kristianti dkk., 2009).

Mengonsumsi makanan cepat saji berarti mengonsumsi energi, lemak,

dan gula secara berlebihan. Selain itu, makanan cepat saji diketahui

rendah serat dan tinggi sodium (Imtihani,

2013). Makanan cepat saji berdampak negatif bagi kesehatan dimana dapat

memicu terjadinya gangguan menstruasi seperti dismenore (nyeri haid).

Jika tubuh semakin banyak prostaglandin dalam tubuh yang akan

menyebabkan terjadinya dismenore. Pada penelitian Pramanik dan Dhar

(2014) yang dilakukan pada remaja di Begal Barat, India Timur,

didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan

mengkonsumsi makanan cepat saji dengan dismenore, dengan nilai

p<0,001.
Berdasarkan hasil survey lapangan setelah dilakukan survey awal

pada 3 Sekolah Menengah Atas yaitu SMK Keuangan Pekanbaru, SMK

Tribakti, dan SMK Muamadiyyah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

SMK Keuangan terdiri dari 12 sampel terdapat 8 responden yang

mengalami dismenore, sedangkan pada SMK Tribakti dari 12 sampel

terdapat 5 responden yang mengalami dismenore, dan pada SMK

Muamaddiyah dari 12 sampel terdapat 3 responden yang mengalami

dismenore. Dilihat dari jenis makanan yang dijual dikantin sekolah

banyak merupakan makanan cepat saji, seperti mie instan, bakso bakar,

chiken, dan ice cream. Dikarenakan posisi sekolah juga berdekatan

dengan tempat perbelanjaan seperti Mall. SMK Keuangan merupakan

Sekolah yang paling dekat dengan Pusat perbelanjaan di bandingkan

sekolah lain. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

konsumsi makanan cepat saji dengan dismenore di SMK Keuangan

Pekanbaru tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada

Hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore

primer pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru Tahun 2020?


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji

dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMK Keuangan

Pekanbaru Tahun

2020.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan cepat saji pada siswi

SMK Keuangan Pekanbaru Tahun 2020.

b. Untuk Mengetahui permasalahan dismenore primer pada siswi SMK

Keuangan Pekanbaru tahun 2020.

c. Untuk Mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan

kejadian dismenore primer pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru

Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan

untuk teori serta dapat dijadikan sebagai sumber, referensi dan bahan

bacaan dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa khususnya bagi

mahasiswa S1 Gizi. Hasil penelitian ini juga bermanfaat dan

dapat digunakan untuk merancang penelitian selanjutnya.


2. Aspek Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang Hubungan

konsumsi makanan cepat saji dengan dismenore pada siswi SMK

Keuangan Pekanbaru Tahun 2020.

b. Bagi siswi

Memberikan tambahan informasi ilmiah tentang Hubungan

konsumsi makanan cepat saji dengan dismenore pada siswi SMK

Keuangan Pekanbaru Tahun 2020.Serta dapat mengetahui apa saja

cara untuk mengatasinya.

c. Bagi program studi Ilmu Gizi Universitas Pahlawan

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam

memahami dan menganalisis suatu masalah kesehatan yang ada di

masyarakat khususnya pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru serta

berguna sebagai bahan pembelajaran serta perbendaharaan bacaan

perpustakaan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar

a. Definisi Dismenore

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode

transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai

dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan

sosial. Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan

secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi

yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai

saat pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk mengandung

anak atau masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai antara

usia 10 sampai 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,

termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif

terhadap tinggi tubuh. Walaupun begitu, pada kenyataannya

banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya

nyeri haid / dismenore (Puji, 2010).

Dismenorea (dysmenorrhea) berasal dari Yunani berarti

nyeri menstruasi yang terjadi sebelum dan selama siklus

menstruasi pada wanita. Nyeri menstruasi merupakan salah

satu

keluhan ginekologi yang paling umum, diperkirakan


8
9

mempengaruhi 60% sampai 90% perempuan pada usia produktif

(Perheentupa & Erkkola, 2015).

Dismenorhoe adalah nyeri haid, gangguan ini bersifat

subyektif, berat dan intensitasnya sukar dinilai, walaupun

frekuensi dismenorhoe cukup tinggi dan penyakit ini sudah

lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum

dapat dipecahkan (Sarwono, 2010). Dismenore (dysmenorrhea)

adalah nyeri yang dirasakan selama menstruasi yang disebabkan

oleh otot uterus yang mengalami kejang (Price, 2016).

Dismenore bisa terjadi akibat prostaglanding yang dikandung

oleh endometrium berada pada jumlah yang tingggi, hal ini

disebabkan oleh progesterone selama fase luteal pada siklus haid,

prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada awal haid,

sehingga menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan

mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan iskemia,

disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Manuaba,

2015). Dismenore dapat menghambat aktivitas remaja yang

berdampak pada penurunan prestasi remaja di sekolah karena

ketidakhadirannya dalam proses pembelajaran. Studi yang lain

melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering

tidak masuk sekolah (Perry dan Potter, 2015).

Dismenore bisa terjadi akibat prostaglandin yang

dikandung oleh endometrium berada pada jumlah yang tinggi,

hal
ini disebabkan oleh progesteron selama fase luteal pada siklus

haid, prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada awal haid,

sehingga menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan

mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan iskemia,

disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri

(Manuaba,

2015).

Beberapa definisi dismenore dikutip dalam Hermawan

(2012) :

Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai

dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dismenore adalah nyeri di perut bagian bawah ataupun

pungung bagian bawah akibat dari gerakan Rahim yang

meremas-remas (kontraksi) dalam usaha untuk

mengeluarkan lapisan dinding Rahim yang terlepas.

Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut

bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau

setelah menstruasi. Nyeri dapat bersifat kolik atau terus

menerus. Dismenore timbul akibat kontraksi disritmik

lapisan myometrium yang menampilkan satu atau lebih

gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut

bagian bawah, daerah pantan dan sisi medial paha.


Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada

awal menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda.

Menurut Manuaba (1999) dismenore dibagi menjadi 3 tingkat

keparahan, yaitu :

1. Dismenore Ringan

Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri yang

masih dapat ditahan karena masih ada pada ambang rangsang.

Nyeri ini berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan

kerja sehari- hari. Dismenore ringan terdapat pada skala nyeri

dengan tingkatan

1-4 (Howard, dalam Leppert,2004).

2. Dismenore Sedang

Sesorang mulai merespon nyerinya dengan merintih dan

menekan-nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat

penghilang rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan kerjanya.

Dismenore sedang terdapat pada skala nyeri dengan

tingkatan 5-6 ( Howard,dalam Leppert,2004).

3. Dismenore Berat

Seseorang mengeluh karena adanya rasa terbakar da nada

kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan

biasa dan perlu istirahat bebarapa hari dapat disertai sakit

kepala, migraine, pingsan, diare, rasa tertekan, mual, dan sakit

perut.
Dismenore berat terdapat pada skala nyeri

dengan tingkatan 7- 10(Howard, dalam Leppert,2004).

b. Etiologi

Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri

dan ada tidaknya kelainan yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi,

dismenore spasmodik dan dismenore kongestif ( Calis, 2011).

1) Nyeri Spasmodik

Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan

berawal sebelum masa haid atau segera setelah masa

haid mulai. Banyak perempuan terpaksa harus berbaring

karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat

mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang

pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang

benar- benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah

perempuan muda walaupun dijumpai pula pada kalangan

yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik

dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan

lahirnya bayi pertama.

2) Nyeri Kongestif

Penderita dismenore kongestif yang biasanya akan

tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa

haidnya akan segera tiba. Mereka mungkin akan

mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung

tidak menentu, beha


terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada

paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung,

kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur,

atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu

merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung

antara

2 atau 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi

mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah

berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang

yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

Sedangkan berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab

yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi,

dismenore primer dan dismenore sekunder.

a. Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang

dijumpai tanpa di adanya kelainan pada alat- alat

genital yang nyata. Dismenore primer terjadi

beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah

12 bulan atau lebih, oleh karena itu siklus-siklus

haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche

umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan

rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau

bersama- sama dengan permulaan haid dan berlangsung

untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus

dapat
berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang

berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian

bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan

paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa

mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan

sebagainya. Gadis dan perempuan muda dapat diserang

nyeri haid primer.

Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri

timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid

primer hampir selalu hilang sesudah perempuan

itu melahirkan anak pertama, sehingga dahulu

diperkirakan bahwa rahim yang agak kecil dari

perempuan yang belum pernah melahirkan menjadi

penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu

(Hermawan, 2012).

b. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang

disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001).

Sedangkan menurut Hacker (2001) tanda – tanda klinik

dari dismenore sekunder adalah endometriosis, radang

pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti

pelvis. Umumnya, dismenore sekunder tidak terbatas

pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama

haid, terjadi pada perempuan yang lebih tua (30-40

th) dan
dapat disertai dengan gejala yang lain

(dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang

abnormal) (Hermawan,

2012).

c. Penanggulangan Dismenore

Upaya farmakologis yang dapat dilakukan dengan

memberikan obat analgesik sebagai penghilang rasa sakit.

Menurut Bare & Smeltzer (2002 dalam Hermawan, 2012),

penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat melalui

intervensi farmakologis, dilakukan kolaborasi dengan dokter

atau pemberi perawatan utama lainnya pada pasien. Obat-

obatan ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat produksi

prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami trauma dan

inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi

sensitive terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya, contoh

obat anti inflamasi nonsteroid adalah aspirin, ibu profen.

Penanganan dismenore primer adalah (Calis, 2011)

penanganan dan penasehat, pemberian obat analgestik, terapi

hormonal, dan terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin.

Secara Non Farmakologis, Menurut Bare & Smeltzer

(2002 dalam Hermawan 2012) penanganan nyeri secara

nonfarmakologis terdiri dari stimulasi dan masase kutaneus,

terapi es dan panas, Distraksi, dan relaksasi.


2. Makanan Cepat Saji

a. Definisi Makana Cepat Saji

Makanan cepat saji adalah makanan yang tergolong

tinggi lemak, garam,dan gula tetapi rendah serat dan vitamin.

Seperti hamburger, ayam goreng/fried chiken, dan pizza

(Khasanah,2012). Adapun ciri-ciri makanan cepat saji adalah :

1. Mengandung lemak jenuh yang tinggi

Lemak jenuh adalah lemak di mana tidak ada

ikatan rangkap di antara atom karbon pada rantai

asam lemaknya. Lemak jenuh biasanya berbentuk

padat pada suhu kamar. Dehidrogenasi mengkonversi

lemak jenuh menjadi lemak tak jenuh, sedangkan

hidrogenasi sebaliknya.Lemak merupakan sumber

energi paling padat yang menghasilkan sembilan kkal

untuk tiap gramnya (Sunita, 2001).

2. Bergula tinggi

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang

menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan

utama. Fungsi-fungsi gula dalam makanan antara

lain: sebagai bahan penambah rasa dan sebagai

bahan perubah warna kulit produk (Subagjo, 2007).

Kelebihan gula dapat mengakibatkan sejumlah

konsekuensi kesehatan secara umum, gula dapat


menyebabkan obesitas, menyebabkan tekanan

darah tinggi pada orang-orang gemuk, gula juga dapat

menyebabkan osteoporosis, dan penyakit lainnya.

3. Mengandung nutrisi lainnya tipis, seperti

protein, vitamin dan mineral

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan

merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.

Menurut Sunita (2001) fungsi protein antara lain

yaitu sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel

dalam tubuh, pembentukan ikatan- ikatan esensial

tubuh, mengatur keseimbangan air, pembentukan

antibody dan sumber energi. Satu gram protein sama

dengan empat Kilokalori (Kkal).

Sumber protein yang baik berasal dari bahan

makanan hewani seperti daging, unggas, ikan dan

susu. Menurut Sunita (2001) vitamin adalah zat-zat

organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah

sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk

oleh tubuh. Vitamin dibedakan dalam dua kelompok

yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air.

Termasuk kedalam vitamin larut lemak yaitu

vitamin A, D, E dan K.
4. Mengandung banyak natrium

Natrium adalah kation utama dalam cairan

ekstraselular, 35-40% natrium ada di dalam kerangka

tubuh. Sumber natrium adalah garam dapur,

monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan

yang diawetkan dengan garam dapur (Sunita,2001).

Mengkonsumsi natrium dalam jumlah yang berlebih

dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan

akut meyebabkan edema dan hipertensi.

5. Mengandung banyak kolesterol

Kolesterol di dalam tubuh mempunyai fungsi

ganda yaitu disatu sisi diperlukan dan disisi lain dapat

membahayakan, tergantung berapa banyak terdapat

didalam tubuh. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah

terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk

endapan pada dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan penyempitan yang dinamakan

aterosklerosis. Bila penyempitan terjadi pada

pembuluh darah jantung dapat meyebabkan penyakit

jantung coroner (Sunita, 2001).

6. Mengutamakan citarasa

Makanan cepat saji cenderung lebih

mengutamakan cita rasa yang enak

dibanding
kandungan gizi yang baik dan seimbang. Maka

dari itu makanan cepat saji cenderung lebih disukai

masyarakat terutama remaja karena rasanya yang

lebih enak.

Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan

tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu

menghasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan serta mengatur proses- proses kehidupan

(Sunita, 2001). Pada setiap makanan yang dimakan

harus diperhatikan zat gizi yang terkandung didalam

makanan tersebut termasuk yang terdapat pada

makanan cepat saji.

b. Bahaya Makanan Cepat Saji

Tingginya intensitas untuk mengkonsumsi makanan cepat

saji beberapa penelitian menemukan bahaya dari makanan cepat

saji. Kalori, lemak, protein, gula dan garam yang relative tinggi

pada makanan cepat saji dapat menyebabkan gizi berlebih,

obesitas, diabetes, stroke, kanker, hipertensi, penyakit jantung

koroner dan pergeseran pembuluh darah (Afifah dkk., 2017 :

Damopolii, Mayulu, & Mesi, 2013).

c. Jenis Makanan Cepat Saji

Produk makanan cepat saji dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu produk makanan cepat saji yang berasal dari barat dan

lokal.
Makanan cepat saji yang berasal dari barat sering juga disebut

makanan cepat saji modern. Makanan yang disajikan pada

umumnya berupa fried chicken, hamburger, pizza dan sejenisnya.

Makanan cepat saji lokal sering juga disebut dengan istilah

makanan cepat saji tradisional seperti warung tegal, restoran

padang, warung sunda (Gustimigo, 2015). Kehadiran makanan

cepat saji di Indonesia sangat mempengaruhi pola makan semua

umur. G a y a h idup kota yang serba praktis sulit

menghindar dari makanan cepat saji (Kristianti dkk., 2009).

Pengukuran makanan cepat saji pada penelitian ini

menggunakan FFQ. FFQ (Food Frequency Questionnaire)

merupakan sebuah kuesioner yang memberikan gambaran

konsumsi energi dan zat gizi lainnya dalam bentuk frekuensi

konsumsi seseorang. Frekuensi tersebut antara lain harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan yang kemudian dikonversikan

perbulan(Umi,2007). Kuesioner ini terdiri dari 7 jenis makanan

cepat saji yang sering dikonsumsi siswi SMK Keuangan

Pekanbaru. Adapun kategori pada kuesioner tersebut ialah :

1. Konsumsi makanan cepat saji 0-7 kali/bulan (jarang ).

2. Konsumsi makanan cepat saji > 7kali/bulan ( sering ).

3. Penelitian Terkait

Berdasarkan hasil penelitian Masluroh (2017) dengan judul

hubungan menarche dan konsumsi makanan cepat saji

dengan
kejadian dismenore pada mahasiswi Stikes Abdi Nusantara di Asrama

Pohsang dengan 121 responden. Tujuan responden ini adalah untuk

mengetahui hubungan menarche dan konsumsi makanan cepat

saji dengan kejadian dismenore primer pada Mahasiswi Stikes Abdi

Nusantara di Asrama poshang tahun 2017. Hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan antara menarche dengan kejadian

dismenore primer (p=0,000) dan adanya hubungan antara konsumsi

makanan cepat saji dengan kejadian dismenore. Adapun persamaan

penelitian ini dengan penelitian saya yaitu pada variabel independen

dan variabel dependen, sedangkan perbedaannya ialah lokasi

penelitian dan uji analisis data.

Penelitian yang dilakukan Evie Soviyati (2018) dengan judul

hubungan pengetahuan makanan cepat saji ( fast food) dengan

kejadian dismenore pada siswi kelas VII di SMP 2 Jalaksana

Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan dengan 204 responden.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahun

makanan cepat saji dengan kejadian dismenore. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan makanan cepat saji

dengan dismenore dengan nilai p value 0,00. Adapun persamaan

penelitian ini dengan penelitian saya yaitu pada variabel terikat dan

desain penelitian. Sedangkan perbedaan nya terdapat pada

metode pemilihan sampel, usia subjek penelitian, lokasi penelitian ,

variabel bebas dan uji analisis data.


Penelitian yang dilakukan Kadek Dwi Ariesthi (2020) dengan

judul pengaruh indeks massa tubuh ( IMT ) dan aktifitas fisik

terhadap kejadian dismenore pada remaja putri kota kupang. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh indeks masa tubuh

(IMT) dan aktivitas fisik terhadap kejadian dismenore dengan

sampel

144 orang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah indeks massa

tubuh dan aktivitas fisik mempengaruhi dismenore p value 0,003.

Adapun persaamaan penelitian ini adalah pada variable terikat

sedangkan perbedaan nya pada variable bebas, lokasi penelitian dan

uji analisis data.

B. Kerangka Teori

Menstuasi

Dismenore

Terbagi 2 yaitu :

Faktor Penyebab

Konsumsi Dismenore Dismenore


Makanan Cepat Sekunder
Primer
Saji (fast food)

Bagan 2.1 Kerangka teori modifikasi Khasanah (2012), Hermawan (2012), Smelzer

(2002).
: :Variabel tidak Diteliti : Variabel tidak Diteliti

: Variabel diteliti : Variabel diteliti

Skema 2.1
Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka,

maka peneliti membuat kerangka konsep untuk memudahkan

mengidentifikasi konsep-konsep sesuai dengan penelitian sehingga

dapat dimengerti dan dalam mengembangkan konsep dan teori menjadi

sebuah kerangka kerja. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini

dapat dilhat pada Skema 2.2 berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Konsumsi Makanan Cepat Dismenore Primer


Saji

Skema 2.2

Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan

konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore primer.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan

desain rancangan cross sectional, yaitu rancangan penelitian dengan

melakukan atau pengamatan variabel independen dan variabel

dependen saat bersamaan (Hidayat, 2014). Rancangan penelitian

yang

dibuat untuk mempermudah dalam melakukan penelitian adalah

sebagai berikutdimulai
Penelitian :

Menentukan subjek
penelitian

Menentukan faktor risiko


( Makanan Cepat Saji )

Melakukan
Hasil pengamatan
pengamatan
Menentukan kejadian bersamaan
( Dismenore Primer)
Hasil analisa

Skema 3.1
Rancangan Penelitian
Hidayat,2014

24
25

2. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dimulai dari persiapan dalam

menentukan tujuan suatu penelitian yang akan dilakukan, tahap-tahap

penelitian dapat dilihat pada skema 3. 2

Kelompok Siswi SMK Keuangan


Pekanbaru

Populasi: Kelompok Siswi SMK


Keuangan Pekanbaru
N= 390

Sampel : Kelompok Siswi SMK


Keuangan Pekanbaru
n= 198

Dismenore Primer
Konsumsi makanan cepat
saji

Analisa Data

Hasil penelitian

Skema 3.2 Alur Penelitian


3. Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, dengan melalui

prosedur sebagai berikut :

a. Mencari informasi mengenai

permasalahan b. Mengumpulkan data dari

permasalahan

c. Melaksanakan seminar proposal.

d. Mengumpulkan responden dengan undangan

grup e. Membagikan kuesioner dismenore

f. Melakukan wawancara FFQ

g. Melakukan pengolahan data

h. Membuat Hasil penelitian

i. Melaksanakan Seminar hasil

4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah


:

a. Variabel Terikat (dependent


variabel)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel respon, output,

kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi (Sugiyono, 2015). Variabel terkait dalam penelitian

ini adalah Dismenore.

b. Variabel Bebas (independent


variabel)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input,

prediktor dan antecendent. Variabel bebas adalah variabel


yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel

dependen
(Sugiyono, 2015). Sedangkan variabel bebas dalam penelitian

ini adalah Konsumsi Makanan Cepat Saji.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Keuangan Pekanbaru. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Juli 12 – 20 tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Notoadmodjo, 2015). Populasi penelitian ini

adalah Siswi SMK Keuangan Pekanbaru dengan jumlah 390 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakterikstik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat, 2014). Adapun kriteria sampel penelitian sebagai berikut :

a) Kriteria Sampel

1) Kriterik inklusi yaitu :

a. Siswi SMK Keuangan yang dapat dihubungi saat

dilakukan penelitian.

b. Bersedia menjadi responden

c. Responden Siswi SMK Keuangan Pekanbaru

2) Kriteria ekslusi

a. Siswi SMK Keuangan yang mengalami

desminore sekunder.
b) Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan simple random sampling, dimana

setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2013)

Besaran sampel dalam penelitian ini dihitung dengan

dengan menggunakan rumus besaran slovin, yaitu :

𝑁
n = 1+𝑁 (��2)

390
n = 1+390 (0,0025)

170
n = 1+0,975

n = 197,4 = 198 orang

Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan yaitu 0,05


Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 198 orang.
D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:

1. Untuk pertanyaan koesioner dismenore menggunakan skala faces

poin score yang menggambarkan opini sesorang mengenai nyeri yang

dirasakan (Astrida,2012).

2. Untuk pertanyaan FFQ berisikan 7 jenis makanan cepat saji yang

biasa dikonsumsi siswi dan dijual dikantin sekolah.

E. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan penelitian ini, data yang diperoleh akan diolah

secara manual dan komputerisasi, setelah data terkumpul, kemudian

diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (pemeriksaan data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing juga dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Dalam penelitian,

memeriksa kembali kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap atau

belum , relevan, dan konsisten. Hasil editing ditemukan kuesioner

telah diisi lengkap oleh seluruh responden sehingga tidak perlu

dilakukan pengumpulan data ulang.

b. Coding (memberi kode)

Coding merupakan kegiatan membaca kode numeric (angka)

terhadap data yang diteliti atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti kode dari suatu variabel. Dalam penelitian ini

untuk kemudahan dalam pengolahan data dan analisis data, maka

penelitian memberi kode pada setiap pertanyaan dalam kuesioner.

c. Tabulating (tabulasi data)

Untuk mempermudah analisa data serta mengambil

kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

d. Cleaning (pembersihan data)

Setelah dikumpulkan dilakukan pengolahan data dengan

editing, coding, tabulating, dan selanjutnya dimasukkan dan diolah

dengan menggunakan program komputer secara manual untuk

pengecekan kembali data, apakah ada kesalahan atau tidak (Riyanto,

2009).

F. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk keperluan analisa data, penelitian memerlukan sejumlah

data pendukung yang berasal dari dalam dan luar lapangan. Untuk itu

peneliti menggunakan dua macam cara pengumpulan data, yaitu sebagai

berikut :

1. Data primer

Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan melakukan

anamnesa berdasarkan keluhan yang dirasakan penderita. Adapun data

primer dalam penelitian ini adalah makananan cepat saji dan

dismenore.
2. Data sekunder

Data diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang

bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumen pribadi,

resmi kelembagan referensi-referensi yang memiliki relevansi dengan

fokus permasalahan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah data populasi atau anggota IVS (Iskandar, 2010 ).

G. Etika Penelitian

Etika didalam penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dipenelitian ini, karena berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi etika harus diperhatikan. Adapun etika penelitian dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan

Lembar persetujuan merupakan persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran

persetujuan. Lembaran persetujuan diberikan sebelum penelitian

dilakukan. Persetujuan ini diminta melalui grup yang telah di buat oleh

peneliti. Tujuannya agar responden mengerti maksud dan tujuan

peneliti.

2. Ethical Clearance

Untuk menjamin dan keamanan peneliti dalam melakukan

penelitian, apabila terjadinya kesalahan atau ancaman yang dapat

merugikan responden.
3. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembaran pengumpilan data, dan

hanya menuliskan kode pada lembaran pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat,

2012).

H. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.3 : Definisi Operasional


No Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
dependen Operasional Ukur
1 Dismenore Dismenore adalah rasa Kuesioner Ordinal Derajat nyeri
nyeri yang dirasakan (skala faces
saat menstruasi oleh (0-10)
poin score
siswi SMK Keuangan yang
Pekanbaru ( Sukarni menggambar
dan Margareth 2013). kan opini
seseorang
mengenai
nyeri yang
dirasakan).
Variabel
independen
2 Makanan Makanan tinggi Ordinal
Cepat Saji lemak, garam,gulan Frekuensi konsumsi
dan rendah serat dan FFQ makanan cepat saji (
vitamin yang 7x/bulan dan
dikonsumsi oleh siswi >7x/bulan)
SMK Keuangan dalam
satu bulan terakhir.

I. Rencana Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan

menggunakan komputerisasi, disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi. Analisa data di lakukan dengan analisa univariat dan analisa

bivariat :

a. Analisa Univariat

Analisi univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karateristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini penulis menganalisa

data secara univariat yaitu analisis yang hanya meliputi satu

variabel yang disajikan dalam bentuk perhitungan mean, standar

deviasi, nilai minimal dan maksimal hasil yang akan digunakan

sebagai tolak ukur dalam pembahasan dan kesimpulan dengan

menggunakan rumus :

𝑓
P= × 100%
𝑁

Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi
N = Jumlah seluruh observasi (Sudyono, 2002).
b. Analisa Bivariat

Analisa Analisa bivariat digunakan untuk meliihat hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisa bivariat

yang akan digunakan adalah uji Pearson 95% dengan

menggunakan system komputerisasi. Dasar pengambilan keputusan yaitu

a. Jika Probabilitas (p) ≤ α (0,05) Ha diterima dan Ho ditolak

b. Jika Probabilitas (p) > α (0,05) Ha tidak terbukti dan Ho

gagal ditolak

Sebelumnya perlu mencari tahu distribusi data dengan uji

normalitas Kolmogorov smirnov. Apabila data tidak berdistribusi

normal, maka digunakan uji chis quer.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2020 dengan judul “ hubungan

konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMK

Keuangan Pekanbaru”. Analisis data yang ditampilkan dalam penelitian ini berupa

analisa univariat dan bivariate yaitu sebagai berikut :

A. Analisa Univariat

Analisa data univariat digunakan untuk menjabarkan secara

deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel

yang akan diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat (Sumantri,

2011). Analisa univariat dalam penelitian ini menghasilkan distribusi

frekuensi variabel dependent yaitu dismenore primer pada siswi SMK

Keuangan Pekanbaru dan variabel independent yaitu konsumsi makanan

cepat saji pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru Tahun 2020. Hasil analisa

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi kelas pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru Tahun 2020.

No. Kelas N %

1 XI 131 65.7

2 XII 67 33.8

Total 198 100

35
36

Tabel 4.1 didapatkan hasil dari 131 Siswi SMK Keuangan Pekanbaru

terdiri dari kelas XI (65.7%), Sedangkan dari 67 siswi terdiri dari kelas XII

(33.8%).

Tabel 4.2 Distribusi umur pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru Tahun
2020
No. Umur N %

1 16 125 63.1
2 17 54 27.3
3 18 19 9.6
Total 198 100

Tabel 4.2 didapatkan hasil dari 198 Siswi SMK Keuangan Pekanbaru

terdiri dari umur 16 tahun yaitu 125 orang ( 63.1%), sedangkan umur 17 tahun

yaitu 54 orang ( 27.3%), dan umur 18 tahun yaitu 19 orang (9.6%).

Tabel 4.3 Distribusi Makanan Cepat Saji

Variabel Mean Min-maks SD


Ayam goreng 12.16 0-6 12.474
Hamburger 0.85 0-3 2.516
Pizza 0.80 0-1 1.671
Nugget 5.94 0-6 11.709
Mie instan 8.75 0-6 9.270
Sosis 5.73 0-3 10.729
goreng 14.11 0-9 17.473

Tabel 4.3 didapatkan hasil dari ayam goreng dengan mean 12.16

dan minimal sd maksimal (0-6) termasuk kategori jarang, hamburger dengan

mean

0,85 dengan min-mak (0-3) termasuk dalam kategori jarang, pizza dengan mean

0,80 dengan min-mak (0-1) termasuk dalam kategori jarang, nugget dengan mean
5,94 dengan min-mak (0-6) termasuk dalam kategori jarang, mie instan 8,75

dengan min-mak (0-6) termasuk dalam kategori jarang, sosis dengan min-

mak (0-3) kategori jarang, dan gorengan(0-9) kategori sering. Setelah dilakukan

uji statistik menggunakan uji chi-square maka diperoleh nilai p value sebesar

0,000, artinya ada hubungan antara makanan cepat saji dengan kejadian

dismenore primer pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru tahun 2020. Hal ini

dibuktikan dengan p > α yaitu 0,000 > 0,05.

B. Analisa Bivariat

Analisa dilakukan terhadap dua variabel yang berhubungan atau

berkolerasi. Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

variabel bebas dan variabel terikat melalui uji statistik Chi-Square

(Sumantri,

2011). Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square dan diambil keputusan

apabila p value ≤ a (0,05) maka terdapat hubungan antara dua variabel,

sebaliknya apabila p value > a (0,05) berarti tidak terdapat hubungan antara dua

variabel.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji


dengan
Kejadian Dismenore Primer

Konsumsi Makanan
No Kode Skala Nyeri Pvalue POR
Cepat Saji Total
Ringan Berat
N % N % N %
0 Jarang 19 9.7 3 12.3 22 22
0,00 10,059
1 Sering 68 77.3 108 98.7 176 176
Total 87 87 111 111 198 198
Sumber : Uji Chi-Square
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswi yang jarang mengkonsumsi

makanan cepat saji dengan skala nyeri ringan 19 orang (9,7%), dan skala nyeri

berat 3 orang ( 12,3%). Sedangkan siswi yang sering konsumsi makanan

cepat saji dengan skala nyeri ringan 68 orang (77,3%) dan skala nyeri berat 108

orang (98,7%). Dikarenakan Ods ration 10,059 maka kesimpulannya siswi SMK

Keuangan yang mengkonsumsi makanan cepat saji memiliki resiko 10 kali lebih

besar terkena dismenore primer di bandingkan dengan siswi SMK yang tidak

mengkonsumsi makanan cepat saji.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan

signifikan konsumsi cepat saji dengan kejadian dismenore primer dengan p

value

10,059. Dismenore sering kali terjadi pada usia remaja. Remaja

sering mengalami dismenore dikarenakan beberapa faktor resiko. Faktor

risiko yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore primer salah satunya

yaitu pola makan. Pola makan yang sering menimbulkan dismenore adalah pola

makan konsumsi makanan cepat saji atau fast food (Andini, 2015)

Asam arakidonat yang akan disintesis menjadi prostaglandin

(Satyanarayana, 2014). Prostaglandin berfungsi membantu rahim

berkontraksi dan mengeluarkan lapisan rahim selama periode menstruasi. Jadi,

pada wanita yang mengalami nyeri haid atau dismenore ada penumpukan

prostaglandin dalam jumlah yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan

terjadinya dismenore.

Konsumsi fast food atau cepat saji sudah menjadi bagian dari gaya hidup

pada masyarakat Indonesia, khususnya remaja. Fast food sering kali mengacu

pada makanan di Amerika serikat yang berisikan kentang goreng, burger,

dan soft drink. kebiasaan makanan cepat saji atau fast food dapat berpengaruh

pada
gaya hidup dan dapat membuat gangguan ginekologi seperti dismenore dan
haid

39
40

tidak teratur. Fast food memiliki kandungan asam lemak trans yang didapat

dari tehnik memasaknya (Rahmi, 2013).

Menurut Anisa (2015), makanan siap saji banyak mengandung asam

lemak trans yang merupakan salah satu radikal bebas.. Salah satu fungsi

fosfolipid adalah sebagai penyedia asam arakidonat yang akan disintesis

menjadi prostaglandin. Prostaglandin berfungsi membantu rahim berkontraksi

dan mengeluarkan lapisan rahim selama periode menstruasi. Jadi, pada wanita

yang mengalami nyeri haid atau dismenore ada penumpukan prostaglandin

dalam jumlah yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan terjadinya

dismenore.

Makanan Cepat Saji mengandung asam lemak trans yang

merupakan salah satu radikal bebas. Salah satu efek dari radikal bebas adalah

menyebabkan kerusakan pada membrane sel. Membran sel memiliki

beberapa komponen, salah satunya adalah fosfolipid yang mempunyai fungsi

sebagai penyedia asam arakidonat yang akan disintesis menjadi prostaglandin.

Prostaglandin disini berfungsi membantu Rahim berkontraksi dan

mengeluarkan lapisan rahim selama menstruasi. Jadi pada saat wanita

menstruasi wanita mengalami penumpukan prostaglandin dalam jumlah yang

terlalu banyak sehingga menyebabkan terjadinya dismenore (Nadia, 2017).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswi yang jarang

mengkonsumsi makanan cepat saji dengan skala nyeri ringan berjumlah 19

orang (9,7%). Hal ini dikarenakan siswi tersebut hanya mengkonsumsi makanan

cepat saji sebanyak 2-3x/bulan dengan jenis makanan yaitu sosis goreng dan

ayam goreng. Makanan cepat saji yang jarang dikonsumsi dan jenis makanan
yang tidak terlalu tinggi kalorinya mengakibatkan jumlah penumpukan

prostaglandin dirahim dalam jumlah rendah, sehingga gejala dismenore yang

dialami siswi tersebut dalam kategori ringan.

Siswi yang jarang mengkonsumsi makanan cepat saji dengan skala nyeri

berat sebanyak 3 orang (12,3%) dikarenakan siswi tersebut mengkonsumsi

makanan cepat saji sebanyak 2-3x/bulan tetapi dengan jenis makanan yang

memiliki jumlah kalori tinggi seperti pizza, hamburger, mie instan dan

gorengan. Makanan cepat saji yang jarang dikonsumsi dan jenis makanan yang

tinggi kalorinya mengakibatkan jumlah penumpukan prostaglandin di rahim

dalam jumlah tinggi, sehingga gejala dismenore yang dialami siswi tersebut

dalam kategori berat.

Siswi yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji dengan skala nyeri

ringan sebanyak 68 orang (77,3%) dikarenakan siswi tersebut

mengkonsumsi makanan cepat saji makanan cepat saji sebanyak 8- 13x/bulan

tetapi dengan jenis makanan yang memiliki rendah kalori. Makanan cepat saji

yang sering dikonsumsi dan jenis makanan yang rendah kalori mengakibatkan

jumlah penumpukan prostaglandin di rahim dalam jumlah rendah,sehingga

gejala dismenore yang dialami siswi tersebut dalam kategori ringan.

Siswi yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji dengan skala nyeri

berat sebanyak 157(79,3%) dikarenakan siswi tersebut mengkonsumsi makanan

cepat saji sebanyak 8-13x/bulan tetapi dengan jenis makanan yang tinggi kalori.

Makanan cepat saji yang sering dikonsumsi dengan jenis makanan yang tinggi

kalori mengakibatkan jumlah prostaglandin di rahim dalam jumlah tinggi,

sehingga gejala dismenore yang dialami siswi tersebut dalam kategori berat.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Hubungan

Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Kejadian Dismenore Primer dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Siswi mengkonsumsi makanan cepat saji seperti ayam goreng, hamburger,

pizza, nugget, mie instan, sosis dan gorengan. Siswi yang mengkonsumsi

makanan cepat saji yeng memiliki frekuensi dan jenis makanan berbeda

juga memiliki kategori nyeri yang berbeda.

2. Permasalahan dismenore primer pada siswi SMK Keuangan Pekanbaru

yaitu dengan kategori nyeri berat.

3. Terdapatnya hubungan antara konsumsi makanan cepat dengan

kejadian dismenore primer yaitu p = 0,000, hal ini dibuktikan bahwa p

valaue 0,000

≥ 0,005.

B. Saran

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

referensi dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang hubungan

konsumsi
makanan cepat saji dengan kejadian dismenore. Hasil penelitian ini

dapat digunakan untuk menyusun hipotesis baru dalam penelitian

selanjutnya.

2. Aspek Praktis

a. Bagi Siswi

Disarankan kepada para remaja perempuan untuk mengurangi

konsumsi makanan cepat saji (fast food) sehingga menurunkan

risiko terjadinya dismenore primer.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi dismenore primer, seperti genetik, aktivitas fisik,

stres, dan siklus menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

Abeer Eswi, H. H. (2012). Menstrual Attitude and Knowledge among Egyptian

Female Adolescents. Journal of American Science,8(6),558-559.

Anisa, MV. (2015). Hubungan Status Gizi, Menarche Dini, dan Perilaku

Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Kejadian

Dismenore Primer pada Siswi SMAN 13 Bandar Lampung.

Skripsi.

http://digilib.unila.ac.id.

Dahlan, A. (2017). Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid

(Dismenorea) Pada Siswi Smk Perbankan Simpang Haru Padang.

Journal Endurance, 2(1) February 2017.

Gustimigo, Zelta Pratiwi. 2015. Factor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa fakultas

ekonomi dan bisinis Universitas Lampung [skripsi]. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Hanum, T.S.L., Dewi, A. P., & Erwin. (2015). Hubungan Antara

Pengetahuan dan Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food Dengan Status

Gizi Pada Remaja. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi

Keperawatan Universitas Riau, 2(1),750-758.

Hudson, Tori. (2016). Using Nutrition To Relive Primary Dysmenorrhea. Mary

Ann Libert, Ins, 125-128


Imtihani, T.R., Noer, E.R. 2013. Hubungan pengetahuan, uang saku, dan peer

group dengan frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada remaja

putri. Journal of nutrition college.2(1): 162-69.

Kristianti, N., Sarbini, D., dan Mutalazimah. 2009. Hubungan pengetahuan gizi

dan frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi siswa SMA negeri

4 Surakarta. Jurnal kesehatan.2(1): 39-47.

Laila, N. N. (2015). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:

Salemba Medika.

Manuaba, I. (2015). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Marmi. (2014). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Oktasari, dkk. (2015). Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat

Dan Kompres Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.

Perheentupa, A., Erkkola, R., (2015). 3.Painful Menstruation: Primary

Dysmenorrhea. In: Rees, M., Hope, S., Ravnikar, V., ed. The Abnormal

Menstrual Cycle: UK. Taylor & Francis Group. 27-28.

Perry dan Potter. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,.

Proses,dan Praktik. Alih Bahasa : Renata. Komalasari, dkk.

Jakarta: EGC.

Pramanik, P. dan Dhar, A. 2014. Impact of fast food on menstrual health

of school going adolescent girls in west Bengal, eastern india.

Global Journal of Biology, Agriculture,& Health Science.3(1):61-66


Pramanik, P. dan Dhar, A. 2014. Impact of fast food on menstrual health

of school going adolescent girls in west bengal, eastern india.

Global Journal of Biology, Agriculture, & Health Science.3(1): 61-66.

Price, S. (2016). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:

EGC.

Putri, M.S (2012). Prevalensi & Menajemen dismenore pada remaja putri di

Kecamatan Bangko Bagansiapi-api Kabupaten Rokah Hilir

Sharma R, Agarwal A,Rohra VK, Assidi M, Abu-Elmagd M (2015). Effects of

increased paternal age on sperm quality, reproductive outcome and

associated epigenetic risks to offspring.RB & E, 13:35.

Srivastava, R.K (2014). How Differing Demographic Factors Impact

Consumers’ Loyalty Towards National or International Fast Food

Chains: A Comparative Study In Emerging Market. British Food

Journal, 177 (4),

1354-1376. https://doi.org/10.1108//BFJ-07-2014-0230

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (mix Methods).

Bandung:Alfabeta

Sulistijani. D. A. (2012). Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus

Agriwidya.

Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.
KUESIONER DISMENORE

Nama :

Kelas :

Usia :

1. Gambar skala penilaian nyeri fases pain


score

Kuisioner ini terdiri dari 6 gambar skala wajah kartun yang bertingkat, dimulai dari

wajah tersenyum yaitu untuk “tidak ada nyeri” sampah wajah yang berlinang air mata untuk “

nyeri paling buruk”. Kelebihan dari nyeri skala wajah ini yaitu siswi dapat menunjukkan

sendiri rasa nyeri yang sedang dialaminya sesuai dengan gambar yang sudah disediakan dan

membuat usaha mendeskripsikan nyeri menjadi sederhana(Astrida,2012).

Tidak ada nyeri Nyeri sekali

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0-4 : Nyeri ringan dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari
5-6 : Nyeri sedang, perlu obat penghilang rasa nyeri tetapi masih dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari.
7-10 : Nyeri berat dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, bias disertai sakit kepala, mual dan sakit perut.

Jawaban saya untuk nyeri dismenore adalah :


2. KUESIONER FFQ MAKANAN CEPAT SAJI

Jenis Makanan Cepat Saji Frekuensi Konsumsi Makan Cepat Saji dalam 1
bulan terakhir

Hari Minggu Bulan

Fried Chicken/ ayam goreng

Hamburger

Pizza

Nugget

Mie Instan

Sosis

Gorengan

Keterangan :

1. Konsumsi makanan cepat saji 0-7 kali/bulan ( jarang )


2. Konsumsi makanan cepat saji > 7 kali/bulan ( sering )
LAMPIRAN 5

FFQ Makanan Cepat Saji


No Nama Kelas Umur CS KCS SN KSN
AG HB PZ NG MI SS GR
1 Rv XI 16 4 1 0 0 4 0 3 12 1 7 1
2 Mp XI 16 4 0 0 2 3 0 1 10 1 5 0
3 Wn XI 16 3 0 0 0 3 1 2 9 1 4 0
4 Sk XII 17 2 1 1 1 3 0 0 8 1 6 1
5 Ed XI 16 3 1 0 0 3 1 2 10 1 9 1
6 Is XI 16 2 1 0 0 4 0 1 8 1 1 0
7 Km XI 16 4 0 0 0 3 1 3 11 1 5 0
8 Vo XI 16 4 1 1 0 2 0 3 11 1 8 1
9 An XI 16 3 0 1 0 4 0 2 10 1 7 1
10 Mi XI 16 4 0 0 2 3 1 3 13 1 6 1
11 Ku XI 16 3 1 0 0 2 0 1 7 0 3 0
12 Pn XI 16 5 2 0 0 1 0 3 11 1 2 0
13 Rm XII 17 3 0 1 0 3 0 1 8 1 9 1
14 Sy XII 17 3 0 0 2 0 1 4 10 1 8 1
15 Ah XII 17 2 0 1 0 2 1 3 9 1 3 0
16 Aa XI 16 5 0 1 0 4 0 1 11 1 7 1
17 Fr XII 18 3 1 0 1 3 0 4 12 1 5 0
18 Na XI 17 3 1 0 2 3 0 1 10 1 5 0
19 Rf XI 16 1 0 0 0 2 1 3 7 0 1 0
20 Ak XI 16 4 0 0 0 3 0 2 9 1 4 0
21 Wn XI 16 2 1 0 0 2 0 3 8 1 1 0
22 Dm XII 17 3 1 0 1 2 0 0 7 0 1 0
23 My XI 16 2 0 0 0 2 0 1 5 0 1 0
24 Aa XI 16 4 1 0 2 1 0 3 11 1 2 0
25 Is XII 17 4 2 1 0 3 1 1 12 1 2 0
26 As XI 16 3 0 0 0 3 0 2 8 1 2 0
27 Dz XI 16 3 0 0 0 2 1 3 9 1 2 0
28 Ew XI 16 3 1 2 0 0 2 3 11 1 3 0
29 In XII 17 2 1 0 0 3 0 4 10 1 3 0
30 An XI 16 4 2 1 0 3 1 4 15 1 3 0
31 Aa XI 16 3 0 0 2 2 1 2 10 1 3 0
32 Ie XII 18 4 1 0 3 2 0 1 11 1 3 0
33 Cs XI 16 4 3 1 0 3 0 2 13 1 3 0
34 Mr XII 17 3 1 0 3 2 0 1 10 1 3 0
35 Fa XI 16 2 0 1 0 3 0 2 8 1 3 0
36 Mu XI 16 3 1 1 0 4 0 3 12 1 4 0
37 Da XII 17 4 1 1 0 3 0 1 10 1 4 0
38 Ar XII 17 3 1 0 0 2 0 4 10 1 4 0
39 Df XII 17 4 0 1 0 3 0 3 11 1 4 0
40 Iw XI 16 3 0 0 1 4 2 3 13 1 4 0
41 Es XII 18 3 1 1 0 1 0 2 8 1 4 0
42 Ew XII 18 3 0 0 2 2 0 1 8 1 4 0
43 Aa XI 16 4 0 0 0 3 1 2 10 1 4 0
44 Yo XI 16 1 0 0 0 0 3 2 6 0 4 0
45 As XI 16 3 0 0 2 1 1 1 8 1 9 1
46 Iw XI 16 1 0 1 0 1 1 2 6 0 9 1
47 Mn XII 17 2 0 1 0 2 1 1 7 0 9 1
48 Ir XI 16 1 1 0 0 1 1 1 5 0 8 1
49 Ae XII 17 1 0 0 1 1 1 1 5 0 8 1
50 Mi XI 17 2 0 1 1 1 0 1 6 0 8 1
51 Dl XII 17 1 0 0 0 1 1 2 5 0 8 1
52 Yo XI 16 1 0 1 0 1 1 1 5 0 8 1
53 Mu XII 17 1 0 1 0 1 1 2 6 0 8 1
54 Dm XI 16 2 1 0 0 1 1 2 7 0 8 1
55 Ac XII 17 2 1 0 0 1 1 1 6 0 8 1
56 Wu XI 16 1 0 0 0 1 1 1 4 0 8 1
57 Ww XII 18 2 0 0 0 1 1 2 6 0 8 1
58 Yu XI 16 1 0 1 0 1 1 1 5 0 7 1
59 Es XI 16 2 0 0 1 1 0 2 6 0 7 1
60 Dm XI 16 3 0 0 1 4 0 2 10 1 7 1
61 Ip XI 16 4 1 0 0 2 0 2 9 1 7 1
62 Dn XII 17 2 0 1 0 2 0 2 7 0 7 1
63 Fa XI 16 2 1 0 1 2 1 2 9 1 7 1
64 Im XI 16 4 1 0 2 2 1 3 13 1 7 1
65 Yw XII 17 4 0 0 0 4 3 2 13 1 5 0
66 Ep XII 17 1 1 0 2 1 2 4 11 1 6 1
67 Ma XI 16 4 0 0 1 2 1 3 11 1 6 1
68 Fb XII 17 3 1 1 2 1 1 4 13 1 6 1
69 Ca XI 16 2 0 1 3 3 0 4 13 1 5 0
70 Eg XII 18 3 0 1 2 1 1 3 11 1 5 0
71 Ey XII 18 3 0 1 3 1 1 3 12 1 5 0
72 Ak XI 17 2 0 1 2 1 1 2 9 1 5 0
73 Wf XI 16 1 1 1 1 1 0 1 6 0 5 0
74 Ao XII 17 3 0 1 0 1 0 1 6 0 5 0
75 As XII 17 1 0 1 1 2 0 1 6 0 5 0
76 Ey XI 16 2 0 1 2 2 0 1 8 1 5 0
77 Ca XI 16 1 0 0 2 1 2 1 7 0 1 0
78 Lw XII 18 1 1 0 3 2 1 3 11 1 6 1
79 Sa XII 17 1 1 0 3 2 1 3 11 1 6 1
80 Ri XII 17 1 1 0 2 3 1 2 10 1 6 1
81 Rs XI 16 1 0 1 2 1 1 3 9 1 6 1
82 Fm XII 17 4 0 2 0 2 0 1 9 1 4 0
83 Fa XI 16 3 1 2 0 4 0 1 11 1 5 0
84 Pk XI 16 2 1 0 3 3 0 4 13 1 4 0
85 Ms XII 17 2 0 0 3 2 1 2 10 1 3 0
86 Km XI 16 2 1 1 3 1 0 2 10 1 3 0
87 Th XI 16 2 0 1 1 1 2 1 8 1 5 0
88 Nj XI 16 4 0 0 0 3 2 3 12 1 5 0
89 Kn XI 16 2 0 1 3 4 0 2 12 1 4 0
90 Ei XI 16 2 0 0 0 2 2 1 7 0 9 1
91 Ga XII 17 3 1 2 0 3 0 4 13 1 4 0
92 Ls XI 16 2 3 1 4 2 0 3 15 1 2 0
93 Lw XI 16 3 1 1 3 4 0 2 14 1 4 0
94 Nn XII 17 2 0 1 0 1 1 1 6 0 5 0
95 Ms XI 16 3 1 0 0 4 2 1 11 1 5 0
96 Tk XII 17 1 0 1 1 1 0 1 5 0 9 1
97 Ba XI 16 3 0 1 3 2 1 2 12 1 5 0
98 Sv XI 16 3 0 1 2 2 1 3 12 1 6 1
99 Pw XII 17 3 2 1 2 4 0 0 12 1 2 0
100 Tj XI 16 1 0 1 2 2 1 3 10 1 6 1
101 Gh XII 18 1 1 0 0 1 1 2 6 0 7 1
102 Nd XI 16 2 0 1 0 1 0 2 6 0 7 1
103 Rf XII 17 2 0 0 0 3 0 4 9 1 3 0
104 Sn XI 16 3 0 1 1 1 0 2 8 1 5 0
105 Rk XII 18 4 1 0 0 3 0 1 9 1 5 0
106 Sw XII 17 1 1 1 0 3 1 4 11 1 6 1
107 Sh XI 16 3 1 1 2 1 2 3 13 1 5 0
108 Sa XI 16 3 1 1 0 2 0 4 11 1 4 0
109 Sw XI 16 3 0 1 0 4 0 2 10 1 4 0
110 Ns XI 16 2 0 1 0 1 1 2 7 0 8 1
111 Nk XI 16 1 0 0 0 1 1 1 4 0 8 1
112 Rm XII 17 1 0 1 0 1 1 1 5 0 8 1
113 Sd XI 16 4 0 1 0 1 0 2 8 1 7 1
114 Sr XI 16 3 1 0 0 4 2 5 15 1 5 0
115 Sa XII 17 2 0 0 1 1 0 1 5 0 7 1
116 Np XI 16 2 0 1 0 1 1 2 7 0 5 0
117 Sj XII 17 2 0 0 2 1 1 4 10 1 7 1
118 Nk XI 16 3 2 0 0 4 0 1 10 1 3 0
119 Gn XII 17 4 0 1 1 1 0 1 8 1 7 1
120 Pc XI 16 3 0 0 0 1 3 2 9 1 1 0
121 Lw XI 17 1 0 2 1 4 0 2 10 1 2 0
122 Ta XII 17 2 1 1 0 3 0 2 9 1 2 0
123 Pa XI 16 2 3 2 1 4 0 2 14 1 2 0
124 Kn XI 16 2 0 0 0 2 0 1 5 0 2 0
125 Sa XII 17 1 1 0 0 4 0 3 9 1 3 0
126 Rh XI 16 2 0 0 0 4 0 3 9 1 3 0
127 Rw XII 17 4 1 0 0 2 0 1 8 1 5 0
128 Ns XI 16 1 0 0 1 2 1 2 7 0 5 0
129 Nh XI 16 3 0 1 1 1 0 2 8 1 5 0
130 Mp XI 16 3 0 0 1 2 0 3 9 1 5 0
131 Wn XI 16 2 0 0 0 3 1 2 8 1 1 0
132 Vm XI 16 4 0 1 0 3 0 2 10 1 1 0
133 Sa XI 16 3 1 0 0 3 0 2 9 1 4 0
134 Rk XII 17 3 1 0 2 1 0 1 8 1 8 1
135 Ds XI 16 4 0 0 3 3 0 2 12 1 2 0
136 Pz XI 16 4 1 0 2 3 1 2 13 1 4 0
137 Pa XI 16 4 0 1 0 3 0 1 9 1 3 0
138 Yl XII 18 3 0 0 1 3 0 2 9 1 5 0
139 Ep XI 16 3 0 1 0 4 0 1 9 1 4 0
140 Ym XI 17 3 0 1 0 3 0 2 9 1 8 1
141 Ns XII 18 2 1 0 0 3 0 2 8 1 4 0
142 Fi XII 18 4 0 0 3 3 1 4 15 1 6 1
143 Ja Xi 16 2 0 0 0 1 0 3 6 0 3 0
144 Qr XI 16 4 0 3 2 3 0 0 12 1 2 0
145 Ad XII 18 2 0 1 2 3 0 1 9 1 8 1
146 NH XII 18 3 0 0 0 2 0 1 6 0 3 0
147 Sh XII 18 3 0 1 3 3 0 1 11 1 5 0
148 Ms XII 18 5 1 2 0 3 0 4 15 1 4 0
149 Ip XI 16 3 1 1 2 4 0 1 12 1 5 0
150 Wp XII 18 4 0 0 2 1 0 3 10 1 8 1
151 Aa XI 16 3 0 0 0 2 1 2 8 1 2 0
152 Ra XI 16 3 0 1 0 3 0 2 9 1 3 0
153 Pb XII 17 4 0 0 3 3 0 1 11 1 2 0
154 St XI 16 3 0 1 0 3 0 2 9 1 7 1
155 Ir XI 16 5 0 1 0 3 0 2 11 1 3 0
156 Nv XII 17 4 1 0 0 4 0 3 12 1 5 0
157 Md XII 17 3 1 0 1 3 0 2 10 1 5 0
158 Rs XII 17 4 0 0 3 3 2 2 14 1 1 0
159 Lm XI 16 4 0 0 3 2 0 1 10 1 5 0
160 KA XI 16 3 1 0 0 3 0 2 9 1 5 0
161 Pa XI 16 4 0 1 0 3 0 2 10 1 3 0
162 Pi XI 16 2 1 0 0 2 0 1 6 0 3 0
163 Kr XI 16 2 0 1 1 2 0 3 9 1 5 0
164 DL XII 17 3 1 0 0 4 0 1 9 1 3 0
165 Fs XI 16 2 1 0 0 1 0 2 6 0 2 0
166 As XI 16 1 1 0 3 4 0 2 11 1 4 0
167 Na XI 16 2 0 1 3 4 0 2 12 1 3 0
168 Mh XII 17 2 0 1 3 4 0 0 10 1 1 0
169 Uu XI 16 6 0 0 1 4 2 5 18 1 1 0
170 Es XI 16 3 1 0 0 2 0 1 7 0 4 0
171 Rs XI 16 4 0 0 0 5 1 1 11 1 7 1
172 Ni XI 16 4 1 0 0 3 0 2 10 1 5 0
173 Is XI 16 3 0 0 0 4 0 1 8 1 3 0
174 Wp XI 16 4 0 0 0 3 1 3 11 1 4 0
175 As XI 16 5 0 0 1 2 3 1 12 1 1 0
176 Pr XII 17 2 0 1 0 2 0 3 8 1 2 0
177 Yn XI 16 4 0 0 0 4 0 3 11 1 6 1
178 Sk XI 16 4 0 0 0 2 0 4 10 1 6 1
179 Ip XI 16 3 0 1 2 3 0 1 10 1 5 0
180 Fa XI 17 2 1 1 1 1 1 3 10 1 2 0
181 Aw XI 16 3 0 1 2 1 2 4 13 1 2 0
182 Wk XI 16 3 0 1 1 1 2 4 12 1 5 0
183 Im XI 16 4 1 0 2 1 3 4 15 1 2 0
184 Rs XI 16 3 1 1 3 2 1 4 15 1 6 1
185 No XII 17 3 1 0 1 0 1 4 10 1 5 0
186 Cn XI 16 3 0 4 0 1 0 0 8 1 3 0
187 Ss XI 16 3 0 1 2 1 1 3 11 1 5 0
188 Iv XI 16 4 1 1 0 1 1 3 11 1 3 0
189 Lh XI 16 3 0 1 1 1 1 3 10 1 1 0
190 Nu XI 16 2 0 1 1 3 1 4 12 1 3 0
191 Lf XI 16 3 1 0 1 1 2 3 11 1 8 1
192 Rd XI 16 1 1 1 3 1 1 0 8 1 1 0
193 Da XI 16 1 1 0 2 1 1 3 9 1 3 0
194 Ip XII 18 1 0 1 2 1 1 3 9 1 4 0
195 Re XI 16 4 0 1 0 1 1 3 10 1 3 0
196 Ns XI 16 1 0 1 2 3 1 3 11 1 7 1
197 Ip XI 16 3 0 1 1 1 2 3 11 1 3 0
198 Ai XI 16 1 1 0 2 1 1 3 9 1 4 0
n = 198
Jarang : 0-7 kali/bulan, Sering : >7
Kategori kali/bulan Ringan : 0-5, Berat : 6-10
LAMPIRAN 6

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KCS * KSN 198 100.0% 0 .0% 198 100.0%

KCS * KSN Crosstabulation

KSN

0 1 Total

KCS 0 Count 19 3 22

Expected Count 9.7 12.3 22.0

1 Count 68 108 176

Expected Count 77.3 98.7 176.0

Total Count 87 111 198

Expected Count 87.0 111.0 198.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 18.084a 1 .000

Continuity Correctionb 16.198 1 .000

Likelihood Ratio 19.228 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.993 1 .000

N of Valid Casesb 198

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,67.
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 18.084a 1 .000

Continuity Correctionb 16.198 1 .000

Likelihood Ratio 19.228 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.993 1 .000

N of Valid Casesb 198

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for KCS (0 / 1) 10.059 2.868 35.281

For cohort KSN = 0 2.235 1.742 2.869

For cohort KSN = 1 .222 .077 .640

N of Valid Cases 198


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AG 198 0 60 12.16 12.474

HB 198 0 30 .85 2.516

PZ 198 0 16 .80 1.671


NG 194 0 60 5.94 11.709

MIE 198 0 60 8.75 9.270

SS 192 0 30 5.73 10.729

GR 198 0 90 14.11 17.473

Valid N (listwise) 190

Statistics

KCS KSN KELAS UMUR

N Valid 198 198 198 198

Missing 0 0 0 0
Mean .89 .56 16.46

Std. Deviation .315 .498 .666

Minimum 0 0 16

Maximum 1 1 18

KELAS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid XII 1 .5 .5 .5

XI 1 .5 .5 100.0

Total 198 100.0 100.0


UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 16 125 63.1 63.1 63.1

17 54 27.3 27.3 90.4

18 19 9.6 9.6 100.0

Total 198 100.0 100.0

KCS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 22 11.1 11.1 11.1

1 176 88.9 88.9 100.0

Total 198 100.0 100.0

KSN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 87 43.9 43.9 43.9

1 111 56.1 56.1 100.0

Total 198 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai