Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Tahun Akademik 2017/2018

Oleh :

1. Dewi Febrianti
2. Siti Aisyah
3. Muhammad Rifki
4. Tri Wahyuningsih
5. Yuliana

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO

JL. Khairil Anwar No. 3B Telp/Fax. (0332) 433015 Bondowoso


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diabetes Melitus


Sasaran : Keluarga dan pengunjung pasien di Ruang Flamboyan
Hari/Tgl : Sabtu, 3 November 2018
Waktu : 40-50 menit
Tempat : Ruang Flamboyan RSUD dr. Mohammad Saleh, Probolinggo

I. Analisis Situasi
1.1 Peserta Diskusi : Keluarga pasien ruang Flamboyan
1.2 Ruangan Diskusi :
1.3 Pemberi Materi : Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Diabetes Mellitus diharapkan keluarga
pasien dapat mengerti dan menjelaskan tentang penyakit Diabetes Mellitus.
2.2 Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti diskusi kelompok tentang Diabetes Mellitus, diharapkan peserta
dapat :
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus.
b. Menjelaskan klasifikasi Diabetes Mellitus.
c. Menjelaskan faktor resiko Diabetes Mellitus.
d. Menjelaskan tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus.
e. Menjelaskan komplikasi dari Diabetes Mellitus..
f. Menjelaskan penatalaksanaan dari Diabetes Mellitus..
g. Mengetahui langkah senam kaki Diabetes Mellitus.
III. Materi
3.1 Pengertian Diabetes Mellitus.
3.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus.
3.3 Faktor resiko Diabetes Mellitus.
3.4 Tanda dan gejala Diabetes Mellitus.
3.5 Komplikasi Diabetes Mellitus.
3.6 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
3.7 Senam kaki DM
IV. Metode dan Media
4.1 Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab
4.2 Media : Leaflet, lembar balik milik ruangan flamboyan
V. Kegiatan Diskusi
No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta PJ
1. Pembukaan 5 menit - Memberikan leaflet, - Menerima dan membaca Dewi Febrianti
registrasi leaflet
- Menjawab salam
- Membuka kegiatan diskusi
dengan mengucapkan
salam
2. Pelaksanaan 30 - Menyampaikan sekilas - Memperhatikan Dewi Febrianti
menit tentang materi Diabetes
Mellitus
- Mempersilahkan penyaji - Kelompok sangat
untuk memulai antusias
penyuluhan
- Pemateri menyampaikan Memperhatikan
materi
- Demonstrasi senam kaki Mahasiswa Pemateri
bersama melaksanakan cara Instruktur :
senam kaki DM 1. Yuliana
- 2. Siti Aisyah
3. Tri wahyuni
3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab - Tanya jawab Dewi Febrianti
4. Penutup 5 menit - Salam penutup, doa dan - Mendengarkan Dewi Febrianti
harapan. - Mendengarkan

- Menjawab salam

VI. Kriteria Evaluasi


6.1 Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di Ruang Flamboyan.
6.2 Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta
menyampaikan pendapatnya.
c. Suasana menyenangkan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai.
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan.
b. Peserta dapat memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus.

VII. Daftar Pustaka


Eprints.ums.ac.id/14984/2/BAB_I.pdf
Digilib.unila.ac.id/9725/10/2.%20BAB.pdf
www.academia.edu/292851116/makalah_diabetes_mellitus.

VIII. Pengorganisasian
8.1 Pemimpin Diskusi
Tugas : Dewi Febrianti
a. Pembawa acara
b. Membuka tanya jawab antara pemandu dan peserta yang bertanya
c. Mengatur jalannya acara yang disajikan
d. Menyajikan kesimpulan tentang topik yang telah dibahas
e. Menutup acara
8.2 Pemandu Diskusi Kelompok
Tugas :
- Muhammad Rifki
- Siti Aisyah
- Tri Wahyuningsih
- Yuliana
a. Menyiapkan topik atau pokok yang akan dibahas.
b. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta yang bertanya.
Tata Cara Berdiskusi yang Benar:

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Saling bertukar
pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan
diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari
hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.
Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu
permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman
(sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini,
harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga
terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.
3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi
menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan
baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator,
notulis, dan tata tertib. Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat
secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika
proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan alasan yang logis dalam diskusi . Inti dari
kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikran antar peserta diskusi . peserta diharap
menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang di hadapi selanjutnya pendapat
tersebut harus disampaikan oleh peserta lain . bermacam- macam bentuk tanggapan dapat
disampaikan , misalnya dengan mempertahankan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap
belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan menyatakan sikap setujuatau tidak
setuju/ mendukung atau tidank mendukung terhadap pendapat yang telah di kemukakan.
Munculnya berbagai sikap dan pikiran dan tanggapan yg berbeda – beda itu merupakan hal yang
positif dalam kegiatan berdiskusi.
MATERI DISKUSI

DIABETES MELLITUS

1. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus atau kecing manis adalah penyakit kronis yang terjadi akibat tubuh
tidak mampu menggunakan gula darah dengan benar. Nilai normal sebelum makan : 70-
130 mg/Dl. Dua jam setelah makan : kurang dari 180 mg/dL. Setelah tidak makan atau
puasa kurang dari 100 mg/dL.
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
1. Klasifikasi Klinis
a. DM tipe 1 : adalah penyakit DM atau Diabetes Mellitus yang tidak mampu
menghasilkan insulin karena sel beta rusak.
b. DM tipe 2 : adalah penyakit DM atau Diabetes Mellitus yang mengalami resistensi
insulindan gangguan sekresi insulin.
c. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) : keadaan dimana kadar glukosa darah
seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal.
d. Diabetes Kehamilan (GDM): diabetes yang dialami sang ibu selama masa
kehamilan.
3. Faktor Resiko Diabetes Mellitus.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik
absolut maupun relatif. Faktor resiko dari Diabetes Mellitus :
a. Usia (faktor genetik)
b. Obesitas
c. Keturunan
d. Merokok
e. Alkohol
4. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus.
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri), dan banyak
makan (polifagia).
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.
4. Lemah, pusing dan lelah
5. Kehilangan atau terjadi penurunan BB.
5. Komplikasi Diabetes Mellitus.
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999), yaitu :
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).

Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan
berbagai komplikasi, yaitu :
1. Kardiopati diabetic : gangguan jantung akibat diabetes
2. Gangren dan impotensi : Penderita diabetes yang kadar glukosanya tidak terkontrol
respons imunnya menurun. Akibatnya, penderita rentan terhadap infeksi, seperti
infeksi saluran kencing, infeksi paru serta infeksi kaki. Jika dibiarkan, infeksi akan
mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah.
Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika
luka membusuk, mau tidak mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi. Penderita
diabetes yang terkena gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi
antibiotika. Impotensi juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi
disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga penis tidak bisa ereksi.
3. Nefropati diabetic : gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring darah.
4. Retinopati diabetic : Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata, terutama
adalah retinopati diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang
memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang
membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak
6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus.
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik.
a. Edukasi : edukasi terhadap pasien dan keluarga pasien mengenai diabetes mellitus,
dengan cara memberi pendidikan kesehatan bahwa penyakit diabetes mellitusini tidak
bisa disembuhkan tetapi dapat di kendalikan dengan pengendalian faktor resiko dan
kontrol rutin.
b. Makan : untuk makanan penderita diabetes mellitus wajib rendah gula. Contohnya :
beras merah, sayur bayam, brokoli, tomat, ubi, gandum, salmon, dan lain lain
c. Olahraga : senam kaki untuk penderita diabetes mellitus.
d. Obat
 OHO (Obat Hipoglikemik Oral)
- Golongan sulfonilurea: asetoheksamida, klorpropamida, tolazamida, dan
tolbutamida
- Golongan biguanid :
 Injeksi insulin :
Cara :
a. Suntikkan sedikit insulin keluar dari ampul ke udara, untuk memastikan
ujung jarum terisi penuh oleh insulin, dan bukan udara. Langkah ini disebut
“air shot”
b. Suntikkan insulin ke bagian yang mengandung banyak lapisan lemak seperti
paha bagian atas atau bokong.
c. Cubit area kulit yang akan disuntik (namun jangan terlalu keras karena akan
membuat kulit pucat dan sakit) dan masukkan jarum dengan sudut 90
derajat.
d. Suntikkan jarum ke area yang Anda inginkan. Jika area terasa sakit setelah
selesai menyuntik, kompres dengan es selama 15-20 detik.
e. Pastikan jarum suntik dan pen benar-benar masuk ke dalam kulit dan hitung
selama 10 detuk sebelum mencabut suntikan
f. Lepaskan cubitan dan buang jarum suntik di tempat aman
Lokasi :
a. Perut: Berikan jarak sekitar 5 cm dari pusar atau tempat bekas luka
b. Paha: Suntikkan pada jarak 10 cm di atas lutut atau sekurang-kurangnya 10
cm di bawah area selangkangan. Tempat terbaik di bagian kaki untuk diberi
suntikan insulin adalah paha bagian atas dan terluar.
c. Lengan: jaringan lemak di bagian lengan atas adalah daerah yang paling
tepat untuk injeksi.
d. Pantat: Suntikkan di bagian dekat pinggul bukan dekat bokong.
7. Senam Kaki
Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki. Tujuan melakukan senam kaki :
1. Memperbaiki sirkulasi darah.
2. Memperkuat otot-otot kecil.
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha.
5. Mengatasi keterbatasan gerak.
Persiapan petugas dan alat :
Petugas :
1. Instruktur
2. Pendamping pasien
Alat yang dibutuhkan :
1. Kursi
2. Kertas koran
LANGKAH LANGKAH

Dengan tumit yang diletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan kebawah, ulangi
sebanyak 2 set x 10 repetisi.

Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu dengan tumit, lakukan gerakan memutar
keluar dengan pergerakan pada telapak kaki sebanyak 2 set x 10 repetisi, lakukan gerakan
bergantian pada kaki yang satunya.
Angkat kaki sejajar, gerakan kaki ke depan dan kebelakang sebanyak 2 set x 10 repitisi.

Angkat kaki sejajar gerakan telapak kaki ke depan dan ke belakang sebanyak 2 set x 10 repetisi.
Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada pergelangan kaki, lakukan
gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 dilakukan secara
bergantian.

Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki.
Lalu buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah
kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.

Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut. Sebagian
koran di sobek - sobek menjadi kecil - kecil dengan kedua kaki.

Kemudian pindahkan kumpulan sobekan - sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi. Lalu bungkus semua sobekan - sobekan tadi
dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi bentuk bola.

Anda mungkin juga menyukai