Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI OKUPASI “MEMBUAT GELANG”


DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA

Oleh

Kelompok 13:

1. Dewi Fitrianingrum (KP.10.17.052)

2. I Made Indra Insan Legawa (KP.10.17.017)

3. Muhhamad Hery Irfan Hadi (KP.10.17.005)

4. I Gusti Ayu Dwi Maharani (KP.10.17.012)

5. Ni Luh Adek Novy Kusuma D (KP.10.17.053)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IX/UDAYANA

TAHUN AJARAN 2019/2020


SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI OKUPASI “ MEMBUAT GELANG “
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA
PADA TANGGAL

Judul : Terapi Okupasi Pada Lansia “ Membuat Gelang ’’

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terapi okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang
mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas
mengerjakan sasaran yang terseleksi. Tujuan utama dari terapi okupasi adalah memungkinkan
individu untuk berperan serta dalam aktivitas keseharian. Okupasi terapis mencapai tujuan ini
melalui kerja sama dengan kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka inginkan dan yang diharapkan (Nugroho,
2008).
Saat ini diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500 juta dengan rata-rata usia 60
tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Diindonesian jumlah
lansia mengalami peningkatan dari tahun 2000 sebanyak 15.262.199 jiwa dengan presentase
(7,28%), tahun 2005 menjadi 17.767.709 jiwa dengan presentase 7,97%. Dan pada tahun 2010
meningkat juga menjadi 19.936.895 jiwa dengan presentase 8,48%(Padila, 2010).
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini sebagai konsekuensi dari peningkatan usia
harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia ini merupakan indikasi
berhasilnya pembangunan jangka Panjang salah satu diantaranya yaitu bertambah baiknya
keadaan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Dengan bertambahnya umur rata-rata ataupun
harapan hidup. Pada waktu lahir karena berkurangnya angka kematian kasar maka presentasi
golongan tua akan bertambah dengan segala masalah yang menyertainya (Kemenkes, 2017).

Menurut salah satu penelitian paa tahun 2018, salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi
kognitif lansia adalah dengan menggunakan terapi okupasi. Terapi okupasi merupakan suatu
bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian
secara manual, kreatif dan edukasional untuk penyesuaian diri dengan lingkungan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik mentak pasien. Terapi okupasi bertujuan
mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau mengupayakan
kompensasi/adaptasi untuk aktifitas sehari-hari, produktivitas dan luang waktu melalui
pelatihan, remediasi,stimulasi dan fasilitasi. Terapi okupasi meningkatkan kemampuan
individu untuk terlibat dalam bidang kinerja, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan
instrument hidup sehari-hari (Azizah, 2011).
Berdasarkan jumlah pasien yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Wanasraya yaitu
sebanyak 38 orang didapatkan 50 % mempunyai masalah utama penurunan fungsi kognitif
dari fenomena tersebut kelompok tertarik melakukan terapi aktivitas kelompok dengan terapi
okupasi membuat gelang. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang
komprehensif meliputi kesehatan psikis dan fisik sangat diperlukan untuk membantu klien
dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat yang merawat lansia di Panti Werda
membutuhkan dukungan dari banyak aspek sehingga kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah
satu tujuan perawat dalam merawat klien yaitu dengan melatih klien untuk mandiri dan
mampu berinteraksi dengan orang lain. Terapi okupasi ini berfokus untuk meningkatkan
kemampuan aktivitas individu.
1.2 Sasaran
1. Peserta
Lansia yang tinggal di Panti Werda Wana Seraya dengan Kriteria hasil :
a. Mampu mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
c. Lansia yang kooperatif
2. Jumlah
Jumlah lansia 5 orang

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti aktivias kelompok diharapkan lansia dapat merasa senang serta
terhindar dari stress dan rasa jenuh. Serta lansia memliki kegiatan yang bermanfaat dan positif
untuk dirinya dan lansia lainnya.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan produktivitas lansia

2 . Meningkatkan kreativitas lansia

3. Menghilangkan kejenuhan pada lansia

4 . Meningkatkan interaksi antar lansia

5. Meningkatkan kebersamaa,bersosialisasi,bertukar pengalaman dan merubah prilaku


antar lansia.

1.4 Metode

1. Demonstrasi

2. Ceramah

1.5 Alat dan Bahan:

1. Alat

a) Gunting
2. Bahan

a. Benang
b. Manik-manik
1.6 Setting Tempat
Keterangan :

: Leader

: Co-leader
: Observer

: Fasilitator

: Klien

1.7 Pembagian kelompok

1. Leader : Ni Luh Adek Novy Kusuma D

2.Co Leader : I Gusti Ayu Dwi Maharani

3. Failitator : Muhhamad Hery Irfan Hadi

Ni Made Indra Insan Legawa

4.Observer : Dewi Fitrianingrum

Keterangan Tugas

1. Leader
a. Membuka acara terapi aktivitas kelompok
b. Menutup acara terapi aktivitas kelompok
2. Co Leader
a. Mengarahkan jalannya acara terapi aktivitas kelompok
3. Fasilitator
a. Membimbing lansia membuat kerajina
b. Memotivasi lansia membuat kerajinan
c. Memperhatikan respon lansia
4. Observer
a. Mengawasi jalannya terapi aktivitas
b. Mencatat proseskegiatan dari awal sampai akhir terapi aktivitas
c. Menyusun laporan dan menilai jalannya terapi aktivitas kelompok
5. Leader
c. Membuka acara terapi aktivitas kelompok
d. Menutup acara terapi aktivita kelompok
6. Co Leader
b. Mengarahkan jalannya acara terapi aktivitas bermain
7. Fasilitator
d. Membimbing lansia membuat kerajina
e. Memotivasi lansia membuat kerajinan
f. Memperhatikan respon lansia
8. Observer
d. Mengawasi jalannya terapi aktivitas
e. Mencatat proseskegiatan dari awal sampai akhir terapi aktivitas
f. Menyusun laporan dan menilai jalannya terapi aktivitas kelompok

1.8 Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Bermain Kegiatan Peserta

1. 5 Menit Pembukaan : 1. Menjawab salam


2. Mendengarkan dan memperhatikan
1. Leader membuka kegiatan
dengan mengucapkan salam
2. Leader memperkenalkan nama
kelompok
3. Leader menjelaskan tujuan
terapi aktivitas kelompok
4. Kontrak waktu
5. Mejelaskan peraturan terapi
aktifitas kelompok.

2 45 Penatalaksanaan: 1. Mengatur posisi


menit 2. Memperhatikan
1. Co leader dan fasilitator 3. Menerima alat dan bahan
mengatur posisi duduk lansia 4. Mengambil alat dan bahan yang
setiap lansia didampingi oleh telah diberikan
fasilitator 5. Mulai membuat kerajinan
2. Co leader menjelaskan cara
membuat gelang
3. Fasilitator membagikan alat dan
bahan
4. Fasilitator mengajak dan
mendampingi ,memberi contoh
dan memotivasi lansia untuk
membuat gelang
5. Memulai membuat kerajinan
dengan didampingi oleh
fasilitator.

3. 5 menit Evaluasi : 1. Menjawab pertanyaan

1. Menanyakan bagaimana pada


lansia tentang proses pembuatan
gelang
2. Menanyakan perasaan lansia
setelah diberi terapi aktivitas
kelompok membuat gelang
4 5 menit Terminasi : 1. Memperhatikan
2. Menjawab salam
1. Leader menutup acara terapi
aktivitas kelompok dengan
memberikan apresiasi pada
seluruh peserta
2. Salam penutup

1.9 Pasien peserta Terapi Okupasi sebagai berikut:


NO Nama Pasien Masalah Keperawatan
MATERI

SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA

TERAPI OKUPASI MEMBUAT GELANG

1. TERAPI OKUPASI
1.1 Pengertian Terapi Okupasi
Terapi adalah satu proses atau perlakuan pengobatan yang ditunjukkan kepada
penyembuhan satu kondisi patologis. Melakukan pengobatan atau membantu klien untuk
membebaskan diri terhadap keadaan yang tidak normal menjadi ke keadaan normal
kembali sebagai peggantinya (Nasir,2010)

Terapi okupasi adalah satu proses atau perlakuan pengobatan yang ditunjukkan
kepada penyembuhan satu kondisi patologis. Terapi okupasi bentuk terapi non-
farmakologis yang dilakukan untuk memperbaiki dan menjaga kondisi kejiwaan pasien
agar mampu bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan
harapan klien dapat terus bekerja dan berhubungan baik dengan keluarga, teman dan sistem
pendukung yang ada (Nasir, et. al., 2011).
1.2 Tujuan Terapi okupasi

Tujuan terapi okupasi secara umum menurut Astati (2013) adalah mengembalikan
fungsi fisik, mental, sosial dan emosi dengan mengembangkannya seoptimal mungkin serta
memelihara fungsi yang masih

2. MEMBUAT KRAJINAN (GELANG)


2.1 Fungsi Kerajinan Gelang
1. Fungsi pakai
Fungsi pakai dari gelang sendiri adalah sebagai perhiasan yang bisa dipakai untuk
bepergian atau dipakai sehari-hari

.2. Fungsi hias


Adalah kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan guna
dari barang tersebut, contoh gelang digunakan untuk memperindah penampilan
2.2 Membuat gelang
 Pertama-tama potong benang sesuai dengan ukuran tangan.kemudian ikat satu ujung
benang agar pada saat memasukan manik-manik tidak jatuh

 Setelah tali siap masukan manik-manik ke tali. Susun warna dan ukuran manik-manik
sesuai keinginan
 Setelah manik-manik tersusun di benang. Ikat ujung benang yang satu denga yang lain.
Ikat sekencang-kencangnya agar manik-manik tidak lepas

 Gelang jadi dan siap digunakan


Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Sarana yang disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai


b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak waktu dengan pasien yang akan diberi terapi aktivitas kelompok dilakukan
satu hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan

2. Evaluasi Proses

a. Leader membantu tetapi aktivitas kelompok dari awal hingga akhir kegiatan

b. Respon lansia baik selama proses aktivitas berlangsung

c. Lansia tampak aktif selama proses aktivitas berlangsung

d. Lansia mau dan dapat membuat kerajinan dengan baik didampingi oleh fasilitator

e. Fasilitator ikut membantu lansia selama pelaksanaan proses aktivtas

f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik

g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai tugasnya masing-masing

3. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan terapi aktivitas kelompok dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

b. Lansia dapat membuat ketupat dengan baik

c. Lansia mengikuti proses aktivitas dari awal hingga akhir

d. Lansia ikut berpartisipasi aktif dalam terapi aktivitas kelompok dan dapat

menyelesaikan proses pembuatan canang dan ketupat hingga selesai


PENUTUP

A. Simpulan
Terapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang
untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi okupasi suatu bentuk terapi non
farmakologis yang dilakukan untuk memperbaiiki dan menjaga kondisi kejiwaan klien agar
mampu bertahan dan bersosialisaisi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien
dapat terus bekeraja dan berhubungan dengan keluarga, teman, dan system pendukung yang ada.

B. Saran
Demikian proposal terapi aktivitas kelompok yang kami susun, semoga dengan kegiatan
yang kami buat ini lansia mkenjadi semakin merasa nyaman dan bisa berinteraksi dan
bersosialisasi dengan yang lain dan bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Pustaka

Adil, J,2016. Penerapan Terapi Okupasi Aktifitas Menggambar Terhadap Tingkat Depresi Pada
Lansia di UPT Panti social Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten kubu raya skripsi.
Universitas Tanjung Pura

Astati,2013. Terapi Okupasi Bermain dan Musik untuk Anak Tunaghrita. Bandung: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Azizah.2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu


Nasir, A. dan Muhith. 2011. Dasar-dasar keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Nugroho, W.2008.Keperawatan Gerontik & Geriatrik,Ed.3.Jakarta:EGC

Ponto,L.D.2015. Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap Penurunan Stress Pada Lansia
di Panti Werdha Dumai Ranomant Manado. Jurnal Keperawatan. Vol.4. No.2

Anda mungkin juga menyukai