Kerajaan kediri
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Aditya Naura
2. Naura Fadhilah Aditya
3. Amelia Nafisah
4. Mada Paska Amadeo
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia yang
membahas tentang Kerajaan Kediri ini.
Makalah yang kami buat ini meliputi : Sejarah Perkembangan Kerajaan Kediri, Letak
Kerajaan, Nama-nama Rajanya, Kehidupan Kerajaan, dan Kemunduran/Kehancuran dari
Kerajaan Kediri ini. Selain itu, disini kami juga melampirkan isi yang singkat sehingga mudah
untuk dipahami.
Kepada Ibu Cucu R yang telah memberikan dorongan untuk menulis makalah ini, kami
ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami buat ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mohon saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang kerajaan-kerajaan
Hindu Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12,
tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram
kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah
menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota
api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat
makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri,
sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa
Timur ini.
B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak lokasi Kerajaan Kediri?
2. Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
3. Siapa saja Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri?
Siapakah pendiri Kerajaan Kediri?
Siapakah Raja yang paling terkenal di Kerajaan Kediri?
Siapakah Raja terakhir yang memerintah di Kerajaan Kediri?
4. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Kediri?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang politik?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang agama?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang ekonomi?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang sosial budaya?
Apa saja hasil budaya dari Kerajaan Kediri?
5. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa pemerintahan
Kerajaan Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan masa kehancuran atau
kemunduran Kerajaan Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai
materi kelas X tentang Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-Budha di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2. SAMARAWIJAYA (1042)
Samarawijaya adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama sekaligus
pendiri Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti berlangsung
berapa lama masa pemerintahannya. Kemungkinan Raja Samarawijaya memulai
pemerintahannya pada saat pemisahan Kerajaan oleh Airlangga, yaitu sekitar
tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang sama dengan tahun yang tertulis
di Prasasti Pamwatan.
3. JAYASWARA (1104-1115)
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam Prasasti
Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti langsung
Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan
sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra). Pada masanya
Kresnayana dikarang Mpuh Triguna.
4. BAMESWARA (1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam Prasasti
Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan Prasasti
Tangkilan (1130).
5. JAYABHAYA (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri Jayabhaya
yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan
Kakawin Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi
kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri
berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan
Kerajaan Kediri.
6. SARWESWARA (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan dalam
Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).
7. ARYESWARA (1169-1180/1181)
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam
Prasasti Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).
9. KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang disebutkan dalam
Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala.
2. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius. Mereka
menganut ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai peninggalan
arkeolog yang ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di candi
Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar belakang
agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah Dewa
Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma
menjadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah
satu pemujaan yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra
yang disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.
3. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan.
Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar
Sungai Brantas. Pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya
komoditas utama perdagangan. Sektor perdagangan Kediri dikembangkan
melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang-barang yang
diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-
rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah Asia.
Mereka memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka
membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu
Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia,
Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju
Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam
lalu lintas perdagangan dunia.
5. Hasil Budaya
Adapun hasil budaya dari Kerajaan Kediri antara lain :
Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat
daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter
dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini
dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun
1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415
Candi Gurah
Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun
1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km
dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena
kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur Kembali
Candi Tondowongso
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang
ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa
Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai
penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30
tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya),
meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang
sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya
sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini
diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-
masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa
Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra
namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan
atau hasil pahatan.
Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa
Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini
disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya
pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.
Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm,
lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di
sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf
Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa
dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang
lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang
berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi
panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu
sisi prasasti.
Prasasti Jari
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa
pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati
Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum
terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan
untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri,
misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.
Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon
kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar
luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang
merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker.
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi
Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah
dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira
– kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi
Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi
Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh
laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki
– laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan.
Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon
kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar
luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang
merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker.
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi
ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi
Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah
dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira
– kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi
Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi
Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh
laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki
– laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan.
Prasasti Panumbangan
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan
prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa
Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar
ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa
Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang
dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam
prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.
Prasasti Talan
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar.
Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini
adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam
bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi
prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang
masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun
lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari
Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan
menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari
kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut
dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha. Raja
Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang
amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai
macam hak istimewa.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah
kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati
Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sstrajaya. Pada tahun
1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, kami dapat
menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
1. Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa
di Nusantara.
2. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram
Kuno menjadi dua bagian.
3. Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.
B. SARAN
Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah Kerajaan
Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa
Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan
Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti
Baru yaitu Isyana.
Menurut Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka
kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan
mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja
yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian kita akan
menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang sebagai pemuda-pemudi bangsa
sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna membangun bangsa yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/PurnaSenda/kerajaan-kediri-15219260?related=1
http://kumsej.blogspot.com/2012/11/dinasti-kediri_18.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:iLha9ZnvvHsJ:macheda.blog.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/kerajaan_panjalu_ciamis
http://taniacaroline.wordpress.com/2010/08/18/kerajaan-medang-kamulan/
http://tatkalam.blogspot.com
http://ilhamblogindonesia.blogspot.com/2013/08/10-benda-benda-dan-bangunan-
peningalan.html#ixzz3Jec3BzxC
http://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga
http://sejarahn.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://okkybrawid.blogspot.com/
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://www.google.co.id/image
http://www.materisma.com/2014/08/sejarah-kerajaan-kediri-kehidupan.html?m=1
http://juragansejarah.blogspot.in/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html?m=1
http://pendidikan4sejarah.blogspot.in/2011/01/kerajaan-kediri.html?m=1
https://prezi.com/ojv9wlodr9sp/sejarah-kerajaan-kediri/
https://indriblb.wordpress.com/2013/06/26/raja-raja-di-kerajaan-kediri/comment-page-1/
http://www.eastjava.com/tourism/kediri/ina/history.html
http://sejarahn.blogspot.in/2012/05/normal-0-false--false-false-in-x-none-x.html?m=1
http://jaluherlambang.blogspot.in/2012/11/makalah-kerajaan-kediri.html?m=1