Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK LANSIA

“ SENAM KEGEL ”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

VELLA PUSPA LESTARI

YAYAH SITI ROKAYAH

INDAH ANDRIANI RUKMANA

YOHANA WULANDARI

NOVITA GLORIA

PASKALISTA GELULEDUN

KARUNIA SANI WIJAYA NINGSIH

RIZKY JUANDA NUGRAHA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH. THAMRIN JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok yang berjudul “Senam Kegel”.
Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Gerontik.
Di samping itu, penulis juga berharap proposal ini mampu memberikan kontribusi
dalam menunjang pengetahuan para lansia dan pihak lain pada umumnya. Dengan
terselesaikannya proposal ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan proposal ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua.

Jakarta, 17 Oktober 2017

Penulis
A. Topik

“ SENAM KEGEL PADA KELOMPOK LANSIA DI WISMA CEMPAKA


PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA 1 CIPAYUNG “

B. Latar Belakang

Gerontik berpusat pada masalah primer dengan pemeliharaan kesehatan daripada


pencegahan, sehingga tindakan preventif pada masalah kesehatan akibat penuaan menjadi
lebih penting, daripada preventif penuaan. Pentingnya menjaga kualitas hidup lansia,
mendorong Kalache untuk memperkenalkan konsep “active ageing”.kemudian Untuk itu
diperlukan upaya guna menekan limitasi aktifitas fisik dasar ataupun memperbaiki
keadaan limitasi aktifitas fisik dasar menjadi abilitas. Sejak tahun 1980 Amerika telah
melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka limitasi aktifitas fisik dasar dan
berhasil meningkatkan persen lansia yang bebas dari limitasi aktifitas fisik dasar atau
mampu beraktifitas fisik dasar. Laporan Departement Health and Human Services
Amerika (2003) menunjukkan, angka peningkatan aktifitas fisik dasar pada lansia
kelompok usia 65 tahun keatas naik dari 71% di tahun 1984 menjadi 74,7% di tahun 1999
dan 82% di tahun 2002, sedangkan angka limitasi aktifitas fisik dasar kronis turun dari
22,1% di tahun 1984 menjadi 19,7% di tahun 1999, dan tahun 2002 menjadi 16%.
Aktifitas fisik dasar pada laporan tersebut diukur berdasarkan kemampuan aktivitas fisik
keseharian atau yang dikenal dengan ADL/Activities of Daily Living dengan menggunakan
indeks KATZ.

Inkontinensia dapat menimpa segala usia. Namun, kejadiannya semakin meningkat


dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat 50% penghuni panti jompo menderita
inkontinensia, lebih dari 70%- nya wanita. Di Indonesia, diperkirakan 10-30% wanita usia
lanjut menderita inkontinensia. Inkontinensia bukanlah gangguan yang boleh dianggap
remeh, karena bisa menimbulkan dampak psikologis bagi penderitanya, seperti perasaan
tertekan, depresi dan malu, serta gangguan hubungan seksual dan sosial. Yang lebih
penting lagi, inkontinensia juga dapat merupakan gejala penyakit serius yang
melatarbelakanginya. Lansia yang mengalami inkontinensia urine di Wisma Cempaka
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung sebanyak ....%.Berdasarkan latar
belakang tersebut maka kami tertarik untuk menyusun makalah mengenai Terapi Aktivitas
Kelompok Lansia di Panti Werdha Budi Mulia Cipayung Jakarta Timur
C. Tujuan
a. Tujuan Khusus
Setelah diberikan terapi aktivitas kelompok pada lansia di Panti Werdha Budi
Mulia 1 Cipayung selama 1X60 menit, diharapkan lansia memahami tentang
senam kegel dan dapat diterapkan.
b. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok, lansia diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian inkontinensia
2. Menjelaskan tentang penyebab urin serta pengobatannya
3. Menjelaskan tentang pengertian senam kegel
4. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat senam kegel
5. Menyebutkan langkah-langkah senam kegel

D. Peserta
a. Kriteria peserta
Senam kegel ini diberikan kepada penderita inkontinensia urine yg mengalami
susah mengontrol untuk berkemih.
b. Jumlah
Lansia sebanyak 7-10 orang, diantaranya :
1. Ny. E
2. Ny. N
3. Ny.
4. Ny.
5. Ny.
6. Ny.
7. Ny.
8. Ny.
9. Ny.
10. Ny.
E. Pengorganisasian
a. Waktu :
 Tanggal : 18 Oktober 2017
 Jam : 08.30 s.d 09.30
 Tempat : Wisma Cempaka Panti Werdha Budi Mulia 1 Cipayung
b. Tim Terapis :
 Leader : Indah Andriani Rukmana
Tugas :
a) Menyusun rencana aktifitas kelompok (proposal)
b) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
d) Sebagai “role model”
e) Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik, mengungkapkan perasaan dan pikiran
f) Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima perbedaan
dalam perasaan dan perilaku dengan anggota lain
g) Membuat tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran diskusi

 Co. Leader : Karunia Sani Wijaya Ningsih


Tugas :
a) Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pimpinan
c) Mengingatkan pimpinan bila diskusi menyimpang
d) Bersama leader menjadi contoh untuk kerja sama yang baik

 Fasilitator : Yohana Wulandari, Vella Puspa Lestari, Novita Gloria, Paskalista


Geluledun, dan Rizky Juanda Nugraha
Tugas :
a) Membantu leader memfasilitasi dan memotivasi anggota untuk berperan
aktif
b) Menjadi contoh bagi klien selama proses kegiatan
 Observer : Yayah Siti Rokayah
Tugas :
a) Mengamati proses kegiatan
b) Mengatur Musik
c) Mencatat dan mengamati respon pasien
d) Menilai jalannya TAK
e) Menyimpulkan hasil kegiatan
c. Setting Tempat :

Keterangan :

Leader

Co Leader

Fasilitator

Observer

Peserta

d. Metode : Diskusi, Ceramah dan Demonstrasi


e. Media : Handscon , Musik dan Kursi

F. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan (Pra interaksi)
1) Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
2) Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
3) Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
4) Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam
kaki tersebut.
5) Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
b. Orientasi
Salam dan perkenalan
“ Selamat pagi , Nek .. Kami dari mahasiswa Universitas MH Thamrin , kami
akan mengajarkan senam kegel tujuannya adalah melatih kandung kemih untuk
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau
menstimulasi pegeluaran air kemih.”
c. Kerja (Langkah-langkah)
1) Latihan I
 Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.
 Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama
berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih
terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem pada
selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung kemih,
didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih sudah terasa
penuh.
 Praktekan setiap kali berkemih.
2) Latihan II
 Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.
 Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.
3) Latihan III
 Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat
 Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.
 Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan.
4) Latihan IV
 Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang
dimodifikasi (lutut ditekuk).
d. Terminasi
1) Evaluasi respon subjektif
Terapis menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti kegiatan
TAK stimulasi sensori.
2) Evaluasi respon Objektif :
(1) Terapis menayakan kembali bagaimana cara senam kegel
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) RTL Terapis menganjurkan klien untuk melakukan praktek senam kegel 1-3
kali/minggu
4) Kontrak yang akan datang :
(1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang
(2) Menyepakati waktu dan tempat

G. Evaluasi
 Evaluasi struktur yang diharapkan
1. Alat-alat yang digunakan lengkap
2. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksanakan
 Evaluasi proses yang diharapkan
1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Lansia dapat mengikuti TAK dengan baik
3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4. Semua anggota kelompok dapat berkerja sama dan sesuai dengan tugasnya
 Evaluasi hasil yang diharapkan
1. ....Lansia dapat mengikuti kegiatan dengan baik
2. ....Lansia merasa senang
3. ....Lansia dapat mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktivitas
kelompok
4. ....Lansia yang kurang kooperatif

H. Antisipasi terhadap masalah


a. Perkiraan hambatan :
1. Jadwal TAK yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang dijadwalkan)
2. Lansia ingin keluar dari TAK
b. Antisipasi hambatan/masalah:
1. Jadwal TAK disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerja sama dengan baik agar lansia tidak merasa bosen saat
mengikuti TAK
Daftar Pustaka

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik;. Volume 2. Jakarta : EGC

Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2.


Jakarta: EGC

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2.
Jakarta: EGC
LEMBAR OBSERVER

Terapi Aktivitas Kelompok Lansia Dengan Senam Kegel

Wisma Cempaka Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung

NO. Nama Lansia Kooperatif Tidak Kooperatif

Anda mungkin juga menyukai