Anda di halaman 1dari 16

Disusun oleh Kelompok V

:
- Fadil Kaharu
- Marsha Novianita Dzulhi
“KONSEP ASUHAN
- Rifki Aguli KEPERAWATAN
- Syifa Aldarina Ladjaru REAKSI OBAT DAN
ALERGI”
A. Konsep Medis Reaksi Obat dan Alergi
1. Pengertian
Menurut KBBI, alergi merupakan perubahan reaksi tubuh thd kuman-kuman penyakit atau keadaan sangat peka
terhadap penyebab tertentu (zat, makanan, serbuk, keadaan udara, asap, dsb) yang dalam kadar tertentu tidak
membahayakan untuk sebagian besar orang.

Menurut Van Pirquet (1906) Hipersensitifitas atau alergi adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh reaksi imunologik
spesifik yang ditimbulkan oleh alergen sehingga terjadi gejala – gejala patologis.

2. Tanda dan Gejala


Berikut gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang terhirup atau kulit meliputi:
1. Gatal
10. Flu atau bahkan kedinginan.
2. Mata berair
3. Bersin 11. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis.
4. Hidung beringus 12. Mengi atau sesak napas
5. Ruam 13. Suara serak atau sesak di tenggorokan
6. Merasa lelah atau sakit 14. Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
7. Hives (gatal-gatal dengan bercak merah)
8. Alergi makanan : Reaksi alergi terhadap alergen makanan juga bisa menyebabkan kram perut, muntah, atau diare.
9. Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain menyebabkan pembengkakan lokal,
kemerahan, dan nyeri
3.Etiologi
Alergi menunjukkan bahwa reaksi berlebihan oleh sistem imun kita sebagai tanda
Penolakan dari bahan-bahan asing tertentu. Tubuh dari orang-orang yang alergi
mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistem imun diaktifkan. Bahan-bahan
alergi tersebut disebut allergens. Contoh allergens yaitu serbuk sari, tungau, jamur-
jamur, dan makanan-makanan.

Secara umum penyebab dari terjadinya alergi belum dapat dijabarkan secara jelas,
Namun adapun beberapa factor yang menyebabkan adalah :
1. Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet, aspirin,
debu, bulu binatang, dan lain sebagainya.
2. Sengatan lebah, gigitan semut api, dan serangga.
3. Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin.
4. Pathway
5.Pemeriksaan Medis
1. Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada
alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering
ditemukan pada alergi makanan.
2. IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l
sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada
umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau
mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
3. Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test)
atau ELISA (enzyme linked immuno assay).
4. Secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri,
uji tusuk (prick test), uji provokasi hidung/ uji inhalasi, dan uji
gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk alergi
makanan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Reaksi Obat dan Alergi
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Wawancara mengenai riwayat penyakit ( anamnesis ) merupakan cara yang paling penting
untuk diagnosis alergi obat, karna cara-cara pemeriksaan yang ada sekarang masih rumit dan
hasilnya juda belum memuaskan , kesulitan yang sering timbul yaitu apakah gejala yang
dicurigai timbul sebagai manifestasi alergi obat atau karna penyakit dasarnya. Masalah
tersebut lebih sulit lagi bila pada saat yang sama pasien mendapat lebih dari satu macam obat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada anamnesis pasien alergi obat adalah :
- Catat semua obat yang dipakai pasien, termasuk vitamin,tonikum, dan juga obat yang
sebelumnya telah sering dipakai tetapi tidak menimbulkan gejala alergi obat.
- Lama waktu yang diperlukan mulai dari pemakaian obat sampai timbulnya gejala. Pada reaksi
anafilaksis gejala timbul segera, tetapi gejala alergi obat baru timbul 7 sampai 10 hari setelah
pemakaian pertama.
- Cara lama pemakaian serta riwayat pemakaian obat sebulumnya. Alergi obat sering timbul
bila obat diberikan secara berselang-seling, berulang- ulang, serta dosis tinggi secara
parenteral.
b. Pemeriksaan Fisik

1. Kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik, kemerahan atau bekas
garukan.
2. Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yang berlebihan dan katarak yang
sering dihubungkan dengan penyakit atropi.
3. Telinga, telinga tengah dapat merupakan penyulit rinitis alergi.
4. Hidung, beberapa tanda yang sudah baku misal: salute, allergic crease, allergic shiners, allergic
facies.
5. Mulut dan orofaring pada rinitis alergi, sering terlihat mukosa orofaring kemerahan, edema.
Palatum yang cekung kedalam, dagu yang kecil serta tulang maksila yang menonjol kadang-
kadang disebabkan alergi kronik.
6. Dada, diperiksa secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pada waktu serangan asma
kelainan dapat berupa hiperinflasi, penggunaan otot bantu pernafasan.
7. Periksa tanda-tanda vital.
2.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada alergi obat adalah :


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya napas.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek
samping terapi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Jalan Napas
Observasi
berhubungan dengan hambatan diharapkan pola napas membaik dengan kriteria
- Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
upaya napas. hasil :
  - Dispnea menurun - Monitor bunyi nafas tambahan (mis gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)

  - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
servikal )
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum

- Posisikan semi fowler atau fowler penghisapan endotrakeal

- Berikan minuman hangat - Keluarkan sumbatan benda padat dengan


forsep McGill
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik

Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

- Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Observasi
berhubungan keperawatan, diharapkan
dengan agen tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

pencedera fisik. dengan kriteria hasil :


- Identifikasi skala nyeri - Indentifikasi factor yang perberat dan yang memperingan
  - Keluhan nyeri nyeri
- Identifikasi respon non verbal
menurun
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
  - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri


- Monitor efek samping penggunaan analgetic

Terapeutik - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di


berikan
- Berikan Teknik non farmakologi suntuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnoptis, arkupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat dingin, terapi bermain,)

- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan kebisingan)

- Fasilitas istrahat dan tidur

- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemelihan strategi membedakan nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab periode, dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri - Anjurkan memonitor nyeri secara nyeri

Kolaborasi - Anjurkan menggunakan anal getik secarat epat

- Kolaborasi analgetic, bilaperlu - Anjarkan Teknik non farmakologik untuk


mengurangi rasa nyeri
3 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan Integritas Kulit
berhubungan dengan efek diharapkan integritas kulit meningkat Observasi
samping terapi. dengan kriteria hasil :
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit(mis. Perubahan sirkulasi,
  - Kemerahan menurun
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrim,
- Kerusakan lapisan kulit
penurunan mobilitas)
menurun
Terapeutik

- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu

- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare

- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering

- Gunakan produk berbahan ringan\alami dan hipoalergik pada kulit sensitive

- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering

 
4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
Observasi
berhubungan dengan keperawatan, diharapkan toleransi
kelemahan. aktivitas meningkat dengan kriteria - Identifikasi gang
hasil :
  - guan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Perasaan lemah
menurun - Monitor kelalahan fisik dan emosional

  - Monitor pola dan jam tidur

- Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktifitas

Terapeutik

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis,cahaya suara kunjungan)

- Lakukan Latihan rentang gerak pasif dan atau aktif

- Berikan aktifitas diktrasi yang menenangkan

- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Eduksasi

- Anjurkan tirah baring

- Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap

- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

- Anjarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi
5. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur

berhubungan keperawatan, diharapkan


Observasi
dengan restraint fisik pola tidur membaik dengan
kriteria hasil :
  - Keluhan pola - dentifikasi pola aktivitas dan tidur

tidur berubah
meningkat - Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)

 
- Identifikasi makanan dan minuman yang menggunakan tidur (mis. kopi, teh, alcohol, makan mendekati
waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)

- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik

- Modifikasi lingkungan (mis. Pencahyaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)

- Batasi waktu tidur siang, jika perlu


- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur akupresur)

- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau


- Tetapkan jadwal tidur rutin Tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi

- Jelaskan tidur cukup selama sakit

- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

- Anjurakan menghindari makanan /minuman yang


mengganggu tidur

- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak -


mengandung supresor terhadap tidur REM

- Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhadap


gangguan pola tidur (mis. Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)

- Ajarakan relaksasi otot autogenic atau cara


nonfarmakologi lainnya.
4. Implementasi 5. Evaluasi

Pada tahap implementasi, Evaluasi merupakan langkah


tindakan keperawatan terakhir dari proses keperawatan
dilaksanakan sesuai dengan dengan cara melakukan identifikasi
rencana keperawatan yang timbul sejauh mana tujuan dari rencana
dan disesuaikan dengan kondisi tindakan keperawatan tercapai atau
pasien. Tetapi pada tahap tidak. Sesuai dengan rencana
implementasi tidak seluruhnya tindakan yang diberikan, dilakukan
intervensi dapat direalisasikan penilaian untuk melihat
karena menyesuaikan kondisi keberhasilan. Bila tidak/belum
pasien. berhasil perlu disusun intervensi
  baru yang sesuai.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai