Anda di halaman 1dari 17

SISTEM KARDIOVASKULAR

GANGGUAN COR
PULMONAL

Disusun oleh:
Sifti Nachdiatul Ummah
(2015 02109)
2C
POKOK PEMBAHASANA

Pengertian
Anatomi dan Fisiologi
Etiologi
Manisfestasi klinis
Patofisiologi
Asuhan Keperawatan
Pengertian cor pulmonal
Pengertian
Cor pulmonal didefinisikan sebagai
suatu perubahan dalam struktur dan
fungsi ventrikel kanan yang
disebabkan oleh gangguan utama
dari sistem pernapasan.
Anatomi dan Fisiologi
Jantung adalah sutau organ berotot, didalam vertebra
bertanggung jawab untuk memompa darah melalui
pembuluh darah, kontraksi berirama, atau suatu strutur
yang serupa di annelida, mollusca dan arthrapoda.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan
basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-
9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15
ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar
dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak
100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571
liter darah.Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan
berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas
processus xiphoideus.
Etiologi
Secara umum, penyakit cor pulmonal disebabkan oleh :
1. Penyakit paru yang merata :Terutama emfisema, brnkhitis kronik
(salah satu deretan penyakit cronic obstructive pulmonary disease-
COPD). Dan fribosis akibat tuberculosis.
2. Penyakit pembuluh darah paru-paru :Terutama trombosis dan
embolus paru-paru, fibrosis akibat penyinaran menyebabkan
penurunan elastisitas pembuluh darah paru- paru
3. Hipoventilasi alveolar menahun : Adalah semua penyakit yang
menghalangi pergerakan dada normal, misalnya :
Penebalan pleura bilateral
Kelainan neomuskuler, seperti polimielitis dan distrofi otot
Kiposkoliosis yang mengakibatkan penurunan kapasita
rongga trorak sehingga pergerakan thorak berkurang.
Manisfestasi klinis
1. Umum : Batuk-batuk dengan dahak, sesak nafas, bengek,
pembesaran jantung, dan gagal jantung.
2. Klinis
CP akibat emboli paru: sesak tiba-tiba pada saat istirahat, batuk-batuk dan
hemoptisis.
CP dengan PPOM: sesak nafas disertai batuk yang produktif.
CP dengan hipertensi Pulmonal Primer: sesak nafas dan sering pingsan jika
beraktifitas ( exertional syncope).
CP dengan kelainan jantung kiri: sesak nafas ortopnea, dyspnea.
CP dengan kelaina jantung kanan: bengkak pada perut dan kaki serta cepat
lelah.
Gejala predominan cor pulmonal yang terkompensasi berkaitan dengan
penyakit parunya yaitu batuk produktif kronik, dyspnea karena olahraga,
wheezing respirasi, kelelahan dan kelemahan, nyeri kuadran kanan atas.

3. Tambahan
Sianosis, vena leher distensi, ventrikel kana menonjol, clubbing
fingers.
Patofisiologi
Pembesaran ventrikel kanan pada cor pulmonal
merupakan fungsi pembesaran atau kompensasi dari
peningkatan dalam afterload. Jika resistensi vaskuler paru-
paru meningkat dan tetap meningkat, seperti pada penyakit
vaskuler atau parenkim paru-paru, peningkatan curah
jantung dan pengerahan tenaga fisis dapat meningkatkan
tekanan arteri pulmonalis secara bermakna. Afterload
ventrikel kanan secara kronis meningkat jika volume paru-
paru membesar seperti pada penyakit COPD yang
dikarenakan adanya pernaniangan pernbuluh paru-paru
dan kompresi kapiler alveolar. Penyakit paru-paru dapat
menyebabkan perubahan fisiologis yang pada suatu waktu
akan memengaruhi jantung, menyebabkan pembesaran
ventrikel kanan, dan sering kali berakhir dengan gagal
jantung.
Asuhan Keperawatan

A. Diagnosa keperawatan
B. Intervensi
C. Implementasi
D. Evaluasi
E. Data penunjang
Laborstorium
Ekg
Echo
treatmen
A. Diagnosa keperawatan

Ketidakefektifan pola napas b.d. sempitnya lapang


respirasi dan penekanan toraks.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. penurunan nafsu makan (energi lebih banyak
digunakan untuk usaha bernapas, sehingga metabolism
berlangsung lebih cepat).
Intoleransi aktifitas yang b.d. kelemahan fisik dan
keletihan.
B. Intervensi
Ketidakefektifan pola napas b.d. sempitnya lapang
respirasi dan penekanan toraks.
INTERVENSI RASIONAL
Berikan posisi fowler atau Memaksimalkan ekspansi
semi fowler paru, menurunkan kerja
pernapasan, dan
menurunkan resiko aspirasi
Ajarkan teknik napas dalam Membantu meningkatkan
dan atau pernapasan bibir difusi gas dan ekspansi
atau pernapasan jalan napas kecil,
diafragmatik abdomen bila memberika pasien
diindikasikan beberapa kontrol terhadap
pernapasan, membantu
menurunkan ansietas
Obserfasi TTV (RR atau Obserfasi TTV (RR atau
frekuensi permenit) frekuensi permenit)
Lanjutan ....
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. penurunan nafsu makan (energi lebih banyak
digunakan untuk usaha bernapas, sehingga metabolism
berlangsung lebih cepat).
INTERVENSI RASIONAL
Beri motivasi pada klien Agar pasien mau memenuhi
untuk mengubah kebiasaan diet yang disarankan untuk
makan. kebutuhan nutrisi dalam
metabolisme.
Pantau nilai laboratorium, Untuk mengetahui
khususnya transferin, perkembangan asupan gizi
albumin, dan elektrolit. klien melalui sampel darah.
Diskusikan dengan ahli gizi Untuk bisa lebih tepat
dalam menentukan memberikan diet kepada
kebutuhan protein untuk pasien sesuai zat gizi dan
klien. kalori yang dibutuhkan
Lanjutan
Intoleransi aktifitas yang b.d. kelemahan fisik dan
keletihan
Intervensi Rasional
Beri bantuan untuk Ajarkan klien bagaimana
melaksanakan aktifitas meningkatkan rasa control dan
sehari-hari mandiri dengan kondisi yang ada
Ajarkan klien bagaimana Istirahat memungkinkan tubuh
menghadapi aktifitas memperbaiki energy yang digunakan
menghindari kelelahan dan selama aktifitas
berikan periode istirahat
tanpa gangguan di antara
aktivitas
Kolaborasi dengan ahli gizi Dengan ahli gizi,perawat dapat
mengenai menu makanan menentukan jenis-jenis makanan
pasien yang harus dikonsumsi untuk
memaksimalkan pembentukan
energy dalam tubuh pasien
Implementasi
1. Oksigen kembali edukuat
2. TTV di batas normal
3. Pola nafas telah kembali efektif
4. Nafsu makan kembali normal
5. Klien telah mampu melaksanakanaktivitas sehari-hari
6. Klien telah mampu merubah pola eliminasi urin
Evaluasi
DX 1 : S : paseien mengatakan telah bernafas kembali efektif
O : pasien tampak menunjukan pola nafas efektif.
A : intervensi berhasil
P:-
DX 2 : S : pasein mengatakan nafsu makan kembali normal
O : tampak berat badan klien kembali normal
A : intervensi berhasil
P:-
DX 3 : S : pasein mengatakan telah mampu melakukan
aktivitas kembali
O : pasien tampak melakukan aktivitas
A : intervensi berhasil
P:-
Data penunjang
Laboratorium :Polisitemia ( hemoglobin dan eritrosit meninggi)
akibat PPOM (Penyakit Paru Obstruksi Menahun). Saturasi O2
kurang dari 85%; PCO2 dapat meningkat atau normal.
Pemerikasaan AGD menunjukkan:
PO2 kurang dari 60 mmHg
PCO2 lebih dari 49 mmHg
pH darah rendah
Echo: Tampak adanya pembesaran (dilatasi) ventrikel kanan, tanpa
adanya kelainan struktur pada jantung kiri. Pada pemeriksaan M
mode, katup pulmonal menunjukkan tanda hipertensi pulmonal.
Pemerikasaan ekokardiografi dengan doopler atau denan color
mappingdapat ditunjukkan dengan adanya regurgitasi trikuspidalis
dan katup pulmonal
Lanjutan .

EKG
Biasanya menunjukkkan hipertrifi ventrikel kanan dana
banormalitas atrium kanan.
EKG menunjukkan deviasi aksis ke kanan dan gelombang P
lancip.
Treatmen
Tirah baring, diet rendah garam, dan medikamentosa
berupa diuretik, digitalis, terapi oksigen, dan pemberian
antikoagulan.
Preventif, yaitu berhenti merokok olahraga dan teratur,
serta senam pernapasan sangat bermanfaat walaupun
harus dalam jangka panjang.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai