Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah swt. karena
laporan perjalanan ini. Laporan perjalanan ini dibuat setelah saya melakukan
minta maaf, semoga laporan ini memiliki nilai yang bermanfaat bagi
pembacanya.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I = PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Pengamatan
d. Kegunaan Pengamatan
BAB II = ISI
a. Sejarah Berdirinya Kesultanan Siak Sri Inderapura
b. Pelaksanaan dan Hasil Pengamatan
BAB III = PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pengamatan
D. Kegunaan Pengamatan
ISI
Kata Siak Sri Inderapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja
yang taat beragama, dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" dan
indera atau indra dapat bermakna raja. Sedangkan pura dapat bermaksud
dengan "kota" atau "kerajaan". Siak dalam anggapan masyarakat Melayu sangat
bertali erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yang ahli agama
Islam, kalau seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai
Orang Siak.
Masa awal
Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil didaulat menjadi penguasa Siak atas
mufakat masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh
Johor. Sementara Raja Kecil dalam Hikayat Siak disebut juga dengan sang
pengelana pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan kekuasaan.
Berdasarkan korespodensi Sultan IndermasyahYang Dipertuan Pagaruyung
dengan Gubernur Jenderal Belanda di Melaka waktu itu, menyebutkan bahwa
Sultan Abdul Jalil merupakan saudaranya yang diutus untuk urusan dagang
dengan pihak VOC. Kemudian Sultan Abdul Jalil dalam suratnya tersendiri,
yang ditujukan kepada pihak Belanda menyebut dirinya sebagai Raja Kecil dari
Pagaruyung, akan menuntut balas atas kematian Sultan Johor.
Sebelumnya dari catatan Belanda, telah mencatat pada tahun 1674, ada
datang utusan dari Johor untuk mencari bantuan bagi raja Minangkabau
berperang melawan raja Jambi. Dalam salah satu versi Sulalatus Salatin juga
menceritakan tentang bagaimana hebatnya serangan Jambi ke Johor (1673),
yang mengakibatkan hancurnya pusat pemerintahan Johor, yang sebelumnya
juga telah dihancurkan oleh Portugal dan Aceh. Kemudian berdasarkan surat
dari raja Jambi, Sultan Ingalaga kepada VOC pada tahun 1694, menyebutkan
bahwa Sultan Abdul Jalil hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan
mereka.
Warisan sejarah
Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota
dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886
serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak
berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan
Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan
utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri
Inderapura. Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah
sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada
kawasan timur pulau Sumatera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran