Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penurunan angka kejadian komplikasi persalinan memerlukan peran
serta keluarga terutama suami. Hal ini sejalan dengan kebijakan dan strategi
pemerintah dalam rangka menurunkan angka kejadian komplikasi persalinan
di Indonesia melalui program MPS (Making Pregnancy Safer). Hasil yang
diharapkan dari strategi tersebut adalah meningkatkan peran aktif keluarga
selama kehamilan dan persalinan (Depkes, 2004).
Kelancaran proses persalinan dapat dilihat dari lamanya proses
persalinan berlangsung serta tidak mengalami hambatan dan komplikasi saat
persalinan (Asrinah, 2010). Pada kenyataannya, masih banyak ibu bersalin
yang mengalami ketidaklancaran proses persalinan yakni melewati garis
waspada pada lembar observasi partograf. Hal ini dikarenakan banyak ibu
bersalin yang mengalami ketakutan dan kecemasan yang berlebih sehingga
mengganggu kontraksi yang dapat menghambat proses persalinan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 18-
21 September 2017 di BPM Ny. Hery dengan mengambil 10 responden.4
dari 10 responden yangpersalinannya didampingi oleh suamimerupakan
pasien primigavida yang rata-rata percepatan persalinannya sesuai dengan
teori. Sedangkan 6 dari 10 responden yang persalinanannya di damping oleh
suami merupakan pasien multigravida yang rata-rata percepatan
persalinannya juga sesuai dengan teori.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses persalinan
diantaranya adalah : power (his, tenaga meneran), passage, passenger (janin,
plasenta), psikis (salah satunya dipengaruhi oleh pendamping persalinan),
posisi, tempat persalinan, dan penolong. Seorang ibu yang memasuki masa
persalinan akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas. Ketakutan
yang sering dirasakan oleh ibu yang melahirkan, disebabkan oleh ketakutan
dengan kondisi janinnya dan ketakutan akan rasa sakit. Rasa takut tersebut
akan menimbulkan stress dan memacu keluarnya hormon adrenalin yang akan
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah

1
yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim
yang dapat menghambat proses persalinan. Kondisi ini akan meningkatkan
angka komplikasi persalinan seperti perdarahan dan infeksi yang akan
menyebabkan peningkatan angka kematian ibu. Persalinan sebagian besar
dapat berjalan lancar, tetapi bukan berarti tanpa bahaya karena perubahan
keadaan dapat terjadi setiap saat yang membahayakan ibu maupun janin.
Dengan demikian setiap persalinan selalu memerlukan pengawasan sehingga
pertolongan yang tepat dapat diberikan. Kehadiran seorang pendamping
persalinan selama proses persalinan akan membawa dampak yang baik,
karena dapat memberikan rasa nyaman, aman. Semangat serta dukungan
emosional yang dapat membesarkan hati, mengurangi rasa sakit dan
mempercepat proses persalinan (Latipun, 2010).Persalinan yang tidak
didampingi akan menimbulkan dampak perasaan takut yangdapat
menimbulkan ketegangan sehingga menyebabkan gangguan his, danakhirnya
persalinan berjalan tidak lancar. Pendamping persalinan memegangperanan
penting dalam proses kelahiran.Dukungan yang penuh kasih
mengurangikebutuhan ibu terhadap obat pereda nyeri dan campur tangan
medis dalam persalinannya (Nolan, 2004).
Kebijakan di tempat bersalinmengijinkan suami atau anggota
keluargalainnya menemani ibu waktubersalin.Bidan harus selalu
mengingatkan dari awalpada suami, bahwa pendampingan suami akan
berpengaruh pada proses persalinan istrinya. Bidan juga
memberikanpengarahan bahwasanya, seorang ibu hamil pasti akan
mengalami katakutantersendiri menjelang proses persalinan, dan jika pada
saat persalinan adapendamping sudah bisa dipastikan ibu akan merasa tenang,
aman dan nyaman karena ada suami yang mendampinginya.

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini
dapatdirumuskan sebagai berikut :Adakah hubungan Peran Suami Terhadap
Proses KelancaranPersalinan Normal di BPM Bidan HeryKertonegoro pada
tahun 2017 ?
1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan Peran Suami Terhadap Proses
KelancaranPersalinan Normal di BPM Bidan Hery Kertonegoro pada
tahun
2017
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi percepatan persalinan dengan di damping
oleh suami
1.3.2.2 Mengidentifikasi pendampingan suami terhadap proses
kelancaran persalinan normal di BPM Bidan Hery Kertonegoro
pada tahun 2017
1.3.2.3 Menganalisis hubungan peran suami terhadap proses kelancaran
persalinan normal di BPM Bidan Hery Kertonegoro pada tahun
2017
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian
dan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di kampus
dengan keadaan di masyarakat serta menambah informasi tentang
hubungan peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal
di BPM Bidan Hery Kertonegoro
1.4.2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah refrensi bagi institusi pendidikan
btentang hubungan peran suami terhadap proses kelancaran persalinan
normal

3
1.4.3. Bagi masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya pentingnya
pendampingan suami terhapat proses kelnacaran persalinan normal
1.4.4. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai sumber informasi kepada tenaga kesehatan tentang hubungan
peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal

4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Definisi persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta , dan
membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan
terjadi pada proses reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu
sebelum persalinan dimulai.(Bobak.2004)
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi
dengan usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar
sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter
kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir
sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya
sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik (Saifuddin,
2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di
luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau
dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2010).
2.2.2 Jenis persalinan
Persalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:
1) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan, berat janin <500 gram atau usia kehamilan kurang dari
20 minggu (Fadlun, 2012).
2) Partus Immaturus
Partus dari hasil konsepsi pada kehamilan dibawah 28 minggu
dengan berat janin kurang dari 1000 gram
3) Partus Prematurus
Kelahiran hidup bayi dengan berat antara 1000 gram sampai 2500
gram sebelum usia 37 minggu.

5
4) Partus Maturus atau Aterm
Persalinan pada kehamilan 37-42 minggu,berat janin diatas 2500
gram.
5) Partus Postmaturus atau Postterm
Persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari hari perkiraan lahir
(Saifuddin,2014)
2.2.3.Tanda-tanda persalinan
a. Adanya kontraksi rahim
Tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejannya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi.
Kontraksi tersebut berirama,teratur dan involuter,umumnya
kontraksi bertujuan untuk menyiapkan mulut lahir untuk membesar
dan meningkatkan aliran darah di dalam plasenta .Kontraksi
sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur dengan
intensitas makin lama makin meningkat. Perut akan mengalami
kontraksi dan relaksasi , diakhir kehamilan proses kontraksi akan
lebih sering terjadi.
b. Keluarnya lendir bercampur darah.
Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir pada
awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,
sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga
menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan
bercampur darah (bloody slim). Bercak darah tersebut biasanya
terjadi beberapa hari sebelum kelahiran tiba.
c. Keluarnya air ketuban
Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air
ketuban. Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu sampai saat
persalinan. Tidak ada rasa sakit yang menyertai pecahnya ketuban
dan alirannya tergantung pada ukuran dan kemungkinan kepala
bayi telah memsuki rongga panggul atau belum. Jika ketuban sudah
pecah maka bayi harus keluar.

6
d. Pembukaan servik
Penipisan mendahuluan dilatasi servik, pertama-tama
aktivitas uterus dimulai untuk mencapai penipisan lalu aktivitas
uterus menghasilkan dilatasai servik yang cepat. Membukanya
leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang.
Tanda ini tidak dirasakn pasien tetapi dapat diketahui melalui VT.
2.2.4 Tanda persalinan palsu
Kontraksi ini terjadi pada TM III dan sering salah
memperkirakan kontraksi Braxton Hicks yang kuat sebagai awal
kontraksi persalian. Persalinan palsu terasa sangat nyeri efeknya ibu
bisa mengalami susah tidur dan kekurangan energi dalam menghadapi
persalinan sebenarnya
2.2.5 Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
a. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar)
Seperti HIS atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengejan ,kontraksi
diafragma dan ligamentum action terutama ligamentum rotundum.
b. Passage (faktor jalan lahir)
Perubahan pada serviks,pendataran serviks,pembukaan serviks,dan
perubahan pada vagina dan dasar panggul
Jalan lahir dibagi atas :
a) Bagian keras tulang panggul
b) Bagian lunak otot-otot jaringan ,ligamentum
Ukuran-ukuran panggul :
1) Alat pengukur ukuran panggul :
a) Pita meter
b) Jangka panggul: martin,oseander,collin dan baudelokue
c) Pelvimetri klinis dengan VT
d) Pelvimetri rongenologis
2) Ukuran-ukuran panggul
a) Distasia spinarum (jarak antar kedua spina iliaka anterior
superor ) 24-26 cm

7
b) Distasia kristarum ( jarak antara kedua krista iliaka kanan
dan kiri ) 28-30 cm
c) Konjungata eksternal : 18-20 cm
d) Lingkar panggul : 80-100 cm
e) Conjugate diagonali : 12,5 cm
f) Distasia tuberum : 10,5 cm
3) Ukuran dalam panggul
a) Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang di bentuk
oleh promontorim,linea innuminata dan pinggir atas
simpisis pubis
b) Konjugata vera
Dengan periksa dalam di peroleh konjugata diagonalis
:10,5-11 cm
c) Konjugata transversa :12-13 cm
d) Konjugata obligua : 13 cm
e) Ruang tengah panggul
i. Bidang terluas :13x12,5 cm
ii. Bidang tersempit : 11,5x11 cm
iii. Jarak antara spina isciadika:11 cm
f) Pintu bawah panggul
i. Ukuran anterior-posterior :10-12 cm
ii. Ukuran melintang : 10,5 cm
iii. Arcus pubis membentuk sudut 90 derajat lebih
c. Passager
Passager utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala
janin lebih lebar dari pada bahu janin,kurang lebih ¼ dari panjang
ibu. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama.
Passager terdiri dari janin,plasenta dan selaput ketuban
d. Psikis ibu
Penerimaan klien atas jalannya perawatan antenatal ( petunjuk
dan persiapan untuk menghadapi persalinan ) kemampuan klien

8
untuk berkerja sama dengan penolong,dan adaptasi terhadap rasa
nyeri persalinan. (Elisabeth,2015)
2.2.6. Syarat-syarat persalinan Normal
1. Adanya Penolong Yang Terampil
a. Seorang pemberi asuhan yang profesional
b. Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk:
1) Penatalaksana persalinan, kelahiran dan masa nifas,
2) Dapat mengenali komplikasi-komplikasi
3) Mendiagnosis
4) Menatalaksanakan atau merujuk ibu atau bayi ke tingkat
asuhan yang lebih tinggi jika terjadi komplikasi yang
memerlukan intervensi di luar kompetensi pemberi asuhan
c. Dapat melakukan semua intervensi dasar kebidanan
2. Kesiapan Menghadapi Persalinan serta Komplikasi Persalinan
BagiPemberi Asuhan
a. Mendiagnosis dan menatalaksana masalah dan komplikasi
dengan sesuai dan tepat waktu
b. Mengatur rujukan ke tingkat yang lebih tinggi bila diperlukan
2.2.7. Tahapan Persalinan
Proses persalinan normal terbagi atas empat kala.
A. Kala I
a. Persalinan Kala I
Proses pembukaan serviks pada primigrafida (wanita yang
hamil untuk pertama kalinya) terdiri dari 2 fase, yaitu:
1. fase laten
Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His
(gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus unteri pada daerah dimana tuba
fallopi..) masih lemah dengan frekuensi his jarang

9
2. fase aktif
Terdiri dari
1) fase akselerasi (2 jam dengan pembukaan 4-6 cm)
2) fase dilatasi (maks 2 jam dengan pembukaan 4-9 cm),
3) fase deselerasi (2 jam, pembukaan >9 cm sampai
pembukaan lengkap).His tiap 3-4 menit selama 45 detik.
Pada multigravida proses berlangsung lebih cepat.
b. Penatalaksanaan Persalinan Kala I
Menilai kondisi ibu meliputi : nilai keadaan umum dan
kesadaran ibu, nilai TTV
1. Melakukan pemeriksan luar meliputi :
a) lakukan pemeriksaan Leopold I-IV
b) lakukan pemeriksaan bunyi jantung janin
c) tentukan kondisi janin ( janin di dalam atau diluar rahim,
jumlah janin, letak janin, presentasi janin, menilai
turunnya kepala janin, menaksir berat janin)
d) Tentukan his ( lama kontraksi (detik)
e) Simetri
f) dominasi fundus
g) relaksasi optimal
h) interval (menit)
i) intenitas kontraksi)
2. Melakukan pemeriksaan dalam meliputi
a) Lakukan pemeriksaan vulva atau vagina
b) Lakukan pemeriksaan VT
c) nilai kondisi janin (presentasi, turunnya presentasi sesuai
bidang Hodge, posisi, molase, kaput suksadeneum, bagain
kecil disamping presentasi, dan anomaly kongenital) dan
d) nilai kondisi panggul dalam (promontorium, konjugata
diagonalis, konjugata vera, linea inominata, tulang sacrum,
dinding samping, spina iskiadika, arcus pubis, cogsigis,
panggul patologi, kesimpulan panggul dalam).

10
e) Nilai adanya tumor jalan lahir
f) Tentukan imbang tetopelviks,
g) Tetapkan diagnosis in partu dan rencana persalinan.
h) Pantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin sesuai
petunjuk partograf. Hasil pemeriksaan dimasukkan ke
lembar partograf. Bila kemajuan persalinan normal,
lanjutkan pemantauan hingga tercapai kala 2. Bila
kemajuan persalinan tidak normal, tentukan tindakan yang
perlu dilakukan atau rujuk ibu ke sarana medis yang
memadai.
i) Kosongkan kandung kemih dan rectum.
j) Pada kalai ini, ibu tidak diperbolehkan mengejan.
k) Set Partus steril yang harus disediakan adalah
1) 2 pasang sarung tangan
2) 1 gunting episiotomy
3) 1 gunting tali pusat
4) 2 klem tali pusat
5) 1 pemecah ketuban
6) 1 benang/ pita tali pusat
7) 1 kain duk steril, dan kasa steril.
B. Kala II APN 58 langkah
1. Persalinan Kala II
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His
terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60—90 detik. His sempurna dan
efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga
kontraksi simetri dengan dominasi di fundus uteri, mmempunyai
amplitude 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan jangka
waktu 2-4 menit, dan tonus uterus saat relaksasi kurang dri 12
mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira 1.5 jam
dan pada multigravida 0.5 jam.

11
2. Penatalaksanaan persalinan Kala II.
a. Ibu dipimpin mengejan saat ibu ingin terus-menerus
mengejan, perineum teregang, anus terbuka, dan tampak
bagian mukosa anus, kepala bayi mulai crowning(kepala bayi
tampak di vulva dengan diameter 3-4 cm)
b. Lakukan episiotomy medialis / medio lateralis bila
diperlukan. Episiotomi dilakukan pada primipara atau
multipara bila dinding introitus vagina kaku. Sebelumnya
dilakukan anastesi local infiltrasi di tempai episiotomy
menggunakan lidokain 1 % 3-4 ml. Saat perineum sudah
sangat tipis atau diameter pembukaan vulva 4-5 cm
bertepatan dengan his, lakukan episiotomy dengan cara jari 2
dan 3 tangan kiri dirapatkan, dimasukkan anatar kepala janin
dan dinding vagina menghadap ke penolong. Pegang gunting
episiotomy dengan tangan kanan, masukkan secara terbuka
dengan perlindung jari 2 dan 3.
c. Saat his, ibu diminta menarik nafas dalam dan menutup
mulut rapat-rapat, kemudian mengejan pada perut dengan
kekuatan penuh.
d. Lahirkan kepala bayi dengan cara menahan perineum
menggunakan ibu jari dan jari 2-3 tangan kanan yang ditutup
kain duk steril dan menekan kea rah cranial. Tangan kiri
menahan defleksi maksimal kepala bayi dengan suboksiput
sebagai hipomoklion, berturu-turut akan lahir dahi, mata,
hidung, mulut, dan dagu. Bersihkan lendir di mulut dan
hidung bayi
e. Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar. Bila
perlu, bantu putaran paksi luar.
f. Bila ada lilitan tali pusat pada leher bayi :
g. Tali pusat kendor : longgarkan dan bebaskan tali pusat
dengan bantuan jari penolong

12
h. Tali pusat ketat : jepit tali pusat dengan klem di dua tempat
dan tali pusat di potong di antara dua klem tersebut dengan
gunting tali pusat
i. Lahirkan bahu bayi dengan cara tetap memegang kepala bayi
secara biparietal dan menarik cunam ke belakang untuk
melahirkan bahu depan dahulu kemudian kearah dapan untuk
melahirkan bagian belakang
j. Lahirkan badan bayi dengan tetap memegang kepala bayi
secara biparietal, melakukan tarikan searah legkung panggul
sampai lahir seluruh badan bayi. Bila terasa berat dapat
dibantu dengan dorongan ringan pada fundus uteri oleh
asisten atau dengan cara mengait ketiak bayi dan menariknya
secara perlahan.
k. Letakkan bayi pada kain duk steril di atas perut ibu
l. Lakukan resusitasi bayi baru lahir bila diperlukan dan
tentukan nilai APGAR.
m. Sesegera mungkin lakukan pembersihan mulut atau jalan
nafas.
n. Jepit tali pusat dengan klem Kohler I berjarak 5 cm dari perut
bayi, tali pusat dikosongkan dari darah dengan diurut kea rah
plasenta, kemudian dijepit dengan Klem Kohler II, jarak 1-2
cm dari klem Kohler I kea rah Plasenta. Tali pusat digunting
diantra 2 klem Kohler. Ikat tali pusat dengan benang 2 kali
berlawanan arah. Tali pusat dibalut dengan kasa steril yang
dibasahi antiseptic ringan.
o. Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian
gerakan untuk melewati panggul “seven cardinal movements
of labor” yang terdiri dari :
a) Engagemen adalah suatu keadaan dimana diameter
biparietal sudah melewati pintu atas panggul. Pada 70%
kasus, kepala masuk pintu atas panggul ibu dengan
oksiput melintang.

13
b) Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati
panggul. Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan :

1) tekanan dari cairan amnion


2) tekanan langsung kontraksi fundus pada janin.
3) kontraksi diagfragma dan otot-otot abdomen ibu
pada tahap kedua persalinan.
c) Fleksi. Terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding
panggul dan otot dasar panggul. Fleksi kepala
diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus.
d) Desensus. Multipara : desensus dan engagemen
berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
Penyebab terjadinya desensus : Tekanan cairan amnion,
tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong,usaha
meneran ibu,gerakan ekstensi tubuh janin
e) Putar Paksi Dalam. Bersama dengan gerakan desensus,
bagian terendah janin mengalami putar paksi dalam
pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah
panggul). Kepala berputar dari posisi tranversal
menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah
posterior). Putar paksi dalam berakhir setelah kepala
mencapai dasar panggul.
f) Ekstensi. Saat kepala janin mencapai perineum, kepala
akan defleksi kea rah anterior oleh perineum. Mula-
mula oksipiut melewatyi permukaan bawah simpisis
pubis kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
Pertama-tama oksiput, kemudian wajah, dan akhirnya
dagu.
g) Restusi dan Putaran Paksi luar. Restusi adalah
perputaran bayi hingga mencapai posisi yang sama
dengan saat dia memasuki pintu atas setelah kepala
lahir. Putaran 450 membuat kepala janin kembali sejajar

14
dengan punggung dan bahunya. Dengan demikian,
kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut.
C. Kala III
1. Persalinan Kala III ( kala pengeluaran plasenta )
Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan
2. Penatalaksanaan persalinan kala III
a. Setelah bayi dilahirkan lengkap dan digunting tali pusatnya,
pegang kedua kaki bayi dan bersihkan jalan nafas. Bila bayi
belum menangis, rangsanglah supaya menangis, bila perlu
dengan resusitasi. Selanjutnya rawat tali pusat dan
sebagainya. Kemudian kosongkan kandung kemih ibu.
Lahirkan plasenta 6-15 menit kemudian. Jangan tergesa-gesa
menarik plasenta untuk melahirkannya bila plasenta belum
lepas. Setelah plasenta lahir, periksa dengan cermat apakah
ada selaput ketuban yang tertinggal atau plasenta yang lepas.
Periksa ukuran dan berat plasenta.
b. Periksa lagi ke dalam lahir, apakah masih ada perdarahan dan
jaringan yang tertinggal. Periksa juga kontraksi uterus. Bila
kontraksi baik akan terlihat fundus uteri setinggi pusat dank
eras seperti batu.
c. Cara mengetahui lepasnya plasenta :
a) Perasat Kustner
Tangan kanan menegangkan tali pusat; tangan kiri
menekan daerah di atas simpisis. Bila tali pusat tidak
masuk lagi ke dalam vagina berarti plasenta telah lepas.
b) Perasat Strassman
Tangan kanan mengangkat tali pusat; tangan kiri
mengetok fundus uterus. Bila terasa getaran pada tangan
kanan, berarti plasenta belum lepas.

15
c) Perasat Klien
Ibu diminta mengejan, tali pusat akan turun. Bila
berhentimengejan, tali pusat masuk lagi, berarti plasenta
belumlepas dari dinding uterus.
d. Pentingnya mengetahui apakah plasenta telah lepas atau
belum ialah untuk melahirkan plasenta dengan komplikasi
dengan sekecil-kecilnya. Bila plasenta dipaksa untuk
dilahirkan saat belum terlepas dari dinding uterus, retensio
plasenta dapat terjadi
D. Kala IV
Persalinan Kala IV ( sampai 1 jam setelah plasenta keluar ).Kala ini
penting untuk menilai perdarahan ( maksimal 500ml ) dan baik
tidaknya kontraksi uterus.
1. Penatalaksanaan persalinan kala IVSebelum meninggalkan
wanita post partum, harus diperhatikan beberapa hal yaitu:
a. kontraksi uterus harus baik
b. tidak ada perdarahan dari vagina atau alat-alat genital lainnya
c. plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. kandung kemih harus kosong
e. luka-luka perineum terawat dengan baik dan tidak ada
hematom
f. ibu dan bayi dalam keadaan baik.
g. Keadaan ini harus sudah dicapai dalam waktu 1 jam setelah
plasenta lahir lengkap.
2.2 Konsep dukungan suami dengan percepatan persalinan
Dukungan mererupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang ketika
menghadapi masalah. Disini ibu bersalin sangat membutuhkan dampingan
dari suami.
2.2.1 Macam-macam bentuk dukungan
1. Dukungan emosional (emotional support)
Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk pemulihan serta
membantu penguasaan terhadap emosi.

16
2. Dukungan materi (tangibile assistance)
Disisi lain dukungan emosional ibu bersalin juga memerlukan
dukungan materi.
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial biasanya didapatkan dari orang-orang terdekat
seperti orang tua, saudara, teman dekat.
2.2.2 Menurut Hamilton (2012) Tugas peran pendamping selama proses
persalinan
1. Mengatur posisi ibu dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai
dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi.
2. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapus keringat ibu,
memegang tangan, memberikan pijatan.
3. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
4. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
5. Memberikan dorongan semangat mengedan saat kontraksi
2.2.3 Manfaat pendampingan suami dalam persalinan
1. Ikut bertanggung jawab mempersiapkan kekuatan mental istri dalam
menghadapi persalinan
2. memberikan dorongan kekuatan mental yang ekstra bagi istri
3. melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian istri selama
proses kelahiran sambil ikut membantu mengukur waktu kontraksi
4. sentuhan suami dengan mengusap punggung istri sangat membantu
menjadi titik focus dan bernafas bersama istri pada saat kontraksi.
Pendamping persalinan tidak mutlak sebagai faktor utama dalam
lancar tidaknya proses persalinan, namun jika hal ini diabaikan maka
akan berpengaruh pada psikis ibu karena saat persalinan ibu bersalin
sangat membutuhkan dukungan,semangat dari pendamping terutama
suaminya. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Penny
Simkin dan Ruth Ancheta(2005) bahwa pendamping persalinan bukan
merupakan faktor internal, tetapi secara tidak langsung sangat
berpengaruh terhadap psikis ibu sehingga dapat memberikan
ketentraman pada hati ibu.

17
Jika selama proses persalinan ibu tidak ada dukungan dan
semangat dari pendamping maka waktu persalinan dapat berjalan lama
dan jika sudah melebihi garis waspada maka dapat berpengaruh juga
bagi keselamatan bayi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Simkin dkk, 2005. Jika proses persalinannya tidak
didampingi biasanya ibu bersalin ini akan merasa takut, cemas, merasa
tidak aman dan nyaman sampai akhirnya dia akan merasa putus asa
karena tidak ada yang memberikan semangat, sehingga timbul perasaan
tegang. Hal ini akan menghambat proses persalinan yang akibatnya
stres pada ibu dan bayi dapat terjadi, sehingga persalinan menjadi tidak
lancar.
2.2.4. Pendampingan Suami dan percepatan persalinan
1. Pendampingan Suami

Suami adalah anggota keluarga ibu yang palingdekat dan lebih


mengertikebutuhan ibuyang sangat membutuhkan dukunganemosional
dan fisik pada saat prosespersalinan.Sesuai dengan pendapat Rohma
(2010) bahwa dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping
persalinan kepada ibu selama prosespersalinan dan melahirkan
dapatmempermudah proses persalinan dan melahirkan itu sendiri,
mengurangi kebutuhan tindakan medis.
Pendampingan suami saat persalinanmempunyai peranan penting
bagi ibu karena dapat mempengaruhi psikologis ibu.Kondisi psikologis
yang nyaman, rileks dan tenang dapat terbentuk melaluidukungan kasih
sayang keluarga. Bentuk dukungan bisa berupa support mental,berbagi
pengalaman saat menjalani proses persalinan, atau hal-hal positif
lain,sehingga berpengaruh pada kekuatan ibu saat melahirkan
bayinya.Menurut Bobak (2005) peran pendamping persalinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : sosial ekonomi, budaya,
lingkungan, pengalaman, umur, dan pendidikan.
Karena ibu merasa bahwa pada persalinan yang lalu ketika
didampingi suami, ibu merasa lebih nyaman, rileks, dan tenang sehingga
ibu ingin didampingi suami kembali saat proses persalinan yang

18
sekarang. Hal ini sesuai dengan teori Richard dan Diane (2009) bahwa
keadaan psikologis ibu akan mempengaruhi proses persalinan sehingga
dibutuhkan dukungan dari seorang suami minimal berupa sentuhan dan
kata-kata pujian yang dapat membuat nyaman, memberi penguatan, dan
meningkatkan keharmonisan keluarga.
2. Kelancaran proses persalinan

Persalinan yanglancar dapat dilihat pada lembar partograf.Pada


kala I, persalinan dikatakan lancarapabila tidak melewati garis waspada
padakolom pembukaan serviks. Sedangkan,pada kala II dilihat dari
waktu pembukaanserviks lengkap sampai bayi lahir. Kala IIIdapat dilihat
pada data persalinan, lamakala III tidak boleh lebih dari 30
menit.Kelancaran proses persalinandipengaruhi oleh beberapa
faktordiantaranya : power, passage, passenger,psikis, dan posisi
(Lowdermilk, 2013).Salah satu faktor yang mempengaruhiproses
persalinan adalah power. Kekuatanberasal dari perubahan fisiologis
ibubersalin itu sendiri dan dari tenagameneran ibu. Seorang ibu
bersalinmemerlukan tenaga meneran yang kuatuntuk membantu
memperlancar proses persalinannya. Kekuatan untuk meneran
dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin tua usia ibu bersalin, maka kondisi
tubuh ibu bersalin semakin melemah.
3. Hubungan antara pendampingan suami
Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan suami pada saat
persalinan berpengaruh dengan kelancaran persalinan ibu, karena secara
tidak langsung kehadiran seorang suami memberikan dampak positif
pada psikologis ibu sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar.
Hal-hal yang dilakukan pendamping persalinan adalah memberi makan
minum, mengatur posisi ibu senyaman mungkin, mengusap
punggungibu, bersama-sama dengan ibu melakukanlatihan relaksasi,
serta membantu kebutuhan ibu dan mendengarkan keluhan yang
dirasakan ibu bersalin saat ada his. Ini sesuai dengan teori Indrayani
(2013) yang mengatakan bahwa kehadiranseorang pendamping
persalinan secaraterus menerus akan membawa dampak yang baik pada

19
proses persalinan karena dapat memberikan rasa aman, nyaman dan
semangat serta dukungan emosional yang juga dapat membesarkan hati
ibu, mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses persalinan.
Pendamping persalinan tidak mutlaksebagai faktor utama dalam
lancar tidaknya proses persalinan, namun jika halini diabaikan maka akan
berpengaruh pada psikis ibu karena saat persalinan ibu bersalin sangat
membutuhkan dukungan.

20
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Definisi
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh gambaran generalisasi
dari hal-hal khusus, oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep
tidak dapat langsung diamati atau diukur, konsep hanya dapat diukur melalui
konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel, jadi variabel
merupakan simbol atau lambang yang menunjukan nilai atau bilangan dari
konsep (Fitriyah, 2014).
3.2 Kerangka Konseptual
., Faktor-faktor yang
mempengaruhi
proses persalinan
1. Passage
2. Power
3. Passengger
4. Penolong
Mengikutsertakan
suami dalam
proses persalinan
5. Psikologi proses persalinan
berlangsung lebih
membuat ibu
cepat.
merasa aman dan
nyaman

Fase laten Fase Aktif


1. Pembukaan 0-3 1. Akselerasi
cm ( lamanya pembukaan 3-4
7-8 jam ) cm  2 jam
2. Dilatasi
Maksimal
Pembukaan 4-9
cm 2 jam
Keterangan : 3. Deselerasi
Pembukaan 9-10
: Di teliti
cm  2 Jam
: Tidak di teleiti

Gambar 3.2 Tabel kerangka konseptual hubungan pendampingan suami dengan


proses percepatan persalinan.

21
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan untuk menyelesaikan masalah
berdasarkanilmu pengetahuan .pada bab ini akan di jelaskan metode
penelitian yang di gunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan
masalah yang di tetapkan ,antaralain adalah :
1. Desain penelitian
2. kerangka kerja (frame work)
3. Sampling desain
4. variable penelitian
5. Definisi operasional
6. lokasi dan waktu penelitian
7. prosedur pengumpulan data
8. Alat ukur yang digunakan
9. Teknik pengolahan data atau analisis data.
4.2 Desain penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya
adalahstrategi untukmemperoleh data yang dipergunakan untuk menguji
hipotesa meliputi penentuan pemilihansubjek, dari mana informais atau data
kan diperoleh, teknik yang digunakan untukmengumpulkan data.Desain
penelitian ditetapkan dengan mengacu pada hipotesa yang telah dibangun.
Pemilihan desain yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian
hipotesa secara tepat pula.Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk
menerangkan atau menggambarkan masalah penenelitian yang terjadi
berdasarkankarakteristiktempat,waktu,jenis
kelamin,social,ekonomi,pekerjaan ,status perkawinan,cara hidup (pola
hidup),dan lain lain. (Aziz,2009).
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode cross
sectional ,yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara factor resiko atau
paparan dengan penyakit,(Notoadmojo,2010)

22
4.3 Kerangka kerja (frame work )
Kerangka kerja merupakan langkah langkah yang akan di lakukan
dalam penelitian yang di tulis dalam bentuk alur kerangka
Gambar 3.1
Populasi ibu :bersalin
Kerangka Konsep
mulai bulanPenelitian
Januari-September 2017 di BPM Bidan Herri desa
Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember sejumlah 55 jiwa

Sampel sebagian ibu bersalin di BPM Bidan Herri desa Kertonegoro


` Kabupaten Jember yang memenuhi kriteria sebanyak 35 responden yang
dihitung menggunakan rumus SLOVIN

Tekhnik Sampling : Simple Random Sampling

Pengumpulan data Kuesioner dan Partograf

Pengolahan data

Analisa Data Bivariat(Uji Korelasi Spearman)

Membuat kesimpulan dari hasil Penelitian

Laporan

Gambar 4.3 kerangka kerja tentang hubungan pendampingan suami dengan


percepatan proses persalinan.

23
4.4 Populasi ,sampel,kriteria sampel dan teknik sampling
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subyek atau obyek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti ,bukan hanya obyek atau sifat yang memiliki subyek
atau obyek tersebut ( Alimul H,2003)
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin dari bulan
Januari-September tahun 2017 di BPM bidan Herri Sumartini Amd.Keb di
desa Kertonegoro Kecamatan jenggawah Kabupaten Jember sebanyak 55
responden
2. Sampel
Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi (Alimul
H,2003).
Dalam penelitian ini sampelnya ibu bersalin dari bulan Januari-September
tahun 2017 di BPM bidan Herri di daerah Kertonegoro dengan penentuan
besar sampel diambil menggunakan rumus
Slovin.
Rumus :
𝑁
n=
1 + 𝑁(𝑒 2 )

55
n=
1 + 55(0,12 )

55
n=
1+55 (0,01)

55
n=
1 + 0,55

55
n=
1,55

n = 35

24
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Jumlah populasi
e : Standar error (0,1)
3. Sampling
Sampling adalah proses pengambilan sebagian dari keseluruhan obyek
atau memilih obyek-obyek dari sebuah populasi tertentu (Sari, 2014).
Kriteria sampling di bagi menjadi dua yaitu :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
satu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Novitasari, 2013)
1) Ibu bersalin dari bulan Januari-September tahun 2017 di BPM bidan
Herri di daerah Kertonegoro.
2) Ibu bersalin yang di dampingi suami yang bersedia menjadi
responden.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Novitasari, 2013).
1) Ibu bersalin dari bulan Januari-September tahun 2017 di BPM
bidan herri di daerah kertonegoro yang tidak bersedia di dampingi
suami
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simpel random sampling.
Simpel random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari
semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam anggota populasi (Setiawan, 2011).
4.5 Variabel penelitian
Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi
tentang hal tersebut ,kemudian di tarik kesimpulannnya.dalam penelitian ini

25
menggunakan 2 variable yaitu Hubungan pendampingan suami dengan
proses percepatan persalinan.
4.6 Definisi operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik variable yang diamati,memungkinkan peneliti untuk
melakukan obervasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena.definisi operasional di tentukan berdasrkan parameter yang di
jadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat,2007)
4.6.1 Tabel definisi operasional
Variabl Definisi Indicator Alat ukur skala Hasil
e operasional
Pendam Suatu 1. mengatur Kuesio- Nomi Baik
pingan dukungan posisi ibu ner nal =15-
suami yang dengan 17
diberikan membantu Cuku
suami dalam ibu tidur p
istri miring atau =10-
menghadapi sesuai dengan 14
persalinan keinginan ibu Kuran
disela-sela g =5-
kontraksi 9
2. Memberikan
asuhan tubuh
dengan
menghapus
keringat ibu
3.menciptakan
suasana
kekeluargan
dan rasa
aman

26
4. memberikan
dorongan
spiritual
5. memberikan
dorongan
semangat
mengedan

Proses Fase aktif Partograf Ordin Lamb


Percepa dimana a. Akselerasi al at
tan persalinan (pembukaa Norm
persalin berlangsung n 3-4 cm al
an sesuai dengan 2 jam) Cepat
teori bahkan
ada yang b. Dilatasi
lebih cepat maksimal
(pembukaan
4-9cm2
jam)
c. Deselerasi
(pembukaan
9-10 cm 2
jam)

4.7 Lokasi dan waktu penelitian


1. Lokasi penelitian
Lokasi yang di jadikan penelitian adalah Rumah Bidan herry di
kertonegoro kecamatan jenggawah kabupaten jember provinsi jawa timur
waktu mulai 14-21 September 2017.

27
2. waktu penelitian
Penelitian di laksanakan pada September 2017
4.8. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mangadakan survey lapangan
dan mengajukan permohonan ijin kepada Bidan Herri Sumartini Amd.Keb
melalui surat ijin permohonan dari instansi (Program Studi DIII Kebidanan
Stikes dr.Soebandi Jember), dengan menekankan masalah etika.
a. Lembar permohonan
Diberikan kepada responden sebagai permohonan dari peneliti agar peserta
respnden mengetahui tentang apa, siapa, dari tujuan penelitian.
b. Inform Consent
Responden yang bersedia diteliti harus menandatangani lembar
persetujuan, jika menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subjek dijamin oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
4.9. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini alat pengukuran data kuisioner dan partograf . Data
kuesioner adalah jenis pengukuran, peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subyek untuk menjawab secara tertulis (Sari, 2014).
4.10. Alat ukur yang di gunakan
Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuisioner.
1. Teknik pengolahan Data dan Analisis Data.
d. pengolahan data
Menurut Hidayat (2009),proses pengolahan data meliputi :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang di peroleh atau di kumpulkan.

28
2. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.peneliti memberikan kode
pada kategori factor yang mempengaruhi terjadinya hubungan
persalinan yang tidak di damping keluarga yaitu :
3. Data entry/ Tabulasi data.
Tabulasi data adalah kegiatan memasukkan data yang telah di
kumpulkan ke dalam master table atau database
computer,kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.
4.11 Penulisan Analisa Data
Menurut Narkubo dan Ahcmadi 2002, dalam Saryo 2011, sebelum
dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan dalam mengolah data
meliputi :
a. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada di daftar pertanyaan.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam
kategori.
c. Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item – item yang perlu
diberi penilaian atau skor. Pada kuesioner,dikatakan score 1 jika jawaban
“ya”, diberikan score 0 jika jawaban “tidak”.
d. Tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban – jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan ke komputer dan dianalisis secara
statistik. Analisa data pada penelitian ini terdiri dari :
1) Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian,
yaitu untik mengetahui angka kejadian gangguan fungsi pendengaran
lansia, dan untuk mengetahui kemampuan sosialisasi pada lansia di

29
posyandu lansia ngudi kamulyan 02 desa karangjambe. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap
variabel.
4.12 Etika penulisan
1. Lembar permohonan penelitian Dalam pelaksananaan
penelitian,mengajukan permohonan ijin kepada instansi terkait terutama
kepala dinas kesehatan kabupaten jember untuk mendapatkan
persetujuan.kemudian melakukan pengamatan ke objek yang di teliti
dengan menekankan masalah etik.
2. Informed consent
Lembar persetujuan di berikan sebelum penelitian
melakukanpengamatan dan wawancara dengan tujuan agar responden
mengetahui maksud dan tujuan penelitiserta dampak yang diteliti maka
harus mendatangi lembar persetujuan,tetapi jika objek menolak untuk di
teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3. Anonymity
Untuk menjaga kerahasian identitas objek,maka peneliti tidak
mencantumkan nama orang yang diteliti.
4. Confidentiality
Kerahasian informasi yang di beri oleh banyak objek di jamin peneliti.

30
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan, Dibuka pada


website:http://titianamalia.wordpress.com/2009/03/31/kecemasan-
ibumenanti persalinan/. Pada tanggal 29 Juni 2013.

Aprilia Yessi. (2010). Hipnostetri. Rileks Nyaman dan Aman saat Hamil dan
Melahirkan. Jakarta : Gagas Media.

Anis Handonowati. Hubungan Pendampingan Suami dengan Kelancaran Proses


Persalinan Kala I di Bidan Delima Geneng. 2009. Diakses 9 September
2009.

Arifin, W. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medica.

Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bonny, Danuatmaja.(2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa


Swara.

Bobak,Irene.(2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta : EGC

Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Depkes RI.

Gadysa. (2009). Persepsi tentang Nyeri persalinan. Jakarta : Puspa Swara.

Hidayat A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Hutahaean. (2009). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.


Jakarta : TIM

Yuliastanti Triani dan Novita Nurhidayati.(2013). Jurnal pendampingan suami


dan skala nyeri pada persalinan kala aktif.
.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200688&val=6633&

31
title=PENDAMPINGAN SUAMI DAN SKALA NYERI PADA
PERSALINAN KALA FASE AKTIF. Diakses pada tanggal 28 september
2017

Siwi,elisabeth,dkk. 2015. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.


Pustakabarupress: yogyakarta.

Saryono.2011. Metodelogi Penelitian . jakarta :

Indrayani, Djami. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.


Jakarta : TIM.

32

Anda mungkin juga menyukai