Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TELENURSING DALAM KEPERAWATAN

MATERNITAS

Dosen : Epi Saptaningrum, Skep., Ns., MKes


Kelompok 5
Nama :
1. Diah Arum Windiarti (P1337420419116)
2. Prastika Kusuma Pertiwi (P1337420419128)
3.wahyuni listyawati (P1337420419114)
4.arianti asmi kusuma (P1337420419126)
5.wahyu Sinta kristiani ( P1337420419120)
6. Ana Nur Rohmah ( P1337420419118 )
7. Pitrya Lingga Jati ( P1337420419108)
8. Nur Della Yaspitasari (P1337420419122)
9. Rizky Amalia Hasanah (P1337420419127)
10. Mila Agtyana (P1337420419125)
11. Nurma dwi puspitasari (P1337420419110)
12. Dina Safitri (P1337420419106)
13. Yoga Patria (P1337420419112)
PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “Makalah Telenursing dalam Keperawatan Maternitas ”. Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Epi Saptaningrum, Skep., Ns., MKes selaku dosen Pembimbing kami, yang
memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
2. Dan teman-teman, yang banyak memberikan materi pendukung, dorongan, dan
masukan, kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Blora, 13 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………......... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….................... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………........................... 2
1.3 Tujuan …………………………………………….…………................................ 2
1.4. Manfaat………………………………………………………............................... 3

BAB II PEMBAHASSAN…….…………………………….……….......................... 4
2.1 Telenursing…………………………………………………………................................ 4

2.2 Keperawatan Maternitas……………………………………………….......................... 9

2.3 Contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi Atau Telenursing Dalam Keperawatan


Maternitas…………………………………………………………………………................. 12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..... 13

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….... 13

3.2 Saran…………………………………………………………………………………….... 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….............. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan
mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
globalisasidimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah diri.
Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang adalah menyangkut
layanankeperawatan yang professional, bermutu dan dapat dijangkau oleh
masyarakat.Perawat semakin dituntut untuk professional dan
mengedepankanperkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan
asuhankeperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam “dunia
maya”(cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet
diIndonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dalambidang
pendidikan dan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah mendorongterciptanya
suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih dikenal dengannama
telenursing.Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien
melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan
informasi,komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses
kepelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan
(under-serviced) dan area remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanandi rumah
atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis.
Telenursing telah berhasil di negara dengan laju pertumbuhan yang tinggikarena
beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angkapenuaan dan
penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan jauh, pedesaan dan daerah
terpencil. Telenursing dapat membantumenyelesaikan kekurangan perawat,
menurunkan jarak, waktu kunjungan danmenjaga pasien yang sudah keluar dari rumah
sakit.Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakanmedia
teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat
atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untukmendapatkan
layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek.
Apalagi bagi pasien maternitas yang membutuhkan perawatan, sehingga tetap dapat dengan
mudah mendapatkan pelayanan kesehatan melalui telenursing. Pasien dapat hanya dirumah
dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan
informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.Indonesia sebagai negara
berkembang dengan jumlah penduduk yang sangatbesar dan wilayah yang tersebar
merupakan potensi dalam menerapkan telenursingdalam rangka meningkatkan pelayanan
keperawatan dan kesehatan masyarakat untukmenunjang tercapainya visi Indonesia sehat
2010. Untuk itu kami akan membahastentang telenursing dalam upaya meningkatkan peran
perawat Indonesia menghadapiIndonesia Sehat 2010 melalui bidang informatika kesehatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan telenursing?
2. Apa saja manfaat telenursing?
3. Apa saja contoh aplikasi telenursing?
4. Bagaimana riset tentang telenursing?
5. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengaplikasian telenursing?
6. Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Maternitas?
7. Bagaimana paradigma keperawatan maternitas?
8. Apa saja tujuan Keperawatan Maternitas?
9. Bagaimana model konsep Keperawatan Maternitas?
10. Apa karakteristik dari Keperawatan Maternitas?
11. Apa saja tatapan pelayanan dalam keperawatan maternitas?
12. Apa contoh pemanfaatan telenursing dalam keperawatan maternitas?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari telenursing.
2. Untuk mengetahui manfaat telenursing.
3. Untuk mengetahui aplikasi telenursing.
4. Untuk mengetahui riset telenursing
5. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam telenursing.
6. Untuk mengetahui pengertian dari Keperawatan Maternitas.
7. Untuk mengetahui paradigma Keperawatan Maternitas.
8. Untuk mengetahui tujuan Keperawatan Maternitas.
9. Untuk mengetahui model konsep Keperawatan Maternitas.
10. Untuk mengetahui karakteristik Keperawatan Maternitas.
11. Untuk mengetahui tatanan pelayanan Keperawatan Maternitas
12. Untuk mengetahui contoh pemanfaatan telenursing dalam keperawatan maternitas.
1.4. MANFAAT
Bagi pembaca :
Untuk menambah wawasan dan sebagai sumber referensi pembaca tentang telenursing dalam
keperawatan maternitas.
Bagi penulis :
Untuk menambah wawasan penulis tentang telenursing dalam keperawatan maternitas.
Bagi petugas kesehatan :
Untuk menambah wawasan petugas kesehatan tentang telenursing dalam keperawatan
maternitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TELENURSING
1. Pengertian Pelenursing
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil (http://findarticles. com/ p/
articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 15 Maret 2008)
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai
bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan
non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
(http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan
transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
(http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di
dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth (http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News
&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15 Maret 2008)

2. Manfaat Telenursing
Menurut Britton etall (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu:
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan
dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning

3. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat
pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system
memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan
berat badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call
perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan
masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau
diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan
dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif
di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga
mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering
kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu
pasien dan keluarganya.
Telenursing dan home care:
1.Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan meningkat 36 %
atau lebih baik dalam 7 tahun ke depan.
2.Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah diganti menjadi
telenursing.
3.Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan memerlukan tehnologi
komunikasi.
4.Di USA merubad 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi telehomecare
visit, dan biaya dapat diturunkan 50 %.
5.Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih menguntungkan
dengan servis telekomunikasi.
Di dalam pelaksanaan telenursing perlu menjaga privasi pasien.

Gambar 1.3. Tehnologi teleheath pada daerah pedesaan


(Sumber : http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 15
Maret 2008)
4. Riset Tentang Telenursing
Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul
Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With
New Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya
bahwa telenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine
dari pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik
(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 15 Maret
2008).

Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of


Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes
and Nursing Indicators.
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk
menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima
kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-
based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF
menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa.
Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan
diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan,
pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan
hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.
(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?
sid=F92MP1MXXT1X8JN4VFE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 15 Maret
2008).
Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004
Nternational Telenursing Survey.
Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam
telemedicine, telenursing, atau nursing informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada
telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan sertifikasi dan merupakan
indikasi telenursing seharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan keperawatan
dan pengalaman klinik (http://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf,
diperoleh tanggal 15 Maret 2008).
5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengaplikasian Telenursing
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan
untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan. Untuk dapat
diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.

2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena
sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan
organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan
telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill
tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang
aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek
pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang
telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,
telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan
prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk
mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang
sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau
pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di
unit gawat darurat home care.

2.2 KEPERAWATAN MATERNITAS


1. Pengertian Keperawatan Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial
dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990). Keperawatan
Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat
berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa
prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi /
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
2. Paradigma Keperawatan Maternitas
a. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua
kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya
adalah anggota keluarga yang unik dan utuh, merupakan mahluk bio-psiko-
sosial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara individual dan
dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu tugas
perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan danak yang dapat
merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu
beradaptasi dengan baik.
b. Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan
danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan
masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan
baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan
mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga
lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi
kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga
WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
d. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua
kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik
dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
3. Tujuan keperawatan Maternitas
o Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam mempersiapkan diri
untuk kehamilan.
o Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai pengalaman yang
positif dan menyenangkan.
o Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.

o Memahami social budaya klien.


o Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.

4. Model Konsep Keperawatan Maternitas


o Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
o Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.

o Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.


o Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.

o Menjalankan system kunjungan tidak ketat.


o Pemulangan secepat mungkin.

5. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
o Fokus kebutuhan dasar
o Pendekatan keluarga
o Tindakan khusus dengan peran perawat.

o Terjadi interaksi
o Kerja dalam Tim.

6. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
o Rumah Sakit
o Puskesmas

o Rumah bersalin
o Komunitas
2.3 CONTOH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI ATAU TELENURSING
DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS
1) Seksio sesarea (disingkat sc) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan di
mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi. Perawatan luka pada pasien seksio sesarea diawali dengan
pembersihan luka dan melakukan balutan untuk mencegah infeksi. Jika ibu sudah
diizinkan untuk pulang dan merawat lukanya sendiri tetapi apabila masih ada
ketidakpahaman bisa menghubungi layanan kesehatan melalui telenursing.
2) Masa nifas dikenal dengan tiga fase mengambil, fase memegang dan fase melepaskan,
pada fase ini ibu nifas sangat membutuhkan pengetahuan tentang perawatan
persalinan dan perawatan bayi baru lahir, untuk mencegah komplikasi dari masa nifas
dan baby blues. Pengetahuan ibu tentang persalinan dapat digali dari berbagai sumber,
salah satunya dilakukan dengan menggunakan teknologi komunikasi yang dikenal
dengan telenursing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
telenursing terhadap pengetahuan ibu tentang perawatan postpartum. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan one group pretest-posttest
design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas X
Kota Jambi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan
jumlah 20 orang, instrumen yang digunakan adalah quiseoner. Penelitian dilakukan
pada bulan Juli 2019. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan statistik uji T. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan mean pre-test
4,55 dan post-test 7,35 dan p-value 0,000 <α (0,05). Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh telenursing terhadap pengetahuan ibu tentang
asuhan persalinan. Disarankan agar petugas kesehatan menggunakan telenursing
untuk memudahkan para ibu mendapatkan pengetahuan tentang perawatan nifas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di era digital seperti ini kita sangat dipermudah untuk melakukan apapun.
Termasuk di bidang kesehatan. Salah satunya adalah metode Telenursing dalam
keperawatan maternitas. Yang dimaksud telenursing dalam keperawatan maternitas
adalah pemanfaatan pelayanan jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi
khususnya dibidang maternitas. pencatatan data aktif sehingga memungkinkan
pengguna (wanita hamil) untuk berinteraksi dengan petugas. Dalam
perkembangannya, sistem AMC menyediakan sebuah fasilitas untuk wanita hamil
berinteraksi dengan pemberi pelayanan secara dinamis dan nyaman. Selanjutnya
sistem AMC juga dapat mengirim pesan kepada wanita hamil tentang kapan ia harus
datang ke tempat pelayanan kesehatan. Sistem pengingat ini dapat dikirim kepada
wanita hamil secara otomatis sebelum jadwal berdasarkan rekaman dari EMR (Hoang
et al, 2008).
Kemudahan lainnya adalah perawat, dokter, bahkan klien akan lebih mudah
mengakses data klien serta informasi perawatan terakhir (Hendrickson G. Kovner CT
(1990).Liong AS (2008) mengungkapkan hasil penelitiannya di Amerika Serikat
mengenai pengalaman perawat dalam menggunakan Electronic Health Record/EHR
menunjukkan bahwa perawat mengemukakan hal ini dapat menambah pengalaman
perawat terkait EHR dan meningkatkan pengetahuan mengenai perubahan sistem
informasi dan pengaruhnya terhadap tindakan keperawatan dan evaluasi hasil
perawatan pasien. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan.
3.2 Saran
Di era sekarang para tenaga medis khususnya para perawat harus belajar untuk
mnggunakan IT ( ilmu teknologi) agar pelayanan keperawatan klien lebih mudah dan
tidak bnyak mnghabiskan waktu. Apalagi untuk Keperawatan Maternitas yang harus
selalu sigap dalam memberikan pelayanan kesehatan. Karena sangat beresiko jika
tidak segera ditangani saat terjadi masalah dalam kehamilan. Jadi para perawat juga
bisa memantau kondisi pasien dan kandungn ktika ada masalah di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

https://duniainformkepaanggit.blogspot.com/2014/11/paradigma-keperawatan-maternitas-
dasar.html?m=1
https://id.scribd.com/presentation/349070983/Power-Point-Ruang-Lingkup-Keperawatan-
Maternitas
https://winifit6.blogspot.com/2018/11/telenursing.html?m=1
http://ejournal.lldikti10.id

Anda mungkin juga menyukai