Anda di halaman 1dari 20

TUGAS SEJARAH MINAT

KERAJAAN KEDIRI

Di Susun Oleh :

1. Adistya Tasya Regita


2. Firda Choirini F
3. Nathanael Bagus Brilianto

KELAS XI IPS 1

SMAN 1 DRIYOREJO

2017-2018
Kata pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME , karena atas rahmat-NYA
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah sejarah minat yang membahas tentang
kerajaan kediri.

Makalah yang kami buat ini : sejarah perkembangan kerajaan kediri letak kerajaan,
nama-nama rajanya,kehidupan kerajaan,kejayaan,kemunduran/kehancuran dari
kerajaan kediri ini.Kepada Ibu Annisa Sulistyaningrum S.pd yang telah memberikan
dorongan untuk menulis makalah ini,kami ucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya.

Akhir kata,harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi siswa-siswi,
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami,kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gresik,Agustus 2017

Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar................................................................................... II
Daftar isi.............................................................................................. III
Bab 1
Pendahuluan
a. Latar Belakang.................................................................................1
b. Rumusan masalah........................................................................... 1
c. Tujuan............................................................................................. 2

Bab II

Pembahasan

a. Berdirinya Kerajaan Kediri


b. Sumber-Sumber Sejarah
c. Kehidupan Kerajaan Kediri
d. Kejayaan Kerajaan Kediri
e. Keruntuhan Kerajaan Kediri

Bab III

Penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui dalam kelas sebelumnya kita pernah mempelajari
tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di indonesia,salah
satunya adalah kerajaan kediri.Kerjaan kediri adalah kerajaan terbesar di jawa
timur yang berdiri pada abad ke-12,tepatnya pada tahun 1042-1222 kerajaan ini
merupakan bagian dari kerajaan mataram kuno.Pusat kerajaannya terletak di
dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang
ramai.Ibu kota Kerajaan ini adalah Daha(yang berarti kota api),yang terletak di
sekitar kota kediri sekarang.
Untuk lebih jelasnya,kami membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca
dapat mengetahui tentang kerajaan kediri,sehingga pembaca dapat memahami dan
mengetahui salah satu kerajaan besar di jawa timur.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana awal mula sejarah berdirinya kerajaan kediri?

Apa saja sumber sejarah kerajaan kediri?

Bagaimana aspek kehidupan kerajaan kediri?

 Bagaimana kehidupan kerajaan kediri dibidang politik?


 Bagaimana kehidupan kerajaan kediri dibidang agama?
 Bagaimana kehidupan kerajaan kediri dibidang ekonomi?
 Bagaimana kehidupan kerajaan kediri dibidang sosial budaya?

Apa yang menyebabkan kerajaan kediri mencapai kejayaannya?


Apa penyebab runtuhnya kerajaan kediri?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah agar dapat
menambah wawasan tentang berdirinya kerajaan kediri,masa pemerintahan
kerajaan kediri,sumber-sumber sejarah kerajaan kediri,kehidupan kerajaan
kediri,masa kejayaan kerajaan kediri dan masa kehancuran kerajaan kediri pada
pelajar lain yang membaca makalah ini.

Dan untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah minat mengenai materi kelas
XI tentang kerajaan-kerajaan pada masa hindu-budha di indonesia
Bab II

Pembahasan

A. Berdirinya Kerajaan Kediri

Kerajaan kediri adalah penerus kerajaan kahuripan dan pernah mencapai masa
kejayaan disaaat kerajaan dipimpin oleh raja Airlangga.Oleh karena itu,para
penguasa kerajaan kediri selanjutnya adalah penerus dari dinasti isyana di
jawa.Pada tahun 1045,raja Airlangga membagi kerajaanya menjadi dua karena
adanya perselisihan kedua putranya karena bersaing ingin mendapatkan tahta
yaitu Sri Samarajawijaya dan Mapanji Garasakan.Kerajaan dibagian barat
diserahkan kepada Sri Samarawijaya yang mendapat gelar Sri Samarawijaya
Dharmasuparnawahana Teguh Utanggah dewa.Kerajaannya diberi nama
Panjalu dan pusat kota/ibu kota nama nya Daha.Sedangkan Kerajaan bagian
Timur diserahkan kepada Mapanji Garasakan,denga nama kerajaan Janggala
dan pusat kejayaan beradadi kota lama yang bernama Kahuripan.Kemudian
raja Airlangga mengundurkan diri dari tahta dan memilih untuk hidup sebagai
petapa,dan 4 tahun setelahnya raja Airlangga meninggal.

Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua


belah pihak. Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat mengalahkan
Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian
berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Tahun.1059 M yang
memerintah adalah Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita
mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Baru pada tahun 1104 M tampil
Kerajaan Panjalu sebagai rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal
dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya di Daha. Tahun 1117 M
Bameswara tampil sebagai Raja Kediri Prasasti yang ditemukan, antara lain
Prasasti Padlegan (1117 M) dan Panumbangan (1120 M). Isinya yang penting
tentang pemberian status perdikan untuk beberapa desa. Pada tahun 1135 M
tampil raja yang sangat terkenal, yakni Raja Jayabaya. Ia meninggalkan tiga
prasasti penting, yakni Prasasti Hantang atau Ngantang (1135 M), Talan
(1136 M) dan Prasasti Desa Jepun (1144 M). Prasasti Hantang memuat tulisan
panjalu jayati, artinya panjalu menang. Hal itu untuk mengenang kemenangan
Panjalu atas Jenggala. Jayabaya telah berhasil mengatasi berbagai kekacauan
di kerajaan. Di kalangan masyarakat Jawa, nama Jayabaya sangat dikenal
karena adanya Ramalan atau Jangka Jayabaya. Pada masa pemerintahan
Jayabaya telah digubah Kitab Baratayuda oleh Empu Sedah dan kemudian
dilanjutkan oleh Empu Panuluh.
Letak Kerajaan Kediri terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah selatan
sungai Brantas, Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar
kota Kediri sekarang.

B. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri


1) Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah
tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.Prasasti yang ditemukan di
Tulungagung dan Kertosono, yang berisi masalah keagamaan, diperkirakan
berasal dari Raja Bameswara tahun 1117 - 1130 M.
2) Prasasti Ngantang (1135 M), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya
yang memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah
perdikan yang bebas dari pajak.
3) Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah
nama hewan, seperti kebo waruga dan tikus finada.
4) Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa
pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan
musuh yang memusuhi istana di Katang-katang.
5) Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan kediri sebagian besar diperoleh dari berita
Cina. Berita Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina
yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Kediri, seperti Chu Fan
Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M).Buku ini banyak mengambil cerita dari
buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei. Kedua buku tersebut
menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13 Masehi.
6) Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya
Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari
prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun
pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi
dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana,
Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415
7) Candi Gurah
Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun
1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari
Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena
kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali
8) Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm,
lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di
sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf
Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa
dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang
lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang
berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi
panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu
sisi prasasti.
9) Prasasti Talan
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti
ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah
berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan
manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini
berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah
Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan
Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961
Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya
sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka
memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan
Narasingha.
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan
yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai
macam hak istimewa.
KEHIDUPAN KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang berdiri pada abad XI Masehi dan
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan oleh Mpu
Sindok dari Dinasti Isyana. Kerajaan ini terletak di wilayah pedalaman Jawa
Timur. Kerajaan ini merupakan hasil dari pembagian wilayah Kerajaan Medang
Kamulan yang dibagi menjadi dua yakni Panjalu dan Jenggala.
Nama Keraajaan Kediri sebelumnya adalah Panjalu.
Adapun kehidupan politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya pada masa
Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut :
1. Kehidupan Politik
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja Kediri,
Samarawijaya selalu berrselisih paham dengan saudaranya, Mapanji Garasakan
yag berkuasa di Jenggala. Keduanya merasa berhak atas seluruh takhta Raja
Airlangga (Kerajaan Medang Kamulan) yang meliputi hampir seluruh wilayah
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Akhirnya perselisihan tersebut
menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan
tersebut dimenangkan oleh Samarawijaya dan berhasil menaklukan Jenggala.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah
Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil
kembali menaklukan Jenggala yanga sempat memberontak ingin memisahkan diri
dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam prasasti Hantang yang
beraangka tahun 1135.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalujayati yang artinya
Panjalu menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan
anugerah dari Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri
selam perang melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam
kitab Bharatayuda. Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh. Bharatayuda memuat kisah perang perbutan takhta Hastinapura
antara keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah pertikaian anatar Panjalu dan
Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda dianggap
sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas seluruh
wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja
Kediri, Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan
Dewa Wisnu. Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai lambang
Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan Ketajaya Kerajaan Kediri mulai mengalami
kemunduran. Raja Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer dengan
mengurangi hak-hak brahmana. Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana yang
mengungsi ke wilayah Tumapel yang dkuasai oleh Ken Arok. Melihat kejadian ini
Kertajaya memutuskan untuk menyerang Tumapel. Akan tetapi pertempuran di
Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan dan Kertajaya terbunuh. Sejak
saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya digantikan oleh Singasari.
Berikut ini adalah nama-nama raja yang memerintah pemerintahan
kerajaan kediri:
1) AIRLANGGA
Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga,
adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar
abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramottunggadewa. Sebagai seorang raja, ia memerintahkan Mpu
Kanwa untuk mengubah Kakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan
keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa pemerintahannya,
kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala bagi
kedua putranya. Nama Airlangga sampai saat ini masih terkenal dalam
berbagai cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai tempat di Indonesia.
2) SAMARAWIJAYA (1042)
Samarawijaya adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama
sekaligus pendiri Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti
berlangsung berapa lama masa pemerintahannya. Kemungkinan Raja
Samarawijaya memulai pemerintahannya pada saat pemisahan Kerajaan oleh
Airlangga, yaitu sekitar tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang sama
dengan tahun yang tertulis di Prasasti Pamwatan.
3) JAYASWARA (1104-1115)
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam
Prasasti Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti
langsung Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat
memajukan sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra).
Pada masanya Kresnayana dikarang Mpuh Triguna.
4) BAMESWARA (1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam
Prasasti Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan
Prasasti Tangkilan (1130).
5) JAYABHAYA (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri
Jayabhaya yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan
(1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang
menjadi kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan
Kediri berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak
kejayaan Kerajaan Kediri.
6) SARWESWARA (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan
dalam Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).
7) ARYESWARA (1169-1180/1181)
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan
dalam Prasasti Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).
8) SRI GANDHRA (1181-1182)
Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang disebutkan dalam
Prasasti Jaring (1181), masa pemerintahannya selama kurang lebih satu tahun.
9) KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang disebutkan
dalam Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala.
10) KERTAJAYA (1194-1222)
Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya
yang disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194),
Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin
Negarakertagama serta Kakawin Pararaton.
Dalam Kakawin dikisahkan tentang perang Ganter saat masa akhir
pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini memiliki gelar “ Sri Maharaja Sri
Sarweswara TriwikramawatarananinditaSrengga Digjayattunggadewanama”.
Dalam tahun 1122 M Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Dengan kekalahan
Kertajaya itu berakhir pula kerajaan Kediri.
11) JAYAKATWANG (1292-1293)
Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun kembali
Kerajaan Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus
membunuh Raja Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun
akibat serangan menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah
Kerajaan Kediri.
Dari Raja-Raja di atas, dapat diperoleh informasi, bahwa:
Pendiri Kerajaan Kediri adalah Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah
Samarawijaya.
Raja terkenal di Kerajaan Kediri adalah Jayabhaya.
Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya, namun berhasil dibangun
kembali oleh Jayakatwang meskipun hanya bertahan satu tahun saja. Jadi bisa
dikatakan juga bahwa raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Jayakatwang.
2. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius.
Mereka menganut ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai
peninggalan arkeolog yang ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di
candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar
belakang agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah
Dewa Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma
menjadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah
satu pemujaan yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang
disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.
3. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan.
Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar
Sungai Brantas. Pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya
komoditas utama perdagangan. Sektor perdagangan Kediri dikembangkan melalui
jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang-barang yang diperdagangkan
di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah
Asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka
membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu
Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia,
Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju
Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam
lalu lintas perdagangan dunia.
4. Kehidupan Sosial Budaya
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan
Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan, masyarakat
Kedri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
 Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat
dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok
pelayannya.
 Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri
atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilyah thani (daerah).
 Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak
mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.
Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra
berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil
digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab
Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa. Selanjutnya pada masa pemerintahan
Kameswara muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja serta
kirab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung. Pada masa
pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis
kitab Sumansantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.
Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan


Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah
Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil
kembali menaklukan Jenggala yanga sempat memberontak ingin memisahkan diri
dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam prasasti Hantang yang
beraangka tahun 1135.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalujayati yang artinya
Panjalu menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan
anugerah dari Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri
selam perang melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam
kitab Bharatayuda. Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh. Bharatayuda memuat kisah perang perbutan takhta Hastinapura
antara keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah pertikaian anatar Panjalu dan
Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda dianggap
sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas seluruh
wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja
Kediri, Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan
Dewa Wisnu. Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai lambang
Kerajaan Kediri.
KEMUNDURAN/KEHANCURAN KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan
dalam Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang
berselisih melawan kaum Brahmana, perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya
memerintahkan kaum Brahmana untuk menyembah dia sebagai raja, namun para
kaum Brahmana menolak dan kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu
Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang
merupakan daerah bawahan Kediri. Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi
dekat Desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan
Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat
itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah
dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya
sebagai bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama
Sstrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.
Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara,
karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok.
Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali
kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan
gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu
Kertanegara, Raden Wijaya.
Kesimpulan
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, saya dapat
menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
· Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah
berkuasa di Nusantara.
· Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram
Kuno menjadi dua bagian.
· Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
· Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.
· Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika masa pemerintahan Raja
Jayabaya.
· Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda
Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak
disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya,
terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi
penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Saran
Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari
sejarah Kerajaan Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari
Mataram Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di
wilayah Jawa Timur. Kerajaan Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri
sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana.
Jangan Lupakan Sejarah, maka kita penerima warisan (sejarah) hendaknya
lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai sejarah-sejarah masa lampau..
Dengan demikian kita akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang
sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna
membangun bangsa yang lebih baik lagi.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai