Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF

KRONIS ( PPOK)

No Dokumen : SOP/UPTD
PKM. B/BAB IV/76/2024
SOP No.Revisi :0
Tanggal Terbit : 15-01-2024
Halaman : 1/4

UPTD PUSKESMAS Neni T. Dj. Hello, A.Md.KG


BOLOU NIP.19750217 199312 2 001
1. Pengertian PPOK dalah penyakit paru kronik yang dapat di cegah dan di
obati,di karateristikan dengan hambatan aliran udara yang
persisten,progresif yang berhubungan dengan peningkatan respon
inflamasi kronis di paru terhadap partikel dan gas berbahaya,
Eksaserbasi dan komorbid berkontribusi terhadap keseluruhan
keparahan tiap individu.

2. Tujuan Sebagai acuan daLam penatalaksanaan penyakit influenza di


UPTD Puskesmas Bolou

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bolou No:


29/KEP/PRIO/UPTD PKM.B/ I /2024 tentang pemeriksaan PTM

4. Referensi Buku paduan praktek klinis bagi Dokter di fasilitas pelayanan


kesehatan primer Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

5. Langkah - 1. ATK
Langkah 2. Buku rekam medis
3. Tensimeter
4. Thermometer
5. Stetoskop
6. Lampu senter
7. Tabung oksigen
8. Masker sungkup
9. Kanul hidung
10. Nebulizer
a. Petugas melakukan tindakan asepsis dan antisepsis
b. Petugas menerima status pasien dari ruangan ttv
c. Petugas memanggil pasien sesuai nomer urut
d. Petugas memeriksa hasil kelengkapan ttv
e. Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksaan dokter
f. Dokter melakukan anamnesa
 Sesak napas
 Kadang-kadang di sertai menggigil
 Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
 Rasa berat di dada
g. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
 Inspeksi:sianosis sentral pada membran mukosa mungkin
di temukan abnormalitas dinding dada ,barrel chest, laju
respirasi istrahat meningkat lebih dari 20x/menit dan pola
napas lebih dangkal
 Palpasi dan perkusi:sering tidak di temukan kelainan pada
PPOK irama jantung di apeks mungkin sulit di temukan
karna,hiperinlasi paru, hiperinflasi menyebabkan hati letak
rendah dan mudah di palpasi
 Askultasi: mengigil selama pernapasan bisa menunjukan
keterbatasan aliran udara. Rongki basah dan kasar saat
inspeksi dapat di temukan bunyi jantung terdengar lebih
keras di area xiphoideus.
Dokter melakukan pemeriksaan penunjang,pemeriksaan
penunjang yang dapat di lakukan adalah uji jalan 6 menit yang di
modifikasi.untuk di puskesmas dengan secara terbatas , evaluasi
h. yang dapat di gunakan adalah keluhan lelah yang timbul
atau bertambah sesak
i. Petugas menegakan diagnosa dan membuat resep untuk
pasien penatalaksanaan .
- Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya
penyakit dan mempertahankan keadaan stabil
- Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan B2
agonis (salbutamol)dengan golonganxatin.masing-
masing dalam dosis suboptimal,sesuai berat badan dan
berat nya penyakit,untuk dosis pemeliharaan ,Aminofilin
100-150 mg kombinasi dengan salbutamol 1 mg.
- Kortikosteroid di gunakan dalam bentuk inhalasi ,bila
tersedia
- Ekspetoran dengan obat batuk hitam ( OBH) ,
mukolitik(ambroxsol) dapat di berikan bila sputum
mukoid.
Penatalaksanaan ppok eksaserbasi
- Oksigen
- Bronkodilator pada kondisi eksaserbasi,dosis dan atau
frekuinsi Bronkodilator kerja pendek di tingkatkan dan di
kombinasikan dengan antikolinergik, Bronkodilator yang
di sarankan adalah inhalasi,jika tidak tersedia,obat dapat
di berikan secara injeksi ,
- Kortiskoteroid di berikan dalam dosis 30 mg/hari di
berikan maksimal selama 2 minggu
- Antibiotik yang tersedia di puskesmas
- Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale dapat di berikan
dioretik dan perlu berhati-hati dalam pemberian cairan
j. Kriteria rujukan
- Untuk memastika diagnosis dan menentukan
tingkat derajad ppok
- Rujukan penatalaksanaan jangka panjang
6. Dokumen 1. Rekam medis
Terkait 2. Formulir inform consent
3. Formulir rujukan pemeriksaan laboratorium
4. Formulir rujukan rumah sakit
5. Resep obat
7. Unit Terkait 1. Loket
2. UGD
3. Laboratorium
4. Apotik

Anda mungkin juga menyukai