ABORTUS HABITUALIS
Disusun Oleh :
Bobi Anreza
202091049
Dosen Pembimbing:
NS. Armina M.Kep, Sp.Kep, An
PRODI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI
BULAN DESEMBER TAHUN 2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
ABORTUS HABITUALIS
C. Penyebab
a. Faktor Janin:
- Kelainan pada zigot
Adanya kelainan genetik pada suami istri kromosom yang di bawa
kedua pasangan itulah yang di duga menyebapkan keguguran.
Kelainan telur menyebapkan kelainan pertumbuhan sehinga janin
tidak bisa berkembang karena adanya kelainan kromosom (trisomi
dan palyploidi)
- Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas)
- Edarteritis dapat terjadi dalam villikorealis yang menyebapkan
oksigenasi plasenta tergangu yang mengakibatkan ganguan
pertumbuhan dan kelainan janin.
b. Faktor ibu
- Kelainan anatomi pada rahim, yang di sebabkan karena kelainan
bawaan pada ibu atau karena sebab penyakit misanyal mioma yang
menyebabkan tidak adanya ruang untuk pertumbuhan janin, adanya
kelainan pada uterus misalnya fibroid, malformasi congenital,
prolaps atau retroversio uteri, hipoplasia uterus, serviks
inkompeten.
- Gangguan fungsi rahim (endometrium), yang kemungkinan di
sebabkan oleh kelainan hormonal, gangguan nutrisi ibu, penyakit
infeksi yang di derita ibu misalnya toxo, rubella, kelainan
imunologi dan psikologi bisa mempengaruhi fungsi endometrium.
- Gangguan hormonal, gangguan hormone pada kelenjar gondok/
hipertiroidisme bila kadar tiroidnya terlalu tinggi atau hipotroid
bila kadarnya terlalu rendah, dan ini bisa mengganggu
metabolisme, yang mempengaruhi perkembangan janin yang
menimbulkan keguguran karena terganggunya hormone
progesterone. Penurunan sekresi progesterone inilah yang
menyebabkan abortus pada usia 10-12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormone.
- Karena ACA (Anticardiopilin antibody) yang menyebabkan Aps
(antiphospholipid Syndrome) anti body yang abnormal bisa
mengakibatkan pembekuan sirkulasi darah. Pengentalan dan
pembekuan darah ini juga terjadi di dalam plasenta, bila adanya
bekuan darah yang menyumbat di plasenta oksigen dan nutrisi
tidak bisa terkirim ke janin sehingga janin mengalami kematian.
- Gaya hidup, seperti merokok dan alkoholisme, tetapi penyebab ini
juga di pengaruhi faktor yang lain misalnya waktu gestasi,
perjalanan reproduksi, dan status sosial.
- Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompabilitas) sistim HLA
(Human Leukocyte Antigen) berperan penting dalam kematian
janin berulang.
Pendarahan Nekrosis
Uterus berkontraksi
Dx. kep
Cemas
Dx. Kep Pendarahan
Berduka Stres
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG (Ultrasonograi) untuk menentukan
apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar Fibrinogen darah pada missed abortion.
(Reny Yuli Aspiani. 2017).
a. Abortus Iminens
2. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak
panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
3. Tes kehamilan dapat dilakukan bila hasil negatif, mungkin janin sudah
mati, pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Inkomplit
2. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg Intramuskular.
d. Abortus Komplit
e. Missed Abortion
5. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 2096 dalam kavum uteri
melalui dinding perut.
Studi Kasus
Ny.W, 30 tahun datang ke Puskesmas Putri Ayu dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan sejak tanggal 19 Desember 2020 sejak pagi. Darah
yang keluar berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri
perut bawah diatas simpisis. Sampai dipuskesmas pasien masih
mengeluarkan darah sebanyak 3 softeks.
Pasien sedang hamil anak ke 3 dengan umur kehamilan 13 minggu. Pasien
hanya memeriksakan kehamilan nya ke bidan dan tidak pernah ke rumah
sakit ataupun USG kehamilan. Pasien mempunyai riwayat keguguran
sudah 2 kali scbelumnya. Pada kehamilan pertama pasien keguguran pada
umur kehamilan 8 minggu, dikurct di RS oleh spesialis. Kehamilan kedua
pasien keguguran pada umur kehamilan 10 minggu tapi tidak dikuret,
katanya janin nya sudah keluar semua oleh dokter yang memeriksa. Pasien
sudah diedukasi sebelumnya oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan untuk mengetahui penyebab keguguran tapi pasien tidak mau
dengan alasan tidak punya uang dan tidak ada waktu karena jualan di
pasar dari pagi sampai sore. Riwayat HT disangkal. riwayat DM
disangkal, riwayat operasi pada daerah perut juga disangkal. Riwayat
keputihan hanya beberapa hari saja menjelang mau mens dan tidak terasa
gatal ataupun panas. Riwayat nyeri saat BAK juga disangkal. Pasien tidak
mengkonsumsi obat apapun termasuk jamu dan herbal saat kehamilan dan
hanya minum obat dari bidan saja.
PENGKAJIAN IBU HAMIL : ABORTUS HABITUALIS
A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
Data Ibu
a) Nama inisial : Ny. W
b) Diagnosa medis : Abortus Habitualis
c) No MR : 696938
d) Usia ibu : 30 Tahun
e) Usia kehamilan : 13 minggu
f) Kehamilan ke :3
g) Jumlah anak hidup :0
h) Status obsteri :GPAH
i) Status Perkawinan : Perkawinan Ke 1
j) Pendidikan ibu : SMA
k) Pekerjaan ibu : Wiraswasta
l) Agama : Islam
m) Alamat lengkap : Simpang III Sipin, Lorong Sepenggal
Data Suami
b. Riwayat Abortus
c. Riwayat Persalinan
Masalah Keperawatan:
Payudara
Masalah Keperawatan:
3) Abdomen
a. Uterus: posisi, TFU, konstraksi uterus, dll. Jelaskan :
b. Kandung kemih (kosong/ teraba penuh, katerisasi,
(ya/tidak), jumlah, bau, ganguan berkemih, jelaskan:
c. Pergerakan janin: frekuensi nyeri/tidak jelaskan: tidak ada
pergerakan janin.
d. Leopold (jika janin masih hidup):
e. Nyeri abdomen dan pingang yang merupakan cirri-ciri ibu
yang mengaklami abortus, jelaskan: nyeri perut bawah
diatas simpisis.
Masalah Keperawatan:
4) Genitalia
o Eksternal: kebersihan vulva secara umum: vulva lembab
o Pendarahan pervagina: warna, jumlah, bau, isi,
mengumpal/tidak, dll. jelaskan: . Darah yang keluar
berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri
perut bawah diatas simpisis.
o Jika di temukan adanya keputihan ( bau, gatal/tidak, sejak
kapan, dll), edema/tidak, varises/tidak, hemoroid/tidak,
nyeri/tidak, perhatikan penyakit kelamin, jelaskan: klien
mengalami keputihan namun tidak gatal dan panas
o Internal ( vagina dan serviks): kebiruan mukosa vagina dan
serviks (tanda chadwik), itmus melunak, (tanda hegar),
serviks melunak (tanda godell), serviks mudah fleksi (tanda
Mc.donal).jelaskan:
Masalah Keperawatan:
Masalah Keperawatan:
Masalah Keperawatan:
DO:
Konjungtiva anemis
Pasien tampak pucat
Pasien lemah
TD: 110/70 mmHg R: 24
kali/menit, S: 36,7°C, N:78
kali/menit
DO:
Pasien tampak meringis
Klien tampak menghindari posisi
nyeri
Skala nyeri 5-6
DO:
Pendarahan pervagina
Vulva lembap
Pemberian Analgetik
(Analgetic
Adminnistration):
- Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas, dan
keparahan sebelum
pengobatan.
- Berikan obat
dengan prinsip 5
benar.
- Cek riwayat alergi
obat.
- Libatkan klien
dalam pemilhan
analgetik yang akan
digunakan.
- Pilih analgetik
secara
tepat/kombinasi
lebih dari satu
analgetik jika telah
diresepkan.
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik pertama
kali.
- Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat.
- Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek
samping).