Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN LUKA SETELAH OPERASI

Oleh :
KELOMPOK II

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari/Tanggal : Jum’at / 20 Desember 2019
Jam : 10.00 wib
Tempat : Bangsal Bedah RSUD Rasidin Padang

1. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya

cidera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur

anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapaun

berdasarkan sifat yaitu abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasu,

puncture, sepsis. Pada saat ada luka di bagian tubuh seseorang maka sangat perlu

di perhatikan kebersihannya, Hal ini diawali dengan perilaku membiasakan

mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Mencuci tangan ini

dapat meminimalkan berpindahnya kuman lewat tangan kita saat makan sehingga

kuman tidak bisa berkembang biak didalam tubuh. Dan dengan demikian tubuh

kita terhindar dari berbagai penyakit serta jika ada luka tidak menjadi infeksi.

Dari data Medical Record RSUD Rasidin Padang didapatkan data pasien di

ruang Bedah dengan luka adalah 95 % dari kasus yang ada. Dari hasil wawancara

dengan perawat di ruang Bedah RSUD Rasidin Padang bahwa setiap harinya

selalu terdapat pasien dengan masalah luka. Berdasarkan hasil observasi kelompok

dari tanggal 6 Desember sampai dengan 13 Desember 2019, ditemukan 14 dari 15

pasien di Ruang Bedah RSUD Rasidin Padang adalah penderita Luka. Sebagian

besar penderita luka yang pulang dari Rumah sakit, masih memerlukan perawatan
luka yang berkelanjutan dirumah, untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah

terjadinya infeksi. Sementara sebagian besar keluarga pasien maupun pasien

sendiri banyak yang belum begitu memahami bagaimana cara perawatan luka yang

baik.

Dilihat dari banyaknya kejadian luka dan kasus terulangnya infeksi luka di

rumah, karena ketidakmampuan keluarga pasien melakukan perawatan luka yang

baik. Maka kami tertarik untuk mengadakan penyuluhan tentang Perawatan Luka

dan Mencuci Tangan yang benar di ruang Bedah RSUD Rasidin Padang .

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan di ruang Bedah RSUD Rasidin Padang

di harapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang Perawatan Luka dan

Mencuci Tangan yang benar.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :

1) Pasien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian

luka.

2) Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang mobilisasi dini setelah

operasi.

3) Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang diit nutrisi pasien setelah

operasi.

4) Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara mencuci tangan yang benar.
3. Strategi Pelaksanaan

Topik : Perawatan Luka dan cuci tangan

Metode : Ceramah, Demonstrasi dan Diskusi,

Media dan Alat : Laptop, infocus, Leaflet dan alat-alat perlengakapan

perawatan luka dan cuci tangan

Tempat : Ruang Bangsal Bedah

Hari/Tanggal : Jum’at / 20 Desember 2019

Jam : 10.00 – 11.00 WIB

Setting tempat :

Keterangan :
: Moderator

: Flipchart

: Penyaji

: Audiens

: Fasilitator

: Obsever

: CI Klinik

: CI Akademik
1. Pengorganisasian

Pembimbing Akademik : Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep

Pembimbing Klinik :

Penyaji + Demonstrator :

 Nancy Sasmita, S.Kep

 Esi Susilawati, S.Kep

 Dien Novita, S.Kep

Moderator : Novarita, S.Kep

Fasilitator + Observer :

 Yulianingsih N, S.Kep

 Willa Natalia, S.Kep

 Santi Jasmi, S.Kep

 Nora Yunita, S.Kep

2. Tugas Pengorganisasian

Moderator :

 Membuka dan menutup acara penyuluhan.

 Memperkenalkan anggota kelompok, Pembimbing Klinik dan Akademik

 Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan

 Membuat kontrak waktu dan bahasa.

 Mengarahkan jalannya penyuluhan.

 Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan

 Memimpin diskusi.

 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

 Menyimpulkan kegiatan.
Penyaji :

 Menyajikan / menyampaikan materi penyuluhan

 Menggali pengetahuan audiens tentang materi penyuluhan

 Menjawab pertanyaan audiens

 Mendemontrasikan perawatan luka dirumah dan cuci tangan pakai sabun

 Menyimpulkan materi penyuluhan.

Fasilitator :

 Memotivasi audien dan memfasilitasi untuk bertanya.

 Mengajak audiens untuk fokus pada materi yang disajikan.

 Meminimalkan gangguan dari luar yang mengganggu jalannya

penyuluhan

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir.

4. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu
1 Pembukaan Tahap pembukaan : 5 menit
1. Moderator Menjawab salam
memberi salam
2. Moderator Mendengarkan
memperkenalkan
pembimbing dan
anggota kelompok
3. Moderator Menyetujui kontrak
membuat kontrak waktu dan bahasa
waktu dan bahasa
4. Moderator Mendengarkan
menjelaskan tujuan
kegiatan
2 Penyampaian 1. Menggali Mengemukakan 45 menit
materi/isi pengetahuan Pasien pendapat
penyuluhan dan keluarga tentang
pengertian luka
2. Memberikan Mendengarkan
reinforcement positif
3. Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang pengertian memperhatikan
luka Mengemukakan
4. Menggali pendapat
pengetahuan Pasien
dan keluarga tentang
perawatan luka Mendengarkan
5. Memberikan
reinforcement positif Mendengarkan dan
6. Menjelaskan memperhatikan
tentang perawatan luka Mengemukakan
7. Menggali pendapat
pengetahuan Pasien
dan keluarga tentang
mobilisasi dini setelah Mendengarkan
operasi
8. Memberikan Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
9. Menjelaskan
tentang mobilisasi dini Mengemukakan
setelah opersasi pendapat
10. Menggali
pengetahuan Pasien
dan keluarga tentang Mendengarkan
diit nutrisi post operasi
11. Memberikan Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
12. Menjelaskan
tentang tentang diit Mengemukakan
nutrisi post operasi pendapat
13. Menggali
pengetahuan Pasien
dan keluarga tentang Mendengarkan
mencuci tangan yang
benar Mendengarkan dan
14. Memberikan memperhatikan
reinforcement positif
15. Menjelaskan Memperhatikan dan
tentang cara mencuci mempraktekan
tangan yang benar
16. Mendemontrasikan
cara cuci tangan yang
benar
3 Penutup 1. Memberikan Mengajukan pertanyaan 10 menit
kesempatan kepada
Pasien dan keluarga
untuk bertanya
2. Menanyakan Mengemukakan
kembali tentang materi pendapat
perawatan luka
dirumah dan cuci
tangan
3. Memberi Mendengarkan
reinforcement positif
4. Menyimpulkan Bersama menyimpulkan
hasil penyuluhan hasil penyuluhan
bersama Pasien dan
keluarga Mendengar dan
5. mengakhiri kontrak memperhatikan
waktu Menjawab salam
6. Mengucapkan
salam
5. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur.

- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

- Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai dengan perencanaan

- Minimal 70% dari pasien dan keluarga hadir mengikuti acara penyuluhan

b. Evaluasi Proses.

- Pasien dan keluarga berperan aktif selama kegiatan berlangsung

- Minimal 70% dari pasien dan keluarga yang hadir mengikuti acara

penyuluhan sampai selesai

c. Evaluasi Hasil.

Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan luka diharapkan :

- 70% pasien dan keluarga dapat memahami tentang pengertian luka

- 70 % pasien dan keluarga dapat menyebutkan tentang perawatan luka

- 70 % pasien dan keluarga dapat menyebutkan tentang mobilisasi dini

- 70 % pasien dan keluarga dapat menyebutkan diit nutrisi pasien post ops

- 70 % pasien dan keluarga dapat menyebutkan cara mencuci tangan yang

benar
MATERI
PERAWATAN LUKA

I. Perawatan Luka

a. Pengertian Luka

Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat

menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-

sehari.

b. Pengertian Perawatan Luka

Perawatan luka adalah merawat luka dengan memasang pembalut atau penutup

pada luka agar luka tidak terbuka . Perawatan luka adalah upaya atau tindakan yang

dilakukan untuk mencegah infeksi yang dilakukan dengan langkah-langkah tertentu.

c. Tujuan Perawatan Luka

 Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme kedalam kulit dan membrane

mukosa

 Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

 Mempercepat penyembuhan

 Membersihkan luka dari benda asing atau debris

 Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat

 Mencegah perdarahan

d. Tanda dan gejala infeksi pada luka

 terjadi bengkak disekitar luka


 Panas badan yang meningkat

 Kemerahan disekitar luka

 Nyeri

 Perubahan fungsi organ

 Cairan yang berupa nanah pada luka

 Luka berbau tidak sedap

e. Tips Perawatan Luka Bagi pasien setelah Operasi

 Makan makanan yang bergizi

 Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari

 Usahakan cukup istirahat

 Menjaga luka tidak basah dan kotor

 Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa

 Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi

tubuh

 Minum obat sesuai aturan dokter

f. Tempat Perawatan Luka

 Rumah Sakit

 Puskesmas

 Klinik Dokter

 Klinik Bidan / Perawat

 Klinik Homecare

II. Mobilisasi Dini Post Ops


a. Pengertian Mobilisasi Dini Post Operasi

Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan

setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan

bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar

(Brunner & Suddarth, 2002).

Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek

yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk

mempertahankan kemandirian. Konsep mobilisasi dini sebenarnya adalah

untuk mencegah komplikasi paska operasi. Dari Kedua definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya

mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing

penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini juga

didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang

dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pasca operasi.

b. Tujuan Mobilisasi Dini Post Operasi

Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain:

o Mempertahankan fungsi tubuh

o Memperlancar peredaran darah

o Membantu pernafasan menjadi lebih baik

o Mempertahankan tonus otot

o Memperlancar eliminasi alvi dan urine

o Mempercepat proses penutupan jahitan operasi

o Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali

normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.


o Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau

Berkomunikasi

c. Manfaat Mobilisasi Dini

Menurut Mochtar (2005), manfaat mobilisasi bagi post operasi adalah :

 Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal

sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi

rasa sakit dengan demikian anak merasa sehat dan membantu

memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, terutama penutupan

luka jahitan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan

bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini

juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

 Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi

sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan

tromboemboli dapat dihindarkan.

d. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi

Berikut beberapa kerugian bila tidak melakukan mobilisasi post operasi :

 Penyembuhan luka menjadi lama

 Menambah rasa sakit

 Badan menjadi pegal dan kaku

 Kulit menjadi lecet dan luka

 Memperlama perawatan dirumah sakit

e. Tahap-tahap Mobilisasi Dini


Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini

akan dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain :

 Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu.

Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,

menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat

tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki

 Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan

kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli

 Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk

 Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan.

Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh

digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka

operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dikerjakan.

Padahal tidak sepenuhnya masalah ini perlu dikhawatirkan, bahkan justru hampir

semua jenis operasi membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini

mungkin. Asalkan rasa nyeri dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi

menjadi gangguan, dengan bergerak, masa pemulihan untuk mencapai level

kondisi seperti pra pembedahan dapat dipersingkat. Dan tentu ini akan

mengurangi waktu rawat di rumah sakit, menekan pembiayaan serta juga

dapat mengurangi stress psikis.Dengan bergerak, hal ini akan mencegah

kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin

kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh,

mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan

mempercepat penyembuhan luka. Menggerakkan badan atau melatih kembali


otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar pikiran dan

mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja

berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik. Pengaruh latihan pasca

pembedahan terhadap masa pulih ini, juga telah dibuktikan melalui

penelitian penelitian ilmiah. Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah

pembedahan, tentu setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat

digerakkan kembali setelah dilakukan pembiusan regional.

Pada saat awal, pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur

dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan,

mengkontraksikan otot-otot dalam keadaan statis maupun dinamis termasuk

juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan. Pada 12 sampai

24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan

duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas

tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil

digerak-gerakan. Di hari kedua pasca operasi, rata-rata untuk pasien yang

dirawat di kamar atau bangsal dan tidak ada hambatan fisik untuk berjalan,

semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar

kamar, misalnya berjalan sendiri ke toilet atau kamar mandi dengan posisi infus

yang tetap terjaga. Bergerak pasca operasi selain dihambat oleh rasa nyeri

terutama di sekitar luka operasi, bisa juga oleh beberapa selang yang

berhubungan dengan tubuh, seperti; infus, cateter, pipa nasogastrik

(NGT=nasogastric tube), drainage tube, kabel monitor dan lain-lain.

Perangkat ini pastilah berhubungan dengan jenis operasi yang dijalani.

Namun paling tidak dokter bedah akan mengintruksikan susternya untuk


membuka atau melepas perangkat itu tahap demi tahap seiring dengan

perhitungan masa mobilisasi ini. Untuk operasi di daerah kepala, seperti

trepanasi, operasi terhadap tulang wajah, kasus THT, mata dan lain-lain, setelah

sadar baik, sudah harus bisa menggerakkan bagian badan lainnya. Akan

diperhatikan masalah jalan nafas dan kemampuan mengkonsumsi makanan jika

daerah operasinya di sekitar rongga mulut, hidung dan leher. Terhadap

operasi yang dikerjakan di daerah dada, perhatian utama pada pemulihan

terhadap kemampuan otot-otot dada untuk tetap menjamin pergerakan

menghirup dan mengeluarkan nafas. Untuk operasi di perut, jika tidak ada

perangkat tambahan yang menyertai pasca operasi, tidak ada alasan untuk

berlamalama berbaring di tempat tidur. Perlu diperhatikan kapan diit

makanan mulai diberikan, terutama untuk jenis operasi yang menyentuh

saluran pencernaan. Yang luka operasinya berada di areal punggung,

misalnya pada pemasangan fiksasi pada tulang belakang,kemampuan untuk

duduk sedini mungkin akan menjadi target dokter bedahnya. Sedangkan operasi

yang melibatkan saluran kemih dengan pemasangan cateter dan atau pipa

drainage sudah akan memberikan keleluasaan untuk bergerak sejak dua kali

24 jam pasca operasi. Apalagi operasi yang hanya memperbaiki anggota

gerak, seperti operasi patah tulang, sudah menjadi kewajiban pasien untuk

menggerakkan otot dan persendian di sekitar areal luka operasinya secepat

mungkin.

III. DIIT NUTRISI POST OPS

a. Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga

untuk perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. (Indah, 2013).

Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah

menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada

macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. (Heri, 2013).

b. Tujuan Diit Post Ops

Tujuan diet post-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien

segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan

daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :

 Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)

 Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain

 Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

 Mencegah dan menghentikan perdarahan (Indah, 2013)

c. Jenis Makanan Yang Harus Diperhatikan Untuk Penyembuhan Luka

Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan

diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa ,

diantarannya :

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan

oksigen. Karbohidrat dibagi atas :

 Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal

yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa

disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa

(glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).


 Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak

molekul glukosa.

 Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak

dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori

tetapi dapat meningkatkan volume feces.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama

sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati

pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya

selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat

60-75% dari kebutuhan energi total.

2. Protein

Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan

tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging,

babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah:

kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-

kacangan, dan biji-bijian.

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini

berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein

akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam

amino yang kemudian akan diserap oleh usus.

Fungsi protein :

 Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme

yang normal dan proses pengausan yang normal.

 Protein menghasilkan jaringan baru.


 Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan

fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.

 Protein sebagai sumber energi.

Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.

3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri

atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25%

dari kebutuhan energi total.

Fungsi lemak :

 Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan

memberikan 9 kal/gr.

 Ikut serta membangun jaringan tubuh.

 Perlindungan.

 Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

 Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan

mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.

4. Vitamin

Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi

sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu :

 vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan

 vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

5. Mineral dan Air


Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan

sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan

konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung

sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus

disediakan lewat makanan.

Tiga fungsi mineral :

 Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.

 Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi

cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).

 Bahan dasar enzim dan protein.

Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral

dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah

protein dan vitamin C. (Heri, 2013).

Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses

penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah

terjadinya infeksi dan perdarahan luka. (Heri, 2013)

Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka menurut Heri

(2013) :

 Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,

kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.

 Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat,

daun singkong dll

d. Syarat Diet

Diet yang disarankan adalah :


 Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi

 Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita

 Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)

 Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

 Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan

kebiasaan makan penderita.

IV. Mencuci Tangan Yang Benar

a. Pengertian Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah membersihkan kedua tangan dari semua kotoran dengan

menggunakan air bersih dan sabun (Depkes RI, 2008)

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.

Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, jika tanpa sabun maka

kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan (Depkes RI, 2008)

b. Waktu Mencuci Tangan

 Setiap kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang,binatang,berkebun )

 Setelah buang air besar

 Setelah menceboki bayi atau anak

 Sebelum makan dan menyuapi anak

 Sebelum menyusui bayi (Depkes RI, 2008)

c. Resiko Tidak Dilakukan Cuci Tangan

 Tangan kotor dan banyak mengandung kuman penyakit

 Jika tangan kotor, kuman dengan cepat masuk kedalam tubuh saat kita makan

dan bisa menimbulkan penyakit.


d. Persiapan Alat Cuci Tangan

 Sabun (batang atau cair, yang antiseptik maupun nonantiseptik)

 Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar

 Air mengalir (pipa, atau ember dengan keran),

 Handuk/lap sekali pakai (tisu, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai)

e. Langkah-Langkah Mencuci Tangan

 Tuangkan sabun secukupnya

 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan

sebaliknya.

 Gosok kedua telapak dan sela-sela jari

 Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci

 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan

sebaliknya.

 Gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di talapak tangan kiri

demikian sebaliknya.

 Bilas kedua tangan dengan air


DAFTAR PUSTAKA

DepKes R.I, 2008, Panduan Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Jakarta

Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka
dan Stoma Rumah Sakit Dharmais, 2004, Perawatan Luka, Jakarta : Makalah
Mandiri.

Potter, Perry, 2001, Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, Jakarta :
EGC.

Walton, Robert. L, 1990, Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih
bahasa Sonya Samsudin, Cetakan I, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai