instagram.com/amie_ri
o/
Istana Siak Sri Indrapura merupakan bangunan istana bekas peninggalan Kesultanan Siak Sri
Indrapura dan menjadi tempat kediaman Sultan Siak pada waktu itu. Istana ini sudah berdiri
sejak tahun 1889, pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Hasyim. Seluruh kompleks istana
ini mempunyai luas mencapai 32.000 meter persegi, sedangkan luas bangunan istananya
mencapai 1.000 meter persegi.
Bangunan masjid ini cukup unik dengan perpaduan corak Timur Tengah dan Melayu yang
kental dan sebelumnya Kesultanan Siak juga menjadi pusat pendidikan Islam di Asia
Tenggara.
Istana Gunung Sahilan merupakan salah satu situs peninggalan sejarah Kabupaten Kampar
yang terletak di Kampung Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan (Kampar Kiri),
Kabupaten Kampar, Riau. Kerajaan Gunung Sahilan merupakan kerajaan yang berdiri pada
abad ke 16-17M. Raja yang berkuasa di kerajaan ini pada masa itu adalah keturunan dari
Kerajaan Pagaruyung. Setelah Kerajaan Pagaruruyung runtuh, Kerajaan Gunung Sahilan pun
berdiri sendiri. Gelar adat dari raja kerajaan ini diberi nama Tengku Yang Dipertuan Besar.
Berdasarkan riwayat dan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, raja terakhir kerajaan Gunung
Sahilan yang berkuasa bernama Tengku Sulung yang Dipertuan Besar (1930-1945).
4. kerajaan rambah
Camat Rambah Muhammad Franovandi SSTP MSi bersama datuk dan ninik mamak yang
tergabung dalam Lembaga Kerapatan Adat (LKA) Rambah, Jumat akhir pekan kemarin
menggelar rapat. Rapat tersebut membahas soal pembangunan Istana Kerajaan Rambah.
Hal itu disampaikan Camat Rambah Muhammad Franovandi SSTP MSi kepada wartawan,
Senin (20/3) di Pasir Pengaraian. Kata Franovandi, pembangunan Istana Kerajaan Rambah
perlu dilakukan untuk mengembalikan eksistensi LKA Kecamatan Rambah.
5. Istana Indragiri Riau
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di
Selangor, ca. 1808 - meninggal di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1873, masih
diperdebatkan) adalah ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.
Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman
Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang
dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia.
2. Tuanku Tambusai
3. Raja H. Fisabilillah
Wafat saat berusia 59 tahun, Raja H Fisabilillah lahir di Kota Lama, Ulu sungai Riau, tahun
1725.
Sementara wafat di Teluk Ketapang Melaka, 18 Juni 1784.
Raja H. Fisabilillah adalah seorang Raja (Yang dipertuan Muda) Kerajaan Melayu Riau-
Lingga-Johor-Pahang IV
Ketetapan menjadi Pahlawan Nasional dituangkan dalam SK Press :072/TK/1997 bertanggal
11-8-1997.
4. Sultan Syarif Kasim II
Lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember 1893, beliau wafat di Rumbai Pekanbaru, 23
April 1968.
Pejuang yang namanya diabadikan juga menjadi nama bandara internasional di Pekanbaru ini
dimakamkan di Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau.
Sultan Syarif Kasim II merupakan Sultan ke 12 di Kesultanan Siak Sri Indrapura.
5. HANG TUAH
Banyak cerita dari tokoh pahlawan Melayu Riau, Hang Tuah. Dalam Sulalatus Salatin
berbeda, ada yang menyebutkan bahwa ia dahulunya adalah seorang nelayan miskin,
sementara versi lain menyebutkan bahwa ia berasal dari keturunan bangsawan Makassar.
Hang Tuah memiliki teman sejawat dan seperjuangan, Hang Jebat, Hang Nadim, Hang
Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Hang Tuah juga terkenal membunuh seorang jawara
dari Jawa yang terkenal dengan sebutan Taming Sari, yang di bawah pemerintahan Kerajaan
Majapahit. Konon Taming Sari dikenal pandai berkelahi, kebal senjata dan dapat menghilang.
Namun, ia dikalahkan Hang Tuah, sehingga dengan membunuh Taming Sari. Lalu kerisnya
diambil Hang Tuah dan diberi nama Taming Sari. Menurut cerita keris itu dapat berkuasa
kepada pemiliknya untuk menjadi hilang.