Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENCEGAH HIPOTERMIA
Oleh:
Tria Marini
Slide Title
• Area/Pesan Pokok
Mencegah Hipotermia

• Tujuan Pendidikan
• Tujuan Umum
Setelah memperoleh penyuluhan tentang hipotermia
diharapkan Mahasiswa Pecinta Alam STIKES Sukabumi dapat
mengenal dan memahami masalah hipotermia.
 
• Tujuan Khusus
Setelah memperoleh penyuluhan tentang hipotermia
diharapkan Mahasiswa Pecinta Alam STIKES Sukabumi dapat
menjelaskan kembali:
– Pengertian hipotermia
– Klasifikasi hipotermia
– Penyebab penyakit hipotermia
– Tanda dan gejala hipotermia
– Pencegahan penyakit hipotermia
– Menjelaskan penatalaksanaan hipotermia
– Faktor resiko hipotermia
– Pengobatan hipotermia
Slide Title
• Sasaran
Seluruh mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Pecinta Alam STIKES Sukabumi (Paseuk)
• Hari/Tanggal
Kamis, 10 Oktober 2019
• Tempat
Ruang UKM STIKES Sukabumi
• Pelaksana/Penyaji
Tria Marini

• Waktu (Durasi)
30 Menit

• Isi/Materi
– Pengertian hipotermia
– Klasifikasi hipotermia
– Penyebab penyakit hipotermia
– Tanda dan gejala hipotermia
– Pencegahan penyakit hipotermia
– Menjelaskan penatalaksanaan hipotermia
– Factor resiko hipotermia
– Pengobatan hipotermia
• Metode Pendidikan
– Ceramah
– Tanya jawab (diskusi)

• Media
– Leaflet
– LCD
Rencana Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyaji Kegiatan Sasaran Waktu Media
1. Pembukaan -Menjawab salam 5 menit
-Mengucapkan salam -Mendengarkan dengan  
-Memperkenalkan diri seksama  
  -Menyetujui kontrak
-Membuat kontrak waktu waktu
 
Rencana Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyaji Kegiatan Sasaran Waktu Media
2. Penyampaian materi -Menjawab sesuai dengan 15 menit Lembar balik
- Menggali pengetahuan pengetahuan   leaflet
tentang     hipotermia -Mendengarkan dengan seksama  
-Menjelaskan pengertian hipotermia -Mendengarkan dengan seksama
-Menjelaskan penyebab hipotermia -Mengulangi kembali materi
-Meminta peserta mengulangi kembali penyebab hipotermia
materi penyebab hipotermia -Mendengarkan dengan seksama
-Memberi reinforcement (+)
-Menjelaskan tanda gejala hipotermia
- Menjelaskan pencegahan
penyakit hipotermia
- Menjelaskan penatalaksanaan hipotermia
- Meminta peserta mengulangi kembali
materi tanda dan gejala hipotermia
- Memberi reinforcement
- Menjelaskan cara pencegahan hipotermia 
Rencana Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyaji Kegiatan Sasaran Waktu Media
3. Penutup -Mengulangi kembali 10 menit
-Menyimpulkan materi materi tanda dan  
  gejala  hipotermia  
-Mengucapkan salam -Mendengarkan dengan
  seksama
 
 
-Mendengarkan dengan
seksama
 
- Menjawab salam
Kriteria Evaluasi
• Evaluasi Proses
- Media yang digunakan adalah leaflet
- Waktu/Durasi penyuluhan selama 30 menit.
- Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruang UKM
STIKES Sukabumi.
- Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
- Peserta mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai.
- Diharapkan peserta aktif dan antusias mengikuti proses
penyuluhan sampai dengan selesai.
• Evaluasi Hasil
• Setelah dilakukan penyuluhan tentang Mencegah
Hipotermia diharapkan peserta mampu menjelaskan
kembali tentang;
• Pengertian hipotermia,
• Penyebab hipotermia,
• Tanda dan gejala hipotermia,
• Pencegahan hipotermia,
• Setelah penyuluhan selesai dilakukan, diharapkan
peserta mampu mengaplikasikan pencegahan
hipotermia ini pada kegiatan-kegiatan outdoor maupun
kegiatan sehari-hari yang berpotensi pada hipotermia.
MENCEGAH HIPOTERMIA
– Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi darurat medis dimana tubuh
tidak sanggup mengembalikan suhu panas tubuh karena
suhunya terlalu cepat turun. Kondisi ini membuat suhu tubuh
mencapai suhu yang sangat rendah di bawah 35°C.
Ketika suhu tubuh turun terlalu rendah, jantung, sistem saraf,
dan organ tubuh lain tidak dapat bekerja secara optimal. Jika
tidak segera ditolong, hipotermia bisa menyebabkan kegagalan
total pada fungsi jantung dan sistem
pernapasan hingga mengarah ke kematian.
– Klasifikasi Hipotermia
Hipotermi  dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber
paparan, yaitu:
• Hipotermi Primer: terjadi akibat paparan langsung individu
yang sehat terhadap dingin.
• Hipotermi sekunder: mortalitas banyak terjadi pada fase
ini dimana terjadi kelainan secara sistemik.
Hipotermi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
temperature tubuh, yaitu :
– Ringan = 34-36 °C
– Sedang = 30–34 °C
– Berat = <30 °C
• Berdasarkan tingkat kecepatan hilangnya panas pada tubuh, yaitu :
– Hipotermia akut atau imersi
• Kondisi ini terjadi apabila seseorang kehilangan panas tubuh secara
mendadak dan sangat cepat, contohnya saat seseorang jatuh ke kolam
yang dingin.
– Hipotermia akibat kelelahan
• Pada kondisi yang terlalu lemah, tubuh tidak akan mampu menghasilkan
panas, sehingga orang tersebut akan jatuh pada kondisi hipotermia.
– Hipotermia kronis
• Jenis ini terjadi bila panas tubuh menghilang secara perlahan. Kondisi ini
umum terjadi pada lansia yang tinggal di ruangan dengan kehangatan
yang kurang, atau pada tunawisma yang tidur di luar ruangan.
Penyebab Hipotermia
• Yang paling sering menyebabkan hipotermia adalah cuaca atau air
yang sangat dingin. Namun terlalu lama berada dalam
lingkungan atau ruangan apapun yang lebih dingin daripada suhu
tubuh juga menjadi penyebabnya. Khususnya apabila tidak
mengenakan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh, atau
ketika tubuh tidak bisa mengatur suhu di ruangan tersebut. Kondisi
spesifik yang jadi penyebab hipotermia:
– Mengenakan pakaian yang kurang bisa menghangatkan tubuh,
terutama dalam kondisi cuaca dingin.
– Terlalu lama berada di luar rumah padahal cuaca sangat dingin
atau sedang hujan lebat.
– Dalam kondisi kedinginan atau kebasahan tidak segera berpindah
ke tempat yang hangat atau berganti baju.
– Suhu dalam ruangan tidak cukup hangat, terutama bagi orang tua
dan anak bayi.
– Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah.
Tanda dan Gejala Hipotermia
Gejala-gejala hipotermia umumnya berkembang secara perlahan-lahan
sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya. Orang yang mengalami
hipotermia ringan akan menunjukkan gejala yang meliputi:
• Menggigil
• Rasa lelah
• Lemas
• Pusing
• Lapar
• Mual
• Kulit pucat
• Napas cepat
• Jika suhu tubuh terus menurun hingga di bawah 32°C, tubuh pengidap hipotermia
biasanya tidak bisa memicu respons menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat
keparahan hipotermia sudah memasuki tahap menengah hingga parah. Pengidap
serangan hipotermia tingkat menengah (suhu tubuh 28-32°C) akan mengalami gejala-
gejala berupa:
• ·         Mengantuk atau  lemas.
• ·         Bicara tidak jelas atau bergumam.
• ·         Linglung dan bingung.
• ·         Kehilangan akal sehat, misalnya membuka pakaian meski sedang
kedinginan.
• ·         Sulit bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
• ·         Napas yang pelan dan pendek.
• ·         Tingkat kesadaran yang terus menurun.
• Apabila tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan berpotensi
memicu hiportemia yang parah dengan suhu tubuh 28°C ke bawah. Kondisi ini ditandai
dengan gejala-gejala berikut:
• ·         Pingsan.
• ·         Denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak
ada denyut nadi.
• ·         Pupil mata yang melebar.
• ·         Napas yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.
Cara Pencegahan
• Hipotermia bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana sebagai
berikut :
– Menjaga agar tubuh tetap kering. Segera ganti pakaian yang basah
karena akan menyerap panas tubuh.
– Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan kegiatan, terutama
bagi yang gemar mendaki gunung atau berkemah di tempat yang
dingin. Gunakanlah pakaian dari bahan yang dapat menjaga
kehangatan tubuh sekaligus menyerap keringat, misalnya wol. Hindari
pakaian berbahan katun. Gunakan jaket yang tahan angin dan air.
– Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki,
serta sepatu bot.
– Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh, tapi jangan
sampai berkeringat berlebihan. Jika terkena angin, baju yang basah
Penatalaksanaan Hipotermia
– Memantau pernapasan pengidap. Segera berikan napas buatan jika pengidap
berhenti bernapas.
– Perlakukan pengidap dengan hati-hati. Gerakan yang kasar atau berlebihan
dapat memicu serangan jantung. Menggosok tangan atau kaki pengidap juga
sebaiknya dihindari.
– Pindahkan pengidap ke dalam ruangan atau tempat yang hangat jika
memungkinkan. Tetapi jangan langsung memandikan pengidap dengan air
hangat.
– Lepaskan pakaian pengidap jika basah dan ganti dengan yang kering.
– Tutupi tubuh pengidap (terutama bagian perut dan kepala) dengan selimut
atau pakaian agar hangat.
– Apabila Anda berada di luar ruangan atau di alam terbuka, lapisi tanah
dengan selimut sebelum membaringkan pengidap.
– Berbagi panas tubuh dengan pengidap, misalnya dengan memeluknya secara
hati-hati. Kontak langsung dari kulit ke kulit akan lebih efektif.
– Berikan minuman hangat jika pengidap masih sadar dan bisa menelan. Tetapi
jangan memberi minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
Faktor Resiko Hipotermia
– Usia – bayi dan manula. Kemampuan untuk mengendalikan temperatur tubuh
yang belum berkembang dengan sempurna pada bayi dan yang menurun pada
manula. Anak-anak juga terkadang mengabaikan udara dingin karena terlalu
asyik bermain.
– Minuman keras dan obat-obatan terlarang. Alkohol dan obat-obatan terlarang
dapat melebarkan pembuluh darah sehingga mempercepat dan meningkatkan
pelepasan panas tubuh dari permukaan kulit. Kondisi mabuk atau teler dapat
membuat seseorang tidak menyadari situasi dan cuaca dingin di sekitarnya.
– Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer. Pengidap
penyakit ini biasanya tidak sadar bahwa mereka sedang kedinginan atau tidak
paham apa yang harus dilakukan.
– Pengaruh penyakit tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat memengaruhi
mekanisme pengendali suhu tubuh, misalnya anoreksia nervosa, stroke, dan
hipotiroidisme.
– Obat-obatan tertentu, misalnya antidepresan, sedatif, serta analgesik opiat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai