Anda di halaman 1dari 31

EMFISEMA

BiMz

Definisi

Emfisema adalah suatu kelainan anatomik paru yang ditandai oleh pelebaran secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal disertai dengan kerusakan dinding alveolus

Emfisema secara anatomis dibedakan mjd 3 jenis :

Emfisema sentriasiner dimulai dari bronkiolus respiratorius dan meluas ke perifer terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama. Emfisema parasinar (panlobular) melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada bagian bawah. Emfisema asinar distal (paraseptal) lebih banyak mengenai saluran nafas distal, ductus dan saluran alveolar. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura.

Menurut American Thoracis Society (1962), emfisema dibagi atas:

Para Cicatricial: terdapat pelebaran saluran udara dan kerusakan dinding alveolus di tepi suatu lesi fibrotik paru. Lobular: pelebaran saluran udara dan kerusakan dinding alveolus di asinus/lobulus sekunder

Etiologi
1. Faktor utama : merokok. 2. Polusi udara : dalam bentuk partikel, bahan kimiawi, gas toksik. 3. Infeksi virus dan bakteri. 4. Faktor predisposisi genetik berupa defisiensi alfa 1-antitripsin

Patogenesis
1.
2.

Hipotesis elastase-antielastase Hipotesis alfa-1-antitripsin dan alfa-1antripsin-oksida

Hipotesis elastase-antielastase

Jaringan elastin-paru terutama di alveolus dapat dirusak oleh elastase,suatu enzim proteolitik. Tetapi enzim ini dapat dihambat atau dinetralkan oleh anti elastase yaitu suatu enzim protein inhibitor. Karena di dalam paru terdapat keseimbangan antara-enzim yang merusak jaringan elastin paru yaitu enzim elastase dan enzim alfa-1-antripsin sehingga kerusakan jaringan elastin paru dapat dicegah. Keseimbangan ini berubah biasanya karena enzim alfa-1-antitripsin berkurang maka terjadi kerusakan jaringan elastin paru sehingga timbul emfisema.

Hipotesis alfa-1-antitripsin dan alfa1-antripsin-oksida

Gugus metionin dari enzim A-1-AT dapat teroksidasi menjadi metionin sulfoksida sehingga enzim A-1-AT yang aktif berubah menjadi enzim A-1-AT oksida yang inaktif. Bila terjadi keseimbangan, sistem elastase-anti elastase/A-1-AT berubah karena A-1-AT berkurang. Enzim elastase akan dapat merusak pulmo. Tetapi dalam keadaan normal ini tidak terjadi karena adanya suatu enzim lain yang dapat merubah kembali A-1-AT oksida menjadi A-1-AT yaitu enzim methionine sulfoside reductase.

Diagnosis

Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksan Penunjang

Anamnesa

Riwayat menghirup rokok. Riwayat terpajan zat kimia. Riwayat penyakit emfisema pada keluarga. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi misalnya BBLR, infeksi saluran nafas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara. Sesak nafas waktu aktivitas terjadi bertahap dan perlahan-lahan memburuk dalam beberapa tahun Pada bayi terdapat kesulitan pernapasan berat tetapi kadang-kadang tidak terdiagnosis hingga usia sekolah atau bahkan sesudahnya

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup). Dada berbentuk barrel-chest. Sela iga melebar. Sternum menonjol. Retraksi intercostal saat inspirasi. Penggunaan otot bantu pernapasan.

Pemeriksaan Fisik

Palpasi : vokal fremitus melemah. Perkusi : hipersonor, hepar terdorong ke bawah, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah. Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal atau melemah. Terdapat ronki samar-samar. Wheezing terdengar pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Ekspirasi memanjang. Bunyi jantung terdengar jauh, bila terdapat hipertensi pulmonale akan terdengar suara P2 mengeras pada LSB II-III

Pemeriksaan Penunjang

Faal Paru Spinometri (VEP, KVP) Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP 1 < 80 %, nilai KV menurun, nilai KRF dan VR meningkat. VEP, merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya dan perjalanan penyakit. Uji bronkodilator Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan 15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP 1

Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin : Hb, Ht, Leukosit Gambaran Radiologis terlihat gambaran : Diafragma letak rendah dan datar. Ruang retrosternal melebar. Gambaran vaskuler berkurang. Jantung tampak sempit memanjang. Pembuluh darah perifer mengecil

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Analisis Gas Darah Terdapat hipoksemia dan hipokalemia akibat terjadinya kerusakan kapiler alveoli. Pemeriksaan EKG Untuk mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai hipertensi pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan. Pemeriksaan Enzimatik Kadar alfa-1-antitripsin rendah.

Penatalaksanaan
1.
2. 3.

4.
5. 6.

Penatalaksanaan umum Pemberian obat-obatan Terapi oksigen Latihan fisik Rehabilitasi Fisioterapi

Penatalaksanaan umum

Pendidikan terhadap keluarga dan penderita Mereka harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mencetuskan eksaserbasi serta faktor yang bisa memperburuk penyakit. Ini perlu peranan aktif penderita untuk usaha pencegahan. Menghindari rokok dan zat inhalasi Rokok merupakan faktor utama yang dapat memperburuk perjalanan penyakit. Penderita harus berhenti merokok. Di samping itu zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi harus dihindari. Karena zat itu menimbulkan ekserbasi/memperburuk perjalanan penyakit. Menghindari infeksi saluran nafas Infeksi saluran nafas sedapat mungkin dihindari oleh karena dapat menimbulkan suatu eksaserbasi akut penyakit.

Pemberian obat-obatan

Bronkodilator - Derivat Xantin - Gol Agonis 2 - Antikolinergik - Kortikosteroid Ekspektoran dan Mukolitik Antibiotik

Terapi Oksigen

Pada penderita dengan hipoksemia yaitu PaO2<55 mmHg. Pemberian oksigen konsentrasi rendah 1-3 liter/menit secara terus menerus memberikan perbaikan psikis, koordinasi otot, toleransi beban kerja

Latihan Fisik

Hal ini dianjurkan sebagai suatu cara untuk meningkatkan kapasitas latihan pada pasien yang sesak nafas berat. Sedikit perbaikan dapat ditunjukan tetapi pengobatan jenis ini membutuhkan staf dan waktu yang hanya cocok untuk sebagian kecil pasien. Latihan pernapasan sendiri tidak menunjukkan manfaat.

Latihan fisik yang biasa dilakukan


Secara perlahan memutar kepala ke kanan dan ke kiri Memutar badan ke kiri dan ke kanan diteruskan membungkuk ke depan lalu ke belakang Memutar bahu ke depan dan ke belakang Mengayun tangan ke depan dan ke belakang dan membungkuk Gerakan tangan melingkar dan gerakan menekuk tangan Latihan dilakukan 15-30 menit selama 4-7 hari per minggu Dapat juga dilakukan olah raga ringan naik turun tangga Walking joging ringan

Rehabilitasi

Rehabilitasi psikis berguna untuk menenangkan penderita yang cemas dan mempunyai rasa tertekan akibat penyakitnya. Sedangkan rehabilitasi pekerjaan dilakukan untuk memotivasi penderita melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisiknya. Misalnya bila istirahat lebih baik duduk daripada berdiri ataudalam melakukan pekerjaan harus lambat tapi teratur.

Fisioterapi

Tujuan dari fisioterapi adalah : - Membantu mengeluarkan sputum dan meningkatkan efisiensi batuk - Mengatasi gangguan pernapasan pasien - Memperbaiki gangguan pengembangan thoraks - Meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan - Mengurangi spasme otot leher

Postural Drainase

Salah satu tehnik membersihkan jalan napas akibat akumulasi sekresi dengan cara penderita diatur dalam berbagai posisi untuk mengeluarkan sputum dengan bantuan gaya gravitasi. Tujuannya untuk mengeluarkan sputum yang terkumpul dalam lobus paru, mengatasi gangguan pernapasan dan meningkatkan efisiensi mekanisme batuk.

Breathing Exercises

Dimulai dengan menarik napas melalui hidung dengan mulut tertutup kemudian menghembuskan napas melalui bibir dengan mulut mencucu. Posisi yang dapat digunakan adalah tidur terlentang dengan kedua lutut menekuk atau kaki ditinggikan, duduk di kursi atau di tempat tidur dan berdiri.

Breathing Exercises

Tujuannya untuk memperbaiki ventilasi alveoli, menurunkan pekerjaan pernapasan, meningkatkan efisiensi batuk, mengatur kecepatan pernapasan, mendapatkan relaksasi otot-otot dada dan bahu dalam sikap normal dan memelihara pergerakan dada.

Latihan Batuk

Merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan laring, trakea, bronkioli dari sekret dan benda asing.

Latihan Relaksasi

Secara individual penderita sering tampak cemas, takut karena sesak napas dan kemungkinan mati lemas. Dalam keadaan tersebut, maka latihan relaksasi merupakan usaha yang paling penting dan sekaligus sebagai langkah pertolongan.

Latihan Relaksasi

Metode yang biasa digunakan adalah Yacobson. Contoh: penderita ditempatkan dalam ruangan yang hangat, segar dan bersih, kemudian penderita ditidurkan terlentang dengan kepala diberi bantal, lutut ditekuk dengan memberi bantal sebagai penyangga.

Prognosis

Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada umur dan gejala klinis waktu berobat Penderita yang berumur <50 tahun dgn: - Sesak ringan, 5 tahun kemudian akan terlihat ada perbaikan. - Sesak sedang, 5 tahun kemudian 42 % penderita akan sesak lebih berat dan meninggal.

THX for Listening...

Anda mungkin juga menyukai