Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS HABITUALIS

Disusun Oleh :
Bobi Anreza
202091049

Dosen Pembimbing:
NS. Armina M.Kep, Sp.Kep, An

PRODI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI
BULAN DESEMBER TAHUN 2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
ABORTUS HABITUALIS

A. Definisi Abortus Habitualis

Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan


sebelum janin viable (usia kehamilan 20 minggu) (Reny Yuli Aspiani.
2017). Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun
sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup di luar kandungan
(Reny Yuli Aspiani. 2017). Abortus adalah di keluarkanya hasil konsepsi
sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari
1000g atau umur hamil kurang dari 28 minggu (Reny Yuli Aspiani. 2017).
Abortus adalah ancaman atau mengeluarnya hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu (Reny Yuli Aspiani. 2017). Abortus
adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di luar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur
kehamilan kurang dari 28 minggu (Icemi Sukarni K, Wahyu P. 2013).

Sedangkan Abortus Habitualis merupakan Abortus spontan yang


terjadi 3 kali atau lebih secara berturut-turut.pada umumnya penderita
tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilanya berakhir sebelum 28
minggu. (Reny Yuli Aspiani. 2017). Abortus Habitualis adalh kejadian
abortus berulang umumnya di sebapkan karena kelainan anatomik uterus
(mioma, spatum, serviks inkompeten dan lain-lain atau kelainan faktor-
faktor immunologi. Idealnya dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat
ada atau tidaknya kelainan anatomi (Erna Setiyaningrum. 2017).
B. Tanda dan Gejala
a. Terhambatnya haid atau amenorrhoe kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah, kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c. Pendarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan
hasil konsepsi.
d. Rasa mual atau keram perut, di daerah atas simisis, sering nyeri
pingang akibat kontrsksi uterus.

(Reny Yuli Aspiani. 2017).

C. Penyebab
a. Faktor Janin:
- Kelainan pada zigot
Adanya kelainan genetik pada suami istri kromosom yang di bawa
kedua pasangan itulah yang di duga menyebapkan keguguran.
Kelainan telur menyebapkan kelainan pertumbuhan sehinga janin
tidak bisa berkembang karena adanya kelainan kromosom (trisomi
dan palyploidi)
- Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas)
- Edarteritis dapat terjadi dalam villikorealis yang menyebapkan
oksigenasi plasenta tergangu yang mengakibatkan ganguan
pertumbuhan dan kelainan janin.
b. Faktor ibu
- Kelainan anatomi pada rahim, yang di sebabkan karena kelainan
bawaan pada ibu atau karena sebab penyakit misanyal mioma yang
menyebabkan tidak adanya ruang untuk pertumbuhan janin, adanya
kelainan pada uterus misalnya fibroid, malformasi congenital,
prolaps atau retroversio uteri, hipoplasia uterus, serviks
inkompeten.
- Gangguan fungsi rahim (endometrium), yang kemungkinan di
sebabkan oleh kelainan hormonal, gangguan nutrisi ibu, penyakit
infeksi yang di derita ibu misalnya toxo, rubella, kelainan
imunologi dan psikologi bisa mempengaruhi fungsi endometrium.
- Gangguan hormonal, gangguan hormone pada kelenjar gondok/
hipertiroidisme bila kadar tiroidnya terlalu tinggi atau hipotroid
bila kadarnya terlalu rendah, dan ini bisa mengganggu
metabolisme, yang mempengaruhi perkembangan janin yang
menimbulkan keguguran karena terganggunya hormone
progesterone. Penurunan sekresi progesterone inilah yang
menyebabkan abortus pada usia 10-12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormone.
- Karena ACA (Anticardiopilin antibody) yang menyebabkan Aps
(antiphospholipid Syndrome) anti body yang abnormal bisa
mengakibatkan pembekuan sirkulasi darah. Pengentalan dan
pembekuan darah ini juga terjadi di dalam plasenta, bila adanya
bekuan darah yang menyumbat di plasenta oksigen dan nutrisi
tidak bisa terkirim ke janin sehingga janin mengalami kematian.
- Gaya hidup, seperti merokok dan alkoholisme, tetapi penyebab ini
juga di pengaruhi faktor yang lain misalnya waktu gestasi,
perjalanan reproduksi, dan status sosial.
- Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompabilitas) sistim HLA
(Human Leukocyte Antigen) berperan penting dalam kematian
janin berulang.

(Erna Setiyaningrum. 2017).


D. Patofisiologi/WOC

Pendarahan Nekrosis

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Hasil konsepsi keluar Merasa kehilangan hasil konsepsi


sempurna keluar tidak sempurna

Dx. kep
Cemas
Dx. Kep Pendarahan

Berduka Stres

Nyeri Dx. Kep


Kurang Volume Caairan

Dx. Kep Dx. Kep Dx. Kep


Intoleransi Aktivitas Nyeri Akut Ganguan Pola Tidur

(Reny Yuli Aspiani. 2017).


E. Komplikasi
a. Perdarahan (Hemorrage)
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi retroleksi. Terjadi retakan pada rahim, misalnya abortus
provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya per: forasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya perlukan pada uterus atau organ reproduksi
lainnya.
c. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
dan karena infeksi berat.
d. Infeksi
Sebenarnya pada genetalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri
yang merupakan lora normal. Khususnya pada genetalia eksterna yaitu
Staphylococcus, streptococcus, gram negatif enteric bacilli, mycoplas
ma, treponema (selain T. Paliidum), leptospira, jamur, trichomonas
paginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili, streptococcus, staphy
Jococcus, gram negatif enteric bacilli, clostridium sp, bakteroides sp:
fisteria dan jamur
(Reny Yuli Aspiani. 2017).

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG (Ultrasonograi) untuk menentukan
apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar Fibrinogen darah pada missed abortion.
(Reny Yuli Aspiani. 2017).

G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

a. Abortus Iminens

1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang


mekanik berkurang.

2. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak
panas dan tiap empat jam bila pasien panas.

3. Tes kehamilan dapat dilakukan bila hasil negatif, mungkin janin sudah
mati, pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

4. Berikan obat penenang, biasanya Fenobarbital 3 x 30 mg, berikan


preparat hemafinik misalnya Sulfas Ferosus 600-1000 mg.

5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.

6. Bersihkan vulva minimal 2 x sehari dengan cairan anti septik untuk


mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

b. Abortus Insipiens

1. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa


pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.

2. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai


perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vacum
atau cunam abortus disusul dengan kerokan memakai kuret tajam.
Suntikkan ergometrin 0,5 mg Intramuskular.

3. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU


dalam dekstrose 5 So 500 mil dimulai 5 tetes permenit dan naikkan sesuai
kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
4. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.

c. Abortus Inkomplit

1. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl


Fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.

2. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg Intramuskular.

3. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan


pengeluaran plasenta secara manual.

4. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

d. Abortus Komplit

1. Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3


sampai 5 hari.

2. Bila pasien anemia, berikan sulfas ferosus atau transfusi darah.

3. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

4. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

e. Missed Abortion

1. Bila kadar fibrinogen normal segera keluarkan jaringan konsepsi dengan


cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

2. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fiobrinogen kering atau segar


sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

3. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks


dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks
dengan dilatator heger, kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam
ovum lalu dengan kuret tajam.
4. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu
infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 596 sebanyak 500 ml mulai 20 tetes
permenit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus.

5. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 2096 dalam kavum uteri
melalui dinding perut.

f. Abortus Septik/Infeksiosus Abortus septik harus dirujuk ke rumah sakit.


1. Penanggulangan infeksi

- Obat pilihan pertama: Penisilin Proakin 800.000 IU intramuskular


tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 mg
peroral tiap 6 jam.

- Obat pilihan kedua: Ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap


4 jam ditambah metronidazol 500 mg tiap 6 jam.

- Obat pilihan lainnya: Ampisilin dan kloramfenikol, penisilin dan


metrodinazol, ampisil dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.

2. Tingkat asupan cairan

- Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah.

- Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau


lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus
dikeluarkan dari uterus.

Reny Yuli Aspiani. 2017).


LAPORAN KASUS
ABORTUS HABITUALIS

 Studi Kasus
Ny.W, 30 tahun datang ke Puskesmas Putri Ayu dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan sejak tanggal 19 Desember 2020 sejak pagi. Darah
yang keluar berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri
perut bawah diatas simpisis. Sampai dipuskesmas pasien masih
mengeluarkan darah sebanyak 3 softeks.
Pasien sedang hamil anak ke 3 dengan umur kehamilan 13 minggu. Pasien
hanya memeriksakan kehamilan nya ke bidan dan tidak pernah ke rumah
sakit ataupun USG kehamilan. Pasien mempunyai riwayat keguguran
sudah 2 kali scbelumnya. Pada kehamilan pertama pasien keguguran pada
umur kehamilan 8 minggu, dikurct di RS oleh spesialis. Kehamilan kedua
pasien keguguran pada umur kehamilan 10 minggu tapi tidak dikuret,
katanya janin nya sudah keluar semua oleh dokter yang memeriksa. Pasien
sudah diedukasi sebelumnya oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan untuk mengetahui penyebab keguguran tapi pasien tidak mau
dengan alasan tidak punya uang dan tidak ada waktu karena jualan di
pasar dari pagi sampai sore. Riwayat HT disangkal. riwayat DM
disangkal, riwayat operasi pada daerah perut juga disangkal. Riwayat
keputihan hanya beberapa hari saja menjelang mau mens dan tidak terasa
gatal ataupun panas. Riwayat nyeri saat BAK juga disangkal. Pasien tidak
mengkonsumsi obat apapun termasuk jamu dan herbal saat kehamilan dan
hanya minum obat dari bidan saja.
PENGKAJIAN IBU HAMIL : ABORTUS HABITUALIS

Nama Mahasiswa : Bobi Anreza

NPM : 2020 91 049

Ruang Praktik : IGD Puskesmas Putri Ayu

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
Data Ibu
a) Nama inisial : Ny. W
b) Diagnosa medis : Abortus Habitualis
c) No MR : 696938
d) Usia ibu : 30 Tahun
e) Usia kehamilan : 13 minggu
f) Kehamilan ke :3
g) Jumlah anak hidup :0
h) Status obsteri :GPAH
i) Status Perkawinan : Perkawinan Ke 1
j) Pendidikan ibu : SMA
k) Pekerjaan ibu : Wiraswasta
l) Agama : Islam
m) Alamat lengkap : Simpang III Sipin, Lorong Sepenggal

Data Suami

a) Nama inisial : Tn. A


b) Usia : 35 Tahun
c) Pendidikan : SMP
d) Pekerjaan : Wiraswasta
II. Alasan Masuk Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik
Keluhan Jelaskan : Ny.W, 30 tahun datang ke Puskesmas Putri
Ayu dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tanggal 19
Desember 2020 sejak pagi. Darah yang keluar berwarna merah
segar dan berupa prongkolan disertai nyeri perut bawah diatas
simpisis. Sampai dipuskesmas pasien masih mengeluarkan darah
sebanyak 3 softeks.
Masalah Keperawatan: pendarahan pervagina
III. Kondisi Kesehatan Sekarang:
kondisi kesehatan klien saat pengkajian uraikan secara rinci,
sehingga mendukung masalah/ diagnose keperawatan, jelaskan:
klien mengeluhkan nyeri perut bawah diatas simpisis, serta pasien
masih mengeluarkan darah pervagina. Klien tampak meringis
kesakitan, klien tampak menghindari posisi nyeri (Skala nyeri 5-6).
Masalah Keperawatan: Kontraksi otot uterus
IV. Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat pembedahan : klien tidak pernah melakukan pembedahan
sebelumnya.
b. Riwayat Penyakit : klien pernah mengalami keguguran sebelumnya
saat kehamilan pertama dan kedua.
Maslah Keperawatan:
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji riwayat penyakit keluarga yang mungkin berhubungan dengan
kejadian abortus saat ini: tidak ada angota keluarga yang
mengalami penyakit serupa dengan pasien.
Maslah Keperawatan:
VI. Riwayat Kehamilan, Abortus dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan

Kehamil Usia Frekuensi Keluhan/masla Obat-


an ke ibu saat ANC h saat hamil obatan
hamil yang
dikonsumsi
saat hamil
1 25 0 Keluar darah Tidak ada
perrvagina serta
rasa nyeri
dibagian perut
bawah di atas
simpisis
2 28 0 Keluar darah Tidak ada
perrvagina serta
rasa nyeri
dibagian perut
bawah di atas
simpisis
3 30 0 Keluar darah Tidak ada
perrvagina serta
rasa nyeri
dibagian perut
bawah di atas
simpisis

b. Riwayat Abortus

Abort Waktu Jenis Tindakan Usia Masalah


us ke (tgl/bl kelamin (dipertahank keha saat/setela
n/tahu anak an/kuretase) milan h abortus
n) saat
abort
us
1 30-7- Laki- kuretase 10 nyeri
2015 laki dibagian
perut
bawah di
atas
simpisis
2 25-02- Laki- kuretase 8 nyeri
2018 laki dibagian
perut
bawah di
atas
simpisis
3 19-12- peremp kuretase 13 nyeri
2020 uan dibagian
perut
bawah di
atas
simpisis

c. Riwayat Persalinan

Persal Usia Jenis Tempat Jenis Kondisi


inan ibu persalin /penolo kelami ibu
ke saat an ng n, saat/setela
melahi (normal/ kondisi h
rkan tindaka bayi persalinan
(tahun n) saat
) lahir

VII. Pengalaman dan Rencana Menyusui (ASI eksklusif dan 2


tahun)
a. Pengalaman menyusui (bagi yang sudah memiliki anak
sebelumnya)
o ASI ekslusif, jelaskan :
o ASI 2 tahun, jelaskan :
b. Rencana menyusui
o Jelaskan :
Maslah Keperawatan:
VIII. Riwayat Ginekologi
a. Menstruasi (menarche, jumlah darah/ lama menstruasi,
disminore, atau ganguan haid lainaya) jelaskan : klien
mengatakan mengalami keputiha sesat menjelang menstruasi
namun tidak merasakan gatal, panas, atau masalh lainya.
b. Keputihan atau infeksi genital lainya : klien mengatakan
mengalami keputiha sesaat menjelang menstruasi
c. Pendarahan pervagina : klien megalami pendarahan pervagina
saat kehamilan peratam, kedua dan ketiga.
d. Tumor jinak ginekologi (tumor rahim, tumor payudara, kista
ovarium, dll : klien mengatakan tidak menderita penyakit
tumor jinak
e. Tumor ganas ginekologi (ca.serviks, ca.ovarium,
ca.endometrium, ca.rahim, ca.payudara, dll) jelaskan : klien
mengatakan tidak menderita penyakit tumor ganas.
f. Kelainan ginekologi lainya (molohidatidosa/chorio carcinoma,
KE/KET, dll) jelaskan : klien tidak mengalami kelainan
ginekologi
g. Obat yang di gunakan terkait masalah yang di hadapi :

Maslah Keperawatan: pendarahan pervagina

IX. Pengobatan dan Perawatan Saat Ini


Jelaskan semua obat-obat yang di berikan: termasuk obat sebelum
di rawat : norethisterone.
X. Data Umum dan Janin
Ibu :
o Keadaan umum: klien tampak lemas Tingkat kesadaran:
composmentis
o HPHT: TP (gunakan rumus
neeigle):
o TTV (TD: 110/70mmHg, R: 24 kali/menit, S:
36,7°C, N:78 kali/menit
o BB sebelum hamil: 53kg, BB sekarang: 65kg,
penambahan BB: 12kg, LiLA: 24 cm, TFU: 22 cm
o Frekuensi kunjungan antenatal selama kehamilan sekarang:
(kali), kapan/waktunya (missal 1x pada trimester I, 1x pada
trimester 2, 2x pada trimester 3), jelaskan :
o Apakah pernah memeriksakan kehamilan ke tenaga non
medis/dukun jika “iya” (alas an, berapa kali, tindakan yang
dilakukan oleh dukun (kusuk,/pengobatan tradisional),
jelaskan : klien mengatakan tidak pernak memeriksakan
kehamilan ke tenaga medis maupun non medis sebelumya.
Janin:
Jelaskan kondisi janin, apakah DJJ masih terdengar atau tidak,jika
YA, DJJ: frekuensi kali/menit, kekuatan (kuat/lemah), TBJ,
letak/fresentasi janin, janin tungal, gamely, jelaskan : (-)
Maslah Keperawatan:
XI. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil (head to toe)
1) Kepala
o Kebersihan kulit kepala dan rambut : rambuut tampak
bersih
o Kulit wajah: hipergipmentasi/cloasmagravidarum dll,
jelaskan : konjungtiva ananemis, wajah tampak pucat.
o Hidung (epistaksis, eloasma, gerakan cuping hidung, dll,
jelaskan : simetris, jalan nafas lancar
o Mulut: bibir, mukosa bibir, kebersihan mulut, gigi
(kebersihan, gigi berlobang, lidah (kebersihan, hyperemia,
dll), jelaskan : bibir tampak pucat, gigi dan mulut bersih
o Leher: pembesaran kelenjar tiroid/tidak, jelaskan : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.

Masalah Keperawatan:

2) Dada dan Payudara


Dada
o Dispne/tidak, batas jantung, BJ, BJ tambahan, jelaskan :
o Paru (posisi/batas, bunyi nafas, dll), jelaskan:

Payudara

o Payudara (kesimetrisan, warna kulit, strie, pembuluh darah,


kelenjarmontgomery, bentuk putting, kolostrum,
pembengkakan, dll), jelaskan :payudara tidak
mengeluarkan asi

Masalah Keperawatan:

3) Abdomen
a. Uterus: posisi, TFU, konstraksi uterus, dll. Jelaskan :
b. Kandung kemih (kosong/ teraba penuh, katerisasi,
(ya/tidak), jumlah, bau, ganguan berkemih, jelaskan:
c. Pergerakan janin: frekuensi nyeri/tidak jelaskan: tidak ada
pergerakan janin.
d. Leopold (jika janin masih hidup):
e. Nyeri abdomen dan pingang yang merupakan cirri-ciri ibu
yang mengaklami abortus, jelaskan: nyeri perut bawah
diatas simpisis.

Masalah Keperawatan:

4) Genitalia
o Eksternal: kebersihan vulva secara umum: vulva lembab
o Pendarahan pervagina: warna, jumlah, bau, isi,
mengumpal/tidak, dll. jelaskan: . Darah yang keluar
berwarna merah segar dan berupa prongkolan disertai nyeri
perut bawah diatas simpisis.
o Jika di temukan adanya keputihan ( bau, gatal/tidak, sejak
kapan, dll), edema/tidak, varises/tidak, hemoroid/tidak,
nyeri/tidak, perhatikan penyakit kelamin, jelaskan: klien
mengalami keputihan namun tidak gatal dan panas
o Internal ( vagina dan serviks): kebiruan mukosa vagina dan
serviks (tanda chadwik), itmus melunak, (tanda hegar),
serviks melunak (tanda godell), serviks mudah fleksi (tanda
Mc.donal).jelaskan:

Masalah Keperawatan: pendarahan vervagina, vulva


lembap

XII. Pola Aktifitas Sehari-Hari (sebelum abortus dan saat dirawat)


1. Pola eliminasi BAK dan BAB
a. Sebelum abortus
o BAK: frekuensi, warna, keluhan saat BAK, jelaskan: 7x
/hari
o BAB: frekuensi, konstipasi/diare, keluhan saat BAB.
Jelaskan: 1 x/hari
b. Saat di rawat
o BAK: frekeuensi, warna, keluhan saat BAK, keluhan pada
masing-masing trimester. Jelaskan: 5 x/hari
o BAB: frekuensi, kontipasi/diare, keluhan saat BAB.
Jelaskan: 1x/ hari

Masalah Keperawatan:

2. Istrahat, tidur dan kenyamanan


a. Sebelum abortus
o Istrahat dan tidur (pola, total jam tidur dalam 24 jam. Tidur
siang, ganguan tidur (mimpi buruk, terbangun karena BAK,
insomnia, dll). Jelaskan: 6-7 jam/hari
o Keluhan ketidak nyamanan karena nyeri abortus, jelaskan:
tidak ada keluhan sebelum mengalami abortus
b. Saat di rawat
o Istrahat dan tidur (pola, total jam tidur dalam 24 jam. Tidur
siang, ganguan tidur (mimpi buruk, terbangun karena BAK,
insomnia, dll). Jelaskan: 2- 3 jam/hari klien mengalami
kesulitan untuk tidur karena merasakan nyeri
o Keluhan ketidak nyamanan karena nyeri abortus, jelaskan:

Maslah Keperawatan: ganguan pola tidur

3. Mobilitas dan Latihan


a. Sebelum abortus
o Tingkat mobilitas termasuk dalm pekerjaan sehari-hari.
Jelaskan: klien mengatakan melakukan pekerjaan rumah
seperti masak, bersih-bersih, dll.
o Olahraga (jogging, senam hamil, fitnes, renang,
dll).jelaskan: klien mengatakan tidak pernah melakukan
olahraga jogging ataupun yang lainya.
b. Saat di rawat
o Kemampuan ibu melakukan atau memenuhi kebutuhan
sehari-hari: mandiri, bantuan minimal/maksimal. Jelaskan:
klien tidak sangup melakukan tugasnya ( bantuan
maksimal)

Masalah Keperawatan:

4. Nutrisi dan Cairan


a. Sebelum abortus
o Frekuensi makan, nafsu makan, jumlah yang mampu di
habiskan setiap kali makan, kebiasaan makan makanan
selain nasi, buah juice, susu, dll. Jelaskan: makan 3 x sehari
o Ganguan makan/makanan pantan/yang tidak di sukai,
keluhan mual muntah, ( frekuensi, kapan muncul, keluhan
saat/setelah muntah), pengunaan obat atau vitamin anti
muntah, dll. Jelaskan: klien tidak mengalami ganguan
makan sebelumnya
b. Saat di rawat
o Frekuensi makan, nafsu makan, jumlah yang mampu di
habiskan setiap kali makan, kebiasaan makan makanan
selain nasi, buah juice, susu, dll. Jelaskan: nafsu makan
menurun 3 x sehari namun tidak habis
o Ganguan makan/makanan akibat abortus. Jelaskan: klien
mengalami penurunan nafsu makan.
5. Keadaan Psikologis
a. Sebelum abortus
o Support system, hubungan ibu dengan suami atau angota
keluarga lainya, teman dan orang lainya. Jelaskan:
hubungan klien dengan suami dan keluarga baik.
o Apakah ibu mengalami ganguan psikologis saat hamil.
Jelaskan:
b. Saat abortus
o Support system, hubungan ibu dengan suami atau angota
keluarga lainya, teman dan orang lainya. Jelaskan: suami
dan kelurga mendukung penuh terhadappasien.
o Penerimaan ibu terhadap kejadian abortus, respin ibu
terhadap kehilangan janin jelaskan: ibu masih tidak percaya
dengan kondisinya saat ini karena sudah mengalami
keguguran sebanyak 3 kali, dank lien merasa sedih atas apa
yang menimpa dirinya.
Maslah Keperawatan:

6. Pola kebiasaan yang meningkatkan resiko terjadinya abortus


o Merokok, konsumsi alcohol, pengunaan narkoba, dll.
Jelaskan: klien tidak mempunyai kebiasan buruk seperti
merokok dll.

Masalah Keperawatan:

XIII. Hasil Pemeriksaan Penunjang


USG, radiologi lainya, darah, urine, gula darah, dll. Jelaskan: USG
Masalah Keperawatan:
XIV. Obat-Obatan yang diberikan Saat ini
Jelaskan: norethisterone.
XV. Rangkuman Hasil Pengkajian
Diagnose Keperawatan:
B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Tabel Analisa Data

No Data Etiologi Maslah


1 DS: Pendarahan Defisit
Klien mengatakan keluar darah Volume
dari kemaluan, Darah yang keluar Cairan
berwarna merah segar dan berupa
prongkolan.

DO:
Konjungtiva anemis
Pasien tampak pucat
Pasien lemah
TD: 110/70 mmHg R: 24
kali/menit, S: 36,7°C, N:78
kali/menit

2 DS: Kontraksi Nyeri Akut


Klien mengatakan nyeri perut otot uterus
bawah diatas simpisis.

DO:
Pasien tampak meringis
Klien tampak menghindari posisi
nyeri
Skala nyeri 5-6

3 DS: Pendarahan Resiko


Klien mengatakan keluar darah vulva Infeksi
dari kemaluan, Darah yang keluar lembap
berwarna merah segar dan berupa
prongkolan.

DO:
Pendarahan pervagina
Vulva lembap

II. Diagnose Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot uterus
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan pendarahan
pervagina
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pendaraahan, vulva
lembap

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


I. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnose Noc Nic


keperawata
n
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (Pain
berhubungan tindakan keperawatan Management):
dengan diharapkan klien - Kaji secara
kontraksi otot dapat: komprehensif
uterus tentang nyeri,
1. Mengontrol nyeri meliputi: Lokasi,
(Pain Control) dengan karakteristik, onset,
kriteria: durasi, frekuensi,
a. Klien dapat kualitas, intensitas
mengetahui penyebab nyeri, dan faktor
nyeri, onset nyeri. presipitasi.
b. Klien mampu - Observasi isyarat-
menggunakan teknik isyarat non verbal
non farmakologi untuk dari
mengurangi nyeri, dan ketidaknyamanan,
tindakan pencegahan khususnya dalam
nyeri). ketidakmampuan
c. Klien mampu untuk komunikasi
mengenal tanda-tanda secara efektif.
pencetus nyeri untuk - Gunakan
mencari pertolongan. komunikasi
d. Klien melaporkan terapeutik agar
bahwa nyeri berkurang klien dapat
dengan menggunakan mengekspresikan
manajemen nyeri. nyeri.
- Tentukan dampak
2. Menunjukan dari ekspresi nyeri
tingkat nyeri (Pain terhadap kualitas
Level) dengan kriteria: hidup: Pola tidur,
a. Klien melaporkan nafsu makan,
adanya penurunan aktivitas kognisi,
nyeri dan pengaruhnya mood, relationship,
pada tubuh. pekerjaan, tanggung
b. Klien mampu jawab peran.
mengenal skala, - Berikan informasi
intensitas, frekuensi tentang nyeri,
dan lamanya episode seperti: Penyebab,
nyeri. berapa lama terjadi,
c. Klien mengatakan dan tindakan
rasa nyaman setelah pencegahan.
nyeri berkurang. - Kontrol faktor-
d. Tanda-tanda vital faktor lingkungan
dalam batas normal. yang dapat
e. Ekspresi wajah mempengaruhi
tenang. respon klien
terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya:
Temperatur
ruangan,
penyinaran dan
lain-lain).
- Tingkatkan
tidur/istirahat yang
cukup.
- Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologi
(misalnya:
Relaksasi, terapi
musik, distraksi,
massase).
- Evaluasi
keefektifan dari
tindakan
mengontrol nyeri.
- Modifikasi tindakan
mengontrol nyeri
berdasarkan respon
klien.
- Anjurkan klien
untuk berdiskusi
tentang pengalaman
nyeri secara tepat.
- Monitor
kenyamanan klien
terhadap
manajemen nyeri.
- Hilangkan faktor
yang dapat
meningkatkan
pengalaman nyeri
(misalnya: Rasa
takut, kelelahan dan
kurangnya
pengetahuan).
- Libatkan keluarga
untuk mengurangi
nyeri).
- Informasikan
kepada tim
kesehatan
lainnya/anggota
keluarga saat
tindakan
nonfarmakologi
dilakukan, Untuk
pendekatan
preventif.

Pemberian Analgetik
(Analgetic
Adminnistration):
- Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas, dan
keparahan sebelum
pengobatan.
- Berikan obat
dengan prinsip 5
benar.
- Cek riwayat alergi
obat.
- Libatkan klien
dalam pemilhan
analgetik yang akan
digunakan.
- Pilih analgetik
secara
tepat/kombinasi
lebih dari satu
analgetik jika telah
diresepkan.
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik pertama
kali.
- Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat.
- Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek
samping).

2 Devisit Setelah dilakukan Manajemen Cairan


volume tindakan keperawatan (Fluid Management):
cairan diharapkan kebutuhan - Pertahanan intake
berhubungan cairan adekuat dan dan output yang
dengan klien (Nutritional adekuat.
pendarahan Status: Food and - Monitor status
pervagina fluid intake/Status hidrasi (kelembaban
Nutrisi: Intaka membran, nadi
makanan dan cairan) akurat dan tekanan
dan klien dapat darah).
mempertahankan - Monitor tanda-
keseimbangan cairan tanda vital sesuai
dalam tubuh (Fluid kebutuhan.
Balance/Cairan - Monitor masukan
Seimbang) dengan makanan/cairan dan
kriteria: hitung intake kalori
1. Tekanan darah, harian.
nadi, Suhu tubuh - Motivasi keluarga
dalam batas normal. untuk membantu
2. Tidak ada tanda- klien makan.
tanda dehidrasi, - Tawarkan snack
elastisitas turgor kulit (jus buah, buah
baik, membran segar).
mukosa lembab, tidak - Kolaborasi dalam
ada rasa haus pemberian cairan
berlebihan. dan makanan.
3. Klien dapat
mempertahankan urine
Monitor Cairan (Fluid
output sesuai dengan
Monitoring):
usia dan BB. - Monitor intake dan
output.
- Monitor tekanan
darah, denyut nadi
dan status respirasi.
- Monitor membrane
mukosa dan turgor
kulit.
- Kelola cairan sesuai
kebutuhan.
- Pertahankan
kecepatan
pemberian cairan
intravena.

3 Resiko Setelah dilakukan Pengendalian infeksi


infeksi tindakan keperawatan (Infection Control) dan
berhubungan diharapkan klien dapat Perlindungan terhadap
dengan meningkatkan infekti (Infection
pendaraahan, pertahanan tubuh protection):
vulva lembap (Immnune Status) - Pantau tanda/gejala
dengan kriteria: infeksi (misalnya:
- Klien terbebas Suhu tubuh, denyut
dari tanda dan jantung,
gejala infeksi. penampilan luka,
- Klien sekresi, penampilan
menunjukkan urine, Suhu kulit,
tanda-tanda keletihan dan
vital dalam malaise).
batas normal. - Kaji faktor yang
- Vulva tidak meningkatkan
lembab. serangan infeksi
- Klien (misalnya: Usia
menggambarka lanjut, status imun
n faktor yang menurun dan
menunjang malnutrisi).
penularan - Pantau hasil
infeksi. laboratorium (darah
- Melaporkan lengkap).
tanda atau - Pantau hygiene
gejala infeksi personal untuk
serta mengikuti perlindungan
prosedur terhadap infeksi.
pernafasan dan - Monitor tanda dan
pemantauan, gejala infeksi
sistemik.
- Monitor nilai
absolut White
Blood Cell (sel
darah
putih/leukosit).
- Monitor keretanan
terhadap infeksi.
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap adanya
kemerahan, panas,
atau adanya
pengeluaran cairan.
- Jelaskan pada
klien/keluarga
mengapa sakit dan
pengobatan
meningkatkan
risiko terhadap
infeksi.
- Intruksikan untuk
menjaga personal
hygiene untuk
melindungi tubuh
terhadap infeksi.
- Ajarkan klien
teknik mencuci
tangan yang benar.
- Ajarkan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan
sewaktu masuk dan
meninggalkan
ruangan klien.
- Ajarkan klien dan
keluarga tentang
tanda-tanda dan
gejala dari infeksi.
- Ajarkan klien dan
anggota keluarga
bagaimana
mencegah infeksi.
- Ajarkan klien dan
keluarga tanda/
gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkan ke
petugas kesehatan.
- Bantu
klien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
faktor di
lingkungan mereka,
gaya hidup dan
praktik kesehatan
yang meningkatkan
risiko infeksi.
- Lindungi klien
terhadap
kontaminasi silang
dengan tidak
menugaskan 1
perawat yang sama
untuk setiap klien
infeksi dan
memisahkan klien
infeksi dalam
kamar yang
berbeda.
- Bersikan
lingkungan secara
tepat setelah
digunakan oleh
klien.
- Ganti peralatan
klien setiap selesai
tindakan.
- Batasi jumlah
pengunjung.
- Gunakan sabun
untuk cuci tangan.
- Gunakan sarung
tangan steril.
- Lakukan perawatan
vulva dan
perineum.
- Anjurkan klien
untuk mengganti
pembalut setiap
kotor.
- Anjurkan istirahat.
- Lakukan teknik
perawatan luka
yang tepat.
- Tingkatkan asupan
nutrisi dan cairan.
- Pertahankan teknik
aseptik.
Pertahankan teknik
isolasi sasua
kebutuhan,

II. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

No Hari Diagnosa Implementasi evaluasi


/tgl/
bln/t
ahu
n
1 Min Nyeri akut - Kaji secara S:
ggu/ berhubungan komprehensif tentang Klien mengatakan
20/1 dengan nyeri, meliputi: nyeri yang di rasakan
2/20 kontraksi Lokasi, karakteristik, sudah berkurang
20 otot uterus onset, durasi,
frekuensi, kualitas, O:
intensitas nyeri, dan Klien tampak lebih
faktor presipitasi. tenang
- Observasi isyarat- Skala nyeri 2-3
isyarat non verbal
dari A:
ketidaknyamanan, Maslah teratasi
khususnya dalam sebagian
ketidakmampuan
untuk komunikasi P:
secara efektif. Intervensi di lanjutkan
- Gunakan komunikasi
terapeutik agar klien
dapat
mengekspresikan
nyeri.
- Tentukan dampak
dari ekspresi nyeri
terhadap kualitas
hidup: Pola tidur,
nafsu makan,
aktivitas kognisi,
mood, relationship,
pekerjaan, tanggung
jawab peran.
- Berikan informasi
tentang nyeri, seperti:
Penyebab, berapa
lama terjadi, dan
tindakan pencegahan.
- Kontrol faktor-faktor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
respon klien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya:
Temperatur ruangan,
penyinaran dan lain-
lain).
- Tingkatkan
tidur/istirahat yang
cukup.
- Ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologi
(misalnya: Relaksasi,
terapi musik,
distraksi, massase).
- Evaluasi keefektifan
dari tindakan
mengontrol nyeri.
- Modifikasi tindakan
mengontrol nyeri
berdasarkan respon
klien.
- Anjurkan klien untuk
berdiskusi tentang
pengalaman nyeri
secara tepat.
- Monitor kenyamanan
klien terhadap
manajemen nyeri.
- Hilangkan faktor
yang dapat
meningkatkan
pengalaman nyeri
(misalnya: Rasa
takut, kelelahan dan
kurangnya
pengetahuan).
- Libatkan keluarga
untuk mengurangi
nyeri).
- Informasikan kepada
tim kesehatan
lainnya/anggota
keluarga saat
tindakan
nonfarmakologi
dilakukan, Untuk
pendekatan preventif.
- Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas, dan
keparahan sebelum
pengobatan.
- Berikan obat dengan
prinsip 5 benar.
- Cek riwayat alergi
obat.
- Libatkan klien dalam
pemilhan analgetik
yang akan digunakan.
- Pilih analgetik secara
tepat/kombinasi lebih
dari satu analgetik
jika telah diresepkan.
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
pertama kali.
- Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat.
- Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala (efek
samping).

2 Min Devisit - Pertahanan intake dan S :


ggu/ volume output yang adekuat. Klien mengatakan
20/1 cairan - Monitor status hidrasi mengikuti ajuran dari
2/20 berhubungan (kelembaban tenaga kehatan tetang
20 dengan membran, nadi akurat pemenuhan nutrisinya
pendarahan dan tekanan darah).
pervagina - Monitor tanda-tanda Klien mengatak
vital sesuai merasa sudah baikan,
kebutuhan. dan tidak dehidrasi
- Monitor masukan lagi
makanan/cairan dan
hitung intake kalori O:
harian. Turgor kulit baik
- Motivasi keluarga Membran mukosa
untuk membantu lembab
klien makan. TTV: TD:110/80
- Tawarkan snack (jus mmHg, R: 23
buah, buah segar). kali/menit, S: 36,5°C,
- Kolaborasi dalam N:80 kali/menit
pemberian cairan dan
makanan. Monitor A:
intake dan output. Maslah teratasi
- Monitor tekanan sebagian
darah, denyut nadi
dan status respirasi. P:
- Monitor membrane Intervensi di lanjutkan
mukosa dan turgor
kulit.
- Kelola cairan sesuai
kebutuhan.
- Pertahankan
kecepatan pemberian
cairan intravena.
-

3 Min Resiko - Pantau tanda/gejala S:


ggu/ infeksi infeksi (misalnya: Klien mengatakan
20/1 berhubungan Suhu tubuh, denyut pendarahan pervagina
2/20 dengan jantung, penampilan sudah mulai
20 pendaraahan, luka, sekresi, berkurang
vulva lembap penampilan urine,
Suhu kulit, keletihan
dan malaise). O:
- Kaji faktor yang Vulva bersih dan
meningkatkan tidak lembap
serangan infeksi TTV: TD:110/80
(misalnya: Usia mmHg, R: 23
lanjut, status imun kali/menit, S: 36,5°C,
menurun dan N:80 kali/menit
malnutrisi).
- Pantau hasil A:
laboratorium (darah Maslah teratasi
lengkap). sebagian
- Pantau hygiene
personal untuk P:
perlindungan Intervensi di lanjutkan
terhadap infeksi.
- Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik.
- Monitor nilai absolut
White Blood Cell (sel
darah putih/leukosit).
- Monitor keretanan
terhadap infeksi.
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap adanya
kemerahan, panas,
atau adanya
pengeluaran cairan.
- Jelaskan pada
klien/keluarga
mengapa sakit dan
pengobatan
meningkatkan risiko
terhadap infeksi.
- Intruksikan untuk
menjaga personal
hygiene untuk
melindungi tubuh
terhadap infeksi.
- Ajarkan klien teknik
mencuci tangan yang
benar.
- Ajarkan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan
sewaktu masuk dan
meninggalkan
ruangan klien.
- Ajarkan klien dan
keluarga tentang
tanda-tanda dan
gejala dari infeksi.
- Ajarkan klien dan
anggota keluarga
bagaimana mencegah
infeksi.
- Ajarkan klien dan
keluarga tanda/ gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkan ke
petugas kesehatan.
- Bantu klien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
faktor di lingkungan
mereka, gaya hidup
dan praktik kesehatan
yang meningkatkan
risiko infeksi.
- Lindungi klien
terhadap kontaminasi
silang dengan tidak
menugaskan 1
perawat yang sama
untuk setiap klien
infeksi dan
memisahkan klien
infeksi dalam kamar
yang berbeda.
- Bersikan lingkungan
secara tepat setelah
digunakan oleh klien.
- Ganti peralatan klien
setiap selesai
tindakan.
- Batasi jumlah
pengunjung.
- Gunakan sabun untuk
cuci tangan.
- Gunakan sarung
tangan steril.
- Lakukan perawatan
vulva dan perineum.
- Anjurkan klien untuk
mengganti pembalut
setiap kotor.
- Anjurkan istirahat.
- Lakukan teknik
perawatan luka yang
tepat.
- Tingkatkan asupan
nutrisi dan cairan.
- Pertahankan teknik
aseptik. Pertahankan
teknik isolasi sasua
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai