LANDASAN TEORI
1.1 DEFINISI
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. (amin huda N & Hardhi kusuma.2015)
jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar
luar yang datang lebih besar dari yang dapat di serap oleh tulang. (kholid
rosyidi MN.2013)
1.2 KLASIFIKASI
Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis,
perlukaan kulit
tulang seperti:
b) Buckle atau torus fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks
trauma
a. Fraktur komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
b. Fraktur segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak berhubungan.
c. Fraktur multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
searah sumbu)
menjauh)
- 1/3 proksimal
- 1/3 medial
- 1/3 distal
a. Fraktur kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berlang-ulang
tulang
1.3 ETIOLOGI
1. Kekerasan langsung
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
dan penarikan.
1. Deformitas
2. Bengkak/edema
3. Echiomosis (memar)
4. Spasme otot
5. Nyeri
6. Kurang/hilang sensasi
7. Krepitasi
8. Pergerakan abnormal
9. Rontgen abnormal
1. Fraktur terbuka
bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golgen
- Pembersihan luka
- Exici
- Hecting situasi
- Antibiotik
2. Seluruh fraktur
a. Rekognisis/pengenalan
tindakan selanjutnya
b. Reduksi/manipulasi/reposisi
dan rotasfanatomis.
mereduksi fraktur
traksi manual.
Alat fikasasi interna dalam benuk pin, kawat, skrup, klat, plat
yang sulit terjadi. Alat ini dapat diletakkan disisi atau disumsum
c. Retensi/imobilisasi