Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KERAJAAN BULELENG DAN KERAJAAN DINASTI WARMADEWA DI BALI,


KERAJAAN SUNDA (PAJAJARAN), DAN KERAJAAN MAJAPAHIT

OLEH
KELOMPOK 2:
1.BRYAN T. OCTHALVARO
2.CHRISTIAN J. SAPUTRA
3.DELIA OLIVIA
4.GLADIS BERNANDA
5.RANGGA SAPUTRA
6.PASHA FADILAH
KELAS 10 MIPA B SMA NEGERI 1 NGABANG
TAHUN PEMBELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Yang pertama-tama saya ucapkan terimka kasih atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikannya karunianya kepada kita sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik. Penyusunan makalah ini mendapat bantuan dan dukungan dari guru sejarah dan teman-
teman kelompok dan saya mengucapkan terima kasih.

Tugas makalah ini diberi judul “Kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia” makalah ini
terbentuk dari kerja sama kelompok, dan hasil pencarian oleh kelompok kami dan tugas ini
merupakan syarat dari penilaian dalam mata pelajaran sejarah.

Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
meminta saran atau kritik dari guru ataupun teman-teman, sehingga makalah ini bisa lebih
baik lagi.

NGABANG, 24 SEPTEMBER 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
a. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)
c. Kerajaan Majapahit
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
a. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)
c. Kerajaan Majapahit
C. Tujuan.......................................................................................................................3
a. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)
c. Kerajaan Majapahit
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pembahasan Inti.....................................................................................................4
a. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
1. Kehidupan Politik...................................................................................................4
2. Kehidupan Sosial Budaya.......................................................................................5
3. Kehidupan Ekonomi...............................................................................................6

b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)


1. Kehidupan Politik...................................................................................................4
2. Kehidupan Sosial Budaya.......................................................................................5
3. Kehidupan Ekonomi...............................................................................................6

c. Kerajaan Majapahit
1. Kehidupan Politik...................................................................................................4
2. Kehidupan Sosial Budaya.......................................................................................5
3. Kehidupan Ekonomi...............................................................................................6

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................12
a. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)
c. Kerajaan Majapahit

B. Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
A. LATAR BELAKANG
a. Kerajaaan Buleleng dan Kerjaan Dinasti Warmadewa di Bali
Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada
abad IX-XI Masehi. Kerajaan Buleleng diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Keterangan
mengenai kehidupan masyarakat kerajaan Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa dapat
dipelajari dari beberapa prasasti seperti prasasti Belanjong, Panempahan, dan Melatgede.
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar
pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun
oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh
wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah
putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari
Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I
Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan
putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun
disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.
I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan
Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa
(Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng
mulai goyah karena putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.
Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka
pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem 1780. Raja
Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja
berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.
Kekuasaan Karangasem melemah, terjadi beberapa kali pergantian raja. Tahun 1825 I Gusti
Made Karangsem memerintah dengan Patihnya I Gusti Ketut Jelantik sampai ditaklukkan
Belanda tahun 1849.
Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan
sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut
Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan laut
Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat
menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu
Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Dinasti (Wangsa) Warmadewa adalah para raja - raja dan penguasa Bali Kuno yang
memerintah pada tahun 804 - 1265 saka sebagaimana disebutkan dalam sumber kutipan
Purana Bali Dwipa, yang kisah awal dan berakhirnya dinasti warmadewa ini dalam sejarah
singkatnya disebutkan sebagai berikut,
 Tersebutlah pada tahun 804 saka, Bali mengalami kehancuran di bawah Mayadanawa dan
setelah matinya Mayadanawa bertahtalah seorang raja bernama Sri Kesari Warmadewa di
Bali.
 Ketika Sri Tapolung yang bergelar Bhatara Asta Asura Ratna Bumi Banten menjadi raja
di Bali dibantu oleh para Senapati, dengan patih utama seperti Ki Pasung Grigis, Ki Kebo
Iwa / Waruya, putra Ki Karang Buncing dan lain-lain.
a. Pada masa itu datanglah ekspedisi kerajaan Majapahit yang dipimpin langsung oleh
Gajah Mada dan Arya Damar dan para Arya yang lainnya.
b. Terjadilah pertempuran antara pasukan Bali dan Majapahit yang sangat dahsyat
dimana saat itu Dinasti Warmadewa mengalami kekalahan.
Warmadewa merupakan Salah satu dinasti kerajaan yang terbesar di Kepulauan
Nusantara dan semenanjung Asia.
Warmadewa berasal dari bahasa Sansekerta secara umum berarti berarti Dewa
Pelindung atau Dilindungi Dewa. Raja-raja dari Dinasti Warmadewa ini awalnya berasal dari
India (kerajaan Pallawa) awalnya berasal dari India, dimana ada raja berwangsa Warmadewa
dan ada pula berwangsa Sanjaya.
Raja dinasti Warmadewa pertama di Bali adalah Dalem Sri Kesari atau yang dikenal
juga dengan Dalem Selonding, datang ke Bali pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10,
beliau berasal dari Sriwijaya(Sumatra) dimana sebelumnya pendahulu beliau dari Sriwijaya
telah menaklukkan Tarumanegara (tahun 686) dan Kerajaan Kalingga.

b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)


Kerajaan Pajajaran memiliki sebuah letak di bagian Jawa Barat, yang pada abad ke 8 hingga
16 abad. Raja-raja yakni pernah memerintah pada sebuah Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan tersebut didirikan pada 923 dengan Sri Jayabhupati, sebagaimana disebutkan
terhadap prasasti Sanghyang Tapak tahun 1030 M di desa Bantarmuncang dan Pangcambat di
tepi Cibadak, sungai Cicatih, dan Suka Bumi.
Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan yang telah didirikan dengan orang Sunda.
Kerajaan tersebut memiliki sebuah letak di bagian barat pulau Jawa. Dalam masa jayanya,
wilayah tersebut yakni telah membentang dari wilayah Cilacap ke wilayah Banten.
Nama lengkap kerajaan termasuk merupakan kerajaan “Pakja Pajajaran”. Pakuan Alone
yakni diambil dari sebuah kata nail, sedangkan dalam Pajajaran berarti sejajar atau paralel.
Oleh karena itu, Pakja Paranjaran berarti kuku paralel.

Berdasarkan sejarah Galuh, pada sebuah Kerajaan Pajajaran yakni dapat didirikan setelah
Wastu Kancana meninggal pada tahun 1475. Mengapa begitu? Karena setelah kematian sang
Rahyang Wastu Kencana, kerajaan Galuh dibagi dalam posisi yang sama antara Dewa
Niskala dan Susuktunggal.

Pakuan Pajajaran atau Pajajaran memiliki ibu kotanya di wilayah Pakuan (Bogor) Kerajaan
Galuh dan di bawah otoritas Prabu Susuktunggal (Haliwungan), tempat Parahyangan berada,
yang tetap berpusat di Kawali di bawah otoritas Dewa Niskala (Ningrat Kancana).
Karena alasan ini, Dewa Niskala dan Prabu Susuk Tunggal tidak diberi gelar “Prabu
Siliwangi” karena dalam sebuah kekuatan keduanya yakni tidak mencakup pada seluruh
negara Pasundan, seperti halnya seorang Raja Siliwangi I atau Rahyang Wastu Kancana dan
Raja Wangi.

Pakuan dalam Pajajaran yakni dapat didirikan pada tahun 1433 dengan Sribaduga Maharaja
atau dapat dikenal sebagai Prabu Silihwangi. Dapat dipahami bahwa nama lain dari sebuah
kerajaan tersebut merupakan sebuah hasil karya dari Galuh Sunda, yang dikenal sebagai
Galuh Sunda, karena pada dasarnya itu ialah kombinasi dari suatu 2 kerajaan yang dapat
didirikan dengan suku-suku Sunda di Qatar Pasundan.

Saat itu, terdapat dua kerajaan di bagian Jawa Barat, yaitu Kerajaan Galuh dengan ibu kota
Kawali (sekarang yakni termasuk dalam sebuah pemerintahan Ciamis) beserta Kerajaan
Sunda dengan ibu kota Pakwan (sekarang yakni termasuk dalam kota atau kabupaten Bogor).

Adanya sebuah pembentukan dalam Kerajaan Pakuan-Pajajaran atau Sunda-Galuh telah


diduga untuk mengantisipasi sebuah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh terhadap invasi
Majapahit, karena Majapahit telah melakukan sebuah serangan terhadap pekerjaan Galuh dan
Kerajaan Galuh seperti di Bubat dalam beberapa tahun terakhir Perang telah bahkan telah
tertipu.

Dengan adanya sebuah kesatuan dalam kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh, Majapahit, tentu
saja berpikir untuk menginvasi dalam wilayah Jawa Barat sejak lama. Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa pada sebuah Kerajaan Sunda Galuh yakni dapat menyatakan
dirinya “Pakja Pajajaran”, yang sesuai terhadap Majapahit.

Kerajaan Pajajaran mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sri Baduga
Maharaja. Untuk alasan ini, orang-orang di wilayah Jawa Barat yakni banyak berbicara dan
berpikir, seolah-olah Siliwangi atau Sri Baduga merupakan seorang raja yang tidak pernah
penuh dan hidup selamanya di pikiran dan hati terhadap kalangan masyarakat.

Dalam sebuah pembangunan Pajajaran, yakni selama masa Sri Baduga dapat mencakup
dalam semua aspek terhadap kehidupan. Perkembangan spiritual yakni dapat dilaporkan
dengan Carita Parahyangan. Maharaja telah melakukan sebuah hasil karya-karya besar, yakni
untuk membangun talaga besar yang memiliki nama Maharena Wijaya yang mengarah ke ibu
kota Wanagiri dan Pakuan.

Dia memperkuat (mempertahankan) ibukota, dapat memberikan desa sebuah perdikan


terhadap semua imam dan pengikut untuk merangsang kegiatan keagamaan yang menjadi
pedoman bagi kehidupan masyarakat. Kemudian kaputren (Kabinihajia), ksatria (asrama
tentara), pertunjukan (berbagai sebuah formasi tempur), Pamingtonan (venue) membuat
dalam sebuah pasukan yang lebih kuat.

Adanya sebuah organisasi koleksi upeti raja-raja bawahan dan persiapan hukum dalam
sebuah kerajaan. Pengembangan materi ini juga ditelusuri dalam prasasti Batutulis dan
Kabantenan, yang dapat diceritakan oleh karyawan Pantun dan penulis Babad. Pada titik ini,
mereka masih bisa dilacak, tetapi tidak kurang dihancurkan oleh waktu.

c. Kerajaan Majapahit
Munculnya Kerajaan Majapahit sesudah tergulingnya kekuasaan Jayakatwang di Daha karena
serangan pasukan Tartar dan pasukan Dyah Wijaya. Secara esensial, Jayakatwang yang
berhasil menggulingkan tahta kekuasaan Kertanagara tersebut merupakan Raja Singhasari
terakhir. Dikatakan demikian, karena Jayakatwang yang merupakan suami Turukbali
(saudara perempuan Kertanagara) tersebut melanjutkan pemerintahan Singhasari.

Diketahui bahwa Singhasari merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sri Rajasa Bhatara Sang
Amurwabhumi (Ken Arok) pada tahun 1222. Berpijak pada fakta sejarah, kerajaan tersebut
hanya berusia 70 tahun (1222-1292). Selama 70 tahun, Singhasari telah diperintah oleh lima
raja secara berurutan, yakni: Ken Arok (1222-1227), Bathara Anusapati (1227-1248), Apanji
Tohjaya (1248), Wisnuwardhana atau Ranggawuni (1248-1254), dan Kertanagara (1254-
1292). Dari kelima raja tersebut, Kertanagara yang memerintah Singhasari dalam waktu
paling lama, yakni 38 tahun.

Semasa keberlangsungannya, Singhasari tidak luput dengan intrik-intrik politik internal. Di


mana menurut Serat Pararaton, pemerintahan Singhasari tidak dapat dilepaskan dengan
tumbal nyawa dan lumuran darah para raja. Ken Arok yang membunuh Akuwu
Tunggulametung dengan keris Mpu Gandring tewas di tangan Bathara Anusapati (putra
Tunggulametung dan Ken Dedes). Sesudah memerintah selama 21 tahun, Bathara Anusapati
tewas di tangan Apanji Tohjaya (putra Ken Arok dari Ken Umang) atas hasutan Pranaraja.
Belum genap setahun mengendalikan pemerintahan Singhasari, Apanji Tohjaya tewas di
tangan Wisnuwardhana (putra Bhatara Anusapati). Sesudah Wisnuwardhana mangkat dan
dicandikan di Waleri sebagai Siwa (Serat Pararaton) atau di Jajagu sebagai Buddha
(Kakawin Nagarakretagama), Kertanagara putranya dinobatkan sebagai Raja Singhasari pada
tahun 1254.

B. Rumusan Masalah
a. Kerajaan Balelang dan Kerjaan Dinasti Warmadewa di Bali
1. Kerajaan Balelang merupakan salah satu kerajaan yang?
2. Pada masa pemerintahan udayana masyarakat hidup berkelompok dalam suatu
daerah yang di sebut?
3. Pada tahun berapakah kerajaan Buleleng dimanfaatkan Kerajaan Mengwi?

b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)


1. Kerajaan Sunda (Pajajaran) ini bercorak?
2. Kehidupan masyarkat Kerajaan Sunda hidup dari?
3. Berapa banyak pusat Kerajaaan Sunda yang terletak di Galah, Jawa Barat?

c. Kerajaan Majapahit
1. Pada abad berapakah Kerjaan Majapahit berdiri dinu Santana?
2. Apa saja sumber sejarah tentang Kerajaan Majapahit?
3. Perekonomian pada Kerajaan Majapahit bertumpu pada 3 bidang yaitu?

C. Tujuan
Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Sejarah serta:
a. Kerajaan Balelang dan Kerjaan Dinasti Warmadewa
1. Memahami kehidupan politik masyarakat kerajaan Buleleng pada Masa Dinasti
Warmadewa.
2. Memahami kehidupan sosial budaya masyarakat kerajaan Buleleng pada Masa
Dinasti Warmadewa.
3. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Buleleng pada Masa
Dinasti Warmadewa.
4. Memahami kehidupan agama masyarakat kerajaan Buleleng pada Masa
Dinasti Warmadewa.

b. Kerajaan Sunda (Pajajaran)


1.

Anda mungkin juga menyukai