Disusun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia -Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Makalah tentang Asuhan keperawatan dengan
gangguan Reaksi Obat dan Alergi” dapat selesai tepat pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas KMB II. Dalam
penyusunan Makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai
pihak. Oleh karena itu , penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Joni Siswanto,
.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing mata KMB II serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah
selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................ 2
A. Pengertian Alergi............................................................................................................... 3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 30
B. Saran.................................................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
tentang Asuhan Keperawatan Reaki Obat dan Alergi
2. Tujuan Khusus
Agar dapat mengetahui dan memahami tentang:
a. Mengetahui Definisi dari Alergi
b. Mengetahui Tanda dan Gejala Reaksi obat dan Alergi
c. Mengetahui Etiologi dari Reaksi obat dan Alergi
d. Mengetahui terjadinya Reaksi obat dan Alergi
e. Mengetahui Faktor Resiko Reaksi obat dan Alergi
f. Mengetahui Asuhan Keperawatan Reaksi obat dan Alergi
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap benda
asing tertentu yang disebut alergen. Alergen sebenarnya adalah zat yang tidak
berbahaya bagi tubuh. Alergen masuk ke tubuh bias melalui saluran pernapasan, dari
makanan, melalui suntikan atau juga bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan
kulit.
Alergi adalah respon abnormal dari system kekebalan tubuh. Orang orang
yang memiliki alergi memiliki system kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu
zat biasanya tidak berbahaya dilingkungan.
C. ETIOLOGI
a. Tanda-tanda vital Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat obatan, bahan
berbahan dasar karet, aspirin, debu, bulu binatang, dan lain sebagainya
b. Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin kacang-kacangan. Biasanya reaksi
yang ditimbulkan akan berlebihan dan bisa mengaakibatkan rius
disekujurtubuh.
c. Penyebab minor, suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang
berlebihan.
D. TERJADINYA ALERGI
a. Pada paparan awal, alergen dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya
mengekspresikan pada sel-T. sel-T tersentisasi dan akan merangsang sel-B
menghasilkan antibodi dari berbagaisubtipe.
b. Alergen yang intak diserap oleh usus dalam jumlah cukup banyak dan
mencapai sel-sel pembentuk antibody didalam mukosa usus dan organ limfoid
usus, yang pada anak atopi cenderung terbentuk lgE lebih banyak.
c. Pada paparan selanjutnya mulai terjadi produksi sitokin oleh sel-T. sitokin
mempunyai berbagai efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel-sel
radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi
peradangan. Aktifasi komplemen dan terjadinya komplek imun akan menarik
netrofil.
d. Gejala klinis yang timbul adalah hasil interaksi mediator, sitokin dan kerusakan
jaringan yang ditimbulkannya.
E. FAKTOR RESIKO
1) Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam
lambung, enzyme-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis
(misalnya: lgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan.
Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.
2) Genetik berperan dalam alergi. Sensitisasi alergi dini mulai janin sampai masa
bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan
setempat.
3) Factor pencetus: factor fisik ( dingin, panas, hujan) , factor psikis (sedih,
stess) atau beban latihan ( lari, olah raga).
Anamnesis
Status Mental Hal-hal yang perlu diperhatikan pada anamnesis pasien alergi
obat adalah:
Catat semua obat yang dipakai pasien, termasuk vitamin,tonikum, dan juga
obat yang sebelumnya telah sering dipakai tetapi tidak menimbulkan gejala
alergi obat.
Lama waktu yang diperlukan mulai dari pemakaian obat sampai timbulnya
gejala. Pada reaksi anafilaksis gejala timbul segara, tetapi gejala alergi obat
baru timbul 7 sampai 10 hari setelah pemakaian pertama.
Cara lama pemakaian serta riwayat pemakaian obat sebulumnya. Alergi obat
sering timbul bila obat diberikan secara berselang-seling, berulang-ulang,
serta dosis tinggi secara parenteral.
Manifeatasi klinis alergi obat sering dihubungkan dengan jenis obat tertentu.
Diagnosis alergi obat sangat mungkin, bila gejala menghilang setelah
pemberian obat dihentikan dan timbul kembali bila pasien diberikan obat
yang sama.
Pemakaian obat topikal (salep) antibiotik jangka lama merupakan salah satu
jalan terjadinya sensitisasi obat yang harus diperhatikan.
Pemeriksaan Fisik
Kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik, bekas
garukan terutama daerah pipi dan lipatan kulit daerah fleksor.
Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yang berlebihan dan
katarak yang sering dihubungkan dengan penyakit atropi.
Telinga, telinga tengah dapat merupakan penyulit rinitis alergi.
Hidung, beberapa tanda yang sudah baku misal: salute, allergic crease,
allergic shiners, allergic facies.
Mulut dan orofaring pada rinitis alergik, sering terlihat mukosa orofaring
kemerahan, edema. Palatum yang cekung kedalam, dagu yang kecil serta
tulang maksila yang menonjol kadang-kadang disebabkan alergi kronik.
Dada, diperiksa secara infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pada waktu
serangan asma kelainan dapat berupa hiperinflasi, penggunaan otot bantu
pernafasan.
Periksa tanda-tanda vital terutama tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola istirahat berhubungan dengan perasaan kulit terbakar, gatal dan
nyeri akibat timbulnya urtikaria.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perdarahan lokal kulit dan ruam
kulit ditandai dengan purpura dan urtikaria.
Gangguan konsep diri berhubungan dengan lesi atau ruam ad kulit ditndai dengan
dermatitis kontak.
Intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau
membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak
mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, misalnya berdasarkan
ada atau tidaknya hubungan dengan dosis, berdasarkan bentuk-bentuk manifestasi efek
samping yang terjadi dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor bukan
obat seperti Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik, kecenderungan untuk
alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup. Ekstrinsik di luar pasien, yakni dokter (pemberi
obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran oleh antibiotika. Dan faktor obat seperti Intrinsik
dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping, pemilihan obat, cara
penggunaan obat, dan interaksi antar obat.
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan untuk
selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada waktu-waktu
sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter maupun dari pengobatan
sendiri dan gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi serta hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.
Adapun penanganan efek sampingnya adalah segera hentikan semua obat bila diketahui atau
dicurigai terjadi efek samping serta upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping
dan kondisi penderita.
B. Saran
Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat tersebut,
untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun penangan dari efek
samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang ditimbulkan oleh obat yang telah
dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA