Disusun Oleh :
1. Nayla Diva Aprilia
2. Rika Amalia Putri
3. Tari Puspika Wati
4. Tiara Dewi Cahyani
Kelas IX A
Disusun Oleh :
1. Nayla Diva Aprilia
2. Rika Amalia Putri
3. Tari Puspika Wati
4. Tiara Dewi Cahyani
Kelas IX A
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Berdirinya Kerajaan Pajang .............................................................. 3
B. Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Pajang ............................... 4
C. Raja-Raja Kerajaan Pajang ............................................................... 5
D. Keadaan Kerajaan Pajang Ditinjau dari Berbagai Aspek ................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kehidupan rakyat Pajang terabaikan, hal itu membuat Pangeran Benawa
yang sudah tersingkir ke Jipang merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran
Benawa bersekutu dengan Danang Sutawijaya untuk menyerbu Pajang. Perang
antara Pajang melawan Mataram dan Jipang pun berakhir dengan kekalahan
Arya Panggiri. Ia dikembalikan kenegeri asalnya yaitu Demak. Pangeran
Benawa kemudian menjadi raja di Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran
Benawa berakhir pada tahun 1587. Tidak ada putera mahkota yang
menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan negeri bawahan oleh
Mataram. Yang menjadi Bupati adalah Pangeran Gagak Baning, adik Danang
Sutawijaya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kerajaan Pajang ini tidak berusia lama, karena kemudian bertemu dengan suatu
kerajaan Islam besar yang juga terletak di Jawa Tengah yaitu kerajaan Mataram.
Pada awal berdirinya, wilayah kekuasaan Pajang hanya meliputi daerah Jawa
Tengah. Hal itu disebabkan karena setelah kematian Sultan Trenggono, banyak
wilayah jawa Timur yang melepaskan diri. Namun pada tanggal 1568 M, Sultan
Hadiwijaya dan para Adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh
Sunan Prapen. Dalam Kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan
Pajang diatas negeri – negeri Jawa Timur, maka secara sah kerajaan Pajang telah
berdiri. Selanjutnya, kerajaan Pajang mulai melakukan ekspansi ke beberapa
wilayah, meliputi juga wilayah Jawa Timur.
4
yang didapatnya. Sehingga ia meminta bantuan kepada senopati Mataram,
Sutawijaya, untuk menyingkirkan Aria Pangiri.
Pada tahun 1586, Pangeran Benawa yang telah bersekutu dengan Sutawijaya,
mengambil keputusan untuk menyerbu Pajang. Gabungan pasukan Mataram dan
Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya.
Perang terjadi di kota Pajang. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300
orang Pajang, 2000 orang Demak, dan 400 orang seberang dapat dikalahkan
pasukan koalisi Benawa dan Sutawijaya. Arya Pangiri sendiri tertangkap, tetapi
diampuni nyawanya setelah Ratu Pembayun, istrinya meminta ampunan.
Sutawijaya mengembalikan Arya Pangiri ke Demak, serta
mengangkat Pangeran Benawa sebagai raja baru di Pajang. Benawa kemudian
berinisiatif untuk membalas budi kepada kesultanan Mataram, ia kemudian
berinisiatif untuk menyerahkan hak atas warisan ayahnya kepada Senopati
Mataram tersebut. Namun, senopati menolak.
Senopati tersebut kemudian meminta “Perhiasan emas intan kerajaan Pajang”.
Dengan demikian, pangeran Benawa dikukuhkan menjadi sultan di kerajaan
Pajang, namun dibawah kekuasaan Mataram. Sepeninggal sultan Benawa,
terdapat beberapa orang sultan yang sempat memerintah. Tetapi pada tahun 1617-
1618 M, terjadi pemberontakan besar di Pajang yang dipimpin oleh Sultan
Agung. Pada tahun 1618 M, kerajaan Pajang mengalami kekalahan melawan
Mataram. Dengan demikian, runtuhlah kerajaan Pajang ini.
5
pedalam Jawa Tengah. Di bawah pimpinanya, kerajaan ini mengalami
beberapa kemajuan.
Salah satu kemajuannya adalah usaha ekspansi wilayah kekuasaan,
seperti ekspansi ke daerah Madiun. Selain itu, Pajang juga berhasil melakukan
ekspansi ke daerah Blora pada tahun 1554 M dan daerah Kediri tahun 1577
M. Pada tahun 1581 M, Jaka Tingkir berhasil mendapatkan pengakuan dari
seluruh adipati di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada masa pemerintahannya
jugalah mulai dikenal di daerah pesisir, yaitu kesusastraan dan kesenian dari
keraton yang sudah terkenal sebelumnya.
Kesusastraan dan kesenian keraton tersebut sebelumnya berkembang
di Demak dan Jepara. Selain itu, yang terpenting adalah pengaruh Islam yang
kemudian menjalar cepat keseluruh daerah pedalaman, dengan seorang tokoh
pelopor yaitu Syekh Siti Jenar. Sedangkan di daerah Selatan, Islam disebarkan
oleh Sultan Tembayat.
Pada saat ini terdapat tulisan tentang sajak Monolistik Jawa yang
dikenal dengan Nitti Sruti. Diadakannya pesta Angka Wiyu. Selain itu,
kesusastraan Jawa juga dihayati dan dihidupkan di Jawa Tengah bagian
Selatan. Dapat dikatakan bahwa pada masa inilah, kerajaan Pajang mengalami
masa kejayaan, sebelum akhirnya kerajaan ini mulai mengalami kemunduran
setelah kematian sultan Jaka Tingkir atau Hadiwijaya (1582 M).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri merupakan raja kedua setelah Jaka Tingkir. Arya Pangiri
berasal dari Demak. Ayahnya bernama Sultan Prawoto yang merupakan raja
ke-empat kerajaan Demak. Arya Pangiri pernah menjabat sebagai bupati di
Demak. Namun setelah sultan Hadiwijaya meninggal dunia, ia kemudian
menjadi raja Pajang menggantika sultan Hadiwijaya. setelah menjabat sebagai
sultan di kerajaan ini, ia kemudian bergelar sultan Ngawantipura.
Ia dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram
daripada menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Dia melanggar wasiat
mertuanya (Hadiwijaya) supaya tidak membenci Sutawijaya. Ia bahkan
membentuk pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari Bali, Bugis,
dan Makassar untuk menyerbu Mataram.
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia
mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat
Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk
Demak.
6
Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok
karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang
mengabdi pada Pangeran Benawa. Hingga akhirnya, ia berhasil dikalahkan
oleh Benawa, yang kemudian akan menjadi sultan kerajaan Pajang. Setelah ia
kalah, ia dipulangkan ke Demak.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa merupakan anak dari Sultan Hadiwijaya. ia bergelar
Sultan Prabuwijaya. Sejak kecil, ia sudah dipersaudarakan dengan Sutawijaya
yang nantinya akan mendirikan kerajaan Mataram. Pada perkembangannya,
melalui garis keturunannya-lah nantinya akan dilahirkan orang-orang besar
dan pujangga-pujanga besar. Setelah Sultan Prabuwijaya meninggal pada
tahun 1587, kerajaan Pajang menjadi negara yang tunduk sepenuhnya
terhadap Mataram. Hal ini disebabkan tidak adanya pengganti yang cukup
cakap untuk memegang kendali pemerintahan Pajang.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa : Kerajaan pajang ada di
daerah Pengging yang dulunya diperintah oleh Ki Ageng Pengging selaku Bupati
yang kemudian dihukum mati oleh raja Demak karena dianggap hendak
membbrontak Demak. Setelah dewasa anak Ki Ageng Pengging yang bernama
Jaka tingkir mengabdi ke Demak, karena kepandaiannya jaka tingkir diangkat
menjadi menantu oleh raja Demak yang bernama Sultan Trenggono. Setelah
Sultan Trenggono Demak mengalami kemunduran karena terjadi perebutan tahta
antara saudara Sultan Trenggono yang benama Pangeran Sekar Sedolepan dengan
anak Sultan Trenggono yang bernama Sunan Pranoto yang akhirnya kekuasaan
jatuh pada Sunan Prawoto .
Arya penangsang berhasil membunuh Sunan Prawawata dan kemudian Arya
Penangsang dapat dikalahkan oleh Jaka tingkir. Setelah mengalahkan Arya
penangsang Jaka Tingkir dinobatkan menjadi raja dengan nama Hadiwijaya,
setelah ia menjadi Raja ia memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang.
Terdapat tigaraja yang pernah memimpin kerajaan Pajang, yang pertama adalah
Hadiwijaya pendiri Pajang itu sendiri. Setelah Hadiwijaya meninggal kembali
terjadi perebutan kekuasaan ataran Arya Pangiri anak Sunan Prawata sekaligus
menantu Hadiwijaya dengab Pangeran Benawa anak kandung hadiwijaya. Tetapi
kekuasan jatuh pada Arya Pangiri.
Pangeran Benawa kemudian berhasil menyerang Arya Pangiri dan merebut
kekuasaan. Masa keemasan kerajaan Pajang berada pada masa Pemerintahan Hadi
wijaya. Raja-raja penting di Jawa Timur mengakuai atas kekuasaan Pajang selain
itu pajang juga berhasil memperluas daerah dan menarik kembali daerah yang
pernah lepas. Pajangpun pernah memiliki lumbung padi yang besar. Dalam aspek
sosial budaya telah menyebar ke pedalaman begitupun dengan agama islam,
perlahan-lahan menyebar kepedalaman dan pesisir pantai utara. Tidak hanya pada
aspek sosial budaya yang berkembang, tetapi aspek ekonomi pajang mengalami
kemajuan yang pesat bahkan memiliki lumbung padi yang sangat besar. Utuk
aspek politik banyak sekali persaingan untuk saling merebut kekuasaan.
8
DAFTAR PUSTAKA