MUHAMMAT HAMZAH
MOH. ROBI ANDRE YONO
MUHAROR ANNAS SHOBIRIN
Kelas : X – 3
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia yang membahas
tentang Kerajaan Pajajaranini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
D. Kehidupan Politik...................................................................................................... 3
E. Kehidupan Ekonomi................................................................................................... 4
G. Kehidupan Agama..................................................................................................... 5
A. Kesimpulan................................................................................................................ 7
B. Saran........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia banyak sekali terdapat kerajaan,salah satunya yaitu kerajaan pajajaran
yang terletak di Jawa Barat.Diketahui kerajaan ini berdiri sesudah runtuhnya kerajaan
Tarumanegara, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah candi di desa cangkuang
dekat Leles yang keberadaannya pastinya belum dapat diketahui, akibat dari data-data yang
kurang untuk mengungkapkannya secara pasti. Para ahli berpendapat selain kerajaan
Tarumanegara, terdapat sebuah kerajaan yang bernama kerajaan padjajaran,namun tidak
dapat diketahui dimana pastinya lokasi kerajaan tersebut.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan pajajaran di dirikan pada tahun 923 oleh
Sri jayabhupati, seperti yang di sebutkan dalam prasasti sanghyang tapak (1030 M)
dikampung Pangcalikan dan Bantarmuncang, tepi Sungai Cicati, Cibadak, Sukabumi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terbentuknya kerajaan pajajaran?
2. Apa saja aspek kehidupan kerajaan pajajaran?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan runtuhnya kerajaan pajajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pajajaran di ambil alih oleh Hyang Bunisora (1357-1373), pengasuh putra mahkota Wastu
kencana yang masih kecil.Hyang Bonisora berkuasa selama 14 tahun. Pada prasasti batu
tulis,raja ini di sebut juga Prabu Guru Dwataprani.
Kerajaan Pajajaran selanjutnya di perintahkan secara beruntun oleh Wastu Kencana,
tohaan, salalu sang Ratu Jayadewata ,di perkirakan bahwa Kerajaan telah terdapat penduduk
beragama islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli Portugis yang bernama Tome
Pires (1513) yang menyatakan bahwa di wilayah Timur kerajaan ini terdapat banyak
menganut Islam.Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan.
Namun,pengaruh Islam dari kerajaan Demak di Jawa Tengah mulai mengancam kerajaan
Pajajaran. Oleh karena itu Jayadewata bermaksud meminta bantuan Portugis di Malaka
untuk menghadapi kerajaan dan usaha itu terlambat karena pada tahun 1527,pasukan yang
dipimpin oleh Falatehan dari Demak berhasil menguasai Pelabuhan terbesar Kerajaan
Pajajaran. Ketika itu, yang berkuasa di Pajajaran adalah Ratu Samiam,putra Jayadewata.
Setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di rebut oleh oleh Kerajaan Demak,Kerajaan pajajaran
harus menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah Barat. Pengganti Samiam, yaitu
Prabu Ratu Dewata, berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari pasukan Maulana
Hasanudin dan putranya Maulana Yusuf pada tahun 1579.
D. Kehidupan Politik
Bentuk dan sistem pemerintahan raja raja Pajajaran hanya dapat diketahui dari beberapa
orang raja saja. Raja raja yang diketahui pernah memerintah dikerajaan Pajajaran
diantaranya sebagai berikut:
1. Maharaja Jayabhupati dalam prasasti ditulis maharaja Jayabhupati menyebut dirinya
Haji Ri sunda.Sebutan ini bertujuan meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan
Pajajaran. Raja Jayabhupati memeluk agama Hindu beraliran waisnawa. Pusat
pemerintahannya diperkirakan berada di daerah Pakuan Pajajaran dan kemudian pindah
ke Kawali.
2. Rahyang Niskala Wastu Kencana Raja ini naik tahta menggantikan raja Maharaja
Jayabhupati pusat pemerintahannya terletak di Kawali dan istananya bernama
Surawisesa.
3. Rahyang Dewa Niskala raja Dewa Niskala atau Rahyang Ningrat Kencana,i raja
menggantikan Rahyang Niskala Wastu Kencana.Namun tidak diketahui bagaimana
Kencana siste Pemerintahannya.
4. Sri Baduga Maharaja Sri Baduga Maharaja bertahta di pakuan pajajaran. Pada
pemerintahannya,terjadi pertempuran yang sangat besar dalam kitab Pararaton disebut
Perang Bubat. Peristiwa ini terjadi tahun 1357 M. Dalam pertempuran itu,semua
pasukan pajajaran gugur termasuk raja Sri Baduga sendiri beserta putrinya.
3
5. Hyang Wuni Sora Raja ini berkuasa menggantikan Raja Sri Baduga Maharaja. Setelah
ia berturut-turut digantikan oleh Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1474 M), Tohaan
(1475-1482 M) yang berkedudukan di Galuh, Ratu Jay Dewata (1482-1521 M).
6. Ratu Samian atau Prabu Surawisesa pada masa Pemerintahannya, pada tahun1512 M
dan 1521 M, ia berkunjung ke Malaka untuk meminta bantuan portugis dalam rangka
menghadapi kerajaan demak. Namun bantuan yang diharapkan itu ternyata sia-sia,
karena pelabuhan terbesar kerajaan pajajaran, yaitu Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh
pasukan kerajaan demak dibawah pimpinan Fatahilah. Akibatnya, hubungan Pajajaran
dengan dunia luar terputus.
7. Prabu Ratu Dewata (1535-1543) raja ini memerintah menggantikan prabu Susawisesa.
Pada masa pemerintahannya, terjadi berbagai serangan dari kerajaan Banten yang
dipimpin oleh Maulana Hasanudin, dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf. Berkali-kali
pasukan Banten (Islam) berusaha merebut ibukota Pajajaran tahun 1579 M. Peristiwa ini
mengakibatkan runtuhnya kerajaan hindu Pajajaran di Jawa Barat.
E. Kehidupan Ekonomi
1. Perdagangan laut
Kerajaan pajajaran memiliki enam pelabuhan penting,yakni pelabuhan
Banten,Pontang,Cigade,Tamagra,Kelapa(Sunda kelapa atau jakarta sekarang),dan
Cimanuk (mungkin Pamanukan sekarang).Setiap pelabuhan dikepalai oleh seorang
syahbandar yang bertanggung jawab kepada raja dan bertindak sebagai wakil raja di
bandar-bandar yang dikuasai.
Melalui keenam pelabuhan itu,KerajaanPajajaran melakukan perdagangan dengan
daerah atau negara lain.Wilayah perdagangan mencapai pulau sumatra bahkan kepulau
Maladewa.Barang-barang dagangan sebagai sumber penghasilandan kerajaan pajajaran
umumnya berupa bahan makanan dan lada.Tetapi barang dagangan yang lebih penting
adalah beras.Barang-barang lain yang dapat diperoleh dipelabuhan kerajaan pajajaran
seperti sayur-sayuran,sapi,kambing,biri-biri,babi,tuak,dan buah-buahan.Disampang
itu,ada jenis bahan pakaian yang didatangkan dari cambay(india).Mata uang yang
digunakan sebagai alat tukar adalah mata uang cina .
2. Pedagang Darat
Kerajaan Pajajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup penting.
Jalan darat itu berpusat di PakuanPajajaran,ibu kota kerajaan.Jalan yang satu menuju ke
arah timur dan yang lain menuju ke arah barat.
Jalan menuju ke arah timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan karang
sambung yang terletak di tepi Sungai Cimanuk,melalui Cileungsi dan Cibarusa lalu
membelok ke Karawang.Dari Tanjung Puraini di teruskan ke Cikao dan Purwakarta,dan
berakhir di Karang Sambung.
4
Sedangkan jalan lain yang menuju ke arah barat,mulai dari Pakuan Pajajaran
melalui Jasinga dan Rangkasbitung,menuju Serang dan berakhir di Banten.Jalan darat
lain dari Pakuan Pajajaran menuju Ciampea mulai daroi Muara Cianten.Melalui jalan
darat dan sungai tersebut hasil bumi kerajaan Pajajaran diperdagangkan.Melalui jalan
itu pula bahan yang diperlukan oleh penduduk yang berada di daerah pedalaman di
salurkan.Dengan demikian,sistem perekonomian di Kerajaan Pajajaran sudah
berkembang dan sudah maju saat itu.
G. Kehidupan Agama
Agama resmi yang dianut di Kerajaan Pajajaran adalah agama Hindu, tetapi sebenarnya
saat itu agama leluhur sudah mulai kembali mendesak keberadaan agama Hindu. Keadaan
tersebut membuat pemuka Hindu saat itu harus “kompromi” dengan ajaran leluhur. Salah
satu bentuk kompromi tersebut adalah dengan diposisikannya Batara Seda Niskala di atas
dewa-dewa Hindu. Batara Seda Niskala adalah sebutan lain untuk Hiyang, yaitu dewa
tertinggi pada ajaran leluhur yang menciptakan, menguasai, dan menentukan kehidupan
manusia dan kehidupan alam pada umumnya. Dia berada di luar alam kehidupan manusia,
yaitu bersemayam di Kahiyangan. Sifat-sifat Hiyang tercermin dalam julukan-Nya, antara
lain Batara Seda Niskala (Yang Gaib), Batara Tunggal (Yang Maha Esa), Sanghiyang
Keresa (Yang Kuasa), Batara Jagat (Yang Menguasai Alam Semesta). Mereka pun membuat
ajaran keyakinan, tata cara peribadatan kepada Hiyang, dan etika hidup keagamaan mereka
sendiri. Ajaran keyakinan, tata cara peribadatan, dan etika hidup keagamaan mereka dinamai
5
agama Jatisunda. Para penduduk yang tidak puas terhadap ajaran agama Hindu dan Budha,
maka muncullah agama Jatisunda sebagai jalan keluarnya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan-kerajaan diketahui berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Tarumanegara hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya sebuah Candi di desa Cangkuang dekat leles yang
keberadaannya pastinya belum diketahui, akibat dari data-data yang kurang untuk
mengungkapkannya secara pasti.
Kerajaan pajajaran adalah sebuah kerajaan hindu yang diperkirakan beribukotanya di
pakuan (bogor) jawa barat. Adapun Raja-rajanya yaitu:
1. Maharaja Jayabhupati
2. Rahyang Niskala Wastu Kencana
3. Rahyang Dewa Niskala
4. Sri Baduga Maharaja
5. Hyang Wuni Sora
6. Ratu Samian atau Prabu Surawisesa
7. Prabu Ratu Dewata
Kerajaan pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajajan sunda lainnya,yaitu
kesultanan Banten.
B. Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia,Sebaiknya harus lebih mengetahui lagi tentang
sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia,seperti kerajaan pada makalah yang kami
buat ini,yaitu mengenai kerajaan pajajaran,dan kita sebagai warga negara indonesia harus
menjaga dan melindungi peninggalan-peninggalan yang diwariskan kepada kita sebagai
generasi muda Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-sejarah-kerajaan-pajajaran.html