1. Pengertian PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati,
dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang persisten,
progresif dan berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi
kronis di paru terhadap partikel dan gas berbahaya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menerapkan
penatalaksanaan pada pasien dengan PPOK.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang pelayanan klinis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah uji jalan
6 menit yang dimodifikasi. Untuk di Puskesmas dengan sarana
terbatas, evaluasi yang dapat digunakan adalah keluhan lelah
yang timbul atau bertambah sesak. Skrining faktor resiko
dengan menggunakan kuesioner PUMA.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan bila fasilitas tersedia:
a. Spirometri
b. Peak flow meter (arus puncak respirasi)
c. Pulse oxymetry
d. Analisis gas darah
e. Foto toraks
f. Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
3. Penata laksanaan
Tujuan penata laksanaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama:
a. Mengurangi laju beratnya penyakit
b. Mempertahankan PPOK yang stabil
c. Mengatasi eksaserbasi ringan
• Oksigen
• Bronkodilator
d. Merujuk ke rumah sakit penatalaksanaan PPOK stabil
Gejala Keterangan
Sesak Progresif, sesak bertambah berat seiring berjalannya
waktu) Bertambah berat dengan aktivitas Menetap sepanjang
hari. Dijelaskan oleh bahasa pasien sebagai “Perlu usaha
untuk bernafas”, berat,sukar bernafas dan terengah-engah
Batuk Kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak . Batuk
konik berdahak Setiap batuk kronik berdahak dapat
mengindikasikan PPOK. Riwayat terpajang faktor risiko,
Merokok
Paparan asap rokok
Debu
Bahan kimia ditempat kerja
Asap dapur menggunakan bahan bakar
kayu
Tinggal di wilayah risiko kebakaran hutan
Riwayat Keluarga menderita PPOK
e. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya
penyakit dan mempertahankan keadaan stabil.
• Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi
golongan β2 agonis (salbutamol) dengan golongan xantin
(aminofilin dan teofilin). Masing-masing dalam dosis
suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya penyakit.
Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-150 mg
kombinasi dengn salbutamol 1 mg.
• Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi,
bila tersedia.
• Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)
• Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum
Mukoid.
Kriteria Rujukan
Rujukan dari Puskesmas dan pelayanan kesehatan primer ke
rumah sakit/ Spesialis Paru dilakukan bila:
• Rujukan untuk diagnosis dan derajat PPOK
• PPOK eksaserbasi setelah mendapat penanganan awal
• Pengobatan jangka panjang dengan sistem rujuk balik
6. Bagan Alir