Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PENYULUHAN KESEHATAN : DEMENSIA


PADA LANSIA DI WISMA TERATAI PANTI SOSIAL TUNA WHERDA
HUSNUL KHOTIMAH

Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Elka Fitri, S. Kep., M. KM


Disusun Oleh:
1. Selvi Elfa Yenti (19010013)
2. Winda Permata (19010017)
3. Julia Nesti (19010005)
4. Atun Ani Safitri (19010001)
5. Rasidi (19010009)
6. Ernawati (19010003)
7. Kartika (19010006)
8. Edi Jumarizal (19010002)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
2022/20
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Dalam proses
penuaan terjadi penurunan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. Selain penurunan pada
jaringan tubuh manusia,proses penuaan juga mengalami perubahan kesehatan.
Masalah lansia meliputi kemunduran dan kelemahan yang salah satunya adalah
intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia)(kane&ouslander dalam
stanly&patricia). Menurut azizah (2010) perubahan-perubahan yang terjadi pada
lanjut usia adalah perubahan fisik,kognitif,spiritual dan spikososial.
Demensia merupakan gangguan fungsi memori,daya ingat dan daya pikir
yang perlahan namun semakin memburuk. Fungsi kognitif yang semakin
mengalami perburukan,akan berdampak terhadap penurunan kemampuan aktivitas
sehari-hari penjelasan dari azizah (2010) bahwa demensia dapat mempengaruhi
kemampuan aktivitas sehari-hari disebabkan oleh pengaruh kumpulan gejala
seperti penurunan fungsi kognitif mood yang berubah-ubah,serta tingkah laku.
Kemunduran ini awalnya berwujud ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
hidup yang kompleks,lambat laun ketidakmampuan tersebut berwujud
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar (basic
activity of daily living)
Demesia merupakan sebuah sindrom karena penyakit otak,bersifat kronis
atau progresif dimana terdapat banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih
tinggi,termasuk memori,berpikir,orientasi,pemahaman,perhitungan,kemampuan
belajar,bahasa dan penilaian kesadaran tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif
kadang-kadang didahului oleh kemorosotan dalam pengendalian emosi,perilaku
sosial,atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit alzheimer,penyakit
serebrovaskular dan dalam kondisi lain terutama penyakit sekunder yang
mempengaruhi otak (durand and barlow,2006)
Menurut alzzheimer’s disease international(2009),demensia adalah satu
sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan
deteriorasi kognitif dan fungsional,dapat mengakibatkan gangguan fungsi
sosial,pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Masalah yang sering dihadapi lansia

1
adalah demensia yaitu adanya gangguan daya ingat atau memori. Menurut
rostikawati (2009) memori merupakan kemampuan mengingat kembali
pengalaman yang telah lampau. World alzheimer reports mengatakan bahwa
demensia akan menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah
penderitanya terus bertambah, data dari WHO (2012) 35,6 juta jiwa didunia
menderita demensia dan pada tahun 2050 mendatang,diperkirakan persentasi dari
orang-orang berusia 60 tahun keatas akan mencapai 22% dari jumlah populasi
dunia. Di indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2015 menderita demensia
(Gitahafas,2011)
Jumlah lansia di indonesia cenderung bertambah,dalam kurun waktu tahub
1990-2025,tergolong tercepat di dunia. Jumlah sekarang 16 juta dan akan menjadi
25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37% prnduduk dan ini merupakan
prtingkat ke empat dunia,dibawah cina,india dan amerika serikat. Prevalensi
lansia di sumatra barat sendiri mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Bedasarkan data dari BPS sumatra barat (2015) jumlah penduduk usia 65 tahun ke
atas mengalami kenaikan sebesar 5,42% dari total populasi lansia dan 17,6%
mengalami gangguan kognitif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya prndidikan kesehatan demnsia diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan
audiens dapat :
a. Mengetahui pengertian demensia pada lansia
b. Mengetahui tanda dan gejala demensia pada lansia
c. Mampu menyampaikan kembali isi materi yang telah disampaikan

C. Kriteria Pemilihan Anggota Penkes


1. Lansia yang ada di Panti Sosial Tuna Werdha Husnul Khotimah
2. Lansia yang mampu memiliki gangguan dalam berkomunikasi

2
3. Lansia yang kooperatif

D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Hari/ Tanggal : jum’at, 6 Januari 2023
Waktu : pukul 09.00 s.d 09.30 WIB (20 menit)
Tempat :Aula panti sosial Tuna werdha Husnul Khotimah

E. Metode
1. Diskusi
2. Ceramah

F. Pengorganisasian
Leader : Winda Permata
Co-Leader : Selvi Elfa Yenti
Fasilitator : 1. Novita Sari
2. Atun Ani Safitri
Observer : Rasidi

Setting Tempat
Ket:
:Leader
:CO Leader
:Fasilitator
:Observer
:Lansia

Ket:
Leader : menyiapkan proposal
menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
menjelaskan aturan dalam pendidkan penyuluhan

3
mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam
kelompok dan memperkenalkan dirinya
mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib
menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok
Co Leader : mendampingi leader
menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader
tentang aktifitas pasien
mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari
perencanaan yang telah dibuat
mengambil alih posisi leader jika leader mengalami
blocking dalam proses pendidikan kesehatan berlangsung
Fasilitator :menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
ikut serta dalam kegiatan kelompok
memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator
pada anggota kelompok aktif mengikuti jalannya
pendidikan penyuluhan kesehatan
Observer : mengobservasi jalannya proses kegiatan
mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non
verbal pasien selama kegiatan berlangsung
mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai
persiapan,proses, hingga penutupan.

G. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan alat
a. Cok sambung
b. Speaker
c. Mic
d. Infokus

4
2. Langkah-langkah
Strategi PJ
No Uraian Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam
mulai dari kelompok perkenalan
nama dan panggilan kelompok.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan
perasaan lansia saat ini dan
kelompok menanyakan tentang
sejak kapan lansia mulai tinggal
di panti sosial wredha Cepiring
merasakan penurunan daya ingat
dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
a) Menjelaskan aturan
selama kelompok
menjelaskan,Jika ada
lansia yang akan
meninggalkan kelompok
harus minta ijin kepada
kelompok
b) Lama kegiatan 15 menit
c) Setiap lansia mengikuti
kegiatan dari awal
sampai akhir
d) Jika peserta merasa
kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada
leader dengan menunjuk
tangan terlebih dahulu.
e) Peserta hadir di tempat 5
menit sebelum kegiatan
berlangsung.
2. Fase Kerja a. Menjelaskan pengertian demensia 10 Fasilitator
b. Menjelaskan tanda dan gejala menit Leader
demensia Co-Leader
c. Memberikan kesempatan lansia
dan petugas untuk mencoba
kembali sendiri
d. Mengulang kembali penjelasan
demensia secara bersama lansia
dan petugas panti
3. Fase Terminasi a. Evaluasi 5 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan Co-Leader
perasaan lansia setelah Leader
mengikuti kegiatan Observer
2) Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
1) Kelompok meminta lansia
dan petugas untuk mengulang
hal yang telah dipelajari

5
secara mandiri
c. Kontrak yang akan datang
kelompok mengakhiri kegiatan
dan mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan di panti.

H. Antisipasi Masalah :
1. Klien tidak aktif :
a. Memberikan edukasi mengebai demensia dan Memberikan support
sistem terbaik agar klien merasa tidak bosan
2. Klien meninggalkan lokasi tanpa pamit :
a. Menanyaknklien sebab meninggalkan kegiatan

I. Evaluasi
1. Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Klien merasakan bahwa setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan ada
perubahan terhadap dirinya

J. Daftar Pustaka

Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran


EGC.Jakarta;1999
Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002
Departemen  kesehatan  RI. 2008. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembina
Kesehatan Masyarakat.
Consatantinides, 2006. Teori proses menua, dalam: R. Boedhi-Darmojo
(Penyunting), Geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Maryam,et al. 2011. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho,W. 2008. Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: EGC.

6
7

Anda mungkin juga menyukai