Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI KOGNITIF : SENAM OTAK PADA LANSIA


DI PANTI JOMPO PSTW BUDI LUHUR
Jl KIRONGGO BONDOWOSO JAWA TIMUR

OLEH :
AMIN BASIR
DINA ROFIFAINI IRBAH
DINDA FIRDANIA ZIZZABELIA
MOHAMMAD RIFKI
YULIA

PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap
orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah
demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan
demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan
terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data
lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan
hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah
jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara
sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Werdha rembang adalah Wisma Pisang
dan Mangga dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental, yang mana wisma pisang
merupakan wisma untuk lansia laki-laki, wisma mangga merupakan tempat untuk lansia
perempuan.
Sebagian besar lansia di wisma pisang dan mangga aktivitasnya dilakukan secara
mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Werdha dan ada sebagian yang hanya
didalam kamar saja. Di wisma pisang dan mangga sarana hiburannya terbatas tetapi
setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan Panti Sosial Werdha sehingga lansia bisa
melakukan kegiatan yang ingindilakukan lansia.
Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di dua
wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan
kognitif.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan audiens
dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak

C. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.
D. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di wisma pisang dan mangga di Panti Wreda Rembang
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif

E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari/ Tanggal : Selasa, 15 AGUSTUS 2017
Waktu : pukul 15.00 s.d 15.30 WIB
Tempat : Aula panti werdha rembang
F. METODE
Demonstrasi / role play
G. MEDIA
Sound system, leaflet
H. SUSUNAN PELAKSANA
Leader : Mohammad Rifki
Co-Leader : Amin Basir
Fasilitator : 1. Yulia
2. Dinda firdania
Observer : Duna Rofifaini irbah
I. SETTING TEMPAT
Ket:
: :Fasilitator

: :Lansia
: :Observer

: :CO Leader

:Leader
J. STRATEGI PELAKSANAAN
No Strategi Pelaksanaan Uraian Kegiatan Waktu PJ
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai
dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan
lansia saat ini dan terapis menanyakan
tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di
Wisma Pisang dan Mangga merasakan
penurunan daya ingat dan fungsi
pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada lansia yang akan meninggalkan
kelompok harus minta ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan berlangsung.
2. Fase Kerja 20 menit Penyaji
a. Demontrasi 1. Mendemonstrasikan senam otak kepada Fasilitator
senam GLO lansia dan petugas panti Co-
2. Memberikan kesempatan lansia dan Leader
petugas untuk mencoba kembali sendiri
3. Mengulang kembali senam GLO secara
bersama lansia dan petugas panti
4. Melakukan senam GLO bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan menggunakan
musik
3. Fase Terminasi 1. Evaluasi 5 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-
setelah mengikuti kegiatan Leader
2) Memberikan pujian atas keberhasilan Leader
lansia. Observer
a. Rencana Tindak lanjut
 Terapis meminta lansia dan petugas
untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
 Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
di panti.

2. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi
adalah kemampuan lansia sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK senam
GLO, kemampuan lansia yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan,
respons yang diharapkan adalah lansia
dan petugas mampu melakukan
kegiatan senam secara mandiri dan bila
dilakukan secara rutin diharapkan fungi
kognitif dapat meningkat.
K. Evaluasi
1. Audiens dapat mengenal senam otak
2. Audiens dapat mengenal manfaat senam otak
3. Audiens mampu melakukan senam otak
BAB II
MATERI SENAM OTAK

A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para lansia,banyak
lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan kurangnya
pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena capek,males
dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk
melakukansenam,salahsatunyayaitusenamotak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).

B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengandiadakansenamotakkitabisamengetahui gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait
dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat
bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum
lansia. Senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya
penyakit.
C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping atau
belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru
dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku
ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke
kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
3. Gerakan pengisi energi
Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas
meja,tangan ditempatkan diatas bahu dengan jari-jari menghadap sedikit kedalam
.ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah seperti pancuran
energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. diagfragma
dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan, mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan perhatian
serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional.
4. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot dipersendian
rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara
efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya pengkihatan,memperbaiki
komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatakan kemampuan untuk memilih
informasi.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan posisi
kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy
6. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga
sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik,lakuakn
secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi
normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian
,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam
kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas.
Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita
menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para lansia,banyak
lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan kurangnya
pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena capek,males
dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk
melakukansenam,salahsatunyayaitusenamotak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).
DAFTAR PUSTAKA

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )

Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),


Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai