Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI KOGNITIF

Di Susun Oleh :
DYAS CAHYA O.P. 1911010047
HASAN AKBAR P. 1911010011
RIZKA NUR A. 1911010010
SAESARISMA INDAH R. 1911010039
SESA YONI SETIA A. 1911010038
SINKA MEUTHIA B. 1911010041
TRI WENING C. 1911010040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI
KOGNITIF : GREETING CARD (KARTU UCAPAN)

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif : Greeting Card (Kartu
Ucapan)
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kretivitas dan kognitif pada lansia.
b. Tujuan Khusus
1. Melatih motorik halus serta mengaktifkan kerja otak dalam
berfikir pada lansia dengan cara merangkai kalimat dan bahasa.
2. memberikan sarana bagi lansia untuk mengekspresikan perasaan
yang dialami melalui sebuah tulisan

C. Landasan Teori
Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada
seseorang karena telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupan,
proses ini terjadi secara berkesinambungan dimana ketika seseorang
mengalami beberapa perubahan yang mempengaruhi fungsi dan
kemampuan seluruh tubuh yang disebut dengan proses penuaan atau
aging process. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia
60 tahun keatas. Lansia yang sehat, merupakan lansia yang mampu
memelihara, pencegahan penyakit, meningkatkan kapasitas fungsional,
pemulihan dan rehabilisasi yang dimiliki lansia, yaitu seperti mandi,
berpakaian sendiri, berpindah, makan, minum, dan mempertahankan
kontinensia. Menjaga dan melestarikan kemampuan untuk melakukan
kegiatan dasar hidup sehari-hari adalah hal mendasar untuk
memperpanjang hidup seorang lansia (Mawaddah, 2020).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawatkepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi
dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih
perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif.
Seiring bertambahnya usia, lansia secara lambat laun akan
mengalami penyakit degenatif, salah satunya adanya penurunan fungsi
kognitif. Di era adaptasi kebiasaan baru ini, diperlukan cara yang lebih
efektif dan relevan untuk tetap menjaga fungsi kognitif pada lansia,
seperti terapi kognitif. Terapi kognitif merupakan suatu perawatan
psikologi yang dirancang untuk melatih pasien mengidentifiksikan dan
mengoreksi pikiran – pikiran negatif, sehingga perasaan/pikiran
tersebut dapat ditekan. Terapi Kognitif berfokus pada masalah,
orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini
memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah
menunjukkan keefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya
cemas,schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian,
gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan
dalam pendidikan, tempat kerja dan setting lainnya. Ada beberapa jenis
terapi yang dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia : Terapi
Buku Harian (Diary), Terapi Pohon Keluarga, Terapi teka-teki silang,
Terapi Membuat Kartu Ucapan (Greeting Card), Terapi Mencocokan
Kartu (Matching Card), Terapi Senam Otak (Brain Gym).

D. Kriteria Peserta:
 PM yang kooperatif.
 Pm yang berada di asrama.
 PM dengan kondisi fisik yang sehat.
E. Sasaran
Semua PM yang berada di Asrama
F. Jenis Kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok : Terapi Kogniif

G. Pengorganisasian TAK
a. Waktu
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pasien dengan Harga Diri
Rendah dilaksanakan pada :
Hari : Rabu,01 Desember 2021
Pukul : 10.00
Waktu : 20 menit
Tempat : Aula PPSLU-Sudagaran
b. Tim terapi
Leader : Sinka Meuthia Banina
Co-leader : Sesa Yoni Setia Aji
Fasilitator : Triwening Cahyati, Saesarisma indah R, Hasan
Akbar Pmabudi, Rizka Nur A.
Observer : Dyas Cahya Oktaviani Putri
H. Alat dan Media
Kertas origami, lem,spidol warna-warni dan kertas HVS cover berwarna
I. Proses TAK
1. Leader
a. Membuka kegiatan, menjelaskan tujuan dan peraturan terapi
aktivitas kelompok
b. Mampu memotivasi peserta TAK untuk berperan aktif selama
proses kegiatan.
c. Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
d. Menjelaksn cara membuat greeting card.
2. Co-leader
Mengawasi jalnnya TAK, dan menyampaikan ke leader tentang
aktifitas klien selama mengikuti TAK.
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
b. Berperan sebagai roleplay bagi PM selama kegiatan berlangsung
c. Melakukan pendampingan selama kegiatan berlangsung.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya TAK
b. Mencatat peran aktif PM dalam proses TAK

J. Langkah-langkah TAK
Hari : Rabu, 01 Desember 2021
No Strategi Uraian Kegiatan PJ
Pelaksanaan
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis Leader
melakukan :
a. Memberi salam
terapeutik : salam mulai
dari terapis perkenalan
nama dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/validasi :
Menanyakan perasaan
lansia saat ini
c. Kontrak :
1. Menjelaskan tujuan
kegiatan
2. Menjelaskan aturan
main tersebut
- Jika ada lansia yang
akan meninggalkan
kelompok harus
minta ijin kepada
terapis
- Setiap lansia
mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
- Jika peserta merasa
kurang jelas dengan
penjelasan leader,
dapat menanyakan
kepada leader
dengan menunjuk
tangan ebih dahulu.
- Peserta hadir di
tempat 5 menit
sebelumkegiatan
berlangsung
2. Fase Kerja 1. Mendemonstrasikan Penyaji
pembuatan greeting card Fasilitator
kepada lansia Co Leader
2. Memberikan kesempatan
lansia untuk mencoba
kembali sendiri
3. Mengulang kembali secara
bersama lansia

3. Fase Terminasi Evaluasi : Penyaji


1. Mahasiswa menanyakan Fasilitator
perasaan lansia setelah Co Leader
mengikut kegiatan Observer
2. Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia

Evaluasi dan Dokumentasi :


Evaluasi dilakukan saat proses
TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah
kemampuan lansia sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk
TAK Terapi kognitif,
kemampuan lansia yang
diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, respons yang
diharapkan adalah lansia
mampu melakukan kegiatan
secara mandiri dan bila
dilakukan secara rutin
diharapkan fungi kognitif
dapat meningkat.
K. DAFTAR PUSTAKA

Constatinides. (2006). Teori proses menua dalam , R. Boedi-Darmojo


(Penyuting), Balaipenerbit FKUI : Jakarta
Basori putra (2019). Stimulasi Kognitif. Mataram
Annisa. (2016). Gangguan Kognitif. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai