Anda di halaman 1dari 16

Makalah Sejarah

Kerajaan kediri

Anggota Kelompok :
1. Muhammad Aditya Naura
2. Naura Fadhilah Aditya
3. Amelia Nafisah
4. Mada Paska Amadeo

Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia yang
membahas tentang Kerajaan Kediri ini.
            Makalah yang kami buat ini meliputi : Sejarah Perkembangan Kerajaan Kediri, Letak
Kerajaan, Nama-nama Rajanya, Kehidupan Kerajaan, dan Kemunduran/Kehancuran dari
Kerajaan Kediri ini. Selain itu, disini kami juga melampirkan isi yang singkat sehingga mudah
untuk dipahami.
            Kepada Ibu Cucu R yang telah memberikan dorongan untuk menulis makalah ini, kami
ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
            Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami buat ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mohon saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Dompu, 22 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………..........…………………………………................... i


Daftar Isi ………………........……………………………………………....…………………. ii
BAB I    Pendahuluan …….........………………………………………….................... 1
A. Latar Belakang ………………........………………………....…………………….1
B. Rumusan Masalah ……………….........…………………………...…............. 1
C. Tujuan Penulisan ………………..............………......................……..……. 1
BAB II   Pembahasan ……………………………………………..……......................... 2-14
A. Letak Kerajaan Kediri …………….………………….......……........………….2
B. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri ……………………….......…..…...……… 2
C. Nama-nama Raja Kerajaan Kediri ………………………............………… 3
D. Kehidupan Kerajaan Kediri …………………………...….......……..……….. 6
E. Kemunduran/Kehancuran Kerajaan Kediri …………...…......……...… 14
BAB III Penutup …………………………………………………....………..................... 15
A. Simpulan …………....………………………………………....……………………. 15
B. Saran …………………………………………………………...…...………………… 15
Daftar Pustaka ……………………………………….………………......…………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang kerajaan-kerajaan
Hindu Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12,
tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram
kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah
menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota
api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat
makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri,
sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa
Timur ini.

B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak lokasi Kerajaan Kediri?
2. Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
3. Siapa saja Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri?
 Siapakah pendiri Kerajaan Kediri?
  Siapakah Raja yang paling terkenal di Kerajaan Kediri?
 Siapakah Raja terakhir yang memerintah di Kerajaan Kediri?
4. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Kediri?
 Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang politik?
 Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang agama?
 Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang ekonomi?
 Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang sosial budaya?
 Apa saja hasil budaya dari Kerajaan Kediri?
5. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa pemerintahan
Kerajaan Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan masa kehancuran atau
kemunduran Kerajaan Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai
materi kelas X tentang Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK KERAJAAN KEDIRI


Letak Kerajaan Kediri terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah selatan sungai
Brantas, Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar kota Kediri
sekarang.

B. SUMBER SEJARAH KERAJAAN KEDIRI


1. Prasasti
 Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah
tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.
 Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono yang berisi
masalah keagamaan, diperkirakan berasal dari Raja Bameswara (117-1130
M).
 Prasasti Ngantang (1135), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang
memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang
bebas dari pajak.
 Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah
nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada.
 Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa
pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil
mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang.
2. Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina.
Berita cina ini merupakan kumpulan berita dari para pedagang Cina yang
melakukan kegiatan perdagangan di kerajaan Kediri. Seperti Kronik Cina
bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). buku ini banyak
mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei.
Kedua buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-
13 M.
C. RAJA-RAJA KERAJAAN KEDIRI
1. AIRLANGGA
Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga, adalah
pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar
abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramottunggadewa. Sebagai seorang raja, ia memerintahkan Mpu
Kanwa untuk mengubah Kakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan
keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa pemerintahannya,
kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala bagi
kedua putranya. Nama Airlangga sampai saat ini masih terkenal dalam berbagai
cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai tempat di Indonesia.

2. SAMARAWIJAYA (1042)
Samarawijaya adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama sekaligus
pendiri Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti berlangsung
berapa lama masa pemerintahannya. Kemungkinan Raja Samarawijaya memulai
pemerintahannya pada saat pemisahan Kerajaan oleh Airlangga, yaitu sekitar
tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang sama dengan tahun yang tertulis
di Prasasti Pamwatan.

3. JAYASWARA (1104-1115)
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam Prasasti
Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti langsung
Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan
sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra). Pada masanya
Kresnayana dikarang Mpuh Triguna.

4. BAMESWARA (1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam Prasasti
Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan Prasasti
Tangkilan (1130).

5. JAYABHAYA (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri Jayabhaya
yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan
Kakawin Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi
kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri
berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan
Kerajaan Kediri.

6. SARWESWARA (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan dalam
Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).

7. ARYESWARA (1169-1180/1181)
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam
Prasasti Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).

8. SRI GANDHRA (1181-1182)


Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang disebutkan dalam
Prasasti Jaring (1181), masa pemerintahannya selama kurang lebih satu tahun.

9. KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang disebutkan dalam
Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala.

10. KERTAJAYA (1194-1222)


Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya
yang disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194),
Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin
Negarakertagama serta Kakawin Pararaton. Dalam Kakawin dikisahkan tentang
perang Ganter saat masa akhir pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini memiliki
gelar “ Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawatarananindita Srengga
Digjayattunggadewanama”. Dalam tahun 1122 M Kertajaya dikalahkan  oleh
Ken Arok. Dengan kekalahan Kertajaya itu berakhir pula kerajaan Kediri.

11. JAYAKATWANG (1292-1293)


Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun kembali
Kerajaan Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus
membunuh Raja Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun
akibat serangan menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah
Kerajaan Kediri.
Dari Raja-Raja di atas, dapat diperoleh informasi, bahwa:
1. Pendiri Kerajaan Kediri adalah Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah
Samarawijaya.
2. Raja terkenal di Kerajaan Kediri adalah Jayabhaya.
3. Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya, namun berhasil dibangun
kembali oleh Jayakatwang meskipun hanya bertahan satu tahun saja. Jadi bisa
dikatakan juga bahwa raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Jayakatwang.

D. KEHIDUPAN KERAJAAN KEDIRI


Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang berdiri pada abad XI Masehi dan
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan oleh Mpu Sindok
dari Dinasti Isyana. Kerajaan ini terletak di wilayah pedalaman Jawa Timur. Kerajaan ini
merupakan hasil dari pembagian wilayah Kerajaan Medang Kamulan yang dibagi
menjadi dua yakni Panjalu dan Jenggala.

Nama Keraajaan Kediri sebelumnya adalah Panjalu. Adapun kehidupan politik,


agama, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut :
1. Kehidupan Politik
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja Kediri,
Samarawijaya selalu berrselisih paham dengan saudaranya, Mapanji Garasakan
yag berkuasa di Jenggala. Keduanya merasa berhak atas seluruh takhta Raja
Airlangga (Kerajaan Medang Kamulan) yang meliputi hampir seluruh wilayah
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Akhirnya perselisihan tersebut
menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan
tersebut dimenangkan oleh Samarawijaya dan berhasil menaklukan Jenggala.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah
Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil
kembali menaklukan Jenggala yanga sempat memberontak ingin memisahkan
diri dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam prasasti Hantang
yang beraangka tahun 1135.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya Panjalu
menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah dari
Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selam perang
melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam kitab
Bharatayuda. Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh. Bharatayuda memuat kisah perang perbutan takhta Hastinapura antara
keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah pertikaian anatar Panjalu dan
Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda dianggap
sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas
seluruh wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja
Kediri, Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan
Dewa Wisnu. Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai lambang
Kerajaan Kediri.

Pada masa pemerintahan Ketajaya Kerajaan Kediri mulai mengalami


kemunduran. Raja Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer dengan
mengurangi hak-hak brahmana. Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana
yang mengungsi ke wilayah Tumapel yang dkuasai oleh Ken Arok. Melihat
kejadian ini Kertajaya memutuskan untuk menyerang Tumapel. Akan tetapi
pertempuran di Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan dan
Kertajaya terbunuh. Sejak saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya
digantikan oleh Singasari.

2. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius. Mereka
menganut ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai peninggalan
arkeolog yang ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di candi
Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar belakang
agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah Dewa
Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma
menjadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah
satu pemujaan yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra
yang disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.

3. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan.
Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar
Sungai Brantas. Pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya
komoditas utama perdagangan. Sektor perdagangan Kediri dikembangkan
melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang-barang yang
diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-
rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah Asia.
Mereka memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka
membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu
Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia,
Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju
Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam
lalu lintas perdagangan dunia.

4. Kehidupan Sosial Budaya


Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan
Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan,
masyarakat Kedri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
 Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat
dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok
pelayannya.
 Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang
terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilyah thani
(daerah).
 Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang
tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara
resmi.

Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra


berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda
berhasil digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh
menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa. Selanjutnya pada masa
pemerintahan Kameswara  muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh
Mpu Dharmaja serta kirab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu
Tanakung. Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama
Mpu Monaguna yang menulis kitab Sumansantaka dan Mpu Triguna yang
menulis kitab Kresnayana.

5. Hasil Budaya
Adapun hasil budaya dari Kerajaan Kediri antara lain :
 Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat
daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter
dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini
dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun
1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415

 Candi Gurah
Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun
1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km
dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena
kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur Kembali

 Candi Tondowongso
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang
ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa
Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai
penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30
tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya),
meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang
sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya
sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini
diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-
masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa
Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra
namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan
atau hasil pahatan.

 Arca Buddha Vajrasattva


Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad
X/XI). Dan sekarang merupakan Koleksi Museum für Indische Kunst,
Berlin-Dahlem, Jerman

 Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa
Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini
disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya
pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194. 
 Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm,
lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di
sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf
Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa
dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang
lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang
berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi
panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu
sisi prasasti. 

 Prasasti Jari
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa
pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati
Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum
terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan
untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri,
misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.

 Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon
kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar
luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang
merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker. 
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi
Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah
dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek. 
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira
– kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi
Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi
Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh
laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki
– laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan. 

 Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon
kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar
luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang
merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker. 
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi
Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah
dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek. 
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira
– kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi
Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi
Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh
laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki
– laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan. 

 Prasasti Panumbangan
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan
prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa
Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar
ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa
Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang
dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam
prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.

 Prasasti Talan
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar.
Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini
adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam
bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi
prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang
masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun
lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari
Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan
menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari
kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut
dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha. Raja
Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang
amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai
macam hak istimewa.

E. KEMUNDURAN/KEHANCURAN KERAJAAN KEDIRI


Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam
Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan
kaum Brahmana, perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya memerintahkan kaum
Brahmana untuk menyembah dia sebagai raja, namun para kaum Brahmana menolak
dan kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok
juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kediri.
Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi dekat Desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil
menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan
Kediri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.

Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah
kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati
Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sstrajaya. Pada tahun
1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.

Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara,


karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok.
Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali kerajaan
Kediri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang
dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, kami dapat
menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
1. Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa
di Nusantara.
2. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram
Kuno menjadi dua bagian.
3. Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.

B. SARAN
Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah Kerajaan
Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa
Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan
Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti
Baru yaitu Isyana.
Menurut Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka
kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan
mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja
yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian kita akan
menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang sebagai pemuda-pemudi bangsa
sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/PurnaSenda/kerajaan-kediri-15219260?related=1
http://kumsej.blogspot.com/2012/11/dinasti-kediri_18.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:iLha9ZnvvHsJ:macheda.blog.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/kerajaan_panjalu_ciamis
http://taniacaroline.wordpress.com/2010/08/18/kerajaan-medang-kamulan/
http://tatkalam.blogspot.com
http://ilhamblogindonesia.blogspot.com/2013/08/10-benda-benda-dan-bangunan-
peningalan.html#ixzz3Jec3BzxC
http://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga
http://sejarahn.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://okkybrawid.blogspot.com/
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://www.google.co.id/image
http://www.materisma.com/2014/08/sejarah-kerajaan-kediri-kehidupan.html?m=1
http://juragansejarah.blogspot.in/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html?m=1
http://pendidikan4sejarah.blogspot.in/2011/01/kerajaan-kediri.html?m=1
https://prezi.com/ojv9wlodr9sp/sejarah-kerajaan-kediri/
https://indriblb.wordpress.com/2013/06/26/raja-raja-di-kerajaan-kediri/comment-page-1/
http://www.eastjava.com/tourism/kediri/ina/history.html
http://sejarahn.blogspot.in/2012/05/normal-0-false--false-false-in-x-none-x.html?m=1
http://jaluherlambang.blogspot.in/2012/11/makalah-kerajaan-kediri.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai