Anda di halaman 1dari 122

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.

S YANG

MENGALAMI DIABETES MELLITUS DENGAN KETIDAK

EFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN

KELUARGA DI DESA PONCOGATI

RT 03/RW 02 KECAMATAN

CURAHDAMI KABUPATEN

BONDOWOSO

TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :

ABDILLAH MU’IZ ICHSANIY

NIM : 15037140838

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2018

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. S YANG

MENGALAMI DIABETES MELLITUS DENGAN KETIDAK

EFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN

KELUARGA DI DESA PONCOGATI

RT 03/RW 02 KECAMATAN

CURAHDAMI KABUPATEN

BONDOWOSO

TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

ABDILLAH MU’IZ ICHSANIY

NIM : 15037140838

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2018

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi
di program D III Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada :
1. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes,selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian kami.

1. Kepala Puskesmas Curahdami yang telah memberikan ijin untuk pengambilan

data.

2. Kepala Desa Curahdami yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data

penelitian kami.

3. Keluarga Ny.S yang telah membantu dalam proses penelitian kami.

Besar harapan kami semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan
ilmu keperawatan. Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan
penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan
yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Penyusun

vi
ABSTRAK

Mu’iz, Abdillah. 2017. Asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S yang


mengalami Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan Keluarga di Desa Poncogati RT 03/ RW 02 Kecamatan
Curahdami Kabupaten Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus.
Pogram Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Penyakit Diabetes Mellitus masih banyak dialami oleh kalangan


masyarakat di karenakan faktor keturunan dan pola hidup masyarakat yang tidak
sehat dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa
tinggi hal tersebut dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan yang rendah,.
Solusi yang dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan bagi masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus dengan satu


keluarga yaitu untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan di mulai
dengan melakukan Anamnesa kepada klien atau keluarga, menentukan Diagnosa
Keperawatan, Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan, melakukan
Implementasi Keperawatan serta melakukan Evaluasi dari Tindakan Keperawatan
yang telah dilakukan, partisipan dalam studi kasus ini adalah Ny. S yang
mengalami Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Keluarga Desa Poncogati RT 03/ RW 02 Kecamatan Curahdami Kabupaten
Bondowoso.

Dari hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan selama 7 kali
kunjungan dalam dua minggu dengan penerapan tindakan keperawatan
Penyuluhan kesehatan, pemeriksaan fisik keluarga, pemantauan diet Diabetes,
keluarga memahami konsep penyakit Diabetes serta mampu menjaga pola hidup
sehat dan menjaga kadar gula darah dalam batas normal yaitu < 200 mg/dl.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penyuluhan kesehatan sangat


berpengaruh besar untuk merubah pola pikir keluarga dalam mempertahankan
serta meningkatkan derajat kesehatan. Diharapkan Keluarga klien
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dengan menerapkan diet Diabetes
Mellitus yang benar dan memanfaat fasilitas kesehatan yang ada untuk mencegah
kekambuhan pada penyakit Diabetes Mellitus.

Kata kunci : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga. Diabetes Mellitus

vii
ABSTRACT

Mu’iz, Abdillah. 2018. Nursing care to Family is experience Diabetes Mellitus


with Nursing Diagnosis maintenance ineffectiveness health care in
Tenggarang village RT 03/ RW 02 sub-district of Poncogati
Bondowoso. The Scientific Paper Case Study. Program Study DIII
Nursing Bondowoso University.

Diabetes Mellitus disease still be much experienced society, because


unhealthy lifestyle and very much consume food be contain high glucose that
matter in effect by knowledge is low factor, educated low level, and the solution
can be do it with gived health educated for life society.

Researched design to be use case study, that is to explorated nursing care


problem, to begin with do anamnesis for klien or family, determine nursing
diagnosis, preparated nursing intervention, do it nursing implementation and do
evaluation from nursing action which has been done. Partisipan of this research is
Mrs M to experience Diabetes Mellitus with Nursing Diagnosis maintenance
ineffectiveness health care in Poncogati village RT 03/ RW 02 sub-district of
Curahdami Bondowoso

From research in can which do for 8 visit of a week with nursing


implementation applycated Health Educated, family physical examination, control
the diet Diabetes Mellitus. Learned Diabetes Mellitus foot aerobic, family can
knowed about Diabetes disease and can to keep healthy lifestyle and maintain
blood glucose level of normal < 200 mg/ dl.

From research which do it health educated very take effect for change
family mindset of maintain and improve degree of health begins from dont
knowed about disease become knowed about Diabetes Mellitus disease. Expected
the client family maintains and improves health by applying the correct Diabetes
Mellitus diet and utilizing existing health facilities to prevent recurrence in
Diabetes Mellitus.

Keyword : Ineffectiveness Of Family Health Management. Diabetes Mellitus

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................i

Halaman Judul.....................................................................................................ii

Halaman Pernyataan............................................................................................iii

Halaman Persetujuan ..........................................................................................iv

Halaman Pengesahan .........................................................................................v

Halaman Kata Pengantar ....................................................................................vi

Abstrak ................................................................................................................vii

Abstract ...............................................................................................................viii

Halaman Daftar Isi .............................................................................................ix

Halaman Daftar Tabel ........................................................................................xiii

Halaman daftar lampiran .................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Batasan Masalah ..................................................................................4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................5

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................5

1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................6

1.5.1 Manfaat Teoritis ...........................................................................6

1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................6

ix
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7

2.1 Konsep keluarga ................................................................................7

2.1.1 Definisi keluarga .....................................................................7

2.1.2 Ciri-ciri keluarga .....................................................................7

2.1.3 Tipe-tipe keluarga ...................................................................8

2.1.4 Struktur keluarga .....................................................................11

2.1.5 Tahap perkembangan keluarga................................................11

2.1.6 Funsi keluarga .........................................................................15

2.1.7 Peranan keluarga .....................................................................16

2.2 Landasan Teori ..................................................................................17

2.2.1 Pengertian ................................................................................17

2.2.2 Etiologi ....................................................................................17

2.2.3 Klasifikasi................................................................................18

2.2.4 Patofisiologi ............................................................................19

2.2.5 Gambaran Klinis .....................................................................20

2.2.6 Komplikasi ..............................................................................21

2.2.7 Penatalaksanaan ......................................................................21

2.3 Asuhan Keperawatan .........................................................................26

2.3.1 Pengkajian ...............................................................................26

2.3.2 Diagnosa ..................................................................................30

2.3.3 Intervensi .................................................................................34

2.3.4 Implementasi ...........................................................................35

2.3.5 Evaluasi ...................................................................................36

x
BAB 3 DESAIN PENELITIAN .......................................................................38

3.1 Desain Penelitian ...............................................................................38

3.2 Batasan Istilah ...................................................................................38

3.3 Partisipan ..........................................................................................38

3.4 Lokasi dan Waktu..............................................................................39

3.5 Pengumpulan Data ............................................................................39

3.6 Uji Keabsahan Data ...........................................................................39

3.7 Analisis Data ....................................................................................40

3.8 Etika Penulisan ..................................................................................41

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................42

4.1 Hasil ..................................................................................................42

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................42

4.1.2 Pengkajian .................................................................................44

4.1.3 Analisa data ...............................................................................52

4.1.4 Diagnosa keperawatan ...............................................................53

4.1.5 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga...................53

4.1.6 Intervensi keperawatan ...............................................................54

4.1.6 Implementasi keperawatan ........................................................56

4.2 Pembahasan .......................................................................................72

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1: Pengkajian......................................72

4.2.2 Pembahasan untuk TUK 2: Diagnosa keperawatan...................75

4.2.3 Pembahasan untuk TUK 3: Intervensi keperawatan..................77

4.2.4 Pembahasan untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan..........78

4.2.5 Pembahasan untuk TUK 4 : Evaluasi Keperawatan..................86

xi
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................90

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................90

5.2 Saran ....................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................93

Lampiran ............................................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

3.1 Contoh format pengisian Identitas ....................................................... 27

2.2 Contoh format kepala keluarga............................................................. 27

2.3 Contoh format data anggota keluarga.................................................... 28

2.4 Contoh Format Kemandirian Kelurga................................................... 30

2.5 Skoring diagnosa keperawatan skala baylon dan maglaya.................... 33

2.6 Format rencana tindakan keperawatan.................................................. 34

2.7 Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan......................................... 35

2.8 Format Evaluasi Keperawatan.............................................................. 36

4.1 Identitas peneliti..................................................................................... 44

4.2 Data anggota keluarga............................................................................ 44

4.3 Data penunjang keluarga........................................................................ 45

4.4 Tingkat kemandirian keluarga............................................................... 47

4.5 Pengkajian Individu Yang Sakit............................................................ 49

4.6 Analisa Data........................................................................................... 52

4.7 Skoring Diagnosa Keperawatan.............................................................. 53

4.8 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 53

4.9 Intervensi keperawatan .......................................................................... 54

4.10 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Pertama ................................... 56

4.11 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Kedua....................................... 58

4.12 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Ketiga....................................... 60

4.13 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Keempat................................... 62

4.14 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Kelima...................................... 64

xiii
4.17 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Keenam.................................... 67

4.18 Implementasi dan Evaluasi Kunjungan Ketujuh..................................... 69

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Informed Consent ........................................................................... ........... 94


2. Angket (Format Asuhan Keperawatan Keluarga) .......................... .......... 95
3. Surat Pengambilan data ............................................................. ................ 96
4. Surat Bankesbangpol................................................................................. 97
5. Surat Dinas Kesehatan............. ........................................................ ......... 98
6. Surat Puskesmas Curahdami.................................................................... 99
7. Satuan Acara Penyuluhan.......................................................................... 100
8. Leaflet........................................................................................................ 101
9. Rencana Kegiatan Penelitian ..................................................... ............... 102
10. Lembar Konsultasi ................................................................. ................... 103

xv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring perkembangan zaman, pola penyakit yang diderita masyarakat

telah bergeser dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi kearah penyakit

degenerative yang salah satunya adalah Diabetes Mellitus (Suyono, 2011).

Diabetes Mellitus merupakan penyakit keturunan yang berupa gangguan

metabolisme KH yang di sebabkan kekurangan insulin relative atau absolut yang

dapat timbul pada berbagai usia dengan gejala hiperglikemia, glikosuria, polyuria,

polidipsi, kelemahan umum dan penurunan berat badan.(Wijayaningsih). Diabetes

Melitus tidak dapat di sembuhkan tetapi dapat di kontrol dengan mengatur kadar

gula darah, penurunan peran keluarga dapat mempengaruhi kestabilan gula darah.

(Putri, dkk 2013).

Data dari WHO ( world health organization) pada tahun 2016, angka

kejadian diabetes mellitus terus meningkat dari tahun ke tahun sekitar 415 juta

dan berdasarkan data IDF(international Diabetes federation) pada tahun 2015

penyakit Diabetes Mellitus lebih banyak di jumpai pada Negara-negara dengan

tingkat penghasilan rendah hingga menegah dengan persentase sebesar 80%.

Indonesia menempati peringkat 7 dari seluruh Negara di dunia dalam kasus.

Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan jumlah

kasus Diabetes mellitus di Indonesia tahun 2010 sebesar 8,43 juta orang dan

diperkirakan akan mecapai 21,25 juta di tahun 2035. Pada tahun 2013 penderita

Diabetes Mellitus di Indonesia dengan usia diatas 15 tahun sebesar 6,9%.


2

Prevalensi Diabetes Mellitus di Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun

2007 sebesar 1,8% menjadi 2,5% pada tahun 2013. Jawa Timur menempati urutan

ke-10 dengan jumlah terbanyak Diabetes Mellitus di Indonesia.

Menurut Dinas Kesehatan Bondowoso tahun 2017 penyakit Diabetes

Mellitus memasuki urutan ke 2 dari 20 penyakit terbanyak di wilayah Bondowoso

terhitung dari bulan januari sampai desember 2017 dengan total 8.470 jiwa

dengan jumla laki-laki 3.429 jiwa dan perempuan 5.041 jiwa.Jumlah penderita

tertinggi di kabupaten bondowoso adalah di puskesmas Curahdami dengan jumlah

880 jiwa.

Proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan

dapat menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga

terjadi gangguan permiabelitas glukosa di dalam sel. Disamping itu juga di

sebabkan oleh keadaan akut kelebihan hormone tiroid, prolactin dan hormone

pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah. Peningkatan kadar

hormon-hormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di

anggap diabetogenik (menimbulkan diabet). Hormon hormone tersebut

merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau

lengerhans pancreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap

insulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukosa menjadi

glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat.

Peningkatan kadar gula darah disebut Hiperglikemia. Hiperglikemia berat

dapat menyebabkan glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis

osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (polyuria) dan timbul rasa haus

(polydipsia). Karna glukosa hilang bersama urine, makan pasien mengalami


3

keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang

semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kekurangan kalori.

(price dan Wilson,2006)

Mengingat Diabetes Mellitus adalah penyakit seumur hidup di perlukan

pengawasan dan pemantauan keluarga dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus.

Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberi perawatan langsung

pada setiap keadaan sehat dan sakit. Keluaraga harus mempunyai kemampuan

untuk mengatasi masalah dengan menekan perilaku mal adaptif dan memulihkan

perilaku adaptif sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.

Keberhasilan penatalaksanaan Diabetes Mellitus ditentukan oleh peranan aktif

dari penderita diabetes mellitus sendiri, keluarga dan masyarakat dalam

pengontrolan kadar gula darah, penegahan komplikasi akut maupun kronik (Putri

2013). Apabila gula darah tidak terkendali dan terus meningkat dapat

mengakibatkan komplikasi metabolic akut yang berupa ketoasidosis diabetic,

hyperosmolar, koma nonketotik. Komplikasi kronik jangka panjang seperti

renopati diabetic, nefropati diabetic dan neuropati diabetic (Price dan

Wilson,2006).

Dari data diatas dapat dilakukan pemecahan masalah dengan NIC (Nursing

Intervention Clasification).Peningkatan keterlibatan keluarga: Bangun hubungan

pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan,

Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat daam perawatan pasien,

Ciptakan budaya fleksibilitas untuk keluarga, Monitor struktur dan peran

keluarga, Diskusikan pilihan jenis perawatan di rmah, seperti tinggal

berkelompok, perawatan dirumah, atau respite care, yang sesuai. Dukungan


4

Keluarga: Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang di berikan perawatan terbaik,

Dengarkan kekhawatiran,perasaan dan pertanyaan dari keluarga, fasilitasi

komunikasi akan kekhawatiran/perasaan antara pasien dan keluarga atau antar

anggota keluarga, Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga,

Identifikasi kesepakatan terkait kesepakatan terkait harapan antara pasien,

keluarga dan tenaga kesehatan

Melihat dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah “Asuhan Keperawatan Keluarga pada klien yang mengalami

Diabetes Mellitus dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada

keluarga yang engalami Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga di Desa Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso

1.3 Rumusan masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami Diabetes

Mellitus dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di Kabupaten Bondowoso ?


5

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Diabetes Mellitus dengan

masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di desa

Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

1.4.2 Tujuan Khusus

Melaksanakan pengkajian pada pasien Diabetes Mellitus dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di desa Poncogati

Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

Merumuskan diagnose keperawatan pada klien Diabetes Mellitus dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di desa Poncogati

Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

Menyusun intervensi pada pasien yang mengalami Diabetes Mellitus dengan

masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di desa

Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus dengan

masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di desa

Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

1) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien yang mengalami Diabetes

Mellitus dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di desa Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso


6

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan ilmu Keperawatan Keluarga Khususnya pada klien

Diabetes Mellitus dengan gangguan proses keluarga.

1.5.2. Manfaat Praktis

1.) Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan klien

Diabetes Mellitus dengan gangguan proses keluarga;

2.) Dapat menambah wawasan perawat tentang perawatan perawatan klien

Diabetes Mellitus dengan gangguan proses keluarga

3.) Dapat meningkatkan pengetahuan Mahasiswa Program studi DIII

Keperawatan dalam mempelajari Keperawatan Keluarga Khususnya

asuhan keperawatan pada klien Diabetes Mellitus dengan gangguan

proses keluarga
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga telah didefinisikan dalam berbagai hal. Perbedaan definisi keluarga

bergantung pada orientasi teoritis yang digunakan oleh “pendefinisi”-yaitu,

menurut jenis penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keluarga.

Sebagai contoh, penulis yang mengikuti orientasi teoritis para ahli interaksi

keluarga, memandang keluarga sebagai sebuah arena interaksi kepribadian

sehingga penekanan diberikan kepada karakteristik tradisional dinamis keluarga.

Oleh karena itu, terdapat banyak definisi, dengan berbagi teori yang membentuk

definisi tersebut dan harapan kita akan kehidupan keluarga (Smith, 1995 dalam

Friedman, 2010).

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya

dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,

berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai - nilai, pola pemikiran, dan

kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi

hubungan anak dengan lingkungannya. (Setiadi, 2008)

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga

A. Menurut Robbert Mac Iver dan Charles Horton

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.


8

c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Chaltur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota –

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

B. Ciri Keluarga Indonesia

a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah (Setiadi, 2008).

2.1.3 Tipe-tipe Keluarga

Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokkan.

A. Secara Tradisional

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Keluarga inti (Nuchear Family)

Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari

keturunannya atau adopsi atau juga keduanya.

b. Keluarga besar (Extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai

hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).


9

B. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme maka mengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah:

a. Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan

oleh sanksi – sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau

keduanya dapat bekerja diluar rumah.

b. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami /

istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak – anaknya,

baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan

baru, satu / keduanya dapat bekerja diluar rumah.

c. Niddle age / Aging Couple

Suami tinggal sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua – duanya

bekerja dirumah, anak – anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah

/ perkawinan / meniti karier.

d. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang

keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.

e. Singgel Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan

anak – anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

f. Dual Carier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

g. Commuter Married
10

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu – waktu tertentu.

h. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan anaknya

keinginanan untuk kawin.

i. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j. Institusional

Anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal dalam suatu panti –

panti.

k. Comunal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan

anak – anaknya dan bersama – sama dalam penyediaan fasilitas.

l. Group Marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu

kesatuan kelauarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan

semua adalah orang tua dari anak – anak.

m. Unmaried Parent and Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki anaknya diadopsi.

n. Cohibing Coiple

Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

o. Gay and Lesbian Family

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(Setiadi, 2008).
11

2.1.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur kelaurga terdiri dari bermacam – macam,

diantaranya adalah:

A. Patrilineal

Kelaurga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubunganya itu disusun melalui jalur garis bawah.

B. Maltrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

C. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

D. Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedayah suami.

E. Keluarga kawin

Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami

atau istri (Setiadi, 2008).

2.1.5 Tahap Perkembangan Keluarga

A. Keluarga baru ( Berganning Family )

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan

keluarga tahap ini antara lain adalah:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan.

b. Menetapkan tujuan bersama.


12

c. Membina hubungn dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

e. Persiapan menjadi orang tua.

f. Memahami prenatal care, (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi

orang tua).

B. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing ).

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis

keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak

bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal:

a. Suami merasa diabaikan.

b. Peningkatan perselisihan dan argumen.

c. Interupsi dalam jadwal kontinu.

d. Kehidupan seksusal dan sosial terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain:

a. Adapatasi perubahan anggota keuarga (peran, interaksi, seksual, dan

kegiatan).

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

e. Konseling KB post partum 6 minggu.

f. Menata ruang untuk anak.

g. Biaya / dana Child Bearing.

h. Memfasilitasi role learing anggota keluarga.


13

i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

C. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak

pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)

dan merencanakan kelahiran berikutnya.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

b. Membantu anak ber sosialisasi.

c. Berdaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga.

e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

f. Pembagian tanggung jawab.

g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak.

D. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 Thn)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

lingkungan lebih luas.

b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

c. Menyediakan aktifitas untuk anak.

d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan dan kesehatan anggota keluarga.


14

E. Keluarga dengan anak remaja (13-20 Thn)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang

dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memiliki otonomi).

b. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).

c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga

d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

F. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri

dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada

dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b. Mempertahankan ke intiman.

c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.

d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya.

e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

f. Berperan suami-istri kakek dan nenek.

g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh anak-

anaknya.
15

G. Keluarga pertengahan (middle age Family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat

sosial dan waktu santai.

b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

c. Keakrapan dengan pasangan.

d. Memelihara hubungan / kontak dengan anak dan keluarga.

e. Persiapan masa tua / pension.

H. Keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

d. Melakukan life review masa lalu (Setiadi, 2008).

2.1.6 Fungsi Keluarga

Terdapat lima fungsi keluarga yang menjadi saling berhubungan erat pada

saat mengkaji dan melakukan intervensi dengan keluarga antara lain:

A. Fungsi afektif (fungsi yang mempertahankan kepribadian) : Memfasilitasi

stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis

anggota keluarga.

B. Fungsi sosialisasi dan status sosial: Memfasilitasi sosialisasi primer anak

yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif,

serta memberikan status pada anggota keluarga.


16

C. Fungsi reproduksi untuk mempertahankan kuantitas keluarga selama

beberapa generasi dan untuk ke berlangsungan hidup masyarakat.

D. Fungsi ekonomi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi

efektifnya.

E. Fungsi perawatan kesehatan: menyediakan kebutuhan fisik, makanan,

pakaian, tempat tinggal, perawat kesehatan ( Friedman, 2010).

2.1.7 Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam

situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran keluarga

adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks

keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing – masing, antara lain

adalah:

A. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

B. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak – anak,

pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan

juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.


17

C. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, sosial dan spiritual. Situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi

harapan-harapan. (Setiadi, 2008).

2.2 Landasan Teori

2.2 .1 Pengertian

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. (Padila, 2012)

2.1.2 Etiologi

A. Diabetes Mellitus tipe 1

a. Faktor Genetik

Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri,

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah

terjadinya Diabetes Mellitus tipe 1. Kecenderungan genetik ini

ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human

Leucocyte Antigen).

b. Faktor-faktor Imunologi

Adanya respon otoimun yang merupakan respon abnormal dimana

antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai


18

jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan

insulin endogen.

c. Faktor Lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkan destruksi selbeta.

B. Diabetes Mellitus tipe 2

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada Diabetes Mellitus tipe 2 masih belum diketahui. Faktor

genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-fakror resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun).

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga. (Padila, 2012)

2.1.3 Klasifikasi

A. Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes Mellitus tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak

dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh

kurang atau tidak sama sekali. Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran

darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.

B. Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes Mellitus tipe ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya

terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia di atas 20

tahun. Sekitar 90-95 persen penderita Diabetes Mellitus adalah penderita

diabetes tipe 2.
19

2.1.4 Patofisiologi

Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan

mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya

sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal

dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri

dari unsur karbohidrat, lemak dan protein.

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%

sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut

terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel

macet dab metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar

glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.

Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon

insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi

glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemia. Ginjal

tidak dapat menahan hiperglikemia ini, karena ambang batas untuk gula darah

adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemia maka ginjal tidak bisa

menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan

sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine

yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang

dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra seluler,

hal ini akan merangsang pusat haus sehingga klien akan merasakan haus terus

menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.


20

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport

glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan

karbohidrat, lenak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk

melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga

menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang

dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan

keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu

banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,

akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.

Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut

koma diabetik. (M.Clevo Rendi, 2012)

2.1.5 Gambaran Klinis

A. Poliuria dan polidipsia (rasa haus meningkat)

B. Pandangan kabur, kelemahan, dan sakit kepala

C. Hipotensi ortostatik pada pasien dengan deplesi volume

D. Hipotensi sejati disertai nadi yang lemah dan cepat

E. Gejala gastrointestinal, seperti anoreksia, mual/muntah, dan nyeri abdomen

(mungkin berat)

F. Napas aseton (berbau buah)

G. Pernapasan kusmaul: hiperventilasi, pernapasan sangat dalam tetapi tidak

sulit

H. Status mental setiap pasien sangat bervariasi (sadar hingga latergi atau koma).

(Brunner&Suddart, 2015)
21

2.1.6 Komplikasi

Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus adalah :

1. Akut

a. Hipoglikemia dan hiperglikemia

b. Penyakit maskovaskular: mengenai pembuluh darah besar, penyakit

jantung koroner (cerebrovaskular, penyakit pembuluh darah kapiler).

c. Penyakit mikrovaskular, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,

nefropati.

d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstermitas), saraf otonom

berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler.

2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus

a. Neuropati diabetik

b. Retinopati diabetik

c. Nefropati diabetik

d. Proteinuria

e. Kelainan koroner. (M.Clevo Rendi, 2012)

2.1.7 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi Diabetes Mellitus adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya

komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe Diabetes

Mellitus adalah mencapai glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi

hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.

A. Diet
22

Syarat diet Diabetes Mellitus hendaknya dapat:

a. Memperbaiki kesehatan umum penderita.

b. Mengarahkan pada berat badan normal.

c. Menormalkan pertumbuhan Diabetes Mellitus anak dan Diabetes

Mellitus deawasa muda

d. Memeprtahankan kadar KGD normal

e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopasti diabetik

f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

g. Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet Diabetes Mellitus adalah Diit Diabetes Mellitus sesuai

dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.

a. Diit Diabetes Mellitus I : 1.100 kalori

b. Diit Diabetes Mellitus II : 1.300 kalori

c. Diit Diabetes Mellitus III : 1.500 kalori

d. Diit Diabetes Mellitus IV : 1.700 kalori

e. Diit Diabetes Mellitus V : 1.900 kalori

f. Diit Diabetes Mellitus VI : 2.100 kalori

g. Diit Diabetes Mellitus VII : 2.300 kalori

h. Diit Diabetes Mellitus VIII : 2.500 kalori

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal.

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes Mellitus

remaja, atau Diabetes Mellitus komplikasi,.


23

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaknya diikuti

pedoman 3 J yaitu:

J I: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah.

J II: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.

J III: jenis makanan yang manis harus diihindari

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh

status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage

of relative body weight (BBR = berat badan normal) dengan rumus:

BBR X 100 %

a. Kurus (underweight) : BBR < 90 %

b. Normal (ideal) : BBR 90 -110%

c. Gemuk (overweight) : BBR >110 %

d. Obesitas, apabila : BBR > 120 %

a) Obesitas ringan : BBR 120-130%

b) Obesitas sedang : BBR 130 – 140 %

c) Obesitas berat : BBR 140-200 %

d) Morbid : BBR > 200 %

Sebagai pendoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk

penderita Diabetes Mellitus yang bekerja biasa adalah:

a. Kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari

b. Normal : BB X 30 kalori sehari

c. Gemuk : BB X 20 kalori sehari

d. Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari

B. Latihan
24

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita Diabetes

Mellitus, adalah:

a. Meningkatkan kepekatan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan

setiap 1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten

pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin

dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.

b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore

c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen.

d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein.

e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan

dirangsang pembentukan glikogen baru.

f. Menurunkan kolesterol (total) dan gliserida dalam darah karena

pembakaran asam lemak menjadi baik.

C. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) merupakan salah

satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita Diabetes Mellitus, melalui

bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video,

dakusi kelompok, dan sebagainya.

D. Obat

a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

a) Mekanisme keja sulfanilurea

1. Kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pankreas.

2. Kerja OAD tingkat reseptor

b) Mekanisme kerja biguanida


25

Biguanida tidak mempunya efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain

yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:

1. Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik

2. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor

insulin

3. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler.

b. Insulin

Indikasi penggunaan insulin

a) Diabetes Mellitus tipe I

b) Diabetes Mellitus tipe II yang pada ssat tertentu tidak dapat dirawat

dengan OAD

c) Diabetes Mellitus kehamilan

d) Diabetes Mellitus dan gangguan faal hati yang berat

e) Diabetes Mellitus dan TBC paru akut.

f) DM dan infeksi akut (selulitis, ganggren)

g) Diabetes Mellitus dan koma lain pada Diabetes Mellitus

h) Diabetes Mellitus operasi

i) Diabetes Mellitus patah tulang

j) Diabetes Mellitus underweight

k) Diabetes Mellitus dan penyakit Graves

E. Cangkok pankreas

Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor

hidup saudara kembar identik. (M.Clevo Rendi, 2012)


26

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

NamaPuskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian

1. Nama puskesmas

Iisi dengan nama pusksmas terdekat.

Contohnya: puskesmas tenggarang

2. Nama perawat

Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat

yang bertanggung jawab.

Contohnya: perawat Dita

3. No. Register

Contohnya: 01. 01. 18. 118 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)

4. Tanggal pegakajian

Diisi dengan tanggal, bulan, tahun dilakukannya pengkajian

Contoh : 8-08-2018
27

Tabel 2.2 contoh format kepala keluarga

Nama Kepala Keluarga Bahasa sehari-hari

Alamat Rumah & Telp Yankesterdekat, Jarak

Pekerjaan Alat transportasi

Agama & Suku Status KelasSosial

1. Nama kepala keluarga

Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang

ditulis dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.

Contohnya: Tn. (Tn. Tuan)

2. Alamat Rumah & Telp

Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer

telpom klien

Contohnya: Griya Kembang Permai Blok MM-08 RT 32 / RW 10

3. Pekerjaan

Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan

klien.

Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS

4. Agama & Suku

Agama= islam, kristen, hindu, uda, katolik

Suku= jawa, madura, batak, dll/WNI,WNA

Contohnya: islam, jawa/WNI


28

5. Bahasa Sehari-hari.

Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.

Contoh : Madura, Indonesia, Inggris, Jawa.

6. Alat Transportasi

Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut

Contoh: Mobil, sepeda Motor, Sepeda.

7. Status kelas sosial

Diisi dengan keadaan status sosial klien

Contohnya: menengah kebawah/ menengah keatas

Tabel 2.3 contoh format data anggota keluarga

No Na H Umur J S Pen Peker Status TTV Status Imunisasi


ma ub K uk didi jaan Gizi (TD, N, Dasar
dg u kan Saat (TB, S, P)
n Ter Ini BB,
K akhi BMI)
K r
1. Tn. S 50 L M SM PNS TB: TD: Lengkap
k ua Thn ad P 170 120/90
m ur Cm mmHg
i a BB: N: 98
75 x/mnt
Kg S: 36,7
0
BMI: C
26 P: 23
x/menit

1. Nama

Diisi dengan nama anggota keluarga

2. Hubungan dengan kepala keluarga

Diisi dengan hbungan anggota keluatga dengan kepala keluarga

Contohnya: istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll


29

3. Umur

Diisi dengan umur setiap aggota keluarga dalam tahun

Contohnya 28 tahun

4. Jenis Kelamin

Di isi dengan jenis kelamin

contohnya: Laki Laki(L) / Perempuan (P)

5. Suku

Contohnya: madura, jawa, batak, dll

6. Pendidikan terakhir

Contohnya: SD, SMP, SMA, dll

7. Pekerjaan saat ini

Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini

Contohnya: siswa, mahasiswa, PNS, wiraswasta, petani, dll

8. Status gizi (TB, BB, BMI)

Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga

Contoh: TB : 165 cm, BB : 56 kg

9. TTV (TD, S, N, RR)

Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga

Contoh: TD : 120 / 90 mm / Hg, N :98x / menit, S: 36,8 C, RR : 19x /

menit

10. Status imunisasi dasar

Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan.

Contoh : ((BCG/Polio/DPT/HB/Campak)
30

11. Alat Bantu

Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap

individu di keluarga tersebut.

Contoh : Tn.K menggunakan alat bantu pendengaran.

Tabel 2.4 contoh format kemandirian kelurga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
benar 1 s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai kriteria 1 s.d 6
anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi
6. Melaksanakan tindakan pencegahan kriteria 1 s.d 7
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2

2.3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosis ke

sistem keluarga dan substansinya serta merupakan pengkajian keperawatan.

Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial

dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi

untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman.

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

A. Pengertian
31

Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan teraupetik hidup

sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang tidak memuaskan

untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik. (Herdman, T. Dan Shigemi 2015)

B. Batasan Karakteristik

a. Kegagalan melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko

b. Kegagalan mrmasukkan regimen pengobatan dalam kehidupan sehari-

hari

c. Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan

d. Pilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi

tujuan kesehatan. . (Herdman, T. Dan Shigemi 2015)

C. Faktor Yang Berhubungan

a. Kesulitan ekonomi

b. Ketidakberdayaan

c. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak

d. Kompleksitas regimen teraupetik

e. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan

f. Konflik keluarga

g. Konflik pengambilan keputusan

h. Kurang dukungan sosial

i. Kurang pengetahuan tentang program teraupetik

j. Persepsi hambatan

k. Persepsi kerentanan

l. Persepsi keseriusan kondisi

m. Persepsi keuntungan
32

n. Tuntutan berlebihan

2.3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Untuk menentukan prioritas diagnosa dalam keperawatan dapat dihitung

dengan menggunakan skala prioritas yang ditemukan oleh Baylon dan Maglaya,

adalah sebagai berikut:

2.3.3.1 Menentukan skor untuk setiap kriteria. Kriteria terdiri dalam skala

Boylon dan Maglaya terdiri dari 4, antara lain:

A. Kriteria 1 yaitu sifat masalah yang lebih berat dan memerlukan tindakan

segera karena disadari dan dirasakan oleh keluarga. Yang termasuk tipologi

dari kriteria ini adalah ancaman kesehatan, keadaan kurang/tidak sehat dan

situasi kritis.

B. Kriteria 2 yaitu kemungkinan masalah untuk dapat diubah yang tergantung

faktor-faktor berikut:

a. Pengetahuan yang ada sekarang. Teknologi dan tindakan untuk mengenai

masalah.

b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, dan teanga.

c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan

waktu.

d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam

masyarakat dan dukungan masyarakat.

C. Kriteria 3 yaitu potensial masalah untuk dapat dicegah yang tergantung

faktor-faktor berikut:

a. Kepelikan dari masalah berhubungan dengan masalah dan penyakit.


33

b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu

ada.

c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat

dapat memperbaiki masalah.

d. Adanya kelompok high risk yang menambah potensial masalah untuk

dapat dicegah.

D. Kriteria 4 yaitu menonjolnya masalah tersebut dalam keluarga.

2.3.3.2 Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

2.3.3.3 Jumlahkan skor untuk setiap kriteria

2.3.3.4 Skor tertingga adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Tabel 2.5 contoh format skoring prioritas masalah

NO KRITERIA NILAI SKOR

1. Sifat masalah
a) Tidak/kurang sehat 3
b) Ancaman kesehatan 2 1
c) Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat diubah 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a) Masalah berat harus ditangani 2
b) Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani 1 1
c) Masalah tidak dirasakan 0
34

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.

b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Skor yang diperoleh


X Bobot
Skor tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

2.3.4 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.6 contoh daftar intervensi keperawata berdasarkan NIC NOC

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Ketidakefektifan Tujuan: Tujuan adalah Perubahan Dukungan keluarga:
Manajemen Kesehatan perilaku pasien yang di harapkan a. Yakinkan keluarga bahwa
Keluarga oleh perawat setelah tindakan pasien sedang diberikan
berhasil di lakukan : perawatan terbaik.
a. Dukungan keluarga selama b. Dengarkan kekhawatiran,
perawatan: perasaan dan pertanyaan dari
1. Anggota keluarga keluarga.
mengungkapkan keinginan c. Tingkatkan hubungan saling
untuk mendukung angota percaya dengan keluarga.
keluarga yang sakit (5) Dukungan pengasuhan:
2. Meminta informasi a. Mengkaji tingkat pengetahuan
mengenai kondisi pasien caregiver
(5) b. Monitor interaksi keluarga
3. Anggota keluarga dalam permsalahan berkaitan
memberikan dorongan dengan pasien.
kepada anggota keluarga c. Mengajarkan caregiver
yang sakit (5) mengenai cara meningkatkan
rasa aman bagi pasien.
d. Mengajarkan informasi
kepada caregiver mengenai
tekhnik stress
e. Memberikan informasi kepada
caregiver mengenai dukungan
pelayanan kesehatan
komunitas yang di akses
f. Memberikan dorongan pada
caregiver selama masa dimana
pasien menunjukkan
kemunduran
g. Mendukung caregiver untuk
menjaga diri sendiri
35

2.3.5 Implementasi

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data

berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksaan

tindakan, serta menilai data yang baru. (Rohmah. N. dan Saiful 2014).

Tabel 2.7 contoh format Implementasi keperawatan keluarga

paraf
No DX Tanggal / jam Tindakan
1. Melakukan pengkajian :
tentukan kebutuhan
pemeliharaan rumah
pasien
2. Penyuluhan untuk
pasien/keluarga
Berikan materi tertulis
tentang pemeliharaan
rumah
Berikan informasi tentang
bagaimana membuat
lingkungan rumah aman
dan bersih
3. Libatkan pasien dan
keluarga dalam
menentukan kebutuhan
pemeliharaan rumah
4. Beri saran perlunya
perubahan struktural agar
penataan rumah lebih
mudah
5. Beri saran layanan untuk
mengendalikan hewan
peliharaan, jika perlu
6. Beri saran layanan untuk
perbaikan rumah, jika
perlu
36

2.3.6 Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahaan keadaan

pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan (Rohmah. N. dan Saiful 2014)

Komponen utama proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi berdasarkan

pada seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat, dan lainnya.

Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota

keluarga (bagaimana keluarga berespons), daripada intervensi yang

diimplementasikan.

Mengukur pencapaian tujuan keluarga

Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponin, meliputi:

A. Kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada kognitif adalah:

a. Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya

b. Mengontrol gejala gejalanya

c. Pengobatan

d. Diet, aktifitas persediaan alat alat

e. Risiko komplikasi

f. Gejala yang harus dilaporkan

g. Pencegahan

Informasi ini dapat diprolehdengan cara ;

a. Interview, dengan cara ;

Menayakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah

diajarkan, Menayakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik


37

dengan kata kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri), Mengajak keluarga

pada situasi hipotensi dan tayakan tindakan yang tepat terhadap apa yang

ditayakan.

b. Kertas dan pensil

Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi pengetahuan.

B. Afektif (setatus emosional ) dengan cara observasi secara langsung, yaitu

dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan

secara verbal pada waktu melakukan wawancara.

C. Psikomotor, yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai

dengan yang diharapkan.


38

BAB 3

METODELOGI PENULISAN

3.1 Desaian Penulisan

Desain penelitian yang dipakai pada karya tulis ini adalah studi kasus,

studi kasus adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan

keluarga pada klien yang mengalami Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga di Desa Poncogati Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan istilah – istilah kunci

yang menjadi fokus studi kasus. Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah

asuhan keperawatan keluarga pada klien yang mengalami Diabetes Melitus

dengan masalah ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di Desa

Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah satu keluarga yang

mengalami Diagnosis medis Diabetes Mellitus dengan Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di Kabupaten Bondowoso.


39

3.4 Lokasi dan Waktu

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang

mengalami Diabetes Mellitus dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen kesehatan Keluarga di Desa Poncogati Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso selama 1-2 minggu (7-14 hari).

3.5 Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan antara lain:

1) Wawancara (hasil anamnese berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga, dll). Sumber data dari klien, keluarga, dan perawat lainnya .

2) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data

lain yang relevan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

integritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan:


40

1) Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan. 2) Sumber informasi tambahan

menggunakan triangulasi dari tiga sumber utama yaitu klien, perawat dan keluarga

klien yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengansemua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil intrepretasi

wawancara mendalam yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di intrepretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan rekomendasi dalam intervensi

tersebut. Urutan dalam analisis sebagai berikut:

1) Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin

dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur)

2) Mereduksi data

Data dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi) terkumpul

dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk transkrip dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.


41

3) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan teks

naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan menyamarkan identitas dari klien.

4) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data yang dikumpulkan terkait

dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar dalam penyusunan studi kasus terdiri dari:

1) Informed consent ( Persetujuanmenjadiklien)

Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan

memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

2) Anonymity (Tanpanama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden,

tetapi lembar tersebut diberikan kode.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.


42

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai satu keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan fakta, teori dan opini. Pembahasan Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Diabetes Mellitus dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga di Desa Poncogati RT 03/RW 02 Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso. Pembahasan Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S

meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan

Evaluasi.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran dan Lokasi Pengambilan Data

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada keluarga Ny. S di Desa

Poncogati RT 03/RW 02 Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.. Yaitu

Ny. S yang hanya tinggal sendiri. Suami Ny. S telah meninggal sejak 10 tahun

yang lalu. Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai 2 orang anak

yang sudah berkeluarga. Anak pertama dari Ny. S bernama Tn. M dan anak kedua

bernama Tn. T. Penelitian ini dilakukan selama 7 kali kunjungan selama 1

minggu. Ny. S menempati tipe rumah permanen yang dimilikinya, dengan luas

tanah 6 x 12 meter yang berisikan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1

dapur, dan kamar mandi. Lantai rumah menggunakan keramik, ventilasi dalam

rumah cukup banyak 9 buah yang terbagi atas 2 buah cendela kaca tiap ruangan
43

kecuali kamar mandi namun jarang sekali dibuka. Daerah lingkungan rumah Ny.

S bersih dan di pinggir jalan raya, jarak pelayanan kesehatan (puskesmas) dekat

dengan rumah Ny. S, namun ketika ada keluarga yang sakit langsung tidak pernah

membawanya ke puskesmas dan keluarga tidak rutin memeriksakan kesehatannya.


44

4.1.2 Pengkajian

1) Identitas Kepala Keluarga

Tabel 4.1 Identitas Keluarga

Nama Puskesmas Curahdami No. Register -

Nama Perawat Abdillah Mu’iz Ichsaniy Tanggal Pengkajian 06 eptember 2018

Nama Kepala Bahasa sehari-hari Madura


Keluarga Ny.S

Alamat Rumah Desa Poncogati, Rt 03/Rw Yankes terdekat, Jarak Puskesmas Curahdami,
& Telp 02 Kecamatan Curahdami ± 800 meter
Kabupaten Bondowoso
Pekerjaan Ibu rumah tangga Alat transportasi Sepeda motor

Agama & Suku Islam & Madura Status Kelas Sosial

2)Data Anggota Keluarga

Tabel 4.2 Data Anggota Keluarga

No Nama Hub dgn Usia JK Suku pendidi Pekerjaan Status Gizi TTV Status
KK kan Saat Ini (TB, BB, (TD, N, S, P) Imunisasi
terakhir BMI) Dasar

1. Ny.S KK 59 P Mad SD IRT TB:146Cm TD: 120/90 Tdk


Th ura BB: 68kg mmhg terkaji
N: 87 x/mnt
S: 36.5 C
RR: 20 x/ menit

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Ny.S Tidak ada Diabetes mellitus Tidak ada
45

3) DATA PENUNJANG KELUARGA

Tabel 4.3 Data Penunjang Keluarga

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


Kondisi Rumah : Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Rumah permanen, ventilasi di setiap kamar, kesehatan :
terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 Ya/ Tidak*
kamar mandi, dan 1 ruang keluarga Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan :
Ventilasi : Ya/ Tidak*
Cukup/Kurang* .......................................................................
terdapat ventilasi di kamar dan di dapur, Menggunakan air bersih untuk makan &minum:
ventilasi cukup Ya/ Tidak* keluarga mengatakan menggunakan air
PencahayaanRumah : bersih untuk makan dan minum
Baik/ Tidak* Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Pencahayaan baik cahaya matahari masuk ke Ya/ Tidak* keluarga mengatakan menggunakan air
dalam kamar dan seluruh ruangan bersih untuk kebersihan diri yang bersumber dari
Saluran Buang Limbah : PDAM
Baik/Cukup/Kurang* Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Saluran pembuangan limbah cukup, limbah Ya/ Tidak* keluarga mengatakan selalu mencuci
langsung mengalir ke sawah di belakang rumah tangan dengan menggunakan air bersih & sabun
Sumber Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Sehat/Tidak Sehat*. Ya/ Tidak* keluarga mengatakan selalu membuang
Air tidak berbau, berasa, dan tidak berwarna sampah di tempatnya
Jamban Memenuhi Syarat : Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
: ya/tidak* ya/tidak
Keluarga memiliki jamban keluarga mengatakan selalu menjaga kebersihan
Tempat Sampah: rumah setiap hari yaitu menyapu rumah tiap hari dan
Ya/Tidak* mengepel tiap minggu
(observasi dan validasi)
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * Ya/ Tidak* keluarga mengatakan slalu
24x30 M mengkonsumsi lauk pauk setiap hari
Riwayat keluarga saat ini: Menggunakan jamban sehat :
“Keluarga Ny. S mengatakan bahwa klien Ya/ Tidak* keluarga mengatakan menggunakan
mengalami sakit Diabetes Mellitus sejak tahun jamban sehat
2005 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Keluarga mengatakan selalu menguras kamar mandi
setiap 1 minggu sekali
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
keluarga mengatakan selalu mengkonsumsi buah
setiap hari tapi di batasi jumlahnya
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* .
keluarga mengatakan selalu berolahraga ringan yaitu
dengan berjalan di sekitar rumah setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
keluarga mengatakan tidak ada yang merokok
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
Keluarga
46

4) Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemelihara Kesehatan Anggota

Keluarga

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:Ada

Tidak, karena keluarga mengatakan jika ada yang sakit sudah menjadi tanggung jawab dari

keluarga untuk merawatnya

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :

Ya Tidak keluarga mengatakan klien terkena kencing manis

3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam

keluarganya:

Ya Tidak keluarga mengatakan klien tidak bisa membatasi makananya

4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam

keluarganya :Ya Tidak keluarga mengatakn sering BAK dan merasa lapar terus menerus

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam

keluarganya bila tidak diobati/dirawat :Ya Tidak keluarga mengatakan jika tidak di obati

maka akan bertambah parah

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota

keluarganya:

 Keluarga Tetangga, Kader Tenaga kesehatan, yaitu perawat dan bidan

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang daialami anggota keluarganya  tidak

perlu ditangani karena akan sembuh sendiri, biasanya perlu berobat ke fasilitas yankes 

tidak terpikir

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya

secraa aktif Ya Tidak, jelaskan keluarga membatasi makanan manis untuk klien

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota

keluarganya Ya Tidak, jelaskan keluarga mengatakan selalu mengecek gula darah klien

dan mengkonsumsi obat DM

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
47

yang dialaminya Ya Tidak, jelaskan keluarga mengatakan membatasi makanan manis

11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota

keluarganya Ya Tidak, jelaskan keluarga mengatakan tidak mengkonsumsi makanan manis

12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung

kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan  Ya  Tidak, jelaskan

keluarga mengatakan tidak tahu

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi

masalah kesehatan anggota kelauraganya Ya Tidak, jelaskan keluarga mengatakan malu

jika harus mengatakan penyakit yang di alami klien

5) TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

Tabel 4.4 Tingkat Kemandirian Keluarga

Kunjungan Pertama (K-1) : Kujungan Keempat (K-4) :

Kunjungan Kedua (K-2) : Kunjungan Kelima (K-5) :


Perawat : Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : Kunjungan Keenam (K-6) :
Perawat : Perawat :
1. Keluarga mandiri tingkat pertama (KM-1)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan
48

2. Keluarga mandiri tingkat dua (KM-2)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan,

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga mandiri tingkat tiga (KM-3)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

d. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, melakukan

perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, melaksanakan tindakan

pencegahan secara aktif.

4. Keluarga mandiri tingkat empat (KM-4)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan


49

e. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

f. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

g. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

h. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

6) Pengkajian Individu Yang Sakit

Tabel 4.5 Pengkajian Individu Yang Sakit

Nama individu yang sakit : Tn S Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus

Sumber dana kesehatan : KIS (Kartu Indonesia Rujukan Dokter/Rumah sakit :


Sehat)
Keadaan umum : Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernapasan
Baik Pola BAK 1-2x/hr, Vol Sianosis
Kesadaran : Endema 1000 ml/hr Sekret
Composmentis Bunyi jantung Hematuria Irama ireguler
GCS : 4,5,6 Asites Poliuria Wheezing
TTV:180/100 Akral Oliguria Ronki
mmHg Disuria Otot bantu nafas
Takikardia Tanda perdarahan: Inkontinensia Alat bantu nafas
Bradikardia Purpura/hematom/ petekie/ Retensi Dispnea
Tubuh teraba hamatemesis/ Nyeri saat BAK Sesak
hangat melena/epitaksis Stidor
Menggigil Kemampuan BAK: Krepitas
Tanda anemia: Mandiri/bantuan
Pucat/konjungtiva sebagian/tergantung
pucat/lidah pucat/bibir
pucat/ akral pucat Alat bantu:
Tidak/ya

Tanda Dehidrasi : Gunakan obat :


Mata cekung/turgor kulit Tidak/ya
berkurang/ bibir kering Kemampuan BAB:
Mandiri/bantuan
sebagian/tergantung
Pusing
Kesemutan
Berkeringat Alat bantu:
Rasa haus Tidak/ya
Pengisian kapiler > 2 detik
50

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori


Mual Tonus otot Fungsi penglihatan :
Muntah Kontraktur sedikit buram
Kembung Fraktur Kesemutan pada
Nyeri otot/tulang Tak bisa melihat kebas pada
Nafsu makan : Baik Drop foot lokasi
Berkurang/tidak Tremor jenis Fungsi Perabaaan : Normal
Sulit menelan Malaise/fatique Kesemutan pada
Disphagia Atropi Tak bisa melihat kebas pada
Bau nafas Kekuatan otot normal Alat bantu : Tidak ada
Kerusakan Postur normal Disorientasi
gigi/gusi/lidah/gera Parese
ham/ rahang/ Ekstrmitas atas : Visus
palatum distensi Bebas/terbatas/ kelemahan/ Halusinasi
abdomen kemumpuhan (kanan/kiri) Disatria

Bising usus : Ektremitas bawah: Fungsi pendengaran : Tidak terganggu


11x/mnt Bebas/terbatas/ kelemahan/ Amnesia Paralisis
grade..... kelumpuhan (kanan/kiri) Kurang jelas Reflek patologis normal
Teraba masa Berdiri : mandiri/bantu Tuli kejang : Tidak kejang
abdomen sebagian/ tergantung Alat bantu
Stomatis Tinitus
Warna...... Berjalan :
Riwayat obat Mandiri/bantu sebagian/ Fungsi penciuman :
pencehar...... tergantung Mampu
Alat bantu : Tergantung
Maag Tidak/ya
Konsistensi...... Fungsi perasa :
Diet Khusus : Nyeri : Mampu
Tidak/ya. Tidak/ya Tergantung

Kebiasaan makan-
minum:
Mandiri/bantuan
sebagian/ Kulit
tergantung Jaringan parut memar laserasi
Ulserasi pus tidak ada
Alergi makanan/ Bulae/lepuh/perdarahan bawah kulit
minuman : Krustae
Tidak/ya Luka bakar kulit.......derajat......
Perubahan warna.....
Alat bantu: Dekubitus : grade.......lokasi.......
Tidak/ya

Tidur istirahat: normal


Susah tidur
Waktu tidur
Bantuan obat

Mental : Komunikas dan Budaya : Kebersihan diri : Perawatan diri sehari-hari :


Cemas baik dan Indonesia Gigi-mulut bersih Mandi: mandiri/bantu sebagian/
Denial Interaksi dengan keluarga : Mata bersih tergantung
51

Marah Baik/terhambat Kulit bersih


Takut Perineal/genetalia Berpakaian: mandiri/bantu
Putus asa Berkomunikasi : bersih sebagian/ tergantung
Depresi Lancar/terhambat Hidung bersih
Rendah diri Kegiatan sosial sehari-hari: Kuku bersih Menyisir rambut: mandiri/bantu
Menarik diri Tidak Telingan bersih sebagian/ tergantung
Agresif Rambut-kepala bersih
Perilaku kekerasan
Respon pasca
trauma.....
Tidak mampu
melihat bagian
tubuh yang rusak

Keterangan tambahan terkait individu

Diagnosa keperawatan :

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Mengetahui :
Nama koordinator Tanggal/07-08-2018
Puskesmas Tanda tangan

Abdillah Mu’iz Ichsaniy


52

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.6 Analisa Data

Nama Mahasiswa : Abdillah Mu’iz Ichsaniy

Tanggal Analisa : 06 September 2018

No Tanggal Data Diagnosa Keperawatan

1. 06 September 2018 DS: Ketidakefektifan


- Keluarga mengatakan tidak tahu cara Manajemen Kesehatan
memodifikasi lingkungan kesehatan untuk Keluarga
meningkatkan kesehatan klien “ saya kurang
memahami cara memelihara kesehatan untuk saya
sendiri “
- Keluarga mengatakan hanya tinggal sendiri di
rumahnya setelah di tinggal meninggal oleh
suaminya “saya di rumah ini tinggal sendirian
karena suami saya sudah meninggal dan anak
saya tinggal bersama istinya”
- Keluarga mengatakan merasa malu dengan
penyakitnya “ saya merasa malu jika ada tetangga
yang tahu atau menanyakan mengenai penyakit
saya”
- Keluarga mengatakan akhir-akhir ini sering
merasa lemas “3 hari ini saya merasa kurang enak
badan saya merasa lemas”

DO:
- TTV:
TD: 120/90 mmhg
N: 87 x/mnt
S: 36.5 oC
RR: 20 x/mnt
- Keadaan umum baik
- Keadaan rumah bersih
- Keluarga kooperatif
53

4.1.4 Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas

Diagnosa Keperawatan : Ketidak efektfan Manajemen Kesehatan Keluarga

Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan Prioritas

No. Tanggal Diagnosa

1. 07 September 2018 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan


Keluarga

4.1.4 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tabel 4.7 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

KRITERIA NILAI BOBOT SCORING PEMBENARAN


Sifat masalah : 2/1= 2 Keluarga mengatakan
Tidak kurang sehat 3 tidak tahu cara
Ancaman kesehatan 2 memodifikasi
Keadaan sejahtera 1 lingkungan kesehatan
1 untuk meningkatkan
kesehatan klien “ saya
kurang memahami cara
memelihara kesehatan
untuk saya sendiri “
Kemungkinan masalah Keluarga mengatakan
dapat diubah : hanya tinggal sendiri di
Mudah 2 rumahnya setelah di
Sebagian 1 tinggal meninggal oleh
Tidak dapat 0 suaminya “saya di
2
2/2=1 rumah ini tinggal
sendirian karena suami
saya sudah meninggal
dan anak saya jauh
semua”
Potensial masalah untuk 1/1=1 Keluarga mengatakan
dicegah : merasa malu dengan
Tinggi 3 penyakitnya “ saya
Cukup 2 merasa malu jika ada
1
Rendah 1 tetangga yang tahu atau
menanyakan mengenai
penyakit saya”

Menonjolnya masalah : 0/1=0 Keluarga mengatakan


Masalah berat, harus segera 2 akhir-akhir ini sering
ditangani merasa lemas “3 hari
1
Ada masalah tetapi tidak 1 ini saya merasa kurang
perlu ditangani enak badan saya
Masalah tidak dirasakan 0 merasa lemas”
Jumlah total 4
54

4.14.1 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

Ketidakefektifan setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon verbal Dukungan Dukungan keluarga:

Manajemen tindakan tindakan asuhan keluarga selama a. Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan

Kesehatan keperawatan keperawatan 7 kali perawatan: perawatan terbaik.

Keluarga keluarga memahami kunjungan selama 1. Anggota b. Dengarkan kekhawatiran, perasaan dan pertanyaan dari

tentang manajemen 1 minggu keluarga keluarga keluarga.

kesehatan keluarga akan mengerti mengungka c. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga.

tentang pkan Dukungan pengasuhan:

manajemen keinginan a. Mengkaji tingkat pengetahuan caregiver

kesehatan keluarga untuk b. Monitor interaksi keluarga dalam permsalahan berkaitan

mendukung dengan pasien.

angota c. Mengajarkan caregiver mengenai cara meningkatkan rasa

keluarga aman bagi pasien.


55

yang sakit d. Mengajarkan informasi kepada caregiver mengenai tekhnik

(5) stress

2. Meminta e. Memberikan informasi kepada caregiver mengenai

informasi dukungan pelayanan kesehatan komunitas yang di akses

mengenai f. Memberikan dorongan pada caregiver selama masa dimana

kondisi pasien menunjukkan kemunduran

pasien (5) g. Mendukung caregiver untuk menjaga diri sendiri

3. Anggota

keluarga

memberika

n dorongan

kepada

anggota

keluarga

yang sakit

(5)
56

4.1.7 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.10 Implementasi keperawatan hari pertama

Diagnosa 07 September 2018


keperawatan Hari pertama

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 16.00 1. Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota 17.25 Knowledge:
n Manajemen - Keluarga Ny.S mengatakan tidak tahu tentang penyakit
Kesehatan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
Diabetes Mellitus
Keluarga
Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan - Keluarga Ny.S tidak mengetahui cara perawatan pada
anggota keluarga yang sakit.
baik
16.15
2. Menjelaskan dan tujuan perawat melakukan asuhan Afektif:
- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan
keperawatan pada keluarga selama 1 sampai 2 minggu
kesehatan.
Respon : Keluarga mengerti dan mendatangani surat
Psikomotor:
informed consend - Ny.S tidak mampu memanfaatkan pelayanan
16.30
kesehatan yang ada.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan
- Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
proses penyakit yang spesifik.
- TD : 140/80 mmHg
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit - N : 81x/ menit
57

Diabetes Mellitus - RR : 20x/ menit


16.45
4. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga

Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan

lingkungan rumah

5. Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya


16.55
hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga

Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang

kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat

6. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien


17.00
Respon : TD : 140/80 mmHg

N : 81x/ menit

RR : 22x/menit

17:10 7. Melakukan kontak waktu terkait pertemuan selanjutnya.

Respon : Klien setuju bertemu tanggal 08 September

2018
58

Tabel 4.11 Implementasi keperawatan hari kedua


Diagnosa 08 September 2018
keperawatan Hari kedua

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 09.15 1. Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota 11.30 Knowledge:
n Manajemen
- Keluarga Ny.S belum mengerti tentang upaya yang
Kesehatan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
Keluarga dapat dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan
- Keluarga Ny.S mengatakan belum tahu tentang
baik penyakit Diabetes Mellitus
09.25 Afektif:
2. Menjelaskan dan tujuan perawat melakukan asuhan
- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan
keperawatan pada keluarga selama 1 minggu
kesehatan
Respon : Klien kooperatif, mengerti penjelasan perawat
Psikomotor:
dan mendatangani informed concent
09.35 - Ny.S masih sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan
yang ada.
proses penyakit yang spesifik. - Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
- TD : 140/80 mmHg
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit
- N : 81x/ menit
Diabetes Mellitus
- RR : 20x/ menit
09.45 4. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga
59

Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan

lingkungan rumah

5. Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya


10.00
hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga

Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang

kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat

10.20 6. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien

Respon : TD : 140/80 mmHg

N : 84x/ menit

RR : 20
60

Tabel 4.12 Implementasi keperawatan hari ketiga

Diagnosa 09 September 2018


keperawatan Hari ketiga

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 14.30 1. Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota 16.00 Knowledge:
n Manajemen
- Keluarga Ny.S belum mengerti tentang upaya yang
Kesehatan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
Keluarga dapat dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah tahu penyakit
baik Diabetes Mellitus.
14.45 - Keluarga Ny. S sudah mengetahui cara perawatan pada
2. Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan
anggota keluarga yang sakit yaitu membawa ke
proses penyakit yang spesifik.
pelayanan kesehatan
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit
Afektif:
Diabetes Mellitus
- Ny.S hingga saat ini masih menggali informasi
3. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga
15.00 kesehatan kepada pelayanan kesehatan
Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan Psikomotor:
- Ny.S masih belum bisa memanfaatkan pelayanan
lingkungan rumah
kesehatan yang ada.
4. Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya
15.25 - TD : 130/80 mmHg
61

hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga - N : 84x/ menit
- RR : 20x/ menit
Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang

kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat

15.40 5. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien

Respon : TD : 130/80 mmHg

N : 84x/ menit

RR : 20x/menit
62

Tabel 4.13 Implementasi keperawatan hari ke empat


Diagnosa 10 September 2018
keperawatan Hari keempat

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 15.00 1. Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota 17.00 Knowledge:
n Manajemen
- Keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat
Kesehatan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
Keluarga dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah tahu tentang
baik penyakit Diabetes Mellitus
15.30
2. Menggunakan pendekatan yang tenang dan memberi
Afektif:
jaminan
- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan
Respon : Klien memahami tentang apa yang di kesehatan
- Ny. S sampai saat ini sudah memeriksan sakitnya ke
instruksikan perawat
15.40 pelayanan kesehatan,
3. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga

Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan


Psikomotor:
lingkungan rumah
15.55 - Ny. S masih sudah bisa memanfaatkan pelayanan
4. Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya
kesehatan yang ada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga vital
63

Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang - TD : 140/90 mmHg


- N : 86x/ menit
kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat
16.12 - RR : 22x/ menit
5. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien

Respon : TD : 140/90 mmHg

N : 86x/ menit

RR : 22x/menit
16.16
6. Melakukan kontrak waktu terkait pertemuan

selanjutnya

Respon : Klien setuju bertemu tanggal 11

September 2018
64

Tabel 4.14 Implementasi keperawatan hari ke lima


Diagnosa 11 September 2018
keperawatan Hari kelima

Ketidakefekt 15:00 1. Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota Knowledge:
ifan
- Keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat dilakukan jika
Manajemen keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
Kesehatan ada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan baik
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah tahu tentang penyakit Diabetes
15:10 2. Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses Mellitus

penyakit yang spesifik.


Afektif:
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit Diabetes
- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan kesehatan
Mellitus - Ny. S sampai saat ini sudah memeriksan sakitnya ke pelayanan
kesehatan,
15:30 3. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga

Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan

lingkungan rumah Psikomotor:


- Ny. S masih sudah bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
15:40 4. Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya hidup
ada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
perilaku saat ini pada klien dan keluarga
- TD : 110/90 mmHg
Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang - N : 86x/ menit
- RR : 21x/ menit
kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat
65

15:55 5. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien

Respon : TD : 110/80 mmHg

N : 86x/ menit

RR : 21x/ menit

16:12 6. Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi

(perilaku) dengan cara yang tepat.

Respon : Keluarga dan klien mengerti tentang modifikasi

(perilaku dengan cara yang tepat.

16:25 7. Mengevaluasi kemampuan keluarga dan klien dalam

membuat keputusan.

Respon : Keluarga dan klien masih kebingungan satu sama

lain dalam membuat keputusan

16:35 8. Membantu pasien mengembangkan rencana untuk mencapai

tujuan yang di inginkan.

Respon : Klien mengerti dan mampu menerapkan tujuannnya

16:50 9. Menginstruksikan Ny. S untuk menggunakan tehnik relaksasi

sesuai dengan kebutuhan.


66

Respon : Klien mengerti apa yang di instruksikan perawat

15:58 10. melakukan kontrak waktu terkait pertemuan selanjutnya.

Respon : Klien setuju bertemu tanggal 12 September 2018


67

Tabel 4.15 Implementasi keperawatan hari ke enam


Diagnosa 12 September 2018
keperawatan Hari ke enam

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 12.30 1. Menggunakan pendekatan yang tenang dan memberi 14.50 Knowledge:
n Manajemen
- Keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat
Kesehatan jaminan.
Keluarga dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
Respon : Keluarga dan klien kooperatif
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah tahu tentang
12.40 2. Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan penyakit Diabetes Mellitus

proses penyakit yang spesifik.


Afektif:
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit
- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan
Diabetes Mellitus kesehatan
12.50 - Ny. S sampai saat ini sudah memeriksan sakitnya ke
3. Menyesuaikan informasi dengan gaya hidup dan
pelayanan kesehatan,
rutinitas pasien, sehingga dapat dipatuhi (pasien).

Respon : Klien mampu serta memahami dengan baik


13.10 Psikomotor:
4. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien
- Ny. S masih sudah bisa memanfaatkan pelayanan
Respon : TD : 120/90 mmHg N : 86x/ menit
kesehatan yang ada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
RR : 22x/menit vital
68

5. memberikan saran agar memanfaatkan fasilitas - TD : 120/90 mmHg


13.25 kesehatan yang ada dengan kontrol secara aktif ke - N : 86x/ menit
pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas). - RR : 22x/ menit
Respon : Klien mengerti dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan dengan aktif
6. memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses
13.33 modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat.
Respon : Keluarga dan klien mengerti tentang
modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat
7. Mengevaluasi kemampuan keluarga dan klien dalam
13.55 membuat keputusan.
Respon : Keluarga dan klien mampu dalam membuat
keputusan
8. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
14.00 diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan/ mengontrol proses penyakit.
Respon : Keluarga dan klien kooperatif dan mampu
dalam menerapkan perubahan gaya hidup
9. Melakukan kontak waktu terkait pertemuan selanjutnya.

14.10 Respon : Klien setuju bertemu tanggal 13 September

2018
69

Tabel 4.16 Implementasi keperawatan hari ke tujuh


Diagnosa 13 September 2018
keperawatan Hari ketujuh

Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifa 08.40 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan 11.30


n Manajemen Knowledge:
Kesehatan proses penyakit yang spesifik.
- Keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat
Keluarga
Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah tahu tentang
Diabetes Mellitus
penyakit Diabetes Mellitus
08.50
2. Memeriksa TD, N, RR, S pada klien

Respon : TD : 110/90 mmHg Afektif:


- Ny.S menggali informasi kesehatan kepada pelayanan
N : 81x/ menit
kesehatan
RR : 22x/menit
- Ny. S sampai saat ini sudah memeriksan sakitnya ke
3. Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga pelayanan kesehatan,
09.10
Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan

lingkungan rumah
Psikomotor:
4. Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses - Ny. S masih sudah bisa memanfaatkan pelayanan
09.45
kesehatan yang ada. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat serta
vital
70

motivasi atau dorongan keluarga menjaga pola hidup - TD : 110/90 mmHg


- N : 81x/ menit
sehat sehari-hari serta pengawasan agar minum obat
- RR : 20x/ menit
rutin sehari-hari.

Respon : Keluarga dan klien mengerti tentang


modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat
10.15 5. Membantu pasien mengembangkan rencana untuk
mencapai tujuan yang di inginkan.
Respon: Klien mengerti dan mampu menerapkan

tujuannya

6. Memberikan saran agar kontrol secara aktif ke


10.35
pelayanan kesehatan terdekat serta memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada serta menganjurkan
untuk berperan aktif dalam kegiatan posyandu lansia.
Respon : Klien mampu dan menjalankan kontrol
secara aktif ke pelayanan kesehatan terdekat
7. mengevaluasi kembali tujuan dan rencana dengan cara
10.50
yang tepat.

Respon : Keluarga dan klien sudah mmengerti dan

memahami tentang konsep Diabetes Mellitus yaitu


71

pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan, dan

pengobatan Diabetes Mellitus.


72

4.2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

diwilayah kerja Puskesmas Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2018.

Pembahasan asuhan keperawatan keluarga Ny.S yang meliputi Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi.

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1: Pengkajian

Pada kasus Diabetes Mellitus dengan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga terdapat perbedaan dengan teori dimana Ny. S berusia 59

tahun pendidikan Sekolah Dasar ( SD ) sedangkan suaminya Tn. M telah

meninggal sejak 10 tahun yang lalu dan anaknya Tn. Y yang berusia 44 tahun

dengan pendidikan terakhir SMA, kemudian anak yang ke 2 Tn. D yang berusia

40 tahun dengan pendidikan terakhir SMK. Keluarga Ny. S belum bisa

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada meskipun jarak pelayanan

kesehatan cukup dekat dengan rumah keluarga Ny.S karena sistem pengetahuan

yang kurang di lihat dari pendidikan Ny.S yang hanya tamatan dari Sekolah Dasar

yang membuat tingkat pengetahuan Ny.S rendah tentang pentingnya akan

kesehatannya. Individu yang mempunyai pendidikan tinggi akan berusaha

mencari informasi dan bantuan dalam meningkatkan derajat kesehatanya.

Sehingga tingkat pendidikan yang rendah yang mengakibatkan keluarga

kekurangan informasi terkait kesehatan dan gagal dalam melakukan tindakan


73

untuk mengurangi resiko dan tidak efektif dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi tujuan kesehatan serta gagal dalam memasukkan regimen pengobatan

kehidupan sehari-hari.

Anggota keluarga yang mempunyai pendidikan tinggi akan berusaha

mencari informasi dan mengikuti pelatihan tentang bagaimana melakukan

perawatan suatu masalah kesehatan dalam keluarga, menurut setiadi, (2008)

membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan yaitu :

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan anggotanya yang sakit,

mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan, pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang ada. Sedangkan masalah yang terjadi pada keluarga Tn. S tidak

sesuai dengan teori, karena keluarga Tn. S tidak dapat menjalankan kelima tugas

keluarga tersebut. Bila tugas keluarga tersebut mengalami gangguan dalam

keluarga yang memiliki suatu penyakit, maka hal ini akan menjadi beban

tersendiri pada anggota keluarga tersebut yang akan berpengaruh juga pada fungsi

dan peran.

Ny. S memiliki suami yang telah meninggal sejak 10 tahun yang lalu dan

dua orang anak, dimana Ny. S memliki dua rumah yang berdempetan, satu rumah

ditempati oleh anak pertamanya yang sudah berkeluarga dengan dua dapur yang

berbeda dan satu kamar mandi jadi satu.

Menurut Friedman (2010) mengartikan keluarga sebagai suatu sumber sistem

sosial. Keluarga merupakan kelompok kecil yang terdiri dari individu yang

mempunyai hubungan erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnya dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Type Keluarga Ny.S adalah Keluarga yang tidak
74

lengkap yang terdiri dari suami Tn. M yang telah meninggal dan anak pertama

Tn. Y dan anak kedua Tn D.

Keluarga Ny.S berasal dari suku bangsa Madura yang memiliki

kepercayaan tentang kebudayaan yang berhubungan dengan kesehatan yaitu

“apabila kita ke orang pintar atau dukun’’. Ny. S Memiliki pekerjaan sebagai

petani dan sekaligus ibu rumah tangga yang keseharianya memasak dan bekerja di

sawah sedangkan anaknya yang pertama Tn. Y bekerja di bengkel juga membantu

Ibunya memenuhi kebutuhan kesehariannya. Adapun harta benda yang dimiliki

oleh keluarga Ny. S adalah Televisi sebagai Media pemberi informasi dan media

refreshing di rumah, selain itu barang yang dimiliki oleh Ny. S adalah sepeda

yang digunakan sebagai alat transportasi keluarga.

Pada tahap kesehatan keluarga saat ini Ny. S mengatakan “saya

mengalami penyakit Diabetes Mellitus, namun saya tidak mengetahui penyebab

serta tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus itu sendiri dan tidak tahu bagaimana

penaganan dari penyakit Diabetes Mellitus itu, Riwayat kesehatan Keluarga Ny. S

menunjukkan Keadaan Kesehatan yang kurang baik. Apabila Ny. S sakit hanya

cukup dengan istirahat tidak perlu memeriksakan ke tenaga kesehatan dan hanya

bertanya kepada tetangga terkait obat apa yang harus Ny. S minum, akan tetapi

apabila sakit yang dirasakan sangat parah maka baru akan memeriksannya ke

tenaga kesehatan.

Rumah sebagai berikut, Rumah Ny. S menghadap ke arah timur dengan

luas 24mx30m , yang memiliki halaman rumah lumayan luas, Ny. S memiliki 2

kamar tidur dengan 1 jendela dan 1 ruang tamu dengan 4 jendela, 1 ruang makan

dan 1 dapur serta kamar mandi yang menajadi 1 dengan anak dan menantunya.
75

Pada karakteristik lingkungan rumah, letak rumah Ny. S dekat dengan jalan raya,

dan juga ladang.

Struktur keluarga Ny. S memiliki pola komunikasi yang baik antar

anggota keluarga, berhati-hati dalam berkomunikasi sehingga tidak sampai

menimbulkan salah faham antar anggota keluarga.

Dalam struktur kekuatan keluarga Ny. S saling mengasihi dan menyayangi

tidak ada masalah, jika dilihat dari data struktur peran keluarga Ny. S Yang

berperan sebagai kepala keluarga dan sebagai pengambilan keputusan berdasarkan

hasil musyawarah antar anggota keluarga, jika terdapat permasalahan di dalam

keluarga anggota keluarga berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut dan

menjaga agar hubungan tetap baik.

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. S menunjukkan bahwa

tidak ada kelainan pada anggota fisik Ny. S dari hasil pemeriksaan fisik dengan

metode Head to toe pada Ny. S terdapat lemas pada badannya, anggota keluarga

Ny. S yaitu ke dua anaknya Tn.Y dan Tn. D tidak ada permasalahan pada anggota

fisiknya, yang membedakan dari ketiganya ada pemeriksaan pada Tanda-tanda

vital serta Pemeriksaan Tinggi Badan dan Berat Badan.

4.2.2 Pembahasan untuk TUK 2: Diagnosa keperawatan

Dari seluruh pengkajian yang di lakukan kepada Keluarga Ny. S di mulai

dari observasi serta memeriksa tanda tanda vital dan melakukan pemeriksaan fisik

setiap anggota keluarga sampai mengobservasi tentang perilaku serta program

terapeutik.
76

Ketidak patuhan keluarga dalam mempertahankan kesehatan contohnya

enggan berolahraga dan pola hidup yang tidak sehat serta menentukan pilihan

yang tidak efektif dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi tujuan kesehatan

sehingga dapat muncul diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen

kesehatan Keluarga, dan membeli obat sesuai dengan obat yang diminum oleh

tetangganya tanpa memeriksakan ke pelayanan kesehatan terlebih dahulu. di

buktikan dengan kurangnya pengetahuan tentang program terapeutik dimana Ny.S

menggali informasi penya kit yang dialami dari tetangga

Menurut Herdrman (2015), pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam

kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya

yang tidak memuasakan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik adalah

ketidakefektifan manajemen kesehatan Keluarga yang dibuktikan dengan keadaan

gagalnya dalam mengurangi faktor resiko seperti pola hidup yang tidak sehat,

kurangnya pengetahuan tentang program terapeutik terkait penyakit yang dialami

saat ini. Ny. S mengetahui terkait penyakit yang saat ini sedang di alami yaitu

Diabetes Mellitus namun tidak seluruh konsep penyakit Diabetes beliau ketahui,

contohnya beliau masih tidak mengetahui penyebab pasti terjadinya penyakit

Diabetes Mellitus, beliau juga tidak mengetahui tanda dan gejala yang timbul dari

Diabetes Mellitus itu sendiri, faktor yang mendukung ketidaktahuan keluarga Ny.

S adalah tingkat pendidikan yang rendah.

Dilihat dari data yang terdapat dikeluarga Ny.S sangat berbeda dengan apa

yang ada pada teori, karena keluarga Ny.S tidak mengetahui tentang masalah

kesehatannya, tidak mengetahui bagaimana perawatan untuk penyakitnya, bahkan

tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang


77

masalah kesehatan. Sehingga keluarga tidak mampu melakukan tugas untuk

keefektifan dalam memanajemen kesehatan keluaraganya.

4.2.3 Pembahasan untuk TUK 3: Intervensi keperawatan

Pada prinsipnya antara teori – teori yang ada dengan kasus nyata dalam

merencanakan asuhan keperawatan pada kasus dengan Diabetes Mellitus tidak

jauh beda dengan teoris. Intervensi yang dilakukan pada kasus nyata adalah

sebagai berikut menurut Bulechek et al (2013), Dukungan keluarga (7140) :

Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga, Yakinkan keluarga bahwa

pasien sedang diberikan perawatan terbaik, Berikan informasi bagi keluarga

terkait perkembangan pasien dengan sering, sesuai dengan kehendak pasien.

Fasilitasi Pembelajaran (5520) : Berikan informasi sesuai dengan tingkat

perkembangan pasien, Gunakan bahasa yang umum di gunakan, Gunakan kata-

kata yang mudah di ingat, Berikan informasi dengan cara yang tepat, seperti mulai

dari (hal yang) sederhana kepada (informasi) yang lenih kompleks, dari informasi

yang diketahui terlebih dahulu, dari (informasi) yang konkrit ke (informasi) yang

abstrak, Sesuaikan informasi dengan gaya hidup dan rutinitas pasien, sehingga

dapat di patuhi (pasien), tunjukkan perilaku yang mendukung pasien. Modifikasi

perilaku (4360) : Identifikasi masalah pasien terkait dengan dengan istilah

perilaku, Tentukan apakah target perilaku yang telah di indentifikasi perlu untuk

di tingkatkan atau diturunkan atau di pelajari, Fasilitasi keterlibatan keluarga

dalam proses modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat. Peningkatan Koping

(5230): Gunakan pendekatan yang tenang dan memberi jaminan, Instruksikan

pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi sesuai dengan kebutuhan, Evaluasi


78

kemampuan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan. Pengaturan Tujuan

Saling Menguntungkan (4410) : Identifikasi bersama pasien mengenai tujuan dari

perawatan, Bantu pasien mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan,

Monitor tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, RR), Penyuluhan kesehatan, Kontrak

waktu untuk intervensi selanjutnya.

Secara teori menurut Setiadi (2008) tujuan di buat berdasarkan tujuan umum

dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu menekankan pada perubahan perilaku dan

mengarah kepada kemampuan mandiri dan lebih baik ada batas waktunya,

kemudian tujuan khusus ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya

yang dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan. Pada kasus

nyata yang ada, tidak semuanya sesuai dengan teori karena semua intervensi dapat

dilakukan sesuai dengan keadaan pasien dan teori.

4.2.4 Pembahasan untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan

Implementasi yang kami terapkan pada Ny. S sudah sesuai dengan teori

yang ada. Impementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC

(Nursing Interventions Classification). Akan tetapi ada 5 penambahan pada

implementasi yaitu, menjelaskan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan

pada keluarga selama 1-2 minggu yang akan di lakukan pada keluarga Ny.S,

Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga Ny.S, Membimbing keluarga

untuk mengulagi penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa keperawatan,

membuatkan jadwal terkait minum obat rutin yang telah disepakati dengan

keluarga Ny. S serta mengevaluasi terkait tindakan untuk minum obat rutin sesuai

dengan jadwal yang sudah disepakati. Penambahan intervesi tersebut ditambahkan


79

karena untuk lebih memudahkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan

dan lebih mendekatkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat.

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama di lakukan pada tanggal 07

September 2018 dengan di laksanakan 7 implementasi yang di mulai pukul 16:00

WIB pada keluarga Ny. S yaitu intervensi yang pertama Membina hubungan

saling percaya dengan dengan keluarga Ny. S agar memudahkan asuhan

keperawatan dengan Respon : Klien dan keluarga menerima perawat dengan baik.

Intervensi kedua dilakukan di jam 16:15 WIB yaitu menjelaskan tujuan perawat

melakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama 1-2 minggu yang akan di

lakukan pada keluarga dengan Respon : Keluarga mengerti dan mendatangani

surat informed consend. Intervensi ketiga yaitu dilakukan di jam 16:30 WIB

dengan mengaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses penyakit yang

spesifik dengan Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit. Intervensi ke

empat yaitu dilakukan di jam 16:45 WIB dengan tindakan mengobservasi keadaan

lingkungan rumah keluarga dengan Respon : keluarga bersedia menunjukkan

keadaan lingkungan rumah.

Intervensi yang ke lima Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya

hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga dengan Respon : Keluarga dan

klien belum mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat.

Intervensi ke enam dilakukan di jam 17:00 WIB dengan tindakan mengukur

tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,nadi,suhu dan respiration red

pada keluarga Ny. S dengan Respon : TD : 140/80 mmHg, N : 81x/ menit, RR :

22x/ menit. Implementasi ke tujuh dilakukan di jam 17:10 WIB dengan tindakan
80

melakukan kontak waktu terkait pertemuan selanjutnya dengan Respon : Klien

setuju bertemu tanggal 08 September 2018..

Pada implementasi hari kedua pada tanggal 08 September 2018 telah di

lakukan 6 implementasi yang di mulai pada pukul 09:15 WIB yaitu dengan

intervensii pertama meningkatkan hubungan saling percaya dengan dengan

keluarga Ny.S untuk melanjutkan asuahan keperawatan Respon : Klien dan

keluarga menerima perawat dengan baik. Intervensi kedua dilakukan di jam 09:25

WIB yaitu menjelaskan kembali terkait tujuan perawat melakukan asuhan

keperawatan pada keluarga selama 1-2 minggu yang akan di lakukan pada

keluarga dengan Respon : Klien kooperatif, mengerti penjelasan perawat dan

mendatangani informed concent. Intervensi ke tiga yaitu dilakukan di jam 09:35

WIB melanjutkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S Mengkaji

tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses penyakit yang spesifik dengan

Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus. Intervensi ke

empat yaitu dilakukan di jam 09:45 WIB yaitu mengobservasi keadaan

lingkungan rumah keluarga Ny.S dengan Respon : keluarga bersedia

menunjukkan keadaan lingkungan rumah. Intervensi ke lima yaitu dilakukan di

jam 10:00 WIB dengan tindakan Menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan

gaya hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga Respon : Keluarga dan klien

belum mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat.

Intervensi ke enam yaitu dilakukan di jam 10:20 WIB dengan tindakan mengukur

tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,nadi,suhu dan respiration red,

dengan hasil TD : 140/80 mmHg, N : 84x/ menit, RR : 20x/ menit.


81

Pada implementasi hari ke tiga pada tanggal 2 September 2018 telah di

lakukan 5 implementasi yang di mulai pada pukul 14:30 WIB yaitu meningkatkan

hubungan saling percaya dengan dengan keluarga Ny.S Respon : Klien dan

keluarga menerima perawat dengan bai. Intervensi kedua dilakukan di jam 14:45

WIB yaitu Mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait dengan proses penyakit

yang spesifik Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus.

Intervensi ke tiga dilakukan di jam 15:00 WIB Mengobservasi keadaan

lingkungan rumah keluarga Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan

lingkungan rumah. Intervensi ke empat dilakukan di jam 15:25 WIB yaitu dengan

tindakan melanjutkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S untuk

melengkapi format asuhan keperawatan Respon : Keluarga dan klien belum

mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat. Intervensi

ke lima dilakukan di jam 15:40 WIB yaitu suhu dan respiration red, dengan

Respon : TD : 130/80 mmHg, N : 84x/ menit, RR : 20x/ dengan tindakan

mengukur tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,nadi, menit.

Pada implementasi hari ke empat pada tanggal 4 September 2018 telah di

lakukan 5 implementasi yang di mulai pada pukul 15:00 WIB yaitu meningkatkan

hubungan saling percaya dengan dengan keluarga Ny.S dengan Respon : Klien

dan keluarga menerima perawat dengan baik. Intervensi kedua dilakukan di jam

15:30 WIB yaitu menggunakan pendekatan yang tenang dan memberi jaminan

dengan Respon : Klien memahami tentang apa yang di instruksikan perawat.

Intervensi ke tiga dilakukan di jam 15:40 WIB yaitu mengkaji tingkat

pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik dengan Respon :

keluarga bersedia menunjukkan keadaan lingkungan rumah. Implementasi ke


82

empat dilakukan di jam 15:55 WIB yaitu Menentukan tingkat pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga dengan

Respon : Keluarga dan klien belum mengerti tentang kesehatan dan belum

menjalankan gaya hidup sehat. Intervensi ke lima dilakukan di jam 16:12 WIB

yaitu mengukur tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,nadi,suhu dan

respiration red, dengan Respon : TD : 140/90 mmHg, N : 86x/ menit, RR : 22x/

menit. Implementasi ke enam dilakukan di jam 16:16 WIB yaitu melakukan

kontrak waktu terkait pertemuan selanjutny dengan Respon : Klien setuju bertemu

tanggal 11 September 2018.

Pada implementasi hari ke lima pada tanggal 7 September 2018 telah di

lakukan 6 implementasi yang di mulai pada pukul 15:00 WIB yaitu menggunakan

pendekatan yang tenang dan memberi jaminan dengan Respon : Klien dan

keluarga menerima perawat dengan baik. Intervensi kedua dilakukan di jam 15:10

WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang

spesifik Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus.

Intervensi ke tiga dilakukan di jam 15:30 WIB yaitu memberikan penyuluhan

kesehatan tentang Diabetes Mellitus terkait makanan yang dianjurkan dan

makanan yang harus di hindar dan perilaku hidup sehat yang harus diterapkan di

kehidupan sehari-hari sertra mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga terkait

dengan Diabetes Mellitus dengan Respon : keluarga bersedia menunjukkan

keadaan lingkungan rumah. Intervensi ke empat dilakukan di jam 15:55 WIB

yaitu mengukur tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan

respiration red, dengan Respon : TD:110/80 mmHg, N : 86x/ menit, RR : 21x/

menit. Implementasi ke lima dilakukan di jam 15:55 WIB yaitu memberikan saran
83

agar memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan kontrol secara aktif ke

pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas). Implementasi ke enam dilakukan di

jam 16:12 WIB yaitu memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi

(perilaku) dengan cara yang tepat Respon : Keluarga dan klien mengerti tentang

modifikasi (perilaku dengan cara yang tepat.. Intervensi ke tujuh dilakukan di jam

16:25 WIB yaitu mengevaluasi kemampuan keluarga dan klien dalam membuat

keputusan Respon : Keluarga dan klien masih kebingungan satu sama lain dalam

membuat keputusan. Intervensi ke delapan dilakukan di jam 16:35 WIB yaitu

membantu pasien mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan yang di

inginkan Respon : Klien mengerti dan mampu menerapkan tujuannnya. Intervensi

ke sembilan dilakukan di jam 16:50 WIB yaitu menginstruksikan Ny. S untuk

menggunakan tehnik relaksasi sesuai dengan kebutuhan dengan Respon : Klien

mengerti apa yang di instruksikan perawat. Intervensi ke sepuluh dilakukan di jam

16:58 WIB yaitu melakukan kontrak waktu terkait pertemuan selanjutnya dengan

Respon : Klien setuju bertemu tanggal 12 September 2018

Pada implementasi hari ke enam pada tanggal 12 September 2018 telah di

lakukan 7 implementasi yang di mulai pada pukul 12:30 WIB yaitu menggunakan

pendekatan yang tenang dan memberi jaminan dengan Respon : Keluarga dan

klien kooperatif. Intervensi kedua dilakukan di jam 12:40 WIB yaitu mengkaji

tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik dengan

Respon : Klien tidak memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus. Intervensi ke

tiga dilakukan di jam 12:50 WIB yaitu menyesuaikan informasi dengan gaya

hidup dan rutinitas pasien, sehingga dapat dipatuhi (pasien) dengan Respon :

Klien mampu serta memahami dengan baik. Implementasi ke empat dilakukan di


84

jam 13:10 WIB yaitu mengukur tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah,

nadi, suhu dan respiration red, dengan hasil TD : 120/90 mmHg, N : 86x/ menit,

RR: 22x/ menit. Implementasi ke lima dilakukan di jam 13:25 WIB yaitu

memberikan saran agar memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan

kontrol secara aktif ke pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas) dengan Respon

: Klien mengerti dan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan aktif. Intervensi

ke enam dilakukan di jam 13:33 WIB yaitu memfasilitasi keterlibatan keluarga

dalam proses modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat dengan Respon :

Keluarga dan klien mengerti tentang modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat.

Intervensi ke tujuh dilakukan di jam 13:55 WIB yaitu mengevaluasi kemampuan

keluarga dan klien dalam membuat keputusan Respon : Keluarga dan klien

mampu dalam membuat keputusan. Implementasi ke delapan dilakukan di jam

14:00 WIB yaitu mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan/ mengontrol proses

penyakit dengan Respon : Keluarga dan klien kooperatif dan mampu dalam

menerapkan perubahan gaya hidup. Implementasi ke sembilan dilakukan di jam

14:10 WIB yaitu melakukan kontak waktu terkait pertemuan selanjutnya dengan

Respon : Klien setuju bertemu tanggal 13 September 2018.

Pada implementasi hari ke tujuh pada tanggal 13 September 2018 telah di

lakukan 7 implementasi yang di mulai pada pukul 08:40 WIB yaitu dengan

implementasi yang pertama dengan mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait

dengan proses penyakit yang spesifik dengan Respon : Klien tidak memahami

tentang penyakit Diabetes Mellitus. Intervensi kedua dilakukan di jam 08:50

WIB yaitu dengan tindakan mengukur tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan
85

darah, nadi, suhu dan respiration red, dengan Respon TD : 110/90 mmHg, N :

81x/ menit, RR : 22x/ menit. Intervensi ke tiga dilakukan di jam 09:10 WIB

yaitu dengan tindakan Mengobservasi keadaan lingkungan rumah keluarga

Respon : keluarga bersedia menunjukkan keadaan lingkungan rumah. Intervensi

ke empat dilakukan di jam 09:45 WIB yaitu dengan memfasilitasi keterlibatan

keluarga dalam proses modifikasi (perilaku) dengan cara yang tepat serta

motivasi atau dorongan keluarga menjaga pola hidup sehat sehari-hari serta

pengawasan pada Ny. S agar minum obat rutin sehari-hari dengan Respon :

Keluarga dan klien mengerti tentang modifikasi (perilaku) dengan cara yang

tepat. Intervensii ke lima dilakukan di jam 10:15 WIB yaitu dengan membantu

pasien mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan yang di inginkan dengan

Respon: Klien mengerti dan mampu menerapkan tujuannya. Interensi ke enam

dilakukan di jam 10:35 WIB yaitu dengan memberikan saran agar kontrol secara

aktif ke pelayanan kesehatan terdekat serta memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada serta menganjurkan untuk berperan aktif dalam kegiatan posyandu

lansia dengan Respon : Klien mampu dan menjalankan kontrol secara aktif ke

pelayanan kesehatan terdekat. Implementasi ke tujuh dilakukan di jam 10:50

WIB yaitu dengan mengevaluasi kembali tujuan dan rencana dengan cara yang

tepat dengan Respon : Keluarga dan klien sudah mmengerti dan memahami

tentang konsep Diabetes Mellitus yaitu pengertian, penyebab, tanda gejala,

pencegahan, dan pengobatan Diabetes Mellitus..

Menurut Rohmah N, dan Saiful, 2014 : Pelaksanaan adalah realisasi rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam

pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi


86

respons klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang

baru.

Pada prinsipnya semua tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien

masih mengacu pada perencanaan, namun ada 5 penambahan pada implementasi.

Hal ini di lakukan untuk lebih membina rasa percaya antara keluarga dan perawat

serta patuh terhadap terapeutik yang telah di programkan.

4.2.5 Pembahasan untuk TUK 4 : Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi hari pertama tanggal 7 September 2018 masalah belum

semua teratasi dari semua 7 implementasi yang telah dilakukan pada keluarga

Ny.S hanya 3 yang dapat teratasi yaitu nomor 1,2 dan nomor 3. Dapat di lihat dari

5 tujuan khusus yaitu dimana keluarga Ny.S belum dapat mengenal dampak

permasalahan penyakit, keluarga Ny.S belum mampu menyatakan dan

menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya

penyebab, dan tanda gejala Diabetes Mellitus serta bagaimana pencegahannya),

keluarga Ny.S belum dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam mencegah

peningkatan keparahan penyakit Ny.S, keluarga Ny.S belum mampu merawat

penyakit yang diderita oleh Ny.S, keluarga Ny.S belum dapat menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada terbukti dengan pengkajian yang didapatkan Ny.S

apabila sakit membawanya kedukun dan menggali informasi kepada tetangga

terkait obat apa yang harus ia minum tanpa memeriksakan sakitnya ke pelayanan

kesehatan. Dari 4 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa semua

belum tercapai. Maka peneliti perlu melanjutkan 7 intervensi.


87

Pada evaluasi hari kedua tanggal 8 September 2018 masalah belum dari 7

implementasi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi secara sempurna

pada keluarga Ny.S. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa

belum tercapai dimana keluarga Ny. S belum mengerti tentang upaya yang dapat

dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit, kurangnya pengetahuan tentang

penyakit Diabetes Mellitus, tidak mengetahui bagaimana cara perawatan pada

anggota keluarga yang sakit dan masih menggali informasi kesehatan kepada

tentangga terkait obat apa yang harus Ny. S minum tanpa memeriksakannya

kepada pelayanan kesehatan. Maka peneliti perlu melanjutkan 10 intervensi.

Pada evaluasi hari ke tiga tanggal 9 September 2018 masalah teratasi

sebagian dari 5 intervensi yang diberikan masalah belum teratasi terbukti saat

dievaluasi kembali terkait penyebab, tanda dan gejala, pencegahan terkait

penyakit Diabetes Mellitus Ny.S mengatakan lupa terhadap penyuluhan kesehatan

yang diberikan. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih belum

tercapai. Sehingga peneliti perlu melanjutkan 6 intervensi.

Pada evaluasi hari ke empat tanggal 9 September 2018 masalah teratasi

sebagian dari 6 intervensi yang diberikan mampu teratasi 4 intervensi yaitu pada

nomor 1,2,3,4. Di lihat dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih

tercapai sebagian. Ada 2 yang tercapai yaitu Ny.S mengenal terkait penyakit

Diabetes Mellitus serta dampak permasalahan penyakit, keluarga Ny.S mampu

menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan

kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala hipertensi serta pencegahannya),

namun keluarga Ny. S masih menggali informasi terkait sakitnya kepada tetangga
88

dan masih enggan memriksakan sakitnya pada pelayanan kesehatan yang ada.

Sehingga peneliti perlu melanjutkan 5 intervensi.

Pada evaluasi hari ke lima tanggal 10 September 2018 masalah teratasi

sebagian dari 5 intervensi yang diberikan hanya 3 yang teratasi yaitu pada nomor

1,2,3. Hal tersebut dapat di lihat dari 5 tujuan ada 2 tujuan yang tercapai yaitu,

Ny.S mengenal dampak permasalahan penyakit, keluarga Ny.S mampu

menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan

kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala Diabetes Mellitus serta

pencegahannya), keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat dilakukan jika

ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny.S mengetahui bagaimana cara

perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Namun saat ini Ny.S belum

mendatangi pelayanan kesehatan serta belum dapat berperan aktif dalam kegiatan

kesehatan seperti belum berperan aktif pada kegiatan posyandu lansia. Sehingga

peneliti perlu melanjutkan 9 intervensi.

Pada evaluasi hari ke enam tanggal 11 September 2018 masalah teratasi

sebagian dari 9 intervensi yang diberikan hanya 4 yang teratasi yaitu pada nomor

1,2,3 dan 6. Hal tersebut dapat di lihat dari 5 tujuan ada 2 tujuan yang tercapai

yaitu, Ny.S mengenal dampak permasalahan penyakit, keluarga Ny.S mampu

menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan

kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala Diabetes Mellitus serta

pencegahannya), keluarga Ny.S mengerti tentang upaya yang dapat dilakukan jika

ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny.S mengetahui bagaimana cara

perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Namun saat ini Ny.S sudah

mendatangi pelayanan kesehatan serta dapat berperan aktif dalam kegiatan


89

kesehatan seperti berperan aktif pada kegiatan posyandu lansia. Sehingga peneliti

perlu melanjutkan 7 intervensi.

Pada evaluasi hari ke tujuh tanggal 12 September 2018 masalah pada

keluarga Ny.S dapat teratasi sepenuhnya di lihat dari 5 tujuan khusus keluarga

telah mampu mencapai sepenuhnya.

Menurut Rohmah N, dan Saiful, 2014 : Evaluasi adalah penilaian dengan

cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan

tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.

Pada dasarnya untuk menentukan berhasil atau tidaknya perawatan yang

diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ada pada perencanaan. Dan

pada kasus Ny.S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 hari, maka

dapat disimpulkan masalah pada keluarga Ny.S dapat teratasi sepenuhnya, dimana

keluarga Ny. S sudah menegetahui pentingnya memanfaatkan pelayanan

kesehatan untuk melakukan pentingnya pemeriksaan rutin dan pentingnya

menggali informasi pada tenagan kesehatan serta meminum obat berdasarkan

hasil dari pemeriksaan penyakit dan mematuhi pengobatan yang sudah di

programkan .
90

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian

Dalam pengkajian keperawatan tidak semua data dari klien dapat

ditemukan sesuai teori karena hal tersebut di sesuaikan dari kondisi klien.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam menyusun diagnosa keperawatan yang kami terapkan dengan Ny.S

telah sesuai dengan teori.

5.1.3 Intervensi

Dalam merencanakan tindakan keperawatan pada prinsipnya tidak

mengalami perbedaan antara teori dan kasus nyata.

5.1.4 Implementasi

Dalam mengimplementasikan tindakan keperawatan pada keluarga dan

Ny.S tidak semua yang sesuai dengan teori karena ada beberapa

penambahan pada implementasi hal tersebut telah disesuaikan dengan

kondisi klien dan keluarga.

5.1.5 Evaluasi

Dalam mengevaluasi hasil Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada

masalah yang dialami klien dengan Diabetes Mellitus pada keluarga Ny.S

pada kasus nyata masalah dapat teratasi sesuai dengan tujuan umum yang

dilakukan pada 7 hari.


91

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Penderita sebaiknya mencari tahu informasi tentang penyakit Diabetes

Mellitus, hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit

Diabetes Mellitus dan juga berbagai terapi atau tindakan yang bisa dilakukan

untuk mencegah Diabetes Mellitus dan informasi yang di dapatkan di gali berasal

dari orang yang memang paham terkait kesehatan seperti tenaga kesehatan yang

ada di dusun tegal batu serta memeriksakan rutin penyakit yang di alami ke

pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas).

5.2.2 Bagi Keluarga

Bagi keluarga agar lebih bisa menerapkan pola hidup sehat bagi seluruh

anggota keluarganya dengan memanfaatkan tempat-tempat pelayanan kesehatan

yang ada untuk menggali informasi terkait kesehatan serta pemeriksaan kesehatan.

5.2.3 Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan lagi dalam melakukan

penyuluhan di posyandu lansia tentang penyakit Diiabetes Mellitus, lebih banyak

memberikan informasi kepada setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga

yang terkena penyakit Diabetes Mellitus.

5.2.4 Bagi Perawat

Perawat lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah untuk memberikan

asuhan keperawatan kepada penderita Diabetes Mellitus. Dan memberikan


92

pendidikan kesehatan tentang pentingnya mengontrol kadar gula secara rutin, pola

dan jenis makanan yang sehat serta olahraga yang cukup.

5.2.5 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan diagnosa

keperawatan yang berbeda dan melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan

lebih maksimal.
93

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. 2015. Nursing Interventions Classifications (NIC).


Missouri: Mosby Elsevier

Digiulio,Mary dkk. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha


Publishing.

Friedman M, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Ed 5. Jakarta. EGC.

Herdman, T.Heather, dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2015-2017. Jakarta: EGC.

Moorhed, (et al). 2015. Nursing Outcomes Classifications (NOC). Missouri:


Mosby Elsevier.

Nurarif, Amin huda dan Hardi 2015. Klasifikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda Noc-Nic. Jakarta: MidiAction.

Nugroho, taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Muha Medika.

Rendi, M. Clevo, Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


Dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyadi, Sujoyono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Pustaka


Pelajar.

Rohmah, Nikmatul & Saiful walid. 2014. Proses Keperawatan teori & aplikasi.
Yogyakarta. Ar-ruzz Media.

Salindeho, Anggelin dkk. 2016. Pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar
gila darah penderita diabetes melitus tipe 2 di sanggar senam persadia
kabupaten gorontalo. (diakses pada tanggal 1-April-2018 pukul 13:15).
LAMPIRAN 1
Lampiran 2 Format Askep Keluarga

U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN
JalanKhairil Anw ar No.3B Tlp/Fax. (0332)
433015 Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


NamaPuskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian


A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari

Keluarga

Alamat Rumah & Yankes terdekat, Jarak

Telp

Pekerjaan Alat transportasi

Agama & Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nama Hub Usi JK suku pendidi Pekerjaa Status Gizi TTV Status
dgn a kan n Saat (TB, BB, (TD, N, S, P) Imunis
KK terakhi Ini BMI) asi
r Dasar

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini

89
DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


Kondisi Rumah : Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh
.................................................................. tenaga kesehatan :
.................................................................. Ya/ Tidak*
Ventilasi : .......................................................................
Cukup/Kurang*………………………… Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/
................................................................. Tidak*
PencahayaanRumah : jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan
Baik/ Tidak* .......................................... :
………………………………………… Ya/ Tidak*
Saluran Buang Limbah : .......................................................................
Baik/Cukup/Kurang*.............................. Menggunakan air bersih untuk makan
………………………………………… &minum:
Sumber Air Bersih : Ya/ Tidak*
Sehat/Tidak Sehat*................................. .......................................................................
...................………………………........ Menggunakan air bersih untuk kebersihan
Jamban Memenuhi Syarat : diri:
: ya/tidak* Ya/ Tidak*
…………............................................... .......................................................................
............................................................... Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Ya/Tidak* .......................................................................
.............................................................. Melakukan pembuangan sampah pada
………………………………………... tempatnya :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Ya/ Tidak*
Jumlah .......................................................................
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
*............................................................. ya/tidak
………………………………………… .......................................................................
(observasi dan validasi)
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
.......................................................................
Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
.......................................................................
Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur,

89
menutup)
.......................................................................
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak* ........................................................
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* .....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Tidak* ............................................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
.......................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada


 Tidak, karena........................................................................................................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya  Tidak ...............................................................................
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya:
 Ya Tidak , ………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya : Ya  Tidak…………………….........................
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya  Tidak……………………
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan, yaitu....................................
7) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya  Tidak…………………
8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Keluarga Tetangga , Kader  Tenaga kesehatan, yaitu………………........
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
dialami yang dialami anggota keluarganya :

89
 Ya  Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:  Ya  Tidak, .................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Ya  Tidak, jelaskan................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan.....................................................................................
13) Apakahkeluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatananggotakeluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan..........................................................................................

89
FORMAT ANALISA DATA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa:

Tanggal Analisa :

1. Analisa Data
Tanggal Analisa :

No Tanggal Data Diagnosa


Keperawatan

89
SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

KRITERIA NILAI BOBOT SCORING PEMBENARAN


Sifat masalah

Kemungkinan diubah

Potensial dicegah

Menonjol nyamasalah

Jumlah total

89

Anda mungkin juga menyukai