Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Norahasanah 1140970120068
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Penyakit
Cor pulmonal adalah kondisi terjadinya pembesaran jantung kanan (dengan atau
tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang mempengaruhi struktur,
perubahan dalam struktur dan fungsi ventrikel kanan yang disebabkan oleh gangguan
ventrikel kanan yang disebabkan oleh kelainan fungsional dan struktural paru. (WHO,
1993). Cor pulmonal adalah suatu keadaan patologis akibat hipertropi/dilatasi ventrikel
kelaianan penyakit parenkim paru, kelainan vascular paru dan gangguan fungsi paru.
(Braunwahl, 1980). Cor Pulmonal dapat bersifat akut akibat adanya emboli paru yang
Informasi yang didapat bisa berbeda-beda antara penderita yang satu dengan
yang lain tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan cor pulmonal.
a. Umum
gagal jantung.
b. Klinis
1) Cor Pulmonal akibat emboli paru: sesak tiba-tiba pada saat istirahat,
2) Cor Pulmonal dengan PPOM: sesak nafas disertai batuk yang produktif.
3
dyspnea.
5) Cor Pulmonal dengan kelainan jantung kanan: bengkak pada perut dan
penyakit parunya yaitu batuk produktif kronik, dyspnea karena olahraga, wheezing
c. Tambahan
C. Patofisiologi
atau kompensasi dari peningkatan dalam afterload. Jika resistensi vaskuler paru-paru
meningkat dan tetap meningkat, seperti pada penyakit vaskuler atau parenkim paru-
paru, peningkatan curah jantung dan pengerahan tenaga fisis dapat meningkatkan
tekanan arteri pulmonalis. Afterload ventrikel kanan secara kronis meningkat jika volume
dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang pada suatu waktu akan memengaruhi
jantung, menyebabkan pembesaran ventrikel kanan, dan sering kali berakhir dengan
gagal jantung.
seperti pada emfisema dan emboli paru-paru. Akibatnya akan terjadi peningkatan
Arterial mean pressure pada paru-paru sebesar 45 mmHg atau lebih dan dapat
menimbulkan cor pulmonal. Ventrikel kanan akan hipertropi dan mungkin diikuti oleh
D. Penatalaksanaan Medis
jantungnya.
untuk memperbaiki pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri puhnonal serta
hiperkapnia.
Selain hal tersebut di atas, dianjurkan pula perawatan yang dilakukan di rumah
(home care) karena penatalaksanaan dari penyakit ini berhubungan dengan pengobatan
terhadap penyakit yang menyebabkannya, dan biasanya dalam jangka waktu yang
lama.
5
E. Penatalaksanaan Keperawatan
1.Pengkajian
Nama, Jenis kelamin, Usia (terjadi pada orang dewasa dan pada anak- anak,
paling sering ditemukan adalah pada lansia karena sering didapati dengan kebiasaan
b. Keluhan Utama
mudah letih, sesak, nyeri dada, batuk yang tidak produktif. Perlu juga ditanyakan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), fibrosis paru, fibrosis pleura, dan yang
f. 11 Pola Gordon
menurun.
6
3) Pola eliminasi
Perlu dikaji pola BAK dan BAB pada pasien cor pulmonal apakah
Adanya sesak napas dan nyeri dada akan menganggu aktivitas serta
peran
Karena nyeri dan sesak napas biasanya akan meningkatkan emosi dan
ibadah klien.
Hasil
Gangguan
1 pertukaran Setelah dilakukan 1. Kaji fungsi pernafasan contoh 1. Berguna dalam evaluasi
1. gas berhubungan tindakan keperawatan selama bunyi nafas, kecepatan, irama derajat distress pernapasan
denganhipoksemia 3x24 jam, pasien dapat dan kedalam dan penggunaan dan atau kronisnya proses
menetap, refraktori dan oksigen yang adekuat untuk 2. Posisikan semi fowler. Dorong 2. Pengiriman oksigen dapat
kebocoran interstisial keperluan tubuh dengan nafas perlahan atau nafas bibir diperbaiki dengan posisi
pulmonal/alveolar pada kriteria hasil: sesuai kebutuhan atau toleransi duduk tinggi dan latihan nafas
status cedera kapiler 1. Klien tidak mengalami individu. untuk menurunkan kolaps
paru. sesak napas. 3. Auskultasi bunyi nafas, catat area jalan nafas, dispnea dan kerja
3. Tidak ada tanda-tanda 4. Anjurkan pasien untuk membatasi karena aliran udara atau area
5. Saturasi O2 dalam rentang indikasi hasil GDA dan toleransi menunjukkan cairan pada
jantung.
pasien
5. Dapat memperbaiki /
mencegah memburuknya
hypoxia.
Ketidakefektifan
2 polaSetelah dilakukan tindakan 1. Obserfasi TTV (RR atau 2. Mengetahui keadekuatan
2 napas berhubungan keperawatan selama 3x24 jam frekuensi permenit) frekuensi pernapasan dan
11
Dengan sempitnyadiharapkan pola nafas klien efektif Berikan posisi fowler atau semi fowler keefektifan jalan napas
lapang respirasi dandengan kriteria hasil: 2. Ajarkan teknik napas dalam dan 2. Memaksimalkan ekspansi
penekanan toraks. 1. Pasien menunjukkan frekuensi atau pernapasan bibir paru, menurunkan kerja
Ketidakseimbangan
3 Setelah dilakukan indakan 1. Monitor berat badan pasien 1. Mengetahui perkembangan
3. nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam,2. 2. Anjurkan pasien makan asupan nutrisi pasien
kebutuhan tubuh diharapkan nafsu makan makanan dalam porsi kecil 2. Menjaga asupan nutrisi pasien
berhubungan dengan membaik dengan kriteria hasil: tapi sering 3. Diharapkan dapat
penurunan
1. nafsu 1. Gizi untuk kebutuhan 3. Sajikan makanan dalam meningkatkan selera makan
2. 2. Massa tubuh dan berat badan 4. Anjurkan pasien untuk 4. Menghindari rasa mual
klien berada dalam batas normal. menjaga kebersihan mulut sehingga diharapkan dapat
Intoleransi
4 aktifitas Setelah dilakukan 1. Kaji respon pasien terhadap 1. Menetapkan kemampuan
4. berhubungan dengan tindakan keperawatan selama aktifitas, catat laporan dispnea, kebutuhan pasien dan
kelemahan fisik dan 3x24 jam, diharapkan aktivitas peningkatan memudahkan pilihan
kriteria hasil, klien akan : perubahan tanda vital selama dan 2. Tirah baring dipertahankan
yang dapat diukur dengan dalam rencana pengobatan dan metabolik menghemat eneri
penyembuhan
14
G. Rencana Evaluasi
kapiler paru.
Rencana Evaluasi :
keletihan
Rencana Evaluasi :
S : pasien mengatakan badannya terasa segar dan tidak lemah lagi dan mulai
(16-20x/menit), tidak menggunakan oksigen, klien terlihat dapat berjalan sendiri menuju
Daftar Pustaka
Doenges, Marylinn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi Ketiga. EGC, Jakarta
Bedah.Jakarta:EGC