Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI KOGNITIF : SENAM OTAK


PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA
DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

DI SUSUN OLEH :

1. ANDIK AINUL R 8. ANDI CHARISWAN


2. FERDIANSYAH L 9. BENY SUHARYATO
3. ADELIA M 10. AMANDA M.N
4. AININDIYA Y.B 11. ANISA FITRI H
5. AMALA L.A 12. APRILIYA N.W
6. ANISATUS S 13. ANGGRAINI REVI
7. ANGGA DWI C 14. AMELIA QORIATUL H

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. LATAR BELAKANG

Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur


kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang
dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga
mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia
adalah demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-
Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental
yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan,
pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa
terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap
bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013
data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011
dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di
antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia,
Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara
yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit
degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita
penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif. Salah satu ruamah asuh anak dan lansia Griya Asih Lawang adalah
panti dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental, yang seluruh lansianya
perempuan.
Sebagian besar lansia di panti griya asih aktivitasnya di bantu, dalam
kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukan
kegiatan yang tesedia di Panti dan ada sebagian yang hanya didalam kamar
saja. Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada
lansia di dua wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4%
mengalami gangguan kognitif.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan
audiens dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak

C. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.

D. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di rumah asuh anak dan lansia griya asih
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 November 2019
Waktu : pukul 08. 00 s.d 09.30 WIB
Tempat : Aula rumah asuh anak dan lansia griya asih lawang
F. METODE
Demonstrasi / role play
G. MEDIA
Sound system
H. SUSUNAN PELAKSANA
Leader :
Co-Leader :
Fasilitator : 1.
2.
Observer : 1.
2.
I. SETTING TEMPAT
Ket:
: :Fasilitator

: :Lansia
: :Observer

: :CO Leader

:Leader

J. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi PJ
No Uraian Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam
mulai dari terapis, perkenalan nama
dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan
perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan
lansia mulai tinggal di Wisma Pisang
dan Mangga merasakan penurunan
daya ingat dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada lansia yang akan
meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas
dengan penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan
menunjuk tangan terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit
sebelum kegiatan berlangsung.
2. Fase Kerja 20 menit Penyaji
a. Demontrasi 1. Mendemonstrasikan senam otak Fasilitator
senam GLO kepada lansia dan petugas panti Co-
2. Memberikan kesempatan lansia dan Leader
petugas untuk mencoba kembali
sendiri
3. Mengulang kembali senam GLO
secara bersama lansia dan petugas
panti
4. Melakukan senam GLO bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan musik
3. Fase Terminasi 1. Evaluasi 5 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan Co-
lansia setelah mengikuti kegiatan Leader
2) Memberikan pujian atas keberhasilan Leader
lansia. Observer
a. Rencana Tindak lanjut
 Terapis meminta lansia dan
petugas untuk mengulang hal yang
telah dipelajari secara mandiri
 Memasukan dalam jadwal
kegiatan harian panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di panti.

2. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses
TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dinilai dan
dievaluasi adalah kemampuan
lansia sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK senam GLO,
kemampuan lansia yang
diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, respons yang diharapkan
adalah lansia dan petugas mampu
melakukan kegiatan senam secara
mandiri dan bila dilakukan secara
rutin diharapkan fungi kognitif dapat
meningkat.
K. Evaluasi
1. Audiens dapat mengenal senam otak
2. Audiens dapat mengenal manfaat senam otak
3. Audiens mampu melakukan senam otak
MATERI SENAM OTAK

A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para
lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua
dikarenakan kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau
melakukan senam karena capek,males dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai
perawat harus bisa mengajak para lansia untuk melakukansenam,salah satunya
yaitu senamotak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh
sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi
lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak
(dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan
perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi
pemusatan).

B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bias mengetahui gerakan tubuh sederhana
yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system
yang terkait dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun
depan, itu bermanfaat bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi
para lansia maupun yang belum lansia. Senam otak tidak menyembuhkan suatu
penyakit tetapi dengan rutin melakukan senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja
optimal, sehingga dapat mencegah datangnya penyakit.
C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping
atau belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama
musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian
yang mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari
hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku
ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan
rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke
kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
3. Gerakan pengisi energi
Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas
meja,tangan ditempatkan diatas bahu dengan jari-jari menghadap sedikit
kedalam .ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah
seperti pancuran energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir
punggung atas. diagfragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan, mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan perhatian
serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional.
4. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot
dipersendian rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi
secara efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya
pengkihatan,memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta
meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan
posisi kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan
koordinasi,meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan
energy

6. Gerakan tombol imbang


Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang
telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih
30 detik,lakuakn secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu
rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan
perhatian ,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi
hari dalam kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang
untuk memulai aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang disebut
senam otak dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik dan tajam,
cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )

Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),


Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai