Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI KOGNITIF: SENAM GERAK DAN LATIH OTAK


PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA
DI WISMA MANGGA PANTI SOSIAL WERDHA REMBANG

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Tingkat 3A
1. Rahayu Dewi P (P1337420415031)
2. Anis Lutfiani (P1337420415033)
3. Veny Nur L S (P1337420415035)
4. Erawati (P1337420415037)
5. Ika Retnowati (P1337420415039)

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017/2018
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap
orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah
demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup
sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia
dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang
terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI pada buletin lansia tahun 2013, data
lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan
hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini diantaranya adalah setengah
jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara
sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansia adalah penyakit degeneratif. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku yang maladaptif.
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Werdha Rembang adalah Wisma
Mangga. Wisma Mangga merupakan tempat untuk lansia perempuan dengan kondisi
lansia sehat fisik dan mental.
Sebagian besar lansia di Wisma Mangga mampu melakukan aktivitasnya secara
mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar lansia dihabiskan dengan melakukan
kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Werdha. Namun, ada pula sebagian yang hanya
didalam kamar saja.
Hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di Wisma
Mangga dengan menggunakan MMSE, ditemukan sebanyak 60,4% mengalami
gangguan kognitif demensia. Hal ini dikarenakan banyak faktor. Namun, berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, gangguan ini disebabkan karena kurangnya aktivitas
yang dilakukan oleh lansia.
Berdasakan latar belakang tersebut, penulis ingin mengurangi tingkat lansia yang
mengalami gangguan kognitif demensia dengan melakukan aktivitas senam otak. Penulis
berharap dengan aktivitas senam gerak dan latih otak dapat menurunkan lansia yang
mengalami demensia dan menambah aktivitas yang dapat dilakukan oleh lansia di
Wisma Mangga Panti Sosial Werdha Rembang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan audiens
dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak

C. Manfaat Kegiatan
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.

D. Sasaran Strategis
1. Lansia yang ada di Wisma Mangga di Panti Wreda Rembang
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif
E. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017
Waktu : pukul 15.00 s.d 15.30 WIB
Tempat : Aula panti werdha rembang

F. Metode
Demonstrasi

G. Media
Sound system, leaflet

H. Susunan Pelaksana
Leader : Rahayu Dewi P
Co-Leader : Veny Nur L S
Fasilitator : 1. Erawati
2. Anis Lutfiani
Observer : Ika Retnowati

I. Setting Tempat
Ket:
: :Fasilitator

: :Lansia
: :Observer

: :CO Leader

:Leader
J. Strategi Pelaksanaan
Strategi
No Uraian Kegiatan Waktu PJ
Pelaksanaan
1. Fase Awal Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai
dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan
perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan lansia
mulai tinggal di Wisma Pisang dan
Mangga merasakan penurunan daya
ingat dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada lansia yang akan meninggalkan
kelompok harus minta ijin kepada
terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan berlangsung.
2. Fase 20 menit Penyaji
Pertengahan 1. Mendemonstrasikan senam otak kepada Fasilitator
a. Demont lansia dan petugas panti Co-
rasi 2. Memberikan kesempatan lansia dan Leader
senam petugas untuk mencoba kembali sendiri
Gerak 3. Mengulang kembali senam GLO secara
dan bersama lansia dan petugas panti
Latih 4. Melakukan senam GLO bersama-sama
Otak dengan mahasiswa/I dengan
(GLO) menggunakan musik
3. Fase Akhir 1. Evaluasi 5 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-
setelah mengikuti kegiatan Leader
2) Memberikan pujian atas keberhasilan Leader
lansia. Observer
a. Rencana Tindak lanjut
 Terapis meminta lansia dan petugas
untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
 Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di panti.

2. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan
dievaluasi adalah kemampuan lansia
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK senam GLO, kemampuan
lansia yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, respons yang
diharapkan adalah lansia dan petugas
mampu melakukan kegiatan senam
secara mandiri dan bila dilakukan
secara rutin diharapkan fungi kognitif
dapat meningkat.

K. Evaluasi
1. Audiens dapat mengenal senam otak
2. Audiens dapat mengenal manfaat senam otak
3. Audiens mampu melakukan senam otak
MATERI SENAM GERAK DAN LATIH OTAK

A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para
lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan
kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena
capek,males dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para
lansia untuk melakukansenam,salahsatunyayaitusenamotak.
Senam gerak dan latih otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.
Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas);
meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi
pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak
tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bias mengetahui gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait
dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat
bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum
lansia. Senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya
penyakit.

C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa ke depan,samping atau
belakang agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru
dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku
ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke
kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
3. Gerakan pengisi energi
Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas
meja,tangan ditempatkan diatas bahu dengan jari-jari menghadap sedikit kedalam
.ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah seperti pancuran
energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. diagfragma
dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan, mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan perhatian
serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional.
4. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot dipersendian
rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara
efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya pengkihatan,memperbaiki
komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatakan kemampuan untuk memilih
informasi.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan posisi
kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy
6. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga
sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik,lakuakn
secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi
normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian
,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam
kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas.
Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita
menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )


Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),
Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai