A. DEFINISI
Henti nafas adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tidak adanya gerakan dada
dan aliran udara pernafasan dari korban atau pasien. Henti nafas merupakan kasus
yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Henti nafas terjadi dalam
keadaan seperti tenggelam atau lemas, stroke, obstruksi jalan napas, epiglotitis,
overdosis obat-obatan, tersengat listrik, infark miokard, tersambar petir, koma akibat
berbagai macam kasus (Suharsono, T., & Ningsih, D. K., 2008).
b) Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya henti nafas yaitu karena berkurangnya oksigen di dalam
tubuh yang akan mengakibatkan hipoksia. Hipoksia dikenal dengan istilah sesak
nafas. Frekuensi nafas pada saat seperti ini lebih cepat daripada keadaan bernafas
biasa. Oleh karena itu, bila hipoksia ini berlangsung lama maka akan memberikan
kelelahan pada otot-otot pernafasan. Kelelahan otot-otot pernafasan akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2.
Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan
menekan pusat nafas yang ada disana yang keadaan seperti ini disebut dengan
henti nafas.
C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis terjadinya henti nafas yaitu
- Aliran udara di mulut dan hidung tidak dapat didengar atau dirasakan
- Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladon sela iga serta
tidak ada pengembangan dada pada saat inspirasi
- Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gejala terjadinya henti nafas yaitu terjadinya hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran
dan hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun).
D. PENGKAJIAN PRIMER
a) Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas
b) Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu
pernafasan, ada tidaknya pernapasan cuping hidung
c) Circulation : kaji nadi, capillary refill, gelisah, letargi, takikardi
E. PENGKAJIAN SEKUNDER
a) Pengkajian head to toe
Data subyektif :
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori,infeksi
atau penyakit-penyakit akut lain, stress yang berhubungandengan faktor-faktor
psikologis dan social, obat-obatan atau terapi lainyang mempengaruhi glikosa
darah, penghentian insulin atau obat antihiperglikemik oral.
b) Data Obyektif
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Sulit bergerak, kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau
aktifitas Letargi/disorientasi, koma
2. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, irama ireguler, S3 dan S4 atau irama gallop, daerah PMI
bergeser ke daerah mediastinal, Homman’s sign (bunyi udara beriringan
dengan denyut jantung menandakan udara di mediastinum, tekanan darah
dapat hipotensi ataupun hipertensi
3. Neurosensori
Gejala : Kelemahan pada otot, parestesi
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), refleks
tendon dalam menurun (koma).
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih yaitu penurunan haluaran urine
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
Tanda : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat nafas dalam, dapat menjalar ke
leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk.
6. Pernapasan
Tanda : Merasa kekurangan oksigen, takipnea, peningkatan kerja pernafasan,
penggunaan otot asesori, penurunan bunyi nafas, penurunan fremitus vocal,
hasil perkusi hipersonan di atas area berisi udara (pneumotorak), dullness di
area berisi cairan, pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak.
Kulit sianosis, pucat, krepitasi subkutan.
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru, keganasan
7. Keamanan
Gejala : riwayat fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi atau kemoterapi
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat faktor risiko keluarga dengan tuberculosis, kanker.
9. MASALAH/DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat
mempertahankan pola pernapasan yang efektif dengan kriteria hasil:
Pasien menunjukkan:
- Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal
- Adanya penurunan dispnea
- Gas darah dalam batas normal
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
- Kaji RR, auskultasi bunyi napas sebagai sumber data adanya
perubahan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan
- Beri posisi fowler atau semi fowler
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu meningkatkan ekspansi
paru
- Berikan oksigen sesuai program memperbaiki oksigenasi
11. ALGORITMA
12. PEMANTAUAN
Pemantauan yang dilakukan adalah monitoring RR, volume nafas yang
adekuat, posisi, pemberian oksigen, tanda vital dan kesadaran.
13. WOC
Tindakan Primer
A, B, C, D dan E
Ventilasi mekanik
Referensi
Doenges M.E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2006). Nursing Care Plan. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia. A. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Sumarsono, T., Ningsih, D. K. (2008). Penatalaksanaan Henti Jantung DI Luar RUmah Sakit
Sesuai dengan Algoritma AHA 2005. Malang: UMM Press.