Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ASMA BRONCHIALE DENGAN

FOKUS STUDI POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

DI RSUDRAA SOEWONDO PATI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Febriyani Sholikhati Umun

NIM P1337420419044

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLORA

PROGRAM DIPLOMA TIGA JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021

i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ASMA BRONCHIALE DENGAN

FOKUS STUDI POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Metoda Penulisan karya


Ilmiah pada program Studi D III Keperawatan Blora

Febriyani Sholikhati Umun

NIM P1337420419044

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLORA

PROGRAM DIPLOMA TIGA JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021

ii
PERTANYAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Febriyani Sholikhati Umun

NIM : P1337420419044

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI saya yang berjudul “Asuhan


Keperawatan Pasien Asma Bronchiale dengan Fokus Studi Pola Napas Tidak
Efektif” ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau Pikiran orang lain yang saya aku sebagai
hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan


kasus ini adalah hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Blora, 11 November 2021


Yang membuat pernyataan,

Febriyani Sholikhati Umun


NIM.P1337420419044

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hasil Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Febriyani Sholikhati Umun, NIM.
P1337420419044 dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Asma
Bronchiale dengan Fokus Studi Pola Napas Tidak Efektif” ini telah diperiksa
dan disetujui untuk diuji.

Blora, 11 November 2021

Pembimbing

Mu’awanah, Skep., Ns., M.Kes


NIP. 19700526 199803 2 003
Tanggal : .

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Febriyani Sholikhati Umun, NIM


P1337420419044, dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Asma
Bronchiale dengan Fokus Studi Pola Napas Tidak Efektif” ini telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal November 2021

Dewan Penguji

Joni Siswanto, S.Kp., M.Kes


NIP. 19660713 199003 1 003 Ketua (..........................................)

Siswanto, S.pd, S.Kep, Ners., M.Kes


NIP. 19620723 198403 1 002 Anggota (..........................................)

Mu’awanah, Skep., Ns., M.Kes


NIP. 19700526 199803 2 003 Anggota (...........................................)

Mengetahui,

Ketua Prodi DIII Keperawatan Blora

Joni Siswanto, SKp,M.Kes

NIP. 19660713 199003 1 003

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas


rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan hasil Proposal Karya
Tulis Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Pasien Asma Bronchiale dengan Fokus
Studi Pola Napas Tidak Efektif Di RSUD RAA Soewondo Pati, sesuai dengan
waktu yang direncanakan.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini dapat diselesaikan berkat


adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Bapak Marshum, BE., S.Pd., MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementrian Kesehatan Semarang.
2. Bapak Suharto, S.Pd., MN selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
3. Bapak Joni Siswanto, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Blora Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4. Ibu Mu’awanah, Skep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing proposal karya
tulis ilmiah yang telah memberikan waktu untuk membimbingan, memberi
masukan, memberi saran, memberi pengarahan, dan nasehat dalam
penyempurnaan proposal ilmiah.
5. Bapak Joni Siswanto, S.Kp., M.Kes, Bapak Siswanto, S.pd, S.Kep, Ners.,
M.Kes dan Ibu Mu’awanah, Skep., Ns., M.Kes selaku penguji proposal.
6. Bapak Ibu Dosen dan Staf Karyawan Program Studi Diploma III Keperawatan
Blora yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama ini.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Jasmin dan Ibu Siswati yang senantiasa
memberikan dukungan baik materi maupun motivasi serta semangat dan tidak
ada hentinya mencurahkan doa untuk saya agar terus maju menjadi lebih baik..
8. Ketiga kakak saya yang senantiasa memberikan doa dan dukungan, motivasi
serta semangat kepada saya dalam menyusun proposal karta tulis ilmiah ini.

vi
9. Teman-teman satu bimbingan (Shela, Sinta, Ika, Alam dan Eki) yang selalu
memberikan semangat dan inspirasi dalam penyusunan proposal karya tulis
ilmiah.
10. Sahabat saya (Bintang, Nita, Dini, Peni, Alfia, dan Rizal) yang selalu
memberikan support dan do’a selama studi.
11. Teman-teman Kos Griya Lancar abadi dan Teman-teman seperjuangan
angkatan 2019 dan seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan proposal
karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Peneliti berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk pengelolaan klien dengan masalah pola napas tidak efektif
karena sama bronchiale . Penulis menyadari bahwa penulisan proposal karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan
kritik untuk perbaikan penulisan proposal karya tulis ilmiah pada masa
mendatang sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Blora, Desember 2021


Penulis

Febriyani Sholikhati Umun


NIM.P1337420419044

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALMAN JUDUL
PERTANYAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Konsep Dasar Asma Bronchiale...................................................................6
B. Konsep Dasar Oksigen................................................................................14
C. Konsep Pola Nafas tidak Efektif.................................................................18
D. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Pasien Asma Bronchialedengan
Fokus Studi Pola Nafas Tidak Efektif................................................................20
1. Pengkajian...............................................................................................20
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................24
3. Rencana Tindakan keperawatan..............................................................25
4. Implementasi...........................................................................................31
5. Evaluasi...................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Rencana Penelitian......................................................................................33
B. Subyek penelitian........................................................................................33
C. Lokasi dan Waktu.......................................................................................34
D. Variabel dan Definisi Oprasional Variabel.................................................34

viii
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................35
F. Teknik Analisa Data....................................................................................36
G. Etika Penelitian...........................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
LAMPIRAN..........................................................................................................40

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1
.Klasifikasi Derajat Asma............................................................................9

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup................................................................................40


2. Lembar Bimbingan....................................................................................42

xi
DAFTAR SINGKATAN
Lambang

1. % : Persentase
2. 0 : Derajad
3. / : Atau
4. & : Dan
5. > : Lebih dari

Singkatan

1. RS : Rumah Sakit
2. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
3. NIC : Nursing Interventions Classification
4. NOC : Nursing Outcome Classification
5. WHO : World Health Organitation
6. O2 : Oksigen
7. CO2 : Carbondiogsida
8. AGD : Analisa Gas Darah
9. SpO2 : Saturation of Peripherai Oxygen
10. GCS : Glasglow Coma Scala
11. mmHg : mili meter air raksa
12. gr : gram
13. Mg : Miligram
14. cc : Cubic centimeter

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbagai macam penyakit dapat menyebabkan gangguan
kebutuhan Oksigen di antaranya adalah asma bronchiale, tuberkulosis,
ebolisme paru, dan bronkopneumoni.
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat berulang dan di antara
penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih
normal. (Nurarif & Kusuma, 2015)
Asma Bronkhial adalah penyakit yang sering kita jumpai di
masyarakat. Penyakit ini menyerang pada semua umur mulai dari anak-
anak, remaja, dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Asma juga bisa
menyerang di semua kalangan dan penyakit ini akan meningkat jika
kondisi lingkungan semakin buruk. Lalu polusi udara, debu juga bisa
berpengaruh terhadap penyakit asma. (Padila, 2017)
Prevalensi asma di indonesia pada tahun 2018 sebanyak 1.017.290
(2,4%). Terdapat 16 Provinsi yang mempunyai prevelensi penyakit asma
bronchiale yang melebihi angka nasional kasus tertinggi adalah di provinsi
DI Yogyakarta yaitu sebanyak 4,5% dan tertinggi kedua adalah provinsi
Kalimantan Timur sebanyak 4,0%. Sedangkan kasus yang paling sedikit
terjadi di provinsi Sumatra Utara yaitu 1,0%. Sedangkan kasus di Jawa
Tangah sebanyak 1,8%. (Riskesdas, 2018)
Dari fenomena tersebut dapat diketahui bahwa penyakit asma
bronchiale adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian walaupun
dengan tingkat kematian yang rendah. Namun pada kenyataannya
masyarakat banyak yang terjangkit penyakit yang termasuk kelompok
gangguan saluran pernafasan kronik.

1
2

Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau


yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuknya karbondioksiga, energi dan air. Akan tetapi, penambahan
CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Mubarak, 2013)
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel. (Wartonah, 2014)
Salah satu masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
adalah pola napas tidak efektif merupakan inspirasi dan/atau ekspirasi
yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Pada pola napas tidak efektif
memiliki gejala dan tanda mayor yaitu : dispnea, penggunaan otot bantu
pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola nafas abnormal (takipnea,
bradipnea, hiperventilasi,kussmual, cheyne-stokes). Sedangkan untuk
penyebab pola napas tidak efektif meliputi depresi pusat pernapasan,
hambatan upaya nafas (nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan),
deformitas dinding dada, deformitas tulang dada, gangguan neumuskuler,
gangguan neurologis (EEG positif, cedera kepala, gangguan kejang),
imaturitas neurologis, penurunan energi, obesitas, sindrom hipoventilasi,
cedera pada medula spinalis, kerusakan inervasi diafragma (kerusakan
saraf C5 ke atas), efek agen farmakologis dan kecemasan. (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017)
Upaya untuk mengatasi masalah keperawatan pada penyakit Asma
Bronchiale yang berfokus pada diagnosa keperawatan pola napas tidak
efektif, maka dilakukan intervensi yang utama yaitu : manajemen jalan
nafas dan pemantauan respirasi. Sedangkan untuk intervensi pendukung
seperti dukungan emosional, dukungan kepatuhan program pengobatan,
dukungan ventilasi, edukasi pengukuran respirasi, manajemen jalan napas
buatan, manajemen medikasi, pengaturan posisi, perawatan selang dada
dan masih banyak lagi. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
3

Perawat sebagai bagian tenaga kesehatan yang bertugas untuk


memenuhi kebutuhan dasar klien secara holistik memiliki tanggung jawab
untuk membantu memenuhi pola napas tidak efektif klien yang tidak
adekuat dan mampu berperan dalam mengurangi masalah akibat Asma
Bronchiale. Pemenuhan Kebutuhan oksigenasi adalah hal utama pada
seseorang saat terserang asma bronkhiale dan tidak kalah penting untuk
meminimalkan serangan ulang . Oleh karena itu, mendorong penulis untuk
menyusun proposal karya tulis ilmiah dengan judul: “Asuhan Keperawatan
Pasien Asma Bronchiale Dengan Fokus Studi Pola Napas Tidak Efektif”.

B. Perumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan asma bronchiale dengan fokus
studi pola nafas tidak efektif di RSUD RAA Soewondo Pati?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan proposal ini di bagi menjadi tujuan umun
dan tujuan khusus yaitu :
1. Tujuan Umum
Menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit asma bronchiale dengan fokus studi pola napas tidak efektif
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien pasien dengan
penyakit asma bronchiale dengan fokus studi pola napas tidak
efektif.
b. Memaparkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
penyakit asma bronchiale dengan fokus studi pola napas tidak
efektif.
c. Memaparkan perencanaan keperawatan untuk mengatasi
diagnosa keperawatan pada pasien dengan penyakit asma
bronchiale dengan fokus studi pola napas tidak efektif
4

d. Memaparkan tindakankeperawatan yang dilakukan untuk


mengatasi penyakit asma bronchialedengan fokus studi pola
napas tidak efektif.
e. Memaparkan hasil evaluasi masalah keperawatan pada pasien
dengan penyakit asma bronchiale dengan fokus studi pola
napas tidak efektif
f. Membahas hasil asuhan keperawatan sejak pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi,
melalui proses komperasi 2 berdasarkan sumber-sumber primer
yang relevan.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Proposal karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan sumbangan
untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik terutama dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien asma bronchiale dengan
fokus studi pola napas tidak efektif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Menambah pengetahuan dan menerapkan teori yang didapat
tentang asuhan keperawatan pada pasien asma bronchiale dengan
fokus studi pola napas tidak efektif.
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai tambahan referensi yang bertujuan untuk mengembangkan
ilmu kesehatan khususnya dalam asuhan keperawatan pada pasien
asma bronchiale dengan fokus studi pola napas tidak efektif.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil pengelolaan kasus ini bermanfaat dalam memajukan serta
memberikan konstribusi terhadap perkembangan dan kemajuan
institusi pada umumnya dan institusi keperawatan pada khususnya.
d. Bagi Klien
5

Dapat mengetahui dan mengajarkan apabila terjadi masalah


pengelolaan keperawatan pola napas tidak efektif pada pasien
dengan asma bronchiale.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asma Bronchiale


1. Pengertian
Asma adalah Suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan, Penyenpitan ini bersifat berulang namun
reversible, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut
terhadap keadaan ventilasi yang lebih normal. (Nurarif & kusumo,
2015, p. 65)
Asma Bronchiale adalah penyakit yang sering kita jumpai di
masyarakat. Penyakit ini menyerang pada semua umur mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Asma
juga bisa menyerang di semua kalangan dan penyakit ini akan
meningkat jika kondisi lingkungan semakin buruk. Lalu polusi udara,
debu juga bisa berpengaruh terhadap penyakit asma. (Padila, 2017)
Dari beberapa pengertian tersebut maka penulis menyimpulkan
bahwa asma bronkial adalah penyakit obstruksi jalan nafas yang di
tandai dengan penyempitan jalan nafas, sehingga mengakibatkan
dispneu, sesak nafas, batuk dan wheezing. Dan apabila tidak segera di
tangani dapat menyebabkan komplikasi.

2. Etiologi
Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering
menimbulkan asma adalah :
a. Asma alergik
Yaitu jenis asma yang disebabkan oleh allergen, misalnya
serbuk sari, binatang, makanan dan jamur. Biasanya mempunyai
6

riwayat keluarga yang allergen dan riwayat medis masa lalu,


iskemia.
b. Asma idiopatik atau non alergik
Yaitu tidak berhubungan dengan allergen spesifik, faktor-
faktor seperti infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan
lingkungan pencetus serangan. Serangan menjadi lebih berat dan
dapat berkembang menjadi bronkhitis kritis dan empisema.
Bentuk asma ini biasanya dimulai saat usia > 35 tahun.
c. Asma gabungan
Yaitu bentuk asma yang paling umum, mempunyai
karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk non alergik.
(Taufan Nugroho, 2016 : 172)

Ada beberapa pencetus terjadinya asma yang termasuk dalam


faktor predispossisi dan prepitasi timbulnya asma Bronkial, antara
lain:
1. Faktor Predisposisi
a. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagamana cara penurunannya
yang jelas. Penderita yang mempunyai penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga mempunyai
penyakit alergi. Karena bakat alergi itu, penderita sagat
mudah terkena penyakit. Selain itu, hipersensitivitas saluran
pernapasan juga bisa di turunkan.
2. Faktor Presipitas
a. Alergen
Dimana alergen dapat di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan.
Contoh : debu, kapur, tungau, sisa sisa serangga mati,
bulu binatang, sebuk sari, bau asap,uap cat.
7

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut


Contoh : makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah,
biji-bijian, coklat, tomat) dan obat (aspirin)
3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Contoh : Perhiasan Logam dan jam tangan
b. Perubahan Cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma.
c. Emosi (Stress)
Gangguan emosi atau stress dapat menjadi penyebab asma
dan dapat meperberat serangan asma yang sudah ada.
d. Lingkungan Kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, Pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik
pada waktu libur dan cuti.
e. Olahraga / aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat..

3. Klasifikasi
Pembagian derajat asma menurut GINA (Global Initiative For
Asthma) yaitu :
a. Intermiten
Gejala kurang dari 1 kali/ minggu dan serangan singkat.
b. Persite ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari
c. Persiten sedang
Gejala terjadi setiap hari.
8

d. Persiten berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi. (Nurarif &
Kusuma, 2015, p.65)

Tabel 1. Klasifikasi Derajat Asma


Sumber : Nurarif & Kusuma (2015)

4. Menifestasi Klini
Menuriut Luny (2011) Gejala-gejala yang lazim muncul pada
asma bronkhial adalah :
a. Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan saluran
jalan nafas sempit.
9

b. Dispnea ditandai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi dada.


c. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation).
d. Rasa berat dan kejang pada dada sehingga napas jadi terengah-
engah.
e. Biasanya disertai batuk dengan dahak yang kental dan lengket.
f. Tachypnea.
g. Gelisah dan cemas.
h. Diaphorosis.
i. Nyeri di abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.
j. Lelah.
k. Tidak toleren terhadap aktivitas : makan, berjalan, bahkan
berbicara.
l. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam
dada, disertai pernafasan lambat.
m. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.
n. Ekspansi paru dada kiri dan kanan berbeda.
o. Sianosis.
p. Tidak toleren terhadap aktivitas : makan, berjalan, bahkan
berbicara.

5. Patofosiologi Asma Bronchiale


Proses perjalan penyakit asma bronchiale dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu: alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat
meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya
secret yang abnormal mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi
pada trakea serta meningkatnya produksi mukus jalan nafas sehingga
terjadi penyempitan jalan nafas dan penumpukan udara di bronkus
oleh berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan
seperti gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang
10

tidak merata dengan sirkulasi darah paru, gangguan difusi gas di


tingkat alveoli. (Padila, 2017)
Tiga kategori alergi (asmaekstrinsik)di temukan pada pasien
dewasa yaitu disebabkan oleh alergi tertentu, selain itu terdapat pula
adanya riwayar penyakit atopikseperti dermatis, demam tinggi, dan
klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien dengan asma
intrinsik (idiopatik) sering di temukan adanya faktor-faktor pencetus
yang tidak jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik terlalu
berat, dan emosi (stress) dapat memicu serangan asma.
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, jamur, parasit,
alergi, iritasi, cuaca, kegiatan jasmani dan psikis akan merangsang
reaksi hiperreaktivitas bronkus dalam saluran pernafasan sehingga
merangsang sel plasma menghasilkan imonoglubulin E (Ig E).
Selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel mast,
kemudian sel mast tersensitisasi. Sel mast tersensitisasi akan
mengalami degranulasi, sel mast yang mengalami degranulasi akan
mengeluarkan sejumlah mediator seperti mistamin dan bradikinin.
Mediator ini menyebabkan peningkatan permebilitas kapiler sehingga
timbul edema mukosa, peningkatan produksi mukosa dan kontraksi
otot polos bronkiolus. (Taufan Nugroho 2016, p.171)
Pelepasan mediator ini dalam bronkus mempengaruhi otot
polos dan kelenjar jalan nafas, hal ini menyebabkan bronkospasme
pembengkakan membran mukosa, dan biasanya disertai pembentukan
mukus banyak sehingga terjadi obstruksi pada jalan nafas atau
penyempitan bronkus, dan menyebabkan hiperventilasi karena kadar
karbondioksida (CO2) meningkat, dan menyebabkan terjadinya
gangguan pertukaran gas yang di tandai dengan batuk, dysnue atau
sesak napas, pernapasan cuping hidung, bunyi nafas tambah atau
wheezing, sianosis didaerah mulut karena pasien kekurangan oksigen
(O2).
11
12

6. Pathway

Entrinsik (bulu binatang,asap,debu,asap,cuaca, lingkungan kotor, serbuk sari) dan


Intrinsik (Flu, latihan fisik, emosi)

Masuk ke dalam saluran pernapasan bagian bawah/paru-paru

Pembentukan antibody IgE

Menuju sel-sel mast yang ada di bronkus

Pembentukan produk sel mast/mediator (histamine, bradikinin, prostaglandin)

Pembengkakan membran mukosa (Bronkospasme, edema mukus, inflamasi)

Spesma otot polos sekresi kelenjar konsentrasi O2 dalam darah menurun

bronkus meningkat

Hipoksemia

Penyempitan/obstruksi progsimal dan


Gangguan
bronkus pada tahap ekspirasi dan inspirasi pertukaran gas Suplai
Bersihkan jalan
napas tidak efetif darah dan O2
13

Mukosa berlebih kejantung


berkurang

Penurunan curah
Tekanan
jantung

darah menurun

Tekanan partial oksigen dialveoli menurun

kelemahan dan keletihan

Suplai O2 keotak menurun


Intoleransi aktifitas
Pola napas tidak efektif

Gambar 2.1 Pathway Asma Bronchiale (Nurarif & Kusuma, 2015)


7. Pemeriksaan Diagnotik
Pemeriksaan diagnotik asma bronchiale menurut (Nurarif & Kusuma,
2015 p.70) meliputi:
a. Pengukuran fungsi paru (Spirometri)
Dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inheler), Positif jika peningkatan VEP/KVP > 20%.
b. Pemeriksaan laboratorium
 Sputum : eosinofil meningkat
 Analisa gas darah (AGD/Astrup)
Terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia
dan hipokapnia (PCO2 turun) kemudian fase lanjut
normokapnia dan hiperkapnia (PCO2 naik).
 Eosinofil darah meningkat
c. Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk menunjukan adanya
antibody Ig E hypersensitive yang spesifik dalam tubuh.
d. RO dada
14

Patologis paru /komplikasi asma


e. Foto dada AP dan lateral
Hiperinflasi paru, diameter anteroposterior membesar pada foto
lateral, dapat terlihat bercak konsolidasi yang tersebar.

8. Komplikasi
a. Gagal napas
b. Pneumonthorak
c. Deformitas tulang
d. Asidosis
e. Obstruksi jalan nafas
f. Emisema
g. Hipoksemia
h. Atelaktasis (Taufan Nugroho, 2016, p.176)

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asma bronchiale menurut (Brunner & Suddarth,
2016) yaitu :
a. Penatalaksanaan Medis
1. Agonis adrenergik-beta2 kerja-pendek
2. Antiko linergik
3. Kortikostereoid : inhaler dosis-terukur
4. Metilxantin
b. Penatalaksanaan keperawatan menurut (Claudia, 2014) yaitu :
1. Penyuluhan
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang penyakit asma sehingga klien
secara sadar akan menghindari faktor-faktor pencetus
asma, menggunakan obat secara benar, dan berkonsultasi
pada tim kesehatan.
2. Menghindari faktor pencetus
15

Klien perlu mengidentifikasi pencetus asma yang ada pada


lingkungannya, dianjurkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus asma termasuk inteke cairan
yang cukup.
3. Fisioterapi dan Pernapasan
(Ambarsari, 2020)

a. Konsep Dasar Oksigen


1. Pengertian
Oksigen adalah proses penambahan O2 ke dalam system
(kimia dan fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuknya
karbondioksiga, energi dan air. Akan tetapi, penambahan CO2
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
(Mubarak, 2013)
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau
sel. (Wartonah, 2014)

2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen


Menurut (Mubarok, 2013) Kebutuhan tubuh terhadap
oksigen tidak tetap. Tubuh bisa memerlukan oksigen yang
banyak karena sebab tertentu. Kebutuhan tubuh terhadap
oksigen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor
lingkungan, emosi, latihan, gaya hidup, dan status kesehatan.
Berikan penjelasan masing-masing:
a. Lingkungan
16

Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi


oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah dan
suhu yang semua kondisi tersebut memengaruhi
kemampuan adaptasi. Dilingkungan panas, kebutuhan
oksigen meningkat karena tubuh merespon adanya
vasodilatasi pembulu darah perifer sehingga banyak
darah yang mengalir ke kulit dan curah jantung
meningkat. Di lingkungan tanah atau tempat yang tinggi,
kebutuhan oksigen juga meningkat karena tekanan
barometer menurun yang menyebabkan oksigen juga
menurun, dan tekanan oksigen alveoli berkurang.
17

b. Emosi
Wujud emosi seperti rasa takut, khawatir, cemas, dan
marah dapat mempengaruhi denyut jantung. Sehingga
kebutuhan oksigen juga meningkat.
c. Latihan
Aktifitas berat, latihan fisik, dan peningkatan aktivitas
lainnya dapat meningkatkan denyut jantung dan
frekuensi kecepatan pernapasan. Sehingga, kebutuhan
terhadap oksigen semakin tinggi.
d. Gaya hidup
Kebiasaan buruk seperti merokok bisa mempengaruhi
status oksigenasi seseorang.
e. Status kesehatan
Seseorang yang mengidap penyakit jantung atau
penyakit pernapasan, dapat mengalami kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen tuuhnya. Sedangkan,
pada orang yang tubuhnya sehat, system kadiovaskuler
dan system respirasi berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi kebutuhan oksigen secara adekuat.

3. Gangguan pada fungsi oksigen


Menurut Mubarak (2017), Gangguan pada fungsi oksigen
yaitu:
a. Perubahan pola nafas
Pola nafas mengacu pada frekuensi, volume, irama,
dan usaha pernapasan. Pola nafas yang normal di tandai
dengan pernapasan yang tenang, berirama dan tanpa usaha.
Perubahan pola nafas yang umm terjadi adalah:
18

1) Takipnea
Frekuensi pernapasan yang cepat. Biasanya ini
terjadi pada kondisi demam, asidosis metabolik,
nyeri, dan pada kasus hiperkapnia atau hipoksemia.
2) Bradipnea
Frekuensi pernapasan yang lambatdan abnormal.
Biasanya ini terlihat pada orang yang baru
menggunakan obat-obatan seperti morfin, pada
kasus alkalosis metabolik, atau peningkatan TIK.
3) Apnea
Apnea adalah henti nafas.
4) Hiperventilasi
Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru.
Kondisi ini terjadi saat kecepatan ventilasi melebihi
kebutuhan metabolik untuk pembuangan CO2.
Biasanya, hiperventilasi yang disebabkan oleh
asidosis, infeksi, dan kecemasan. Lebih lanjut,
kondisi ini bisa menyebabkan alkalosis akibat
pengeluaran CO2 yang berlebihan.
5) Hipoventilasi
Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisisi ini terjadi saat ventilasi alveolar tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
untuk penyaluran O2 dan pembuangan CO2.
6) Pernapasan kusmaul
Salah satu jenis hiperventilasi yang menyertai
asidosis mengompensasi asidosis dengan
mengeluarkan CO2 melalui pernapasan yang cepat
dan dalam.
19

7) Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernafas, kecuali dalam
posisi tegak atau berdiri.
8) Dispea
Kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernafas.
9) Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam
tubuh (sel) tidak adekuat akibat kurangnya
penggunaan atau pengikatan O2 pada tingkat sel.
Kondisi ini di tandai dengan kelelahan, kecemasan,
pusing, penurunan tingkat kesaaran, penurunan
konsentrasi, kelemahan, peningkatan tanda-tanda
vital, distrimia, pucat, sianosis, clubbing, dan
dispenea. Peyebabnya antara lain penurunan Hb dan
kapasitas angkut O2 dalam darah, penurunan
konsentrasi O2, penurunan difusi O2 dari alveoli
kedalam darah, dan penurunan perfusi jaringan.

b. Konsep Pola Nafas tidak Efektif


1. Definisi
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi
yang tidak memberikan ventilasi adekuat. (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017 p.26)

2. Penyebab
Menurut SDKI (2016), penyebab pola napas tidak efektif
yaitu:
a. Depresi pusat pernapasan
b. Hambatan upaya napas (misal nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
c. Deformitas dinding dada
20

d. Deformitas tulang dada


e. Gangguan neuromuskuler
f. Gangguan neurologis (misal elektroensefalogram[EEG]
positif, cedera kepala, gangguan kejang)
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energi
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k. Sindrom hipoventilasi
l. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke
atas)
m. Cedera pada medula spinalis
n. Efek agen farmakologis
o. Kecemasan.

3. Gejala dan Tanda


Untuk gejala dan tanda pola nafas tidak efektif di bagi menjadi
2, yaitu:
a. Mayor
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif :
i. Penggunaan otot bantu pernapasan
ii. Fase ekspirasi memanjang
iii. Pola napas abnormal (misal takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
b. Minor
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif :
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
21

- Diameter thoraks anterior-posterior


meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 p.26)

c. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Pasien Asma


Bronchialedengan Fokus Studi Pola Nafas Tidak Efektif
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada klien asma menurut Nurarif
& Kusuma (2015) meliputi:
a. Identitas Klien
Identitas klien dan keluarga mengenai nama, umur dan
jenis kelamin karena pengkajian umur dan jenis kelamin
diperlukan pada pasien dengan asma bronchiale.
b. Keluhan Utama
Klien asma akan mengeluh sesak napas, bernapas terasa
berat pada dada, dan adanya kesulitan untuk bernapas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan riwayat serangan asma datang mencari
pertolongan dengan keluhan sesak napas yang hebat dan
mendadak, dan berusaha untuk bernapas panjang
kemudian diikuti dengan suara tambahan mengi
(wheezing), kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan
perubahan tekanan darah.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit klien yang diderita pada masa-masa
dahulu meliputi penyakit yang berhubungan dengan
22

sistem pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan atas,


sakit tenggorokan, sinusitis, amandel, dan poli hidung.
e. Riwayat penyakit keluarga
Pada klien dengan asma juga dikaji adanya riwayat
penyakit yang sama pada anggota keluarga klien.
f. Pengkajian psiko-sosio-kultural.
Kecemasan dan koping tidak efektif, status ekonomi yang
berdampak pada asuhan kesehatan dan perubahan
mekanisme peran dalam keluarga serta faktor gangguan
emosional yang bisa menjadi pencetus terjadinya
serangan asma.
g. Pola dan tata laksana hidup sehat
Gejala asma dapat membatasi klien dalam berperilaku
hidup normal sehingga klien dengan asma harus
mengubah gaya hidupnya agar serangan asma tidak
muncul.
h. Pola persepsi dan konsep diri.
Persepsi yang salah dapat menghambat respon kooperatif
pada diri klien sehingga dapat meningkatkan
kemungkinan serangan asma yang berulang.
i. Pola hubungan dan peran.
Gejala asma dapat membatasi klien untuk menjalani
kehidupan secara normal sehingga klien harus
menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran
klien.
j. Pola sensori dan kognitif
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan
mempengaruhi konsep diri klien yang akan
mempengaruhi jumlah stressor sehingga kemungkinan
serangan asma berulang akan semakin tinggi.
23

k. Pola penanggulangan dan strees


Stress dan ketegangan emosional merupakan faktor
intrinsik pencetus serangan asma sehingga diperlukan
pengkajian penyebab dari asma bronchiale.
l. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kedekatan klien dengan apa yang diyakini di dunia ini
dipercaya dapat meningkatkan kekuatan jiwa klien
sehingga dapat menjadi penanggulangan stress yang
konstruktif.
m. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Keadaan umum
Kelelahan, lemas, sesak napas, pucat.
2) Tingkat Kesadaran
Composmentis atau sadar penuh.
3) Tanda-tanda vital
a) TD : Tekanan darah bisa meningkat ataupun
menurun (TD= 120/90 mmHg)
b) Nadi : Frekuensi nadi meningkat (N= 60-
100x/menit)
c) Suhu : Bisa meningkat dan menurun (S= 36,5-
37,2 C)
d) RR : Meningkat (RR= 16-24x/menit)
4) TB dan BB
Dapat dilakukan penimbangan BB ataupun
menanyakan pada klien terakhir BB klien. Dan
pengukuran TB pada klien.
5) Kulit
Kulit teraba dingin, tampak pucat, kadang
berkeringat dingin.
24

6) Kepala.
Bentuk kepala klien biasanya normal jika tidak ada
kelainan tertentu.
7) Mata
Konjungtiva klien tampak anemis, sklera tidak
ikterik, kelainan pada mata tidak ada, reflek cahaya
pada bola mata pasien biasanya tidak ada kelainan,
keadaan pupil
8) Hidung
Cairan yang keluar dar hidung klien, fungsi
penciuman klien biasanya mengalami kelainan jika
ada sumbatan pada hidung, napas cuping hidung.
9) Mulut
Mukosa bibir klien tampak kering, pucat, pecah-
pecah, lidah kering.
10) Telinga
Bentuk, dan fungsi pendengaran klien biasanya
normal tidak ada kelainan.
11) Leher
Tidak ada kelainan pada leher.
12) Thorax
a) Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak.
P : Ictus cordis teraba di midklavikula sinistra.
P : Pekak
A : Terjadi bunyi jantung regular.
b) Paru-paru
I : Pengembangan dada simetris, napas pendek.
P : Frekuensi fremitus
P : Redup sampai pekak pada sisi yang sakit
25

A : Ronkhi basah kasar dan nyaring, Vasikuler


melemah bila terdapat pelebaran pleura.
c) Abdomen
Pada pasien asma bronchiale pada abdomen
biasanya tidak mengalami gangguan.
13) Genetalia
Pada pasien asma bronchiale pada genetalia biasanya
tidak mengalami gangguan
14) Ekstremitas
Pada pasien asma bronchiale biasanya pada
ekstermitas atas dan bawah adalah normal.
15) Neurologis
Terdapat kelemahan otot, tanda reflex spesifik tidak
ada.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji
status, fungsi, dan oksigenasi pernapasan klien. Beberapa
pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:
a. Spirometri, Pengukuran fungsi paru.
b. Tes provokasi bronkhus, dilakukan pada spirometri
internal
c. Pemeriksaan laboratorium meliputi analisa gas darah,
sputum, sel eosinofil, pemeriksaan darah rutin dan kimia.
d. Pemeriksaan radiologi.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik
tentang respon individu, keluarga, dan masyarakat tentang
kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas
26

dapat mengidentifikakasi dan memberikan intervensi secara


pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
mengubah status kesehatan klien . (NANDA NIC NOC, 2016)
Diagnosa keperawatan meliputi:
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan
otot pernapasan dan deformitas dinding dada.
2) Bersihkan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkata sekresi kelenjar mukosa.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi
karbondioksida.
4) Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung.
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(hipoksia)

3. Rencana Tindakan keperawatan


Rencana Keperawatan menurut (Nurarif&Kusuma, 2013):
a. DP: Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
keletihan otot pernapasan dan deformitas dinding dada.
1. Tujuan: Pola napas tidak efektif
KH :
a) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
b) Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernapasan dalam rentan normal, tidak ada suara
nafas abnormal).
27

c) Tanda-tanda vital dalam rentan normal (Tekanan


darah, nadi, pernapasan).
2. Intervensi
Intervensi utama (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) :
a) Manajemen jalan nafas
b) Pemantauan respirasi
Intervensi pendukung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018) :
a) Manajemen Jalan napas buatan
b) Dukungan emosional dan kepatuhan program
pengobatan
c) Manajemen medikasi
d) Pemberian obat inhalasi, intrapleura, intradermal,
intravena, oral.
e) Pencegahan aspirasi
f) Pengaturan posisi semi fowler
g) Perawatan selang dada
h) Manajemen ventilasi mekanik
i) Pemantauan Neurologis
j) Pemberian Analgetik
k) Reduksi Ansietas
l) Stabilisasi jalan napas
m) Terapi Relaksasi otot progresif

b. DP: Bersihkan jalan napas tidak efektif berhubungan


dengan peningkata sekresi kelenjar mukosa.
1. Tujuan : bersihkan jalan nafas tidak efektif
KH :
a) Mendemonstraksikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
28

(mampu mengelarkan sputum, mampu bernafas


dengan mudah, tidak ada pursed lips).
b) Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernapasan dalam rentan normal, tidak ada suara
nafas abnormal).
c) Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor
yang dapat menghabat jalan nafas,
2. Intervensi
Intervensi utama (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) :
a) Latihan Batuk Efektif
b) Manajemen jalan nafas
c) Pemantauan respirasi
Intervensi pendukung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018) :
a) Fisiterapi dada
b) Dukungan kepatuhan Program pengobatan
c) Edukasi Pengukuran respirasi
d) Manajemen asma
e) Manajemen alergi
f) Manajemen jalan nafas buatan
g) Kolaborasi dalam pemberian O2
h) Pemberian obat inhalansi
i) Pengaturan posisi (Semi fowler)

c. DP: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan


retensi karbondioksida.
i. Tujuan : gangguan pertukaran gas
KH :
a) Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
29

b) Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari


tanda-tanda distress pernapasan
c) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
d) Tanda-tanda vital dalam rentan normal.
ii. Intervensi
Intervensi utama (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) :
a) Pemantauan respirasi
b) Terapi oksigen
Intervensi pendukung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018) :
a) Dukungan berhenti merokok
b) Edukasi berhenti merokok
c) Edukasi pengukuran respirasi
d) Fisioterapi dada
e) Insersi jalan nafas buatan
f) Manajemen ventilasi mekank
g) Pencegahan aspirasi
h) Manajemen asam basa
i) Manajemen energi
j) Manajemen jalan nafas buatan
k) Pengambilan sempel darah arteri
l) Perawatan emboli paru
m) Perawatan selang dada
n) Reduksi ansietas

d. DP: Penurunan curah jantung berhubungan dengan


perubahan kontakbilitas dan volume sekuncup jantung
1. Tujuan : Penurunan curah jantung
30

KH :
a) Tanda vital dalam rentan normal (tekanan darah,
nadi, respiratori).
b) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan.
c) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada
asites.
d) Tidak ada penurunan kesadaran.
2. Intervensi
Intervensi utama (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) :
a) Perawatan jantung
b) Perawatan jantung akut
Intervensi pendukung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018) :
a) Edukasi rehabilisasi jantung
b) Insersi Intravena
c) Manajemen Elektrolit
d) Manajemen alat pacu jantung sementara atau
permanen
e) Manajemen aritmia
f) Manajemen nyeri
g) Manajemen spesimen darah dan Overdosis
h) Pemantauan tanda vital
i) Pemberian obat
j) Manjemen dan Pemantauan cairan
k) Manajemen syok
l) Pemantauan elektrolit
m) Resusitasi jantung paru
n) Terapi intravena dan oksigen
o) Perawatan sirkulasi
31

e. DP: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(hipoksia)
1. Tujuan : Intoleransi aktivitas
KH :
a) Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.
b) Mampu melakukan aktifitas sehari hari (ADLS)
secara mandiri.
c) Tanda-tanda vital normal
d) Energy psikomotor
e) Level kelemahan
f) Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan
alat
g) Status kardiopulmunari adekuat
h) Sirkulasi status baik
i) Status Respirasi : Pertkaran gas dan ventilasi
adekuat.
2. Intervensi
Intervensi utama (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018):
a. Manajemen energi
b. Terapi aktivitas
Intervensi Pendukung (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018) :
a) Pemantauan tanda vital
b) Pemberian obat
c) Penentuan tujuan bersama
d) Rehabilisasi jantung
e) Terapi aktifitas
f) Manajemen lingkungan
32

g) Manajemen mood
h) Manajemen program latihan
i) Dukungan kepatuhan program pengobatan
j) Dukungan perawatan diri
k) Dukungan spiritual.

4. Implementasi
Implementasi (pelaksanaan) adalah pelaksanaan
rencana keperawatan oleh perawat dan klien. Perawat
bertanggung jawab kepada asuhan keperawatan yang berfokus
pada klien dan dan berorientasi pada hasil, sebagaimana di
gambarkan dalam rencana keperawatan. Fokus utama dari
implementasi adalah pemberian asuhan keperawatan yang
aman dan individual dengan pendekatan teraupetik.
Spesifikasi dari tindakan keperawatan berupa tindakan
mandiri maupun kolaborasi. Setelah itu perawat dapat
mengakhiri tahap implementasi tersebut dengan mencatat
hasilnya di evaluasi akhir. (Andra S, 2013).
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan sesuai intervensi. Tindakan keperawatan ada 2,
yaitu tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri yaitu
tindakan yang dilakukan perawata tanpa kerjasama dengan tim
lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
dilakukan oleh perawat yang bekerja sama dengan anggota tim
kesehatan lain. (Doenges, 2000)

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan. Semua tahap keperawatan harus dievaluasi
dengan melihat klien, perawat, anggota tim kesehatan lainnya
dan bertujuan untuk menilai apakah tujuan dalam perencanaan
33

tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang dalam


perencanaan tercapai atau tidak atau untuk melakukan
pengkajian ulang jika tindakan belum berhasil.
Kriteria hasil yang ingin dicapai untuk pasien ini
diantaranya, yaitu:
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
b. Menunjukan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam rentan
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
c. Tanda-tanda vital dalam rentan normal (Tekanan darah,
nadi, pernapasan). (Nurarif & Kusuma, 2015)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
Berbagai bentuk penelitian observasional antara lain adalah
deskritif (survey, study kasus) dan analitik (cross seksional, sub control,
dan cohort). Metode yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah
metode deskritif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
dengan memfokuskan pada salah satu masalah penting kasus yang dipilih.
(Notoatmodjo, 2010).
Metode penelitian deskritif bertujuan untuk memaparkan peristiwa-
peristiwa urgent yang terjadi pada masa kini dengan menekan pada data
yang actual dari penyimpulan. (Nursalam, 2013). Kasus yang dipilih pada
penelitian ini yaitu: “ Asuhan Keperawatan Pasien Asma Bronchiale
Dengan Fokus Studi Pola Napas Tidak Efektif “.

B. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini menggunakan dua responden (klien), dimana
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
Adalah kriteria yang dijadikan subyek penelitian. Berikut ini yang
termasuk kriteria inklusi antara lain :
a. Pasien rawat inap yang menderita Asma Bronchiale dengan
pola napas tidak efektif.
b. Pasien dengan rentan usia 30 tahun sampai 80 tahun.
c. Pasien bersedia menjadi responden.
2. Kriteria eksklusi
Merupakan kriteria yang tidak dijadikan subyek penelitian
yang termasuk dalam kriteria eksklusif yaitu pasien yang
mengalami komplikasi berat (gagal nafas). Pada penelitia ini
34

adalah keluarga klien tidak mengizinkan klien dijadikan responden,


dokter tidak mengizinkan klien dijadikan responden, atau klien
memiliki penyakit lain yang memerlukan penanganan khusus
seperti penyakit jantung yang parah. (Setiadi, 2013)

C. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi penelitian
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dalam pola napas tidak efektif
pada klien dengan Asma Bronchiale di RSUD RAA Soewondo
Pati.
2. Waktu penelitian
Proposal ini dilaksanakan pada bulan September 2021 mulai
menyusun proposal.

D. Variabel dan Definisi Oprasional Variabel


Definisi oprasional merupakan pnjelasan semua variabel dan
istilah yang akan digunakan dalam karya tulis secara oprasional yang
bertujuan untuk memudahkan pembaca mengartikan makna karya tulis.
(Setiadi, 2013) Karya tulis ilmiah studi kasus ini berjudul “ Asuhan
Keperawatan Pasien Asma Bronchiale Dengan Fokus Studi Pola Napas
Tidak Efektif “. Dari judul tersebut definisi oprasional yang penulis
tentukan adalah sebagai berikut :
1. Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan adalah serangkaian proses
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Setiadi, 2013)
2. Asma Bronchiale
Asma Bronkhial adalah penyakit yang sering kita jumpai
di masyarakat. Penyakit ini menyerang pada semua umur mulai
dari anak-anak, remaja, dewasa maupun yang sudah lanjut usia.
Asma juga bisa menyerang di semua kalangan dan penyakit ini
35

akan meningkat jika kondisi lingkungan semakin buruk. Lalu


polusi udara, debu juga bisa berpengaruh terhadap penyakit asma.
(Padila, 2017)
3. Oksigenasi
Oksigen adalah proses penambahan O2 ke dalam system
(kimia dan fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna
dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuknya karbondioksiga,
energi dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel. (Mubarak, 2013)
4. Instrument Pengumpulan Data
a. Lembar / format Asuhan Keperawatan
b. Alat Tulis
c. Alat Kesehatan (Stetoskop, Tensimeter)

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengumpulkan semua
data yang diperoleh dari beberapa sumber yang di dapat untuk di buat dua
kasus dengan penyakit yang sama dengan masalah keperawatan dan
diagnosa medis yang sama. (Setiadi, 2013) Penulis mengumpulkan data
dari berbagai sumber yang dibagi menjadi data primer dan sekunder.
1. Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara,jajak
pendapat dari individu atau kelompok (orang).
a. Wawancara
Dalam penelitian, wawancara menjadi metode
pengumpulan data yang utama antara lain seperti identitas
klien dan keluarga, keluhan utama, riwayat penyakit
36

sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga,


pengetahuan keluarga tentang asma bronchiale. Data
tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan klin,
keluarga, maupun perawat atau tenaga medis yang
bersangkutan dengan klien.
b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Dengan pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien dan keluarga.
Peneliti melakukan pengamatan fisik langsung pada
keadaan klinis klien dengan respon klien terhadap tindakan
asuhan keperawatan dengan gangguan oksigenasi.
2. Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan secara umum. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah Arsip RSUD RAA Soewondo
Pati dan petugas RS.

F. Teknik Analisa Data


Dalam analisa data yang dilakukan adalah menilai kesenjangan
antara teori yang ada dalam tinjauan pustaka respon klien pola napas tidak
efektif pada Asma Bronchiale yang telah dipilih menjadi objek penelitian.
Analisa data di mulai dengan mengumpulkan data melalui
wawancara / anamnesa dan observasi secara langsung yaitu pemeriksaan
fisik serta menentukan prioritas masalah serta menentukan diagnosa
keperawatan dan menyusun rencana keperawatan untuk mengatasi
masalah yang ada. Kemudian melakukan tindakan kepearwatan sesuai
waktu dalam rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi keadaan klien
setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan. Data disajikan secara narasi sesuai dengan disain penelitian
37

studi kasus dan ungkapan variabel dari subyek penelitian yang merupakan
data pendukungnya.

G. Etika Penelitian
Etika penulisan bertujuan untuk menjaga kerahasian identitas responden
akan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Masalah etika
utama ditekankan pada beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Inform consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Inform consent merupakan lembar persetujuan antara
peneliti dengan responden. Sebelum memberikan lembar
persetujuan peneliti memberikan informasi-informasi yang adekuat
dan atau lisan yang terkait dengan hak kewajiban akibat yang
muncul dari penelitian ini, selanjutnya peneliti memberikan
kesempatan kepada responden untuk mengambil keputusan apakah
bersedia maupun menolak berpartisipasi secara sukarela.
2. Anonimity (tanpa nama)
Penulis menjamin terjaga kerahasiaan responden, peneliti
tidak mencantumkan inisial, alamat responden. Setiap klien yang
dijadikan sempel penelitian tidak akan ditulis nama untuk menjadi
identitas.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya, untuk penelitian ini
akan menjamin kerahasiaan identitas klien sesuai dengan hukum
yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Andra, S . W & Yessie. M. P, (2013). Teori dan Askep Keperawatan


Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth, (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC

Doenges, M. E. (2015). Manual diagnosis Keperawatan: Rencana,


Intervensi, & Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mubarok & Chayatin, (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
Mediaction

Nursalam, (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Padila. (2017). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha


Medika

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindak Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Setiadi, (2013). “Konsep dan Praktik penulisan Riset keperwatan” Jilid 1


Edis II.
Taufan, N & dkk, ( 2016 ). Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.
Yogyakarta : Nuha Medika

Widaningsih, I.D. (2020). Asuhan Keperawatan Asma Bronkhial Dengan


Fokus Studi Bersihkan Jalan Nafas Tidak Efektif Di RSUD dr.
Leokmonohadi Kudus. KTI tidak dipublikasikan. Semarang : Program
Diploma III Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.

Ambarsari, R. (2020). Asuhan Keperawatan pada Klien Asma Bronkhial


dengan Masalah Ketidakefektifan Pola Napas Di RSUD Bangil
Pasuruan. (online), (http://repo.stikesicmejbg.ac diakses tanggal 30
September 2021).

Riskesdas. (2018). Prevelensi Asma Menurut Provinsi, (online),


(https://kesmas.kemkes.go.id diakses pada tanggal 25 September 2021)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama LengkaP : Febriyani Sholikhati Umun
2. NIM : P1337420419044
3. Tanggal Lahir : 23 Februari 2021
4. Tempat Lahir : Grobogan
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah
a. Jalan : Jl. Raya Purwodadi-Blora
b. Kelurahan : Pulongrambe
c. Kecamatan : Tawangharjo
d. Kab/kota : Grobogan
e. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telpon
a. HP : 081227854938
b. E-mail : yanifebrian770@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan TK di TK Darma Wanita , lulus tahun 2007
2. Pendidikan SD di SD N 1 Pulongrambe, lulus tahun 2013
3. Pendidikan SLTP di SMP N 1 Tawangharjo, lulus tahun 2016
4. Pendidikan SLTA di SMA N 1 Wirosari, lulus tahun 2019
5. Pendidikan Diploma di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi
Keperawatan Blora, lulus tahun 2022

C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Ketua Palang Merah Remaja (PMR) di SMA N 1 Wirosari
2017/2018
2. Anggota Pramuka di SMA N 1 Wirosari 2017/2018
3. Sekertaris White Campus Region 4 Program Studi Diploma III
Keperawatan Blora Tahun 2020
4. Anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi Diploma III
Keperawatan Blora Tahun 2020/2021

Blora, November 2021

Febriyani Sholikhati Umun


NIM.P1337420419044
LEMBAR BIMBINGAN

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BLORA

JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama Mahasiswa : Febriyani Sholikhati Umun

NIM : P1337420419044

Nama Pembimbing : Mu’awanah, Skep.,Ns.,MHKes.

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pasien Asma Bronchiale Dengan

Fokus Pola Napas Tidak Efektif


No Hari/ Materi Bimbingan Saran Tanda Mntr
Tanggal Tangan Kaprodi
Pembimbing
1. 24 Pengajuan judul Perbaiki sesuai
september dan bimbingan saran di komen
2021 BAB 1 (Latar
belakang, tujuan,
dan manfaat)
2. 30 Bimbingan BAB 1. Perbaiki
September 1 (Latar belakang, sesuai saran
2021 tujuan, dan di komen
manfaat) 2. Penulisan
yang di
miringkan
mempunyai
arti yg
berbeda.
Tolong
konsistensi
penulisan yg
di miringkan.
3. 7 Oktober Bimbingan BAB I Buat BAB II
2021 Latar belakang dan perbaiki
yang sudah saya
beri komentar.
4. 5 Cover, BAB I, Perbaiki pada
November BAB II, DP yang ditandai
2021 dan lanjut buat
BAB III serta
halaman lain
serta lampiran
sesuai buku
panduan.
5. 5 Cover, BAB I, Perbaiki yg
November BAB II, BAB III, ditandai
2021 DP, lampiran2 Buat PPT
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12

Blora, November 2021

Kaprodi Keperawatan Blora

Program Studi Diploma III


Joni Siswanto, S.Kp., M.Kes

NIP. 19660713 199003 1 003

Anda mungkin juga menyukai