OLEH :
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
2. Sasaran : Keluarga
9. Materi :
a. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan kenyataan seperi melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak
ada (Hartono, 2012).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata (Keliat et al.,
2018).
Halusinasi adalah persepsi yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang
nyata, dengan karakteristik yang khas:
1) Bagi pasien, halusinasi ternyata nyata, sama seperti persepsi sensorik
yang normal, karena itu pasien kerap tidak memiliki tilikan atas
halusinasinya
2) Halusinasi dirasakan sebagai sensasi eksternal dari mobilitas sensorik
seperti pendengaran, penglihatan, pengecapan, pembauan, dan peraba;
harus dibedakan dengan ide, pemikiran atau fantasi yang berasal dari
alam pikiran pasien sediri.
3) Halisinasi terjadi tanpa stimulus eksternal, bukan berupa distorsi atau
penyimpangan dari stimulus yang ada (liat ilusi). (Wick & Birell, 2018)
b. Penyebab Halusinasi
1) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
a) Faktor Biologis : Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa (herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain
(NAPZA).
b) Faktor Psikologis : Memiliki riwayat kegagalan yang berulang.
Menjadi korban, pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta
kurangnya kasih sayang dari orang-orang disekitar atau over protektif.
c) Sosiobudaya dan lingkungan : Sebahagian besar pasien halusinasi
berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah, selain itu pasien
memiliki riwayat penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan
anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat pendidikan yang
rendah serta pernah mmengalami kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
2) Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat (Nurhalimah, 2016)
c. Cara Mengontrol Halusinasi
Ada empat cara mengontrol halusinasi yaitu sebagai berikut :
1) Menghardik halusinasi
Caranya dengan menyuruh suara itu pergi dengan mengatakan “pergi...pergi...
kamu bayangan palsu jangan ganggu saya”.
2) Minum obat secara teratur
Mengingatkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur. Menjelaskan
kepada pasien pengertian, jenis obat, cara minum obat dengan benar, tujuan
dan manfaat minum obat secara benar dalam menghilangkan halusinasi,
menjelaskan media atau alat yang dibutuhkan untuk meminum obat dengan
benar, menjelaskan efek samping obat dan cara mengatasinya.
Misalnya :