KELOMPOK 2 1. DESTIANA P. (201502086) 2. FARIDA YULI A. (201502091) 3. MELIA DWI (201502100) 4. NANDA AZRIL (201502102) 5. TETEN MASHUDI (201502111) 6. TRISE ANANDA (201502112) 7. VIKA AYU B. (201502114) SIMPLE FACE MASK
Masker wajah sederhana adalah alat
untuk terapi oksigen yang menutupi hidung dan mulut klien, digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan. Masker wajah memberikan oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran lebih tinggi dari kanula nasal, 40-60% pada Simple face mask memiliki lubang ventilasi di kedua sisi untuk mempertahankan volume ruang udara dan tempat lewatnya udara ekspirasi. Masker sederhana ini tidak mempunyai katup atau kantong udara. Masker harus dipasang dengan benar sehingga menutup hidung, mulut, dan dagu. Tekan bagian logam fleksibel pada daerah hidung sehingga bentuk masker sesuai dengan bentuk hidung pasien, agar bisa menutup dengan baik dan mencegah gas keluar dari masker. Gambar Kelebihan simple face mask a. Sederhana, ringan b. Bisa dilengkapi dengan pelembab udara c. Mampu menghasilkan FiO2 sampai 0,6 d. Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula e. system humidifikasi dapat di tingkatkan Kekurangan simple face mask a. Pada beberapa pasien terasa mengganggu, ingin membuka masker saat bicara b. Umumnya tidak nyaman bagi klien c. Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi d. Aktivitas makan dan berbicara terganggu e. Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi f. Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida g. Iritasi atau rasa kering pada mata, bila pengaturan logam fleksibel daerah hidung kurang tepat atau ukuran masker terlalu besar Indikasi
Pada klien hipoksemia dengan tanda klinis
sianosis (pucat pada wajah. bibir, dan warna kulit) Kontraindikasi
Pada klien PPOK yang hanya
membutuhkan aliran oksigen <5 liter/menit. Prinsip 1. Masker wajah sederhana untuk mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung kemulut, dengan konsentrasi oksigen 40-60%. 2. Masker wajah sederhana mengalirkan oksigen dengan kecepatan 5-8 liter/menit. Persiapan alat 1. Masker wajah sederhana , sesuai kebutuhan dan ukuran pasien 2. Selang oksigen 3. Humidifier 4. Water steril 5. Tabung oksigen dengan flowmeter 6. Pita atau tali elastic Penatalaksanaan Evaluasi 1. Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang hidung atau iritasi nasofaringeal. 2. Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan dan kecepatan) 3. Kondisi hipoksia dapat teratasi. 4. Frekuensi pernapasan 14-20 kali/menit. 5. Pemberian Oksigen Melalui Masker