Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH KERAJAAN PAJANG


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:
“SEJARAH PERJUANGAN UMAT ISLAM INDONESIA”
Dosen Pengampuh: Dr. Abdul Haris,M.Pd

Disusun Oleh:

Siti Andini Ramadhanti


Linda Widiamsyah
Juanda Saputra
Najib Aly Muharrik Ilyas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah
yang berjudul Kerajaan Pajang. Terimakasih kami ucapkan kepada bapak dosen
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman–teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi
dimasa mendatang. Semoga laporan [makalah] ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Sekian dan terima kasih.

Tasikmalaya, 21 Oktober 2023


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
B. PEMBAHASAN
1. Sejarah berdirinya kerajaan pajang..................................................3
2. Raja-raja kerajaan pajang.................................................................4
3. Keruntuhan kerajaan pajang.............................................................5
4. Peninggalan kerajaan pajang............................................................6

BAB III PENUTUP


C. Simpulan.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Pajang sebagai sebuah kerajaan dan masyarakatnya yang pernah ada dalam
sejarah Indonesia pasca-kegemilangan Kemaharajaan Mapajahit dan Kesultanan
Demak, tidak mendapat tempat yang memadai dalam historiografi Indonesia
selama ini. Padahal nama Jaka Tingkir yang diyakini sama dengan Sultan (I
I)Adiwijaya yang merupakan sultan pertama Pajang, dikenal luas oleh
masyarakat, terutama di Jawa. Tulisan ini membahas tentang peminggiran dan
marginalisasi Kesultanan Pajang dari naratif besar sejarah Indonesia,
berdasarkan asumsi adanya mata rantai yang putus antara memori sosial sebagai
sistem budaya masyarakat dengan tradisi historiografi Indonesia. Tulisan ini
bertujuan untuk melihat relasi historis fungsional antara kenyataan sejarah
sebagai peristiwa masa lalu dan pembentukan memori dengan historiografi
sebagai'sebuah naratif bangsa yang merupakan wujud dari kontestasi atas sejarah
itu sendiri. Kerajaan pajang adalah sebuah kesultanan yang berpusat di Jawa
Tengah sebagai kelanjutan Kesultanan Demak. Kompleks keratonnya pada masa
ini tinggal tersisa berupa batas-batas pondasinya saja yang berada di perbatasan
Kelurahan Pajang - Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Dimana Letak Kerjaan Pajang Saat Ini?


2. Siapa Saja Raja - Raja Kerajaan Pajang?
3. Mengapa Kerajaan Pajang Hancur?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang
Kerajaan pajang didirikan oleh jaka tingkir atau mas karebet pada tahun
1568 M. Pajang terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman
Jawa setelah runtuhnya kerajaan Islam di daerah pesisir. Menurut naskah
babad, Andayaningrat gugur di tangan Sunan Ngudung saat terjadinya perang
antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang
bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng Pengging. Sejak saat itu
Pengging menjadi daerah bawahan Kerajaan Demak.
Beberapa tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena
dituduh hendak memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka
Tingkir setelah dewasa justru mengabdi ke Demak. Prestasi Jaka Tingkir yang
cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu
Trenggana, dan menjadi bupati Pajang bergelar Adiwijaya. Wilayah Pajang
saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan
Klaten), Tingkir (daerah Salatiga), Butuh, dan sekitarnya. Sepeninggal Sultan
Trenggana tahun 1546, menjadi awal mula permasalahan muncul di Jipang
Panolan (Bojonegoro) dan Pajang. Kedua wilayah di Jawa Tengah itu sama-
sama menuntut hak atas tahta Demak. Arya Panangsang, keponakan Sultan
Trenggana, yang memerintah Kadipaten Jipang berusaha menguasai salah satu
kerajaan Islam terbesar di Jawa tersebut. Namun penguasa Pajang, Jaka
Tingkir, menghalangi usahanya. Konflik pun meluas.
Diceritakan Serat Kandha, Jaka Tingkir adalah menantu Sultan Trenggana
karena menikahi Ratu Mas Cempaka. Jaka Tingkir sebagai Adipati Pajang
bergelar Adipati Adiwijaya (kelak Sultan Adiwijaya). Secara keturunan jelas ia
tidak memiliki hak apapun atas Demak. Tetapi tidak lama setelah pemakaman
Sultan Trenggana, Jaka Tingkir mengumumkan kekuasaannya di Demak.
Pengangkatan mendadak Jaka Tingkir itu dilakukan berdasarkan pilihan rakyat
Demak Bintara dan persetujuan seluruh Adipati bawahan Demak. Ia lalu
memerintahkan agar pemerintahan Demak dipindah ke Pajang. Seluruh benda-
benda pusaka di Demak juga tak luput dari perpindahan tersebut.
Sebagai pewaris sah Demak, Sunan Prawoto, seharusnya menggantikan
kedudukan Sultan Trenggana. Tetapi ia diceritakan tidak ingin naik tahta, dan
secara sukarela menjadi Priayi Mukmin atau Susuhunan di wilayah Prawata
adalah desa di kecamatan Sukolilo, Pati, sebuah pasanggarahan yang digunakan
raja Demak selama musim hujan. Hal itulah yang kemudian mempermudah
Jaka Tingkir untuk mengambil alih kekuasaan. Selanjutnya Sunan Prawoto naik
tahta. Namun Sunan Prawoto kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Arya
Panangsang bupati Jipang tahun 1547. Setelah itu, Arya Panangsang juga
berusaha membunuh Adiwijaya namun gagal. Dengan dukungan Ratu
Kalinyamat (bupati Jepara dan puteri Trenggana), Adiwijaya dan para
pengikutnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Adiwijaya selanjutnya
merebut tahta Demak lalu mendirikan Kesultanan Pajang.

2. Raja - Raja Kerajaan Pajang


Kerajaan Pajang hanya memiliki tiga raja selama masa keberadaannya.
Berikut adalah daftar raja-raja Kerajaan Pajang beserta masa pemerintahannya:

a. Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, berkuasa pada 1568-1583 M.


Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya
berkuasa selama 15 tahun. Selama memerintah, ia berhasil mengantarkan Pajang
mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang mencapai
Madiun, Blora, dan Kediri.Kerajaan Pajang mencapai masa kejayaannya sejak
kerajaan tersebut berdiri hingga masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya berakhir.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajang berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya hingga Madiun dan perbatasan Cirebon.
Selain itu, aspek ekonomi masyarakat Kerajaan Pajang juga sangat makmur.
Sektor pertanian yang menjadi sumber kehidupan mereka mengalami kemajuan
pesat. Pajang bahkan menjadi lumbung beras utama di Pulau Jawa.

b. Arya Pangiri atau Ngawantipura, berkuasa pada 1583-1586 M.


Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan
takhta di Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan
Arya Pangiri dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia
Pangeran Benawa lebih muda dari pada istri Pangiri, sehingga tidak pantas
menjadi raja. Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang
dikuasai Arya Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang
Panolan (bekas negeri Arya Penangsang).
Tokoh Sunan Kudus yang diberitakan Babad Tanah Jawi perlu dikoreksi,
karena Sunan Kudus sendiri sudah meninggal tahun 1550. Mungkin tokoh yang
mendukung Arya Pangiri tersebut adalah penggantinya, yaitu Panembahan
Kudus, atau mungkin Pangeran Kudus.

c. Pangeran Benawa atau Prabuwijaya, berkuasa pada 1586-1587 M.


Pangeran Benawa adalah sultan Pajang ketiga dan memerintah tahun 1586-
1587, menurut tradisi Jawa ia bergelar takhta Sultan Prabuwijaya. Masa
pemerintahan Pangeran Benawa berlangsung singkat karena memilih untuk
menjadi penyebar agama Islam. Pada tahun 1587, kekuasaannya pun berakhir
dan digantikan putranya Sepeninggal Benawa, Kerajaan Pajang berakhir sebagai
negara berdaulat, statusnya kemudian menjadi bawahan Mataram, dengan
Sutawijaya sebagai penguasanya. Yang diangkat menjadi bupati di Pajang ialah
Pangeran Gagak Baning adik Sutawijaya. Setelah meninggal, Gagak Baning
digantikan putranya yang bernama Pangeran Sidawini.

3. Keruntuhan Kerajaan Pajang


Pada 1582 M, meletus perang Pajang dan Mataram. Sepulang dari
pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepeninggal
Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi
perebutan takhta. Pasca kepemimpinannya, terjadi perebutan takhta di antara
putra Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benawa dan menantunya, Arya Pangiri. Arya
Pangiri kemudian berhasil merebut tahta Kerajaan Pajang dan menyingkirkan
Pangeran Benawa ke luar kerajaan.
Pada masa pemerintahannya, Arya Pangiri disibukkan dengan membalas
dendam kepada Mataram dan mengabaikan rakyatnya. Pangeran Benawa tidak
bisa diam mengetahui perilaku Arya Pangiri tersebut. Dengan bantuan
Sutawijaya dari Mataram, ia kemudian melancarkan serangan ke Kerajaan
Pajang dan berhasil mengalahkan Arya Pangiri. Pangeran Benawa kemudian
dilantik sebagai raja Pajang, namun hanya berlangsung singkat karena memilih
untuk menjadi penyebar agama Islam. Kepemimpinannya tersebut kemudian
dilanjutkan oleh putranya yang kemudian mengubah Kerajaan Pajang menjadi
Kerajaan Mataram.
Demikian serba-serbi Kerajaan Pajang mulai dari sejarah berdirinya hingga
akhir kejayaan Kerajaan Pajang.

4. Peninggalan - Peninggalan Kerajaan Pajang


Kerajaan Pajang tidak banyak meninggalkan peninggalan berupa bangunan
atau artefak. Hal ini mungkin disebabkan oleh masa keberadaannya yang singkat
dan lokasinya yang berada di daerah pedalaman. Namun, ada beberapa
peninggalan yang dapat dikaitkan dengan Kerajaan Pajang, antara lain:

a. Masjid Laweyan. Masjid ini terletak di Kelurahan Laweyan, Kecamatan


Laweyan, Kota Surakarta. Masjid ini didirikan oleh Sunan Kalijaga pada
tahun 1546 Masehi sebagai pusat penyebaran agama Islam di daerah
Pajang. Masjid ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Sunan
Kalijaga dan beberapa tokoh lainnya.

b. Makam Ki Ageng Henis. Makam ini terletak di Desa Makamhaji,


Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Makam ini merupakan
makam dari Ki Ageng Henis, ayah angkat Sultan Hadiwijaya yang juga
merupakan guru spiritualnya. Ki Ageng Henis dikenal sebagai salah satu
wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah.

c. Makam Sultan Hadiwijaya. Makam ini terletak di Desa Pajang, Kecamatan


Laweyan, Kota Surakarta. Makam ini merupakan makam dari Sultan
Hadiwijaya, pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang. Makam ini juga
menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Awantipura dan Sultan
Prabuwijaya.
d. Keris Kyai Setan Kober. Keris ini merupakan keris pusaka Kerajaan
Pajang yang diberikan oleh Sunan Kalijaga kepada Sultan Hadiwijaya.
Keris ini digunakan oleh Sultan Hadiwijaya untuk membunuh Arya
Penangsang dan mengakhiri perebutan kekuasaan di Demak. Keris ini
kemudian diserahkan kepada Sutawijaya sebagai tanda penyerahan
kekuasaan dari Pajang ke Mataram.

BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan

Pajang merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa yang letaknya


berada di pedalaman. Karena itu, kerajaan ini bersifat agraris dan mengandalkan
pertanian sebagai tulang punggung perekonomian. Setelah 21 tahun berdiri,
Kesultanan Pajang mengalami kemunduran dan akhirnya dijadikan sebagai
negeri bawahan Mataram.
DAFTAR PUSAKA
Kompas.com kerajaan pajang:pendiri, raja-raja,kemunduran,dan
peninggalan,27 mei 2021.
Kesultanan pajang, kerjaan 1554-1587.id.m.wikipedia.org
https://an-nur.ac.id/blog/kerajaan-pajang-sejarah-raja-raja-dan-
peninggalan.html#:~:text=Sultan%20Prabuwijaya
%20(1586%2D1587%20Masehi,yang%20merupakan%20menantu%20Sultan
%20Hadiwijaya

Anda mungkin juga menyukai