2
ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2018.11.2.96
1) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Jl dr
Suparno Karangwangkal Purwokerto 53123, Indonesia
2) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Jl dr Suparno
*)E-mail : coltisistiarani@yahoo.co.id
Abstrak
Kecamatan Purwokerto Selatan masuk dalam zona merah penyebaran HIV/ AIDS di Kabupaten Banyumas. Oleh
karenanya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dalam pencegahan HIV/ AIDS. Selama ini
salah satu kendala pencegahan penularan HIV dan AIDS justru berasal dari keluarga. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif melalui metode phenomenology, yaitu dengan melihat persepsi tindakan individu.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada informan utama yaitu suami dan istri. Informan
utama berjumlah enam pasangan suami istri sedangkan informan pendukung berjumlah 3 informan untuk
triangulasi sumber. Analisis data menggunakan content analysis. Hasil penelitian menggambarkan bahwa informan
telah mengetahui informasi tentang HIV/ AIDS, cara penularan, serta pencegahannya. Temuan di lapangan
menunjukkan bahwa pencegahan HIV belum dilakukan secara maksimal baik oleh suami maupun istri. Hal ini
disebabkan istri tidak memiliki kontrol terhadap suami tentang perilaku seksual. Sosialisasi tentang pencegahan
HIV/ AIDS serta upaya pemberdayaan keluarga juga belum optimal dilaksanakan terkait pendidikan kesehatan
dalam mencegah penularan HIV/ AIDS. Tindak lanjut penelitian ini yaitu pentingnya upaya penyebarluasan
informasi tentang HIV/ AIDSkepada keluarga dan masyarakat.
There are still many obstacles in prevention program of HIV and AIDS, especially for prevention program with
family-based. Southern Purwokerto Subdistrict is in the red zone of HIV and AIDS spread in Banyumas District.
The purpose of the study was to examine the role of families in preventing HIV and AIDS. This type of research
was qualitative research through phenomenology method by seeing perception about individual action. Data
collection was conducted through in-depth interviews to key informants that were husbands and wives informant.
The main informants were 6 husbands and wives couples while the comparison informants were 3 informants for
the source triangulation. Data analysis used content analysis. The results of this study illustrated that the couples
already know about HIV/ AIDSinformation, how to spread HIV and AIDS, and how to prevent HIV and AIDS. The
role of HIV prevention had not been done optimally either by husband and wife. Wife had no control over her
husband about sexual behavior. Socialization on HIV/ AIDSprevention and family empowerment efforts was also
not optimally implemented related to health education in preventing HIV/ AIDStransmission. The follow up of this
research is the importance of efforts to disseminate information about HIV and AIDS to families and communities.
Key words : AIDS, HIV, family, perception, stigma
terhadap ODHA sedangkan yang tidak dan tokoh masyarakat. Batasan konsep dalam
melakukan stigma sebanyak 45,5 persen. Hasil penelitian ini mengidentifikasi pemahaman
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa informan tentang penyakit HIV dan AIDS,
terdapat hubungan antara pengetahuan penyebab HIV/AIDS, penularan HIV/AIDS.
dengan stigma tokoh agama terhadap ODHA. Penelitian ini juga mengidentifikasi pemahaman
Berdasarkan pemaparan berbagai fakta stigma HIV dan AIDS dan tindakan yang
empiris di atas maka penelitian ini mempunyai dilakukan jika berhadapan dengan penderita
tujuan untuk mengidentifikasi gambaran HIV/ AIDS serta upaya yang dilakukan untuk
tentang peran keluarga dalam pencegahan mencegah HIV dan AIDS.
HIV/ AIDSsehingga diperoleh pemahaman
tentang penyakit dan stigma HIV AIDS, Langkah pengumpulan data meliputi tahap
persepsi stigma, serta upaya yang dilakukan pralapangan, menentukan daerah/lokasi
individu dan keluarga dalam upaya penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan
pencegahan HIV dan AIDS. menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan informan, pertimbangan etika
METODE penelitian. Etika penelitian dilakukan dengan
cara memberitahukan secara terbuka maksud
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan dan tujuan penelitian, menghargai informan,
metode phenomenology yaitu studi memahami serta menuliskan segala yang diinformasikan
pengalaman tentang fenomena dan situasi. informan sesuai dengan keadaan aslinya.
Phenomenology merupakan bagian Pengolahan dan analisis data dikumpulkan dan
pemahaman informan terhadap fenomena yang dituliskan dalam bentuk laporan lapangan.
muncul dalam kesadaran dan pengalaman Setelah pengolahan data, proses selanjutnya
informan. Tujuan dari metode phenomenology yaitu interpretasi atau penafsiran data (Martha
adalah untuk memberikan gambaran yang & Kresno, 2016). Data penelitian dianalisis
akurat dari fenomena yang dipelajari. menggunakan proses induktif, artinya data
Phenomenology bukan hanya metode dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian
penelitian tetapi juga filosofi dan pendekatan. disimpulkan secara umum. Analisis data yang
Peneliti berusaha memahami arti yang lebih digunakan menggunakan metode content
dalam dan lebih lengkap dari sekadar analysis, yaitu analisis berdasarkan topik dan
pengalaman tertentu (Martha & Kresno, 2016). masing-masing wawancara terdiri dari
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan beberapa topik dalam kategori.
Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan
Kabupaten Banyumas.Kecamatan Purwokerto HASIL
Selatan merupakan zona merah di Kabupaten
Banyumas, Provinsi Jawa Tengah untuk Karakteristik informan utama dan
penyebaran HIV/AIDS. pendukung
Penelitian ini menggunakan proses menggali Dilihat dari usia, informan istri yang paling tua
informasi melalui wawancara mendalam semi berumur 49 tahun dan usia termuda 34 tahun.
terstruktur melalui personal kontak dengan cara Tingkat pendidikan terendah yaitu tamat SD
mencari informan secara langsung di dan pendidikan tertinggi yaitu SMP. Informan
masyarakat. Informan utama sebanyak enam suami paling tua berusia 53 tahun dan usia
pasang suami dan istri. Wawancara mendalam termuda 38 tahun. Berdasarkan tingkat
dilakukan untuk menggali informasi; memahami pendidikan, informan suami memiliki tingkat
pandangan, pengetahuan tentang penyakit pendidikan tertinggi tamat SMA dan paling
HIV-AIDS; persepsi stigma; serta upaya/peran rendah tamat SMP. Informan pendukung terdiri
keluarga dalam pencegahan HIV-AIDS. Teknik atas tokoh agama (satu informan), serta tokoh
pemilihan informan menggunakan teknik masyarakat yaitu Ketua RT (dua informan).
purposive sampling. Kriteria pemilihan informan Informan tokoh masyarakat memiliki pekerjaan
yaitu informan yang berdomisili tetap di sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan usia 45
Kecamatan Purwokerto Selatan dan bersedia tahun dan 60 tahun. Sementara itu, informan
menjadi informan. Kriteria eksklusif yaitu tokoh agama berusia 55 tahun.
informan yang tidak memiliki pasangan karena
telah bercerai/ditinggal pasangan. Pendekatan Berdasarkan wawancara mendalam tentang
untuk mengukur validitas data kualitatif HIV/ AIDS dan stigma, informan menyatakan
dilakukan melalui triangulasi data yaitu telah memahami informasi tentang HIV dan
melakukan wawancara dengan informan AIDS. Informan mengerti bahwa HIV/ AIDS
berbeda yaitu melakukan wawancara terhadap disebabkan oleh virus yang dapat menularkan,
tiga informan pendukung yaitu tokoh agama berbahaya, dan mematikan.
100 SISTIARANI, HARIYADI, MUNASIB, & SARI Jur. Ilm. Kel. & Kons.
informasi HIV dan AIDS serta belum menyatakan lebih dari separuh ibu di daerah
diterimanya program kondom bagi perempuan. perdesaan maupun di perkotaan tidak
Kondom merupakan intervensi yang hemat dan mengetahui tentang HIV dan AIDS secara
sederhana dalam mencegah infeksi HIV. utuh. Ibu di perdesaan dan di perkotaan yang
Penggunaan kondom yang rendah pada tidak memiliki pengetahuan tentang penyebab
laki-laki didasari faktor malu untuk membeli HIV/AIDS sebesar (66,0%), selebihnya kurang
kondom dan berkurangnya kenikmatan pengetahuan tentang tanda dan gejala AIDS.
seksual. Pada perempuan penggunaan Lebih dari tiga perempat ibu baik di perdesaan
kondom yang masih rendah disebabkan (88,0%) maupun di perkotaan (85,6%)
kondom mengganggu kenikmatan seksual dan mengetahui bahwa AIDS harus dicegah.
ketidakmampuan meyakinkan pasangan untuk Persepsi risiko HIV mungkin rendah namun
menggunakan kondom (Katikiro & Njau, 2012). risiko tersebut berkaitan dengan perilaku
suami.
Studi Alo (2013) mengungkapkan bahwa
wanita dibatasi oleh lingkungan sosial dalam Penelitian Yebei, Fortenberry, dan Ayuku
negosisasi seks yang aman. Faktor-faktor yang (2008) menyebutkan bahwa perbedaan jenis
membatasi perempuan antara lain ketakutan kelamin dan wilayah perdesaan dan perkotaan
akan perpisahan dengan suami, dapat berkaitan dengan pengalaman
ketergantungan ekonomi, kekerasan dalam merasakan stigma HIV. Hal tersebut
rumah tangga, dan kesulitan untuk disebabkan wilayah perdesaan dan perkotaan
mengungkapkan kepada suami agar mau berbeda dalam jaringan sosial. Menurut
menggunakan kondom. Peningkatan akses Shaluhiyah Musthofa, dan Widjanarko (2015)
terhadap pendapatan dan pendidikan adalah stigma ODHA pada perempuan yang hidup
penting namun tidak secara langsung dapat dengan HIV dipengaruhi oleh sikap keluarga
memberdayakan perempuan untuk mencegah terhadap ODHA dan persepsi terhadap ODHA.
infeksi HIV. Keterbatasan perspektif perilaku Penelitian Ojikutu et al. (2016) menyebutkan
dan determinan sosial menunjukkan perlunya bahwa perempuan dengan HIV merasakan
model pencegahan kombinasi, yang berfokus stigma dari masyarakat yang mengaitkan
pada faktor sosial, perilaku dan biomedis saling infeksi HIV dengan pekerjaan seks dan banyak
tumpang tindih dalam membentuk hasil pasangan seksual. Intervensi diperlukan untuk
kesehatan. mengurangi stigma dan mempromosikan
kesetaraan gender. Penelitian Butt et al. (2010)
Keputusan keluarga berpengaruh pada menjelaskan bahwa sumber stigma dapat
pemilihan pelayanan kesehatan yang akan berupa budaya. Perempuan yang percaya
diakses dalam pencegahan HIV-AIDS. kepada suaminya karena tidak melakukan
Informan menyatakan tidak pernah melakukan penyimpangan norma karena takut merusak
pemeriksaan HIV/ AIDS karena merasa takut reputasi. Perempuan cenderung menarik diri
dan menganggap pemeriksaan tersebut tidak dari keluarga karena berhubungan dengan
diperlukan dan merasa tidak memiliki gejala sanksi budaya. Upaya perempuan agar tetap
HIV/AIDS. Penelitian Baroroh, Hidayati & terjaga dan terlindungi dari penularan penyakit
Kusumawardani (2014) menyebutkan bahwa HIV/AIDS berkaitan dengan keluarga,
pemeriksaan dilakukan sebagai upaya masyarakat, dan budaya.
pencegahan HIV-AIDS. Apabila belum
melakukannya, hal itu dikarenakan beberapa Menurut Maiorana et al. (2016), strategi
alasan seperti belum adanya keberanian mobilisasi sebagai kunci pencegahan HIV
melakukan tes HIV, adanya perasaan takut namun masih dianggap kurang
mengetahui hasil positif, serta tidak ingin pelaksanaannya. Pemberdayaan dapat
mengetahui status HIV pada diri sendiri. Kinsler membantu memperbaiki perilaku pencarian
et al. (2007) menyatakan bahwa akses yang kesehatan dan mengonsolidasikan norma
tidak baik dari pelayanan kesehatan sangat sosial yang mendukung perilaku pencegahan di
penting untuk meningkatkan status kesehatan, kalangan gay dan transgender. Penelitian
kesejahteraan, dan peningkatan kualitas hidup Masoudnia (2015) menyebutkan bahwa
orang yang positif HIV-AIDS. Penelitian Piper et terdapat pengaruh antara kesadaran warga
al. (2012) menyatakan bahwa sebagian besar tentang HIV/AIDS, sikap, persepsi terhadap
perempuan belum pernah melakukan tes HIV. diskriminasi ODHA, serta faktor budaya yang
Hal ini dikarenakan perempuan memiliki cenderung menstigma dan mendiskriminasi
keyakinan tidak berisiko terkena HIV, risiko pengidap HIV-AIDS. Malave et al. (2014)
tertular HIV yang dipercaya kemungkinan lebih melaporkan bahwa laki-laki lebih banyak
besar terkena pada individu yang belum melakukan pemeriksaan HIV dibanding
menikah. Kajian dari Kaur et al. (2013) perempuan. Hal ini karena perempuan lebih
Vol. 11, 2018 PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN HIV/ AIDS 105
wilayah pegunungan Papua. Pusat Studi The effect of perceived stigma from a
Kependudukan Universitas health care provider on access to care
Cendrawasih Papua dengan University among a low income HIV positive
of Victoria Canada population. AIDS Patient Care and
STDs. 21(8) : 584-592
Dalimoenthe, I. (2011). Perempuan dalam
cengkeraman HIV/AIDS : kajian Lestari, D., Hargono, R., & Subarniati, R.
sosiologis feminis perempuan ibu rumah (2013). Pengembangan Program
tangga. Jurnal Komunitas. 5(1):41-48 Pemberdayaan Peningkatan
Kemandirian Ibu Rumah Tangga
Dunlap, E. (2016). Knowledge, awareness and
Pengidap HIV. Buletin Penelitian Sistem
behavior : HIV and Disasters. Journal
Kesehatan. 16(3) : 283-295
Alcohol Drug Depend. 4(1) : 230
Mahajan, A.P., Sayles, J.N., Patel, V.A.,
Esariti, L. (2016). Determinan analisis gender
Remien, R.H., Ortiz, D., Szekeres, G., &
pada pemberdayaan miskin perkotaan.
Coates, T.J., (2008). Stigma in the
Ruang. 2 (3) : 751-760
HIV/AIDS epidemic: A review of the
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan literature and recommendations for the
keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi way forward AIDS. 2008 Aug; 22(Suppl
ke-5. Jakarta: EGC 2): S67–
S79.DOI: 10.1097/01.aids.0000327438.
Gani, Y., Utomo, S.W. (2016). The relation
13291.62
between knowledge of HIV-AIDS,
attitude, behaviour and the incidence of Maimunah. (2012). Ketidakadilan gender
STIs In Housewives In Bukittinggi City, terhadap perempuan local dalam upaya
West Sumatra province 2013. Asian penanggulangan HIV/AIDS. Jurnal
Journal of Applied Sciences. 4 (3) Masyarakat Kebudayaan dan Politik. 23
:662-668 (1) : 174-183
Gyawali, K., Paneru, D. K., Paudel, D. P., Maiorana, A., Kegeles, S.m Salazar, X., Konda,
Joshi, K. R., & Paudel, M. (2014). K., Santiesteban, A.S., Caceres, C.
Human immunodeficiency virus related (2016). ‘Proyecto Orgullo’ an HIV
knowledge, risk perception and practices prevention, empowerment and
among married women of reproductive community mobilisation intervention for
age: A Cross-sectional study from gay men and transgender women in
Mid-western Development Region, callao/lima, peru. Glob Public Health.
Nepal. Annals of Medical Health 11(7-8): 1076–1092.
Sciences Research. Sep-Oct; 4(5): 786– DOI: 10.1080/17441692.2016.1161814
790.
Malave, S., Ramakrisnhna, J., Heylen, E.,
Kaur, H., Singh, G. P. I., Soni, R. K. (2013). A Bharat, S., Ekstrand, M.L. (2014).
community based study of HIV/AIDS Differences in testing, stigma, and
knowledge among housewives of Rural perceived consequences of
And Urban Background In Punjab. stigmatization among heteroseksual
International Journal of Research and men and women living with HIV in
Health Sciences. 2(1): 236-242 Bengaluru, India. AIDS Care. 26 (3) :
396-403
Katikiro, E. & Njau, B. (2012). Determinant of
behavioural change for condom use Masoudnia, E. (2015). Public perception about
among out of school youths in Tanzania. HIV/AIDS and discriminatory syndrome
Global Journal of Medicine and Public in iran. Sahara Journa of Aspect of
Health. GJMEDPH, 1 (5) HIV/AIDS. 12 (1): 116-122
September-October page 63-53.
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi
www.gjmedph.org.
Penelitian Kualitatif untuk Bidang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo
(2017). Laporan Situasi Perkembangan Persada
HIV/ AIDS dan PIMS di Indonesia
Najib, A. (2015). Pola Kebijakan
Januari-Maret 2017. Direktorat Jenderal
Penanggulangan dan penularan
Pencegahan dan Pengendalian
terhadap perkembangan virus HIV/AIDS
Penyakit ; Jakarta
dan peran pekerja sosial. Panggung
Kinsler, J.J., Wong, M.D., Sayles, J.N., Hukum. 1(2) : 189-216
Davis,C., Cunningham, W.E. (2007).
Vol. 11, 2018 PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN HIV/ AIDS 107
Neuman, M., Obermeyer, M.C., Cherutich, P., Setyadani, A.S. (2013). Perilaku kesehatan
Desclaux, A.H., Ky-zerbo, O., reproduksi pada anak jalanan dengan
Namakhoma, I., Wanyenze, R. (2013) seks aktif di kota semarang. Jurnal
Experiences of stigma, stigma, Kesehatan Masyarakat. 9 (1) : 30-36
discrimination, care and support among
Sistiarani, C., Gamelia, E., & Anandari, D.
people living with HIV : a four country
(2016). Analisis pencegahan HIV/ AIDS
study. AIDS Behaviour. 17 (5) :
pada ibu rumah tangga di Kecamatan
1796-1808
Purwokerto Selatan. Laporan Penelitian
Octavianty, L., Rahayu, A., Rahman, F.,& Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Rosadi, D. (2015). Pengetahuan, sikap Universitas Jenderal Soedirman
dan pencegahan HIV dan AIDS pada (sedang dalam tahap publikasi)
Ibu Rumah Tangga. Jurnal Kemas. 11
Shaluhiyah, Z., Hasyim, H., Amiruddin, R,
(1) : 53-58
Syarifah, Nopriadi, Subirman, Mardjan,
Ojikutu, B.O., Pathak, S., Srithanaviboncai, K., Momongan, N., Prabawa, A., Virani, D.,
Limbada, M., Friedman, R., Li, S., Susanti, Y., Fikri, I.M., Suryoputro,A.,
Mimiaga, M. J., Mayer, K.H., Safren, Prijono, Leonita, E., Indrasari, W., &
S.A. 2016. Community cultural norms, Siregar, K.N. (2013) Kurikulum dan
stigma and disclosure to sexual partners Modul Penanggulangan HIV dan AIDS
among women living with HIV in Program Studi Ilmu Kesehatan
Thailand, brazil and Zambia (HPTN Masyarakat. Komisi Penanggulangan
063). Plos One . 6 (May) : 1-16 AIDS Nasional : Jakarta
Piper, C; Elder, K; Olatosi, B; Onsomu, E; Shaluhiyah, Z., Musthofa, S. B., Widjanarko, B.
Williams, EM; Sebastian, N; Ogbuano, (2015). Stigma masyarakat terhadap
C; Lee, W; Glover, SH. (2012). Beliefs orang dengan HIV/AIDS. Kesmas ;
and perception of risk of HIV among Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
women that have never been tested for 9 (4) : 333-339
HIV in the United States. Journal of The
Sofro, M.A.U., & Sujatmoko, S.A. (2010). Sehat
National Medical assosiation. 104, issue
dan Sukses dengan HIV-AIDS. Penerbit
9-10. September-October 2012. Page
Gramedia Elex Media Komputindo :
441-448
Jakarta
Retnowati, M. (2017). Hubungan pengetahuan
Stangl, A., Lioyd, J.K., Brady, L.M., Holland,
dengan stigma tokoh agama terhadap
C.E., Baral, S. (2013). A systematic
orang dengan HIV AIDS di Kabupaten
review of interventions to reduce HIV
Banyumas. Bidan Prada Jurnal Ilmiah
related stigma and discrimination from
Kebidanan. 8(1):86-94
2002 to 2013 : how far we come?.
Sakirna, A.I., & Siti A, D.H. (2017). Menyiroti Journal of the International AIDS Society.
budaya patriarki di Indonesia. Social 16 (2) ; 18-34
Work Journal 7 (1) : 1-129
World Health Organization (WHO),
Sari, B.W.N., & Suwartiningsih, S. (2013). International Labor Organization (ILO).
Pemberdayaan perempuan dalam (2005). Pedoman bersama WHO/ILO
penanggulangan HIV/AIDS di Kota tentang pelayanan kesehatan dan HIV
Salatiga. Jurnal Studi Ilmu dan AIDS. Direktorat Pengawasan
Pembangunan Interdisiplin. 22(2): Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal
118-135 Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan. Jakarta
Saspriyana, K.Y., Suwiyoga, K., & Darmayasa,
L.M. (2015) Karakteristik umur, Yebei, V., Fortenberry, J.D., Ayuku, D.O.
pendidikan dan pekerjaan istri serta (2008). Felt stigma among people living
status suami sebagai faktor risiko with HIV/AIDS in rural and urban Kenya.
terjadinya infeksi HIV pada ibu hamil. African Health Science. 8 (2) : 97-102
Jurnal Ilmiah Kedokteran. 46 (1) : 3-8
Yulianti, A.P. (2013). Kerentanan perempuan
Setiyawati, N.,Shaluhiyah, Z., & Cahyo, K. terhadap penularan HIV & AIDS: Studi
(2014). Sikap ibu rumah tangga pada Ibu rumah tangga pengidap
terhadap tes HIV AIDS di Sleman HIV/AIDS di Kabupaten Pati, Jawa
Yogyakarta. Jurnal Promosi Kesehatan Tengah. PALASTREN, 6. (1), 185-200.
Indonesia.9(1): 56-66