Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“SEJARAH KERAJAAN PANJALU (KEDIRI)”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGOTA :

1. SALFA SYAFILA
2. SASKIA RAMADANI
3. WIDYA PRATIWI
4. ZAHWA DAVINA AZHARI
5. DZAKY KHAIR
6. KHAERIANDA
7. FAHRI FINO RIZYAM

X.9
UPT SMA NEGERI 1 SOPPENG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah limpahan serta
rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta tak lupa pula kami ucapkan
banyak ucapan terima kasih kepada guru mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah
memberikan tanggung jawab kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Karya tulis ini
dibuat untuk memenuhi tugas saya sebagai siswa dalam mengikuti seluruh materi
pembelajaran dan dapat meraih manfaat yang lebih sehingga dapat berguna di masa depan
kelak.

`Kami selaku penulis makalah ini juga berharap bahwa makalah ini kelak dapat
menjadi sumber pendidikan bagi khalayak orang dalam menunjang ilmu pengetahuan. Bagi
kami, karya ini masih terbilang belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan kami.
Untuk itu kami harap dengan sangat kritik serta saran dari pembaca demi melengkapi karya
kami ini.

Penulis

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................

C. Tujuan.......................................................................................................................

D. Manfaat.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Letak Kerajaan Kediri...............................................................................................

B. Sumber Sejarah ........................................................................................................

C. Kehidupan Politik.....................................................................................................

D. Kehidupan Sosial......................................................................................................

E. Kehidupan Ekonomi..................................................................................................

F. Kehidupan Agama.....................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................

B. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ada beragam kerajaan bercorak hindu-buddha yang ada di Indonesia, salah satunya
Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri merupakan kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada
abad ke-12, tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari kerajaan
Mataram kuno. Pusat Kerajaan Kediri terletak pada dekat tepi sungai Brantas yang pada masa
itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini yaitu daha yang berarti
“kota api” yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih lanjutnya, kami akan
membahasnya pada makalah yang kami buat dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui
lebih lanjut mengenai kerajaan besar di Jawa Timur ini.

B. RUMUSAN MASALAH

 Dimana letak/lokasi Kerajaan Kediri?


 Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
 Bagaimana kondisi kehidupan politik kerajaan Kediri?
 Bagaimana kondisi kehidupan sosial Kerajaan Kediri?
 Bagaimana kondisi kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri?
 Bagaimana kondisi kehidupan agama Kerajaan Kediri?

C. TUJUAN

 Untuk mengetahui letak Kerajaan Kediri.


 Untuk mengetahui sumber sejarah Kerajaan Kediri.
 Untuk mengetahui kondisi kehidupan politik kerajaan Kediri.
 Untuk mengetahui kondisi kehidupan sosial kerajaan Kediri.
 Untuk mengetahui kondisi kehidupan ekonomi kerajaan Kediri.
 Untuk mengetahui kondisi kehidupan agama kerajaan Kediri.

D. MANFAAT
 Sebagai sarana edukasi, inspirasi, serta pendidikan politik, sosial, ekonomi dan agama
suatu kerajaan bagi pembaca.
 Menambah semangat persatuan & kesatuan .
BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK KERAJAAN KEDIRI


Kerajaan Kediri atau yang juga disebut Kerajaan Panjalu merupakan kerajaan besar di
Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12, tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini
merupakan bagian dari kerajaan Mataram kuno. Pusat Kerajaan Kediri terletak pada dekat
tepi sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota
kerajaan ini yaitu daha yang berarti “kota api” yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
Kerajaan ini juga merupakan salah satu kerajaan hasil pembelahan yang juga didirikan oleh
Airlangga.

B. SUMBER SEJARAH

1. Prasasti Sirah Keting


Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi.
Isi prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti Sirah
Keting ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan saat ini disimpan di Museum
Nasional, Jakarta. Prasasti ini ditulis di atas batu berbentuk persegi panjang dengan pahatan
pada keempat sisinya. Isi Prasasti Sirah Keting menyebut tentang nama Sri Jayawarsa
Digwijaya Sastraprabhu, yang menghadiahi rakyatnya tanah. Sri Jayawarsa Digwijaya
Sastraprabhu mengaku sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, penguasa terakhir Kerajaan
Medang. Dari isi Prasasti Sirah Keting, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya
Sastraprabhu adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan otonom (terpisah) dari Kerajaan
Kediri, tepatnya di sekitar Madiun dan Ponorogo saat ini.
2. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1194-
1222), tepatnya pada tahun 1194 M. Isinya Prasasti Kamulan menyebut tentang tentang
sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung, serta Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja
di kerajaan sebelah timur. Prasasti ini sekarang disimpan di Pendopo Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur.
3. Prasasti Jaring
Prasasti Jaring diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Sri Gandra. Sesuai
namanya, prasasti ini ditemukan di Dukuh Jaring, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur. Isi Prasasti Jaring menceritakan tentang dikabulkannya permintaan penduduk
Desa Jaring yang telah dijanjikan oleh Raja Sri Aryeswara.
4. Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada
tahun 1194 M. Isi Prasasti Ngantang bercerita tentang pemberian dan pembebasan pajak
tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri.
Prasasti ini sekarang menjadi salah satu koleksi di Museum Nasional.
5. Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki angka tahun 1123 Saka atau 1201 Masehi. Melihat dari
waktu pembuatannya, Prasasti Galunggung diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya. Prasasti Galunggung ini terdiri dari 20 baris, tetapi sebagian tidak dapat terbaca
lagi karena telah aus. Prasasti Galunggung ditemukan di daaerah Rejotangan, Tulungagung,
Jawa Timur.
6. Prasasti Panumbangan
Prasasti Panumbangan dibuat pada masa pemerintahan Raja Bameswara pada tahun 1120
M. Isi prasasti ini menceritakan tentang permohonan penduduk Desa Panumbangan agar
piagam mereka yang tertulis di daun lontar ditulis ulang di atas batu (prasasti). Prasasti
Panumbangan juga menyatakan penetapan Desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra oleh
raja sebelumnya.
7. Prasasti Talan
Prasasti Talan adalah sebuah prasasti yang berangka tahun 1136 M dan ditemukan di di
Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini menceritakan anugerah Sima kepada Desa Talan
dan membebaskannya dari iuran pajak. Raja Jayabaya, yang berkuasa saat itu, mengabulkan
permintaan warga Talan karena kesetiaan mereka dan menambah anugerah berupa berbagai
macam hak istimewa.
8. Prasasti Ceker
Sesuai namanya, Prasasti Ceker ditemukan di Dukuh Ceker, Kecamatan Mojo, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur. Prasasti Ceker yang diperkirakan dibuat pada tahun 1185 mencantumkan
nama Sri Kameswara. Isi Prasasti Ceker adalah permohonan warga Desa Ceker akan
anugerah.
9. Candi Penataran
Candi Panataran terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di Desa Panataran,
Kecamatan Ngleggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dalam kitab Negarakertagama, Candi
Penataran disebut dengan nama Candi Palah yang dibangun untuk memuja Hyang Acalapati,
atau yang dikenal sebagai Girindra (raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa. Berdasarkan
tulisan pada sebuah batu yang terletak sisi selatan bangunan utamanya, diduga bahwa Candi
Penataran atau Candi Palah dibangun pada awal abad ke-12 , atas perintah Raja Srengga dari
Kediri.
10. Candi Tondowongso
Candi Tondowongso atau Situs Tondowongso ditemukan pada tahun 2007 di Dusun
Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur. Situs Tondowongso
merupakan kompleks candi besar yang dibangun pada abad ke-11, pada masa awal berdirinya
Kerajaan Kediri. Melihat banyaknya arca yang ditemukan di situs ini, diperkirakan Candi
Tondowongso adalah kompleks candi yang besar.
11. Candi Gurah
Candi Gurah berlokasi tidak jauh dari Candi Tondowongso yang masih berada di
Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur. Candi Gurah memiliki beberapa kesamaan dengan
Candi Tondowongso terutama dengan adanya temuan Arca Brahma, Surya, Candra, Yoni dan
Nandi.
12. Prasati Turun Hyang II
Prasasti ini ditemukan di Desa Truneng, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto pada tahun
1044. Isi prasasti ini menceritakan tentang nama raja-raja Jenggala dan dijelaskan pula Raja
Kediri bernama Samarawijaya. Prasasti ini dibuat sebagai penghargaan penduduk setempat
dalam membantu Jenggala menghadapi Kerajaan Kediri.
13. Kronik Cina
Salah satu sumber sejarah Kerajaan Kediri dari luar negeri yaitu Kronik China karya
Ku Fei yang berjudul “Ling wai Tai Ta” pada tahun 1178. Dalam kronik ini dijelaskan
mengenai bahwa terdapat 3 negeri paling kaya saat itu selain China, yakni Sumatera, Jawa
dan Arab. Di Sumatera ada Kerajaan Sriwijaya, di Jawa ada Kerajaan Panjalu/Kediri, dan di
Arab ada Bani Abbasiyah.

C. KEHIDUPAN POLITIK
Sejarah berdirinya Kerajaan Kediri bermula saat keputusan Raja Airlangga dari
Kerajaan Kahuripan memutuskan membagi wilayahnya untuk kedua putranya, yaitu Mapanji
Garasakan dan Sri Samarawijaya agar tidak berselisih. Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya di
Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan, sementara kerajaan Panjalu atau Kediri
yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.

a.) Awalnya diwarnai perang saudara.


Kehidupan politik Kerajaan Kediri diawali dengan perang saudara antara Mapanji
Garasakan dan Sri Samarawijaya. Rupanya, upaya raja Airlangga membagi kerajaan agar
kedua putranya tidak berseteru hanya sia-sia. Perang saudara tersebut berlangsung selama 60
tahun, yang akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Panjalu atau Kediri. Setelah Sri
Samarawijaya, berikut ini raja-raja yang pernah memimpin pemerintahan Kerajaan Kediri :
- Sri Jayawarsa (1104-1115)
- Raja Bameswara (1116-1135)
- Sri Jayabaya (1135-1157)
- Sri Sarweswara (1159-1170)
- Sri Aryyeswara (1170-1180)
- Sri Gandra (1181)
- Sri Kameswara (1190-1200)
- Sri Kertajaya (1200-1222)

Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135–1157). Pada pemerintahannya
lah Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya, dimana pada masa itulah Kediri mampu
mengalahkan Jenggala. Kemenangan ini membuat Kediri berhasil menguasai seluruh tahta
Airlangga.
Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan,
terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka
Jayabaya".
b.) Jabatan penting di pemerintahan.
Puncak kejayaan Kerajaan Kediri dapat diraih pada masa pemerintahan Jayabaya. Di
bawah kekuasaannya, wilayah kekuasaan Kediri sangat luas yang didukung dengan armada
laut yang kuat. Pemerintahan yang dipimpin oleh Sri Jayabaya pun sudah teratur, sementara
hukum dilakukan secara tegas dan adil. Dengan masa berdiri yang tergolong singkat, yakni
tidak sampai dua abad, diperkirakan tidak banyak perubahan terjadi di Kerajaan Kediri,
terutama di bidang struktur pemerintahan. Buktinya terdapat pada prasasti-prasasti
peninggalan kerajaan yang masih menyebut jabatan-jabatan yang sudah dikenal pada periode
sebelumnya. Jabatan yang dimaksud seperti rakyanmahamantri i hino, sebagai "orang kedua"
sesudah raja. Bedanya, ada keterangan baru, yaitu penyebutan panglima angkatan laut
(senapati sarwwajala) dalam Prasasti Jaring. Meski sebutan itu tidak berarti bahwa pada masa
sebelumnya belum ada angkatan laut, tetapi penyebutan itu memiliki makna khusus.
Sejarawan menduga bahwa pada masa Kerajaan Kediri peran angkatan laut semakin besar.
Selain itu, terdapat samya haji atau raja bawahan/ penguasa daerah dalam struktur Kerajaan
Kediri yang berperan besar dalam pemerintahan pusat kerajaan. Hal ini disebut dalam
Prasasti Banjaran, samya haji di Banjaran mendorong raja Jenggala terusir untuk merebut
kembali takhtanya. Kemudian, dengan bantuan samya haji di Banjaran dan rakyatnya raja
Jenggala berhasil memperoleh kembali takhtanya.

c.) Adanya demokrasi.


Salah satu aspek penting dalam kehidupan politik Kerajaan Kediri adalah adanya
demokrasi, yang memungkinkan rakyat mengajukan permohonan kepada raja. Meski hal
seperti ini juga telah dikenal pada masa sebelumnya, tetapi rakyat meminta anugerah yang
sudah diterima dari rakyat sebelumnya dikukuhkan dalam prasasi batu dan ditambah
anugerah dari raja yang sedang memerintah. Permohonan kepada raja ini disampaikan
melalui pejabat dan umumnya dikabulkan, mengingat rakyat yang memohon biasanya pernah
berjasa atau menunjukkan kesetiaan kepada raja.

D. KEHIDUPAN SOSIAL
Pada masa kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap rakyatnya bertambah besar. Hal
ini dibuktikan dengan munculnya kitab-kitab atau karangan yang mencerminkan kehidupan
sosial masyarakat pada masa itu. Seperti kitab Lubdhaka yang mengandung pelajaran moral
bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan oleh asal dan kedudukan,
melainkan berdasarkan tingkah lakunya. Kendati demikian, dalam kehidupan pemerintahan
kerajaan, masyarakat Kerajaan Kediri dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu:

• Golongan masyarakat pusat, yakni masyarakat dalam lingkungan kerajaan seperti raja,
kerabat raja, dan para pelayannya.
• Golongan masyarakat thani (daerah), yakni masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau
petugas pemerintahan di wilayah daerah.
• Golongan masyarakat nonpemerintah, yakni golongan masyarakat yang tidak mempunyai
kedudukan di pemerintahan atau masyarakat wiraswasta.
Raja turut serta dalam perlindungan terhadap hak-hak rakyat. Sikap memberi
perlindungan ini merupakan satu alat efektif untuk melihat perkembangan kehidupan sosial
masyarakat Kediri. Berdasarkan kronik-kronik Cina, tercatat bahwa:
1. Rakyat Kediri pada umumnya telah memiliki tempat tinggal yang baik.
2. Hukuman yang dilaksanakan ada dua macam, yaitu hukuman denda dan mati (khusus
bagi pencuri dan perampok).
3. Kalau sakit, rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup memuja para dewa.
4. Pakaian masyarakat Kediri cukup rapi.
5. Kalau raja bepergian, dikawal oleh pasukan berkuda dan bukan pasukan darat.
6. Martabat seseorang tidak dilihat dari status, tetapi pada kelakuannya.

E. KEHIDUPAN EKONOMI
Informasi mengenai kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri banyak diperoleh dari berita
China. Disebutkan bahwa aktivitas perekonomian yang menjadi tulang punggung Kerajaan
Kediri adalah pertanian dan perdagangan. Barang-barang yang diperdagangkan di antaranya
hasil pertanian, terutama beras, kemudian emas, perak, kayu cendana, pinang, daging, dan
gerabah. Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian di sekitar Sungai Brantas
yang subur dan menghasilkan banyak padi. Sektor perdagangannya dikembangkan melalui
jalur pelayaran Sungai Brantas menuju kota pelabuhan yang disebut Ujung Galuh. Posisi
Kerajaan Kediri cukup strategis, karena berada di tengah-tengah perdagangan Indonesia
Timur dan Barat. Meski pusat kerajaan berada di pedalaman, keberadaan kota pelabuhan
Ujung Galuh membuat aktivitas perdagangan Kerajaan Kediri sangat maju dan pedagang
Kediri memiliki peran penting dalam kegiatan perdagangan di Asia. Berkat aktivitas
pertanian dan perdagangan, kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri terbilang makmur. Selain
itu, kronik-kronik China menyebutkan bahwa Kerajaan Kediri telah menggunakan alat
pembayaran berupa uang yang terbuat dari emas. Sistem pajak juga diterapkan terhadap
masyarakat, salah satunya pajak hasil bumi.

F. KEHIDUPAN AGAMA
Corak agama masyarakat Kerajaan Kediri disimpulkan dari peninggalan-peninggalan
arkeologi yang ditemukan di wilayah Kediri. Candi Gurah dan Candi Tondo Wongso
menunjukkan latar belakang agama Hindu, khususnya Siwa. Petirtaan Kepung kemungkinan
besar juga bersifat Hindu, karena tidak tampak unsur-unsur Budhisme pada bangunan
tersebut.
Beberapa prasasti menyebutkan nama abhiseka raja yang berarti penjelmaan Wisnu. Namun,
hal ini tidak langsung membuktikan bahwa wisnuisme berkembang pada saat itu. Sebab,
landasan filosofis yang dikenal di Jawa pada masa itu selalu menganggap Raja Saa dan Dewa
Wisnu sebagai pelindung rakyat, dunia atau kerajaan.
Secara umum agama Hindu khususnya pemujaan kepada Siwa mendominasi perkembangan
agama pada masa Kediri. Hal ini tercermin dari temuan prasasti, arca-arca, maupun karya-
karya sastra Jawa Kuno.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya, adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari masing-masing poin pembahasan, antara lain :
- Pusat Kerajaan Kediri terletak pada dekat tepi sungai Brantas yang pada masa itu
telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini yaitu daha yang berarti
“kota api” yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
- Sumber sejarah Kerajaan Kediri terdiri dari berbagai prasasti dan juga candi, antara
lain : Prasasti Sirah Keting, Prasasti Kemulan, Prasasti Jaring, Prasasti Ngantang,
Prasasti Galunggung, Prasasti Panumbangan, Prasasti Talan, Prasasti Ceker, Candi
Penataran, Candi Tondowongso, Candi Gurah, Prasati Turun Hyang II, dan Kronik
Cina.
- Kehidupan politik Kerajaan Kediri diawali dengan perang saudara antara Mapanji
Garasakan dan Sri Samarawijaya. Rupanya, upaya raja Airlangga membagi kerajaan
agar kedua putranya tidak berseteru hanya sia-sia. Perang saudara tersebut
berlangsung selama 60 tahun, yang akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Panjalu atau
Kediri.
- Pada masa kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap rakyatnya bertambah besar. Hal
ini dibuktikan dengan munculnya kitab-kitab atau karangan yang mencerminkan
kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Seperti kitab Lubdhaka yang
mengandung pelajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang tidak
ditentukan oleh asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan tingkah lakunya. Raja
turut serta dalam perlindungan terhadap hak-hak rakyat. Sikap memberi perlindungan
ini merupakan satu alat efektif untuk melihat perkembangan kehidupan sosial
masyarakat Kediri.
- Informasi mengenai kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri banyak diperoleh dari berita
China. Disebutkan bahwa aktivitas perekonomian yang menjadi tulang punggung
Kerajaan Kediri adalah pertanian dan perdagangan. Barang-barang yang
diperdagangkan di antaranya hasil pertanian, terutama beras, kemudian emas, perak,
kayu cendana, pinang, daging, dan gerabah.
- Secara umum agama Hindu khususnya pemujaan kepada Siwa mendominasi
perkembangan agama pada masa Kediri. Hal ini tercermin dari temuan prasasti, arca-
arca, maupun karya-karya sastra Jawa Kuno.

B. SARAN
Dalam makalah ini kita dapat mempelajari mengenai salah satu dari kerajaan-kerajaan
bersejarah yang ada di Indonesia, dimulai dari awal terbentuknya hingga kehidupan-
kehidupan dalam masa kerajaan tersebut.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas
dengan makalah kami ini. Kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar dapat
menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://amp.kompas.com/surabaya/read/2022/01/08/202526078/kerajaan-kediri-sejarah-
berdiri-masa-kejayaan-keruntuhan-dan-peninggalan

https://amp.kompas.com/surabaya/read/2022/10/03/233441778/11-sumber-sejarah-kerajaan-
kediri

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/20/110000279/kehidupan-politik-kerajaan-
kediri

https://www.pinhome.id/blog/kehidupan-ekonomi-kerajaan-kediri/

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/10/090000379/kehidupan-sosial-kerajaan-kediri
https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/10/110000979/kehidupan-ekonomi-kerajaan-
kediri

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/10/090000379/kehidupan-sosial-kerajaan-kediri

https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/peninggalan-kerajaan-kediri/

https://www.pinhome.id/blog/agama-kerajaan-kediri/

Anda mungkin juga menyukai