Riview Jurnal Yang Berhubungan dengan Hepatitis Imbas Obat Pada Penderita TBC.
Tahun : 2019
Subjek penelitian : Seorang perempuan berusia 35 tahun dengan DIH pada TB paru
Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meneliti hepatotoksitas efek samping selama
pengobatan TB, dan penyebaran bakteri mikobakterium tuberkolosis ke organ lain selama
pengobatan TB.
Hasil Penelitian
3. Pada kondisi pasien dengan sputum BTA positif, penghentian semua OAT akan
memperberat kondisi pasien, sehingga direkomendasikan pemberian OAT
nonhepatotoksik, yaitu golongan fluorokuinolon atau sikloserin dan etambutol.
Regimen OAT untuk pasien TB dengan DIH dan pemberian OAT yang tidak bisa
ditunda adalah sebagai berikut:7,27
a. Regimen dengan 2 OAT hepatotoksik
1) 9 bulan INH, rifampisin, dan etambutol (9 RHE) 2 bulan INH,
rifampisin, etambutol, dan streptomisin, dilanjutkan 6 bulan INH
dan rifampisin (2 HRES/6 HR).
2) 6-9 bulan rifampisin, pirazinamide, dan etambutol (6-9 RZE).
b. Regimen dengan 1 OAT hepatotoksi 2 bulan INH, etambutol, dan streptomisin,
dilanjutkan 10 bulan INH dan etambutol (2HES/10HE)
c. Regimen tanpa OAT hepatotoksik 18-24 bulan etambutol, fluorokuinolon,
sikloserin dan kapreomisin atau aminoglikosida
4. Diperlukan suatu pendekatan untuk deteksi dini liver injury pada kasus TB.
Berdasarkan pedoman dari WHO, apabila ditemukan baseline enzim liver yang tinggi
serta faktor risiko untuk terjadinya DIH pada pasien TB, maka pemeriksaan enzim
liver harus dilakukan tiap 2 minggu sekali dalam 2-3 bulan awal pengobatan
Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus penderita perempuan usia 35 tahun dengan DIH pada TB
paru dan multisite TB ekstraparu. Manifestasi TB ekstraparu pada pasien ini meliputi
limfadenitis TB, TB intraabdomen, dan pleuritis TB. Faktor risiko TB ekstraparu pada
pasien ini adalah jenis kelamin perempuan dan malnutrisi. Setelah DIH membaik,
dilakukan reintroduce OAT dengan regimen akhir adalah INH, rifampisin, dan
etambutol yang diberikan selama 9 bulan. Selama evaluasi didapatkan keluhan
gastrointestinal berkurang, berat badan bertambah, hasil evaluasi sputum BTA hasil
negatif, hasil USG abdomen evaluasi menunjukkan dalam batas normal, dan hasil foto
toraks evaluasi tidak didapatkan efusi pleura kanan.