Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KERAJAAN PAJANG (1568 – 1586)

Disusun Oleh :
1. Nayla Diva Aprilia
2. Rika Amalia Putri
3. Tari Puspika Wati
4. Tiara Dewi Cahyani
Kelas IX A

SMP NEGERI 2 MANTUP


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
MAKALAH
KERAJAAN PAJANG (1568 – 1586)

Disusun Oleh :
1. Nayla Diva Aprilia
2. Rika Amalia Putri
3. Tari Puspika Wati
4. Tiara Dewi Cahyani
Kelas IX A

SMP NEGERI 2 MANTUP


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Mantup, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Berdirinya Kerajaan Pajang .............................................................. 3
B. Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Pajang ............................... 4
C. Raja-Raja Kerajaan Pajang ............................................................... 5
D. Keadaan Kerajaan Pajang Ditinjau dari Berbagai Aspek ................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah
sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal
batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang , Kota Solo
dan Desa Makamhaji,Karatsura,Sukoharjo. Pada awalnya berdiri tahun 1549,
wilayah kesultanan pajang hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Karena
negeri-negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan
Trenggono. Ditahun 1568 Sultan Hadiwijaya dan para Adipati Jawa Timur
dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam Kesempatan iu, para
adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang diatas negeri - negeri Jawa Timur.
Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama (pemimpin persekutuan
adiapti Jawa Timur) dinikahkan dengan puteri Sultan Hadiwijaya. Negeri kuat
lainnya yaitu Madura juga berhasil ditaklukkan Pajang. Pemimpin bernama
Raden Pratanu alias Panembahan Lemah Dawur juga diambil sebagai menantu
Sultan Hadiwijaya. Sedangkan tanah Mataram dan Pati adalah dua hadiah
Sultan Hadiwijaya yang diberikan kepada Ki Penjawi dan Ki Ageng
Pemanahan yang membantu menumpas Arya Panangsang.
Ki Penjawi diangkat sebagai penguasa Pati sejak tahun 1549, sedangkan Ki
Ageng Pemanahan baru mendapatkan hadiahnya tahun 1556 berkat bantuan
Sunan Kalijaga. Hal ini dilakukan karena Sultan Hadiwijaya mendengar
ramalam Sunan Prapen bahwa di Mataram akan lahir kerajaan yang lebih besar
daripada Pajang. Ramalan tersebut menjadi kenyataan ketika Mataram
dipimpin oleh Danang Sutawijaya putera Ki Ageng Pemanahan sejak tahun
1575. Di bawah pimpinannya Mataram berkembang dengan pesatnya.
Tahun 1582 meletus perang Pajang dengan Mataram karena Danang
Sutawijaya membela adik iparnya yaitu Tumenggung Mayang yang dihukum
untuk dibuang ke Semarang oleh Sultan Hadiwijaya. Perang dimenangkan
pihak Mataram meskipun pasukan Pajang jumlahnya lebih besar. Sepulang dari
perang Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Terjadilah
persaingan antara putera dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya
Panggiri. Selanjutnya Arya Panggiri sebagai raja didukung oleh Panembahan
Kudus berhasil naik tahta tahun 1583. Pemerintahan Arya Panggiri hanya
disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram.

1
Kehidupan rakyat Pajang terabaikan, hal itu membuat Pangeran Benawa
yang sudah tersingkir ke Jipang merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran
Benawa bersekutu dengan Danang Sutawijaya untuk menyerbu Pajang. Perang
antara Pajang melawan Mataram dan Jipang pun berakhir dengan kekalahan
Arya Panggiri. Ia dikembalikan kenegeri asalnya yaitu Demak. Pangeran
Benawa kemudian menjadi raja di Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran
Benawa berakhir pada tahun 1587. Tidak ada putera mahkota yang
menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan negeri bawahan oleh
Mataram. Yang menjadi Bupati adalah Pangeran Gagak Baning, adik Danang
Sutawijaya

2
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan Islam di Jawa salah satunya dipelopori oleh kerajaan Islam


pertama yang ada di Jawa, yaitu Kesultanan Demak. Setelah Demak runtuh, maka
bergantilah kerajaan Demak tersebut dengan kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang ini
didirikan oleh Jaka Tingkir yang berhasil menyingkirkan saingannya untuk kemudian
memindahkan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang.
Secara geografis, kerajaan Pajang terletak di daerah pedalaman. Kerajaan ini
tidak berkuasa lama, hal tersebut disebabkan beberapa faktor, baik faktor intern
maupun ekstern. Namun meskipun demikian, kerajaan ini nantinya juga
akan menghasilkan kemajuan-kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan
Islam di sekitar wilayah kekuasaanya.
Jika ditinjau dari periode eksistensinya, kerajaan ini terhimpit oleh dua kerajaan
Islam besar yang letak mereka tidak begitu berjauhan, yaitu periode akhir kerajaan
Demak dan juga awal kerajaan Mataram Islam. Berangkat dari hal tersebut, penting
kiranya untuk kita bahas lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan ini.

A. Berdirinya Kerajaan Pajang


Berdirinya kerajaan Pajang pada akhir abad ke XVI M, merupakan tanda
berakhirnya kerajaan Islam yang berpusat di pesisir Utara Jawa yang kemudian
bergeser masuk ke daerah pedalaman dengan corak agraris. Ketika berbicara
mengenai kerajaan ini, maka erat kaitannya dengan keruntuhan kerajaan Demak.
Di akhir kekuasaan kerajaan Demak, terjadi peperangan antara Aryo Penangsang
dan Joko Tingkir (menantu Sultan Trenggono). Peperangan itu terjadi pada tahun
1546 M, ketika sultan Demak telah meninggal dunia.
Pertempuran tersebut kemudian dimenangkan oleh Jaka Tingkir. ketika terjadi
konflik antara Aria Penangsang dan Joko Tingkir (Hadiwijaya), sebenarnya sunan
Kudus kurang setuju dengan Hadiwijaya. Namun hal tersebut kandas, ketika Jaka
Tingkir berhasil memindahkan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang.
Pengesahan Joko Tingkir atau biasa disebut dengan Hadiwijaya menjadi sultan
pertama kerajaan ini dilakukan oleh Sunan Giri.
Sebelum resmi mendirikan kerajaan ini, Jaka Tingkir yang berasal dari daerah
Pengging ini, sudah memegang jabatan sebagai penguasa di daerah Pajang pada
masa Sultan Trenggono. Kerajaan ini juga dinilai sebagai pelanjut dan pewaris
dari kerajaan Demak. Kerajaan Pajang terletak di daerah Kertasura dan
merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa.

3
Kerajaan Pajang ini tidak berusia lama, karena kemudian bertemu dengan suatu
kerajaan Islam besar yang juga terletak di Jawa Tengah yaitu kerajaan Mataram.
Pada awal berdirinya, wilayah kekuasaan Pajang hanya meliputi daerah Jawa
Tengah. Hal itu disebabkan karena setelah kematian Sultan Trenggono, banyak
wilayah jawa Timur yang melepaskan diri. Namun pada tanggal 1568 M, Sultan
Hadiwijaya dan para Adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh
Sunan Prapen. Dalam Kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan
Pajang diatas negeri – negeri Jawa Timur, maka secara sah kerajaan Pajang telah
berdiri. Selanjutnya, kerajaan Pajang mulai melakukan ekspansi ke beberapa
wilayah, meliputi juga wilayah Jawa Timur.

Peta Kerajaan Pajang Credit to: lokajaya.blog.uns.ac.id

Berpindahnya kerajaan Islam dari Demak ke Pajang merupakan kemenangan


Islam Kejawen atas Islam ortodoksi. Setelah berkuasa beberapa waktu, kerajaan
ini akhirnya mencapai masa kejayaan pada masa raja pertama mereka, yaitu sultan
Hadiwijaya. Namun pada perkembangannya, kerajaan ini kemudian mengalami
masa disintegrasi setelah sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582 M.

B. Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Pajang


Setelah sultan Hadiwijaya meninggal, terjadi perebutan kekuasaan antara
penerus-penerusnya. Kemudian ia digantikan oleh Aria Pangiri yang berasal dari
Demak. Aria Pangiri kemudian bertempat tinggal di keraton Pajang. Dalam
menjalankan roda pemerntahannya, Arya Pangiri banyak didampingi oleh orang-
orang dari Demak. Selain itu, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Arya
Pangiri juga banyak yang merugikan rakyat, sehingga menimbulkan rasa tidak
senang dari rakyat.
Sementara itu, seorang anak dari sultan Hadiwijaya yang bernama Benawa,
dijadikan penguasa di Jipang. Pangeran Benawa merasa tidak puas dengan jabatan

4
yang didapatnya. Sehingga ia meminta bantuan kepada senopati Mataram,
Sutawijaya, untuk menyingkirkan Aria Pangiri.
Pada tahun 1586, Pangeran Benawa yang telah bersekutu dengan Sutawijaya,
mengambil keputusan untuk menyerbu Pajang. Gabungan pasukan Mataram dan
Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya.
Perang terjadi di kota Pajang. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300
orang Pajang, 2000 orang Demak, dan 400 orang seberang dapat dikalahkan
pasukan koalisi Benawa dan Sutawijaya. Arya Pangiri sendiri tertangkap, tetapi
diampuni nyawanya setelah Ratu Pembayun, istrinya meminta ampunan.
Sutawijaya mengembalikan Arya Pangiri ke Demak, serta
mengangkat Pangeran Benawa sebagai raja baru di Pajang. Benawa kemudian
berinisiatif untuk membalas budi kepada kesultanan Mataram, ia kemudian
berinisiatif untuk menyerahkan hak atas warisan ayahnya kepada Senopati
Mataram tersebut. Namun, senopati menolak.
Senopati tersebut kemudian meminta “Perhiasan emas intan kerajaan Pajang”.
Dengan demikian, pangeran Benawa dikukuhkan menjadi sultan di kerajaan
Pajang, namun dibawah kekuasaan Mataram. Sepeninggal sultan Benawa,
terdapat beberapa orang sultan yang sempat memerintah. Tetapi pada tahun 1617-
1618 M, terjadi pemberontakan besar di Pajang yang dipimpin oleh Sultan
Agung. Pada tahun 1618 M, kerajaan Pajang mengalami kekalahan melawan
Mataram. Dengan demikian, runtuhlah kerajaan Pajang ini.

C. Raja-Raja Kerajaan Pajang


1. Jaka Tingkir/Hadiwijaya
Nama kecil Jaka Tingkir adalah Mas Krebet. Hal tersebut dikarenakan
ketika kelahiran Jaka Tingkir, sedang ada pertunjukan wayang beber di
rumahnya. Saat remaja, ia memiliki nama Jaka Tingkir. Nama itu dinisbatkan
pada tempat dimana ia dibesarkan. Pada perkembangannya, Jaka Tingkir
menjadi menantu dari Sultan Trenggana (Sultan Kerajaan Demak). Setelah
berkuasa di Pajang, ia kemudian mendapat gelar “Hadiwijaya”. Jaka Tingkir
berasal dari daerah Pengging, di Lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir juga
merupakan cucu dari Sunan Kalijaga yang berasal dari daerah Kadilangun.
Melalui pemberontakan yang kemudian menjadi akhir dari kerajaan
Demak, Jaka Tingkir berhasil mendirikan kerajaan Islam baru. Meskipun
tidak lama, namun bukan berarti kerajaan ini tidak memberikan kontribusi
apa-apa terhadap perkembangan Islam di Jawa Tengah, tepatnya di daerah

5
pedalam Jawa Tengah. Di bawah pimpinanya, kerajaan ini mengalami
beberapa kemajuan.
Salah satu kemajuannya adalah usaha ekspansi wilayah kekuasaan,
seperti ekspansi ke daerah Madiun. Selain itu, Pajang juga berhasil melakukan
ekspansi ke daerah Blora pada tahun 1554 M dan daerah Kediri tahun 1577
M. Pada tahun 1581 M, Jaka Tingkir berhasil mendapatkan pengakuan dari
seluruh adipati di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada masa pemerintahannya
jugalah mulai dikenal di daerah pesisir, yaitu kesusastraan dan kesenian dari
keraton yang sudah terkenal sebelumnya.
Kesusastraan dan kesenian keraton tersebut sebelumnya berkembang
di Demak dan Jepara. Selain itu, yang terpenting adalah pengaruh Islam yang
kemudian menjalar cepat keseluruh daerah pedalaman, dengan seorang tokoh
pelopor yaitu Syekh Siti Jenar. Sedangkan di daerah Selatan, Islam disebarkan
oleh Sultan Tembayat.
Pada saat ini terdapat tulisan tentang sajak Monolistik Jawa yang
dikenal dengan Nitti Sruti. Diadakannya pesta Angka Wiyu. Selain itu,
kesusastraan Jawa juga dihayati dan dihidupkan di Jawa Tengah bagian
Selatan. Dapat dikatakan bahwa pada masa inilah, kerajaan Pajang mengalami
masa kejayaan, sebelum akhirnya kerajaan ini mulai mengalami kemunduran
setelah kematian sultan Jaka Tingkir atau Hadiwijaya (1582 M).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri merupakan raja kedua setelah Jaka Tingkir. Arya Pangiri
berasal dari Demak. Ayahnya bernama Sultan Prawoto yang merupakan raja
ke-empat kerajaan Demak. Arya Pangiri pernah menjabat sebagai bupati di
Demak. Namun setelah sultan Hadiwijaya meninggal dunia, ia kemudian
menjadi raja Pajang menggantika sultan Hadiwijaya. setelah menjabat sebagai
sultan di kerajaan ini, ia kemudian bergelar sultan Ngawantipura.
Ia dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram
daripada menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Dia melanggar wasiat
mertuanya (Hadiwijaya) supaya tidak membenci Sutawijaya. Ia bahkan
membentuk pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari Bali, Bugis,
dan Makassar untuk menyerbu Mataram.
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia
mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat
Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk
Demak.

6
Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok
karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang
mengabdi pada Pangeran Benawa. Hingga akhirnya, ia berhasil dikalahkan
oleh Benawa, yang kemudian akan menjadi sultan kerajaan Pajang. Setelah ia
kalah, ia dipulangkan ke Demak.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa merupakan anak dari Sultan Hadiwijaya. ia bergelar
Sultan Prabuwijaya. Sejak kecil, ia sudah dipersaudarakan dengan Sutawijaya
yang nantinya akan mendirikan kerajaan Mataram. Pada perkembangannya,
melalui garis keturunannya-lah nantinya akan dilahirkan orang-orang besar
dan pujangga-pujanga besar. Setelah Sultan Prabuwijaya meninggal pada
tahun 1587, kerajaan Pajang menjadi negara yang tunduk sepenuhnya
terhadap Mataram. Hal ini disebabkan tidak adanya pengganti yang cukup
cakap untuk memegang kendali pemerintahan Pajang.

D. Keadaan Kerajaan Pajang Ditinjau dari Berbagai Aspek


Telah disebutkan sebelumnya bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan agraris.
Sehingga penghasilan utama masyarakatnya merupakan aspek-aspek pertanian.
Selain itu, disebutkan pula dalam sistem ekonomi, mereka sudah menggunakan
uang dalam proses jual beli. Letak geografis kerajaan ini, berada diantara 2 aliran
sungai, yaitu sungai pepe dan dengke.
Keadaan tersebut mendukung kesuburan tanah wilayah Pajang dan menjadi
faktor pendukung berkembangnnya sistem Agraris di kerajaan ini. Disebutkan
bahwa sekitar abad ke 16-17 M, kerajaan ini menjadi salah satu lumbung padi
terbesar dan sudah meng-ekspor beras keluar wilayah mereka. Secara politik,
kerajaan Pajang masih mendapat nasihat besar dari para wali. Selain itu,
kekuasaan di kerajaan ini didapatkan melalui kekerasan, pedang dan perang.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa : Kerajaan pajang ada di
daerah Pengging yang dulunya diperintah oleh Ki Ageng Pengging selaku Bupati
yang kemudian dihukum mati oleh raja Demak karena dianggap hendak
membbrontak Demak. Setelah dewasa anak Ki Ageng Pengging yang bernama
Jaka tingkir mengabdi ke Demak, karena kepandaiannya jaka tingkir diangkat
menjadi menantu oleh raja Demak yang bernama Sultan Trenggono. Setelah
Sultan Trenggono Demak mengalami kemunduran karena terjadi perebutan tahta
antara saudara Sultan Trenggono yang benama Pangeran Sekar Sedolepan dengan
anak Sultan Trenggono yang bernama Sunan Pranoto yang akhirnya kekuasaan
jatuh pada Sunan Prawoto .
Arya penangsang berhasil membunuh Sunan Prawawata dan kemudian Arya
Penangsang dapat dikalahkan oleh Jaka tingkir. Setelah mengalahkan Arya
penangsang Jaka Tingkir dinobatkan menjadi raja dengan nama Hadiwijaya,
setelah ia menjadi Raja ia memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang.
Terdapat tigaraja yang pernah memimpin kerajaan Pajang, yang pertama adalah
Hadiwijaya pendiri Pajang itu sendiri. Setelah Hadiwijaya meninggal kembali
terjadi perebutan kekuasaan ataran Arya Pangiri anak Sunan Prawata sekaligus
menantu Hadiwijaya dengab Pangeran Benawa anak kandung hadiwijaya. Tetapi
kekuasan jatuh pada Arya Pangiri.
Pangeran Benawa kemudian berhasil menyerang Arya Pangiri dan merebut
kekuasaan. Masa keemasan kerajaan Pajang berada pada masa Pemerintahan Hadi
wijaya. Raja-raja penting di Jawa Timur mengakuai atas kekuasaan Pajang selain
itu pajang juga berhasil memperluas daerah dan menarik kembali daerah yang
pernah lepas. Pajangpun pernah memiliki lumbung padi yang besar. Dalam aspek
sosial budaya telah menyebar ke pedalaman begitupun dengan agama islam,
perlahan-lahan menyebar kepedalaman dan pesisir pantai utara. Tidak hanya pada
aspek sosial budaya yang berkembang, tetapi aspek ekonomi pajang mengalami
kemajuan yang pesat bahkan memiliki lumbung padi yang sangat besar. Utuk
aspek politik banyak sekali persaingan untuk saling merebut kekuasaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nor. 2013. Islam Nusantara. Yogyakarta:Ar-Ruz Media


Graaf dan Pigeaud. 1985. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta:
Pustaka Grafiti Pers
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Raja Grafindo
http://wawasansejarah.com/kerajaan-pajang/
http://dickysalju.blogspot.com/2016/06/makalah-kerajaan-pajang.html

Anda mungkin juga menyukai