0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan3 halaman
Panduan Praktik Klinis menjelaskan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara paru yang progresif akibat inflamasi paru abnormal terhadap partikel berbahaya. PPOK didiagnosis berdasarkan riwayat sesak napas yang diperberat aktivitas dan pemeriksaan fisik serta spirometri yang menunjukkan penurunan FEV1/FVC. Pengobatan PPOK meliputi oksigen, bronk
Panduan Praktik Klinis menjelaskan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara paru yang progresif akibat inflamasi paru abnormal terhadap partikel berbahaya. PPOK didiagnosis berdasarkan riwayat sesak napas yang diperberat aktivitas dan pemeriksaan fisik serta spirometri yang menunjukkan penurunan FEV1/FVC. Pengobatan PPOK meliputi oksigen, bronk
Panduan Praktik Klinis menjelaskan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara paru yang progresif akibat inflamasi paru abnormal terhadap partikel berbahaya. PPOK didiagnosis berdasarkan riwayat sesak napas yang diperberat aktivitas dan pemeriksaan fisik serta spirometri yang menunjukkan penurunan FEV1/FVC. Pengobatan PPOK meliputi oksigen, bronk
1. Pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang
(Definisi) ditandai dengan adanya keterbatasan aliran udara kronis kronis dan perubahan patologis pada paru-paru, beberapa memiliki efek ekstra pulmonal. Ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Keterbatasan aliran udara biasanya progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel berbahaya atau gas. 2. Anamnesis 1. Sesak napas yang diperberat oleh latihan 2. Batuk-batuk kronis 3. Sputum yang produktif 4. Faktor resiko (Perokok akti/pasif, tinggal didaerah berpolusi, lingkungan kerja industri kapas, pertambangan batu bara, pertambangan emas, 5. Defisiensi a1 antitripsi) 3. Pemeriksaan 1. Laju nafas meningkat >20 kali/menit, bila sesak nafas fisik berat : sianosis(hipoksia berat), retraksi intrercostal. 2. Pemeriksaan paru : barrel chest : meningkatnya diameter anteroposterior, (merupakan tanda hiperinflasi), diafragma letak rendah, suara nafas melemah, dapat ditemukan ronki dan wheezing 3. Suara jantung melemah. Pada PPOK berat dapat ditemukan gagal jantung kanan, kor pulmonal : bunyi jantung kedua meningkat, distensi vena jugular, 4. Kongesti hati, edema mata kaki. 4. Kriteria 1. Memenuhi kriteria anamnesis no. 1 dan no. 3 diagnosis 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik no 1 5. Diagnosis kerja Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Ppok) 6. Diagnosis 1. Asma bronchial banding 2. Gagal jantung kongestif 3. Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain seperti : bronkiektasis. 4. Tuberkulosis 7. Pemeriksaan 1. Uji Sperometri (standar baku) penunjang a. Volume Ekspirasi Paksa (VEP) / Kapasitas Vital Paru (KVP) atau FEV/FVC <70% b. Meningkatnya kapasitas total paru-paru, kapasitas residual fungsional, dan volume residual. 2. Rongen Thorak : paru-paru hiperinflasi, diafragma mendatar 3. Analisa Gas Darah 4. Level serum a1 antitripsin sesuai indikasi 8. Tata laksana 1. Oksigen terkontrol Cara: Nasal 1-2 L/menit Venturi mask FIO2 24-28 % (fraction inspiration oxygen) Sasaran: PaO2 60-65 mmHg atau SaO2 > 90 % 2. Bronkodilator Agonis beta 2 + antikolinergi diberikan 3-4 x/hari dengan nebuliser atau MDI ( metered dose inhaler ) dengan spacer. Jika tidak ada fasilitas agonis beta 2 dapat diberikan subkutan. 3. Antibiotika Indikasi: eksaserbasi karena infeksi bakteri Pilih antibiotika yang masih sensitif terhadap S. pneumoniae, H. influenzae, M. catarrhalis Pilihan antibiotika: amoxicilin, cotrimoxasol, erytromycin, doxycycline Alternatif: co amoxiclav, cephaclor, claritromycin, azithromycin. 4. Mukolitik Saat eksaserbasi mukolitik seperti N asetyl cystein tidak menunjukkan manfaat. 5. Kortikosteroid Indikasi:eksaserbasi berat Dosis: exact dose belum diketahui. Prednisolon 30-40 mg/hari selama 10-14 hari optimal bila ditinjau dari sudut efikasi dan keamanan. Kortikosteroid dapat diberikan IV atau oral. 6. Cairan dan elektrolit. Perlu dimonitor. 7. Nutrisi Tatalaksana:tinggi protein rendah karbohidrat. protein > 1,5 mg/kgBB/hari
9. Edukasi Penjelasan mengenai perjalanan penyakit dan rencana
pengobatan : 1. Edukasi jenis penyakit dan perjalanannya 2. Edukasi pengobatan 3. Edukasi nutrisi/pola hidup 10.Prognosis Ad Vitam: dubia ad bonam/ malam Ad sanationam: dubia ad bonam/ malam Ad fungsionam: dubia ad bonam/ malam 11.Tingkat evidens IV
12.Tingkat C rekomendasi 13.Indicator 14.Kepustakaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: KMK HK. 01.07/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di FKTP.