Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEJARAH

Disusun Oleh :
Nama : LILY AGUSTIN
Kelas : XI IPA

SMA NEGERI 1 SIMPANG HILIR


TAHUN AJARAN
2017/2018
 Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kerajaan
Padjajaran”.
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah di SMAN 1 Lebong Sakti.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini, khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam
pembuatan makalah ini.
.

TL. MELANO, 7 SEP 2017


                                               

Daftar isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………..…………………………………………………………. 
iii

Bab .1 Pendahuluan
   1.1Latar Belakang.……………...
…………………………………………………………....1  
   1.2 RumusanMasalah..............................................................................................................
1
   1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................
1
   1.4  Metodelogi Penulisan.........................................................................................................2

Bab .2 Pembahasan
     2.1 Letak Geografis Kerajaan Pajajaran.............................................................................. 3
2.2  Latar Belakang berdirinya kerajaan Pajajaran............................................................... 3
2.3  Berkembangnya kerajaan Pajajaran.............................................................................. 4
     2.4 Kehidupan Politik......................................................................................................... 3
     2.5 Kehidupan Ekonomi..................................................................................................... 4
     2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya...................................................................................... 5
     2.7 Kehidupan Agama........................................................................................................ 5
     2.8 Runtuhnya Kerajaan Pajajaran..................................................................................... 6

Bab.3 Penutup
           3.1  Kesimpulan................................................................................................................... 7
           3.2  Saran............................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka..........................................................................................................................8

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
           Di Indonesia banyak sekali terdapat Kerajaan,salah satunya yaitu Kerajaan Pajajaran
yang terletak di Jawa Barat.Diketahui kerajaan ini berdiri sesudah runtuhnya Kerajaan
Tarumanegara, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah candi di desa cangkuang
dekat Leles yang keberadaannya pastinya belum dapat diketahui, akibat dari data-data yang
kurang untuk mengungkapkannya secara pasti. Para ahli berpendapat selain Kerajaan
Tarumanegara, terdapat sebuah Kerajaan yang bernama kerajaan Padjajaran,namun tidak
dapat diketahui dimana pastinya lokasi Kerajaan tersebut.
           Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan Pajajaran di dirikan pada tahun 923
oleh Sri Jayabhupati, seperti yang di sebutkan dalam Prasasti Sanghyang Tapak (1030 M)
dikampung Pangcalikan dan Bantarmuncang, tepi Sungai Cicati, Cibadak, Sukabumi.

1.2 Rumusan Masalah


            1)      Bagaimana proses terbentuknya kerajaan pajajaran?
            2)      Apa saja aspek kehidupan kerajaan pajajaran?
            3)      Faktor apa saja yang menyebabkan runtuhnya kerajaan pajajaran

1.3  Tujuan Masalah


            1)      Untuk mengetahui proses terbentuknya kerajaan pajajaran.
            2)      Untuk mengetahui apa saja aspek kehidupan kerajaan pajajaran.
            3)      Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan pajajaran.

1.4 Metodelogi Penulisan


                  Dalam membuat makalah ini kami mengambil sumber dari buku dan internet,
apabila ada kesalahan dan kesamaan dalam penulisan dan penyajiannya kami  ucapkan
mohon maaf.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak geografis Kerajaan Pajajaran
                  Kerajaan Pajajaran adalah sebuah Kerajaan Hindu yang diperkirakan
beribukotanya di Pakuan (bogor) di jawa barat. Dalam naskah-naskah kuno Nusantara,
Kerajaan ini sering pula di sebut juga Negeri Sunda,Pasundan,atau berdasarkan nama ibu
kotanya yaitu Pakuan Pajajaran.Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini di dirikan
tahun 923 oleh Sri Jayahupati seperti yang di sebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak.

2.2 Latar belakang berdirinya Kerajaan Pajajaran


                  Berdasarkan alur sejarah Galuh, Kerajaan Pajajaran berdiri setelah Wastu
Kencana wafat tahun 1475 karena sepeninggal Rahyang Wastu kencana Kerajaan Galuh
dipecah dua di antara Susuktunggal dan Dewa Niskala dalam kedudukan sederajat. Oleh
sebab itu pula Prabu Susuktunggal dan Dewa Niskala tidak mendapat gelar ”Prabu
Siliwangi”, karena kekuasaan keduanya tidak meliputi seluruh tanah Pasundan sebagaimana
kekuasaan Prabu wangi dan Rahyang Wastu Kencana (Prabu Siliwangi 1). Cikal bakal
Kerajaan Pajajaran sejarah Kerajaan ini tidak dapat terlepas dari Kerajaan–Kerajaan
pendahulunya di daerah Jawa Barat, yaitu Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan
kelanjutan dari kerajaan–kerajaan tersebut. Dari catatan-catatan sejaran yang ada, dapatlah
ditelusuri jejak kerajaan ini, antara lain mengenai ibukota Pajajaran yaitu Pakuan.

 2.3 Berkembangnya kerajaan pajajaran


                  Kerajaan Pajajaran awalnya terletak di daerah Galuh,Jawa Barat.Raja pertama
Kerajaaan Pajajaran bernama Sena.Namun tahta kerajaan Pajajaran kemudian direbu oleh
saudara raja Sena yang bernama Purbasora.Raja Sena dan keluarganya terpaksa
meninggalkan Keratin. Tidak lama kemudian,Raja Sena berhasil merebut kembali tahta
Kerajaan Pajajaran.
                  Raja Pajajaran selanjutnya adalah Jayahubpati,pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Pajajaran mengembangkan ajaran Hindu Waisnawa. Setelah Jayahubpati kerajaan
di perintah oleh Rahyang Niskala Wastu Kencana. Pada masa pemerintahannya, pusat
kerajaan di pindahkan ke Kawali. Raha Wastu kemudian, di gantikan oleh Hayam Wuruk.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1357 dan di sebut dalam kitab Pararaton sebagai perang
Bubat. Ketika perang Bubat terjadi Sri Baduga Maharaja bersama seluruh pengiringnya
tewas. Kerajaan Pajajaran di ambil alih oleh Hyang Bunisora (1357-1373), pengasuh putra
mahkota Wastu kencana yang masih kecil.Hyang Bonisora berkuasa selama 14 tahun. Pada
prasasti batu tulis,raja ini di sebut juga Prabu Guru Dwataprani.

                  Kerajaan Pajajaran selanjutnya di perintahkan secara beruntun oleh Wastu


Kencana, tohaan, salalu sang Ratu Jayadewata ,di perkirakan bahwa Kerajaan telah terdapat
penduduk beragama islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli Portugis yang bernama
Tome Pires (1513) yang menyatakan bahwa di wilayah Timur kerajaan ini terdapat banyak
menganut Islam.Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan.
Namun,pengaruh Islam dari kerajaan Demak di Jawa Tengah mulai mengancam kerajaan
Pajajaran. Oleh karena itu Jayadewata bermaksud meminta bantuan Portugis di Malaka untuk
menghadapi kerajaan dan usaha itu terlambat karena pada tahun 1527,pasukan yang dipimpin
oleh Falatehan dari Demak berhasil menguasai Pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran. Ketika
itu, yang berkuasa di Pajajaran adalah Ratu Samiam,putra Jayadewata.
                  Setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di rebut oleh oleh Kerajaan Demak,Kerajaan
Pajajaran harus menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah Barat. Pengganti Samiam,
yaitu Prabu Ratu Dewata, berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari pasukan
Maulana Hasanudin dan putranya Maulana Yusuf pada tahun 1579.

2.4 Kehidupan Politik


                  Bentuk dan sistem pemerintahan raja raja Pajajaran hanya dapat diketahui dari
beberapa orang raja saja. Raja raja yang diketahui pernah memerintah dikerajaan Pajajaran
diantaranya sebagai berikut:
Maharaja Jayabhupati dalam prasasti ditulis maharaja Jayabhupati menyebut dirinya Haji
Ri sunda.Sebutan ini bertujuan meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan Pajajaran.
Raja Jayabhupati memeluk agama Hindu beraliran waisnawa. Pusat pemerintahannya
diperkirakan berada di daerah Pakuan Pajajaran dan kemudian pindah ke Kawali.
Rahyang Niskala Wastu Kencana Raja ini naik tahta menggantikan raja Maharaja
Jayabhupati pusat pemerintahannya terletak di Kawali dan istananya bernama Surawisesa.
Rahyang Dewa Niskala raja Dewa Niskala atau Rahyang Ningrat Kencana, raja
menggantikan Rahyang Niskala Wastu Kencana.Namun tidak diketahui bagaimana Kencana
sistem Pemerintahannya.
Sri Baduga Maharaja Sri Baduga Maharaja bertahta di Pakuan Pajajaran. Pada
pemerintahannya,terjadi pertempuran yang sangat besar dalam kitab Pararaton disebut Perang
Bubat. Peristiwa ini terjadi tahun 1357 M. Dalam pertempuran itu,semua pasukan Pajajaran
gugur termasuk raja Sri Baduga sendiri beserta putrinya.
Hyang Wuni Sora Raja ini berkuasa menggantikan Raja Sri Baduga Maharaja. Setelah ia
berturut-turut digantikan oleh Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1474 M), Tohaan (1475-
1482 M) yang berkedudukan di Galuh, Ratu Jay Dewata (1482-1521 M).
Ratu Samian atau Prabu Surawisesa  pada masa Pemerintahannya, pada tahun1512 M dan
1521 M, ia berkunjung ke Malaka untuk meminta bantuan Portugis dalam rangka
menghadapi kerajaan Demak. Namun bantuan yang diharapkan itu ternyata sia-sia, karena
pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran, yaitu Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh pasukan
Kerajaan Demak dibawah pimpinan Fatahilah. Akibatnya, hubungan Pajajaran dengan dunia
luar terputus.
Prabu Ratu Dewata (1535-1543) raja ini memerintah menggantikan Prabu Susawisesa. Pada
masa pemerintahannya, terjadi berbagai serangan dari kerajaan Banten yang dipimpin oleh
Maulana Hasanudin, dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf. Berkali-kali pasukan Banten
(Islam) berusaha merebut ibukota Pajajaran tahun 1579 M. Peristiwa ini mengakibatkan
runtuhnya kerajaan Hindu Pajajaran di Jawa Barat.

2.5 Kehidupan Ekonomi


1) Perdagangan Laut
         Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan penting, yakni pelabuhan
Banten,Pontang,Cigade,Tamagra,Kelapa(Sunda kelapa atau Jakarta sekarang),dan Cimanuk
(mungkin Pamanukan sekarang).Setiap pelabuhan dikepalai oleh seorang Syahbandar yang
bertanggung jawab kepada Raja dan bertindak sebagai wakil raja di Bandar-bandar yang
dikuasai.
          Melalui keenam pelabuhan itu, Kerajaan Pajajaran melakukan perdagangan dengan
daerah atau negara lain.Wilayah perdagangan mencapai pulau Sumatra bahkan kepulau
Maladewa.Barang-barang dagangan sebagai sumber penghasilandan kerajaan Pajajaran
umumnya berupa bahan makanan dan lada.Tetapi barang dagangan yang lebih penting adalah
beras.Barang-barang lain yang dapat diperoleh dipelabuhan kerajaan Pajajaran seperti sayur-
sayuran,sapi,kambing,biri-biri,babi,tuak,dan buah-buahan.Disampang itu,ada jenis bahan
pakaian yang didatangkan dari Cambay(India).Mata uang yang digunakan sebagai alat tukar
adalah mata uang Cina .

2) Pedagang Darat
                  Kerajaan Pajajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup
penting. Jalan darat itu berpusat di PakuanPajajaran, ibu kota kerajaan.Jalan yang satu
menuju ke arah timur dan yang lain menuju ke arah barat.
                  Jalan menuju ke arah timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan karang
sambung yang terletak di tepi Sungai Cimanuk,melalui Cileungsi dan Cibarusa lalu
membelok ke Karawang.Dari Tanjung Puraini di teruskan ke Cikao dan Purwakarta,dan
berakhir di Karang Sambung.  
                  Sedangkan jalan lain yang menuju ke arah barat,mulai dari Pakuan Pajajaran
melalui Jasinga dan Rangkasbitung,menuju Serang dan berakhir di Banten.Jalan darat lain
dari Pakuan Pajajaran menuju Ciampea mulai dari Muara Cianten.Melalui jalan darat dan
sungai tersebut hasil bumi kerajaan Pajajaran diperdagangkan.Melalui jalan itu pula bahan
yang diperlukan oleh penduduk yang berada di daerah pedalaman di salurkan.Dengan
demikian,sistem perekonomian di Kerajaan Pajajaran sudah berkembang dan sudah maju saat
itu.

2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya


  Kehidupan sosial
Dalam perkembangan kehidupan sosial dari masyarakat Pajajaran dapat digolongkan
menjadi:
         Golongan seniman seperti pemain gamelan,pemain wayang,penari.
         Golongan petani.
         Golongan pedagang .
         Golongan yang dianggap jahat,yaitu tukang coprt,tukang rampas,begal,malingdan
sebagainya.
    
  Kehidupan Budaya
Sejak zaman Kerajaan Tarumanegara,kehidupan kebudayaan rakyat Jawa Barat (rakyat
sunda) dipengaruhi oleh budaya Hindu.Pengaruh agama Hindu terhadap Kerajaan
Tarumanegara dapat diketahui dari:
         Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya dan arca-arca rajarsi.
         Kitab parahyangan dan kirtab sanghayan siksakanda.
         Cerita-cerita dalam sastra sunda kuno bercorak hindu.

2.7 kehidupan agama


                  Agama resmi yang dianut di Kerajaan Pajajaran adalah agama Hindu, tetapi
sebenarnya saat itu agama leluhur sudah mulai kembali mendesak keberadaan agama Hindu.
Keadaan tersebut membuat pemuka Hindu saat itu harus “kompromi” dengan ajaran leluhur.
Salah satu bentuk kompromi tersebut adalah dengan diposisikannya Batara Seda Niskala di
atas dewa-dewa Hindu. Batara Seda Niskala adalah sebutan lain untuk Hiyang, yaitu dewa
tertinggi pada ajaran leluhur yang menciptakan, menguasai, dan menentukan kehidupan
manusia dan kehidupan alam pada umumnya. Dia berada di luar alam kehidupan manusia,
yaitu bersemayam di Kahiyangan. Sifat-sifat Hiyangtercermin dalam julukan-Nya, antara lain
Batara Seda Niskala (Yang Gaib), Batara Tunggal (Yang Maha Esa), Sanghiyang
Keresa (Yang Kuasa), Batara Jagat (Yang Menguasai Alam Semesta). Mereka pun
membuat ajaran keyakinan, tata cara peribadatan kepada Hiyang, dan etika hidup keagamaan
mereka sendiri. Ajaran keyakinan, tata cara peribadatan, dan etika hidup keagamaan mereka
dinamai agama Jatisunda. Para penduduk yang tidak puas terhadap ajaran agama Hindu dan
Budha, maka muncullah agama Jatisunda sebagai jalan keluarnya.

2.8 Runtuhnya Kerajaan Pajajaran


           Kerajaan pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda
lainnya,yaitu kesultanan Banten.Berakhirnya zaman Pajajaran di tandai dengan di boyongnya
Palangka Sriman Sriwacana(Singgahsana raja),dari Pakuan Pajajaran Ke Keraton Surosowan
di Banten oleh pasukan Maulana yusuf.Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyonngkan ke
Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak di mungkinkan lagi penobatan
raja baru,dan memungkinkan dan menandakan Maulana yusuf adalah penerus kerajaan Sunda
yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maha Raja,raja kerajaan
Sunda Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini  bisa di temukan di depan bekas keraton
Surosoan di Banten.Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang,berarti mengkilap atau
berseri,sama artinya dengan kata Sriman.Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah Punggawa
istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak.Mereka menerapkan tata cara
kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
                  Kerajaan-kerajaan diketahui berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Tarumanegara hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah Candi di desa Cangkuang dekat leles yang
keberadaannya pastinya belum diketahui, akibat dari data-data yang  kurang untuk
mengungkapkannya secara pasti.
                  Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu  yang diperkirakan
beribukotanya di Pakuan (Bogor) Jawa Barat. Adapun Raja-rajanya yaitu:
  Maharaja Jayabhupati
  Rahyang Niskala Wastu Kencana
  Rahyang Dewa Niskala
  Sri Baduga Maharaja
  Hyang Wuni Sora
  Ratu Samian atau Prabu Surawisesa 
  Prabu Ratu Dewata
                  Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan Kerajaan Sunda
lainnya,yaitu kesultanan Banten.
                 
3.2 Saran
                Kita sebagai warga negara Indonesia,Sebaiknya harus lebih mengetahui lagi
tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia,seperti kerajaan pada makalah yang
kami buat ini,yaitu mengenai kerajaan pajajaran,dan kita sebagai warga negara indonesia
harus menjaga dan melindungi peninggalan-peninggalan yang diwariskan kepada kita sebagai
generasi muda Indonesia.

Daftar Pustaka
 https://www.s;ideshare.net/mobile/azof/sejarah-kerajaan-kerajaan -pajajaran
 https://id.scribd.com/mobile/doc/164817770/KERAJAAN-PAJAJARAN

Anda mungkin juga menyukai