Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK

1. Putri Ananda
2. Hendi Muntaha
3. Tommy Santoso
DEFINISI
 Gerontologi adalah studi mengenai efek penuaan normal dan
penyakit yang berhubungan dengan usia. Geriatrik adalah
cabang kedokteran mengenai masalah dan penyakit pada
lansia dan terapinya. Cabang keperawatan yang membantu
orang untuk menua tua dengan cara yang sehat dan
meningkatkan serta mempertahankan kesejahteraan hidup di
usia senja disebut keperawatan gerontologi. Asuhan
keperawatan pada lansia yang sakit disebut keperawatan
geriatrik. (Buku ajar keperawatan dasar, EGC, 2017).
 Secara umum, seseorang disebut lansia apabila usianya 65
tahun ke atas. Terdapat batasan-batasan umur orang yang
termasuk dalam kategori lansia, diantaranya adalah 60 tahun
(UU No. 13 Tahun 1998), dan 60-74 tahun (WHO).
Empat kriteria Kemunduran Fungsi
Tubuh disebabkan proses menua
ada 4 kriteria yang harus dipenuhi:
 Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi
harus bersifat universal.
 Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik.
 Proses menua terjadi secara progresif,
berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak dapat
berbalik lagi.
 Proses menua bersifat proses kemunduran/
kerusakan (Injury)
Perubahan terkait Usia pada
Fungsi Paru

Perubahan
fungsi Perubahan
struktur sistem imun
respirasi atas

Perubahan
anatomik fisiologik
sistem pernapasan
1. Perubahan anatomik sistem pernapasan

Yang mengalami perubahan adalah :


 Dinding dada : tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulang-
tulang rawan mengalami osifikasi, terjadi perubahan bentuk dan
ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume
rongga dada mengecil.
 Otot-otot pernapasan : mengalami kelemahan akibat atrofi
 Saluran napas : akibat kelemahan otot, berkurangnya jaringan
elastis bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus
mengecil. Cincin-cincin tulang rawan bronkus mengalami
perkapuran.
 Struktur jaringan parenkim paru : bronkiolus, duktus alveolaris
dan alveolus membesar secara progresip, terjadi emfisema
senilis. Struktur kolagen dan elastin dinding saluran napas perifer
kualitasnya mengurang sehingga menyebabkan elastisitas
jaringan parenkim paru mengurang.
2. Perubahan-perubahan fisiologik sistem pernapasan
Perubahan fisiologk (fungsi) pada sistem pernapasan yang terjadi
antara lain :
 Gerak pernapasan : adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun
volume rongga dada akan berubah mekanika pernapasan, amplitudo
pernapasan menjadi dangkal, timbul keluhan sesak napas.
 Distribusi gas : perubahan struktur anatomik saluran napas akan
menimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air trapping) ataupun
gangguan pendistribusian udara napas dalam cabang-cabang bronkus.
 Volume dan kapasitas paru menurun. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor : (1) kelemahan otot napas, (2) elastisitas jaringan
parenkim paru menurun, (3) resistensi saluran napas (menurun sedikit).
Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan
ventilasi paru.
 Gangguan transfort gas
Pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, yang
penyebabnya terutama karena adanya ketidakseimbangan ventilasi
perfusi.
 Gangguan perubahan ventilasi paru
Pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibat
adanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor
sentar ataupun pusat-pusat pernapasan di medulla oblongata dan pons
terhadap rangsangan berupa penurunan PaO2 peninggian PaO2,
perubahan pH darah arteri dan sebagainya.
Faktor-faktor yang
Memperburuk Fungsi Paru
Selain penurunan fungsi paru akibat proses
penuaan, terdapat beberapa faktor yang dapat
memperburuk fungsi paru (Silverman dan Speizer,
1996; Tim Pneumonia Indonesia, 1994). Faktor-
faktor yang memperburuk fungsi paru antara lain:

 Faktor merokok
 Obesitas
 Imobilitas
 Operasi
 Infeksi paru
Konsekwensi Perubahan Sistem
Respirasi pada Lansia
Perubahan Konsekwensi
Perubahan degeneratif Snoring, mouth breathing, menurunkan
mempengaruhi struktur hidung dan efisiensi batuk dan refleks muntah,
saluran napas atas persepsi hidung tersumbat

Peningkatan diameter Meningkatnya penggunaan pada otot


anteroposterior, kekakuan dinding tambahan, meningkatnya energi yang
dada, kelemahan otot dan diafragma dikeluarkan untuk efisiensi pernapasan

Pembesaran pada alveoli, penipisan Berkurangnya efisiensi pada pertukaran


pada dinding-dinding alveoli, gas, menurunnya tekanan oksigen
berkurangnya jumlah kapilaris arterial (PaO2)

Menurunnya elastik recoil dan Perubahan dalam volume paru, sedikit


penutupan saluran napas dini penurunan dalam efisiensi keseluruhan
Patogenesis Penyakit Paru Pada
Usia Lanjut
Mekanisme timbulnya penyakit yang menyertai usia lanjut dapat
dijelaskan atau dapat dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan-perubahan tersebut adalah :
 Perubahan anatomik-fisiologik
 Perubahan daya tahan tubuh
 Perubahan metabolik tubuh
 Perubahan respon terhadap obat
 Perubahan degeneratif
 Perubahan atau kejadian lainnya
Ada pengaruh-pengaruh lain yang terjadi sebelum atau selama usia
lanjut yang dapat mempengaruhi dirinya sehingga dapat
memudahkan timbulnya penyakit paru tertentu pada usia lanjut,
misalnya:
Kebiasaan merokok di masa lalu dan sekarang
Pengaruh atau akibat kekurangan gizi
Aspek Klinik

 Ada beberapa penyakit paru yang menyertai orang usia


lanjut, yang penting ada empat macam : penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, tuberkulosis paru, dan
karsinoma paru.
Pencegahan Penyakit Paru Pada
Usia Lanjut
Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan denga cara
yang lazim.
 Usaha pencegahan infeksi paru/ saluran napas
Usaha untuk mencegahnya dilakukan dengan jalan menghambat, mengurangi
atau meniadakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi. hal positif
yang dapat dilakukan misalnya dengan melakukan vaksinasi dengan vaksinasi
pneumokok untuk menghindari timbulnya pneumoni, tetapi sayangnya pada
usia lanjut vaksinasi ini kurang berefek.
 Usaha mencegah timbulnya TB paru
Yang bisa dilakukan ialah menghindari kontak dengan penderita TB paru atau
menghindari cara-cara penularan lainnya.
 Usaha pencegahan timbulnya PPOK atau karsinoma paru
Sejak usia muda, bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap timbulnya
kelainan paru (PPOK dan karsinoma paru), perlu dilakukan pemantauan secara
berkala :
Pemeriksaan foto rontgen toraks,
Pemeriksaan faal paru, paling tidak setahun sekali
Sangat dianjurkan bagi mereka yang beresiko tinggi tadi (perokok berat dan
laik-laki) menghindari atau segera berhenti merokok.
Asuhan Keperawatan Pada
Lansia dengan Gangguan
Sistem Pernapasan
1. Pengkajian
Pengkajian pada lansia dengan gangguan sistem pernafasan
adalah sebagai berikut:
 Adanya kesulitan bernafas (dispneu). Hal ini dapat terjadi pada
klien dengan kelelahan/aktifitas berlebih, penyempitan atau
sumbatan saluran nafas, dan infeksi saluran nafas.
 Perubahan frekuensi dan irama pernafasan.
 Obesitas
 Anemia
 Adanya sekret.
 Adanya bunyi saat bernafas.
 Adanya batuk.
 Adanya nyeri dada dan berdebar-debar.
 Peningkatan suhu (demam).
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
lansia dengan gangguan sistem pernafasan adalah
sebagai berikut:
 Pola nafas tidak efektif
 Kebersihan jalan nafas tidak efektif
 Gangguan Pertukaran Gas
 Gangguan pola tidur
 Keterbatasan aktifitas
 Kurang pengetahuan
 Kecemasan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada lansia
dengan gangguan sistem pernafasan adalah sebagai berikut:
 Kaji tanda-tanda vital, status peranpasan: patensi jalan
napas, dan status respirasi: ventilasi
 Kaji penyebab kesulitan bernafas.
 Kaji status imun, pemberian imunisasi, dan kontrol resiko
komunitas
 Kaji tingkat pengetahuan: prilaku kesehatan
 Kontrol faktor resiko: kebiasaan merokok dan pengetahuan
pengontrolan dalam penggunaan.
 Beri kesempatan istirahat dan kenyamanan yang cukup.
 Hindari pakaian yang menekan, mengikat, atau sempit.
 Tingatkan masukan cairan dan nutrisi yang bergizi.
 Atasi stres atau tekanan jiwa.
 Anjurkan latihan nafas dalam.
 Anjurkan untuk tidak merokok.
 Ubah posisi untuk memperbaiki ventilasi.
 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk.
 Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik serta obat
pengencer dahak kemudian bantu untuk meminumnya.
 Lakukan pemeriksaan secara berkala, sekurang-kurangnya
enam bulan sekali atau bila ada keluhan.
 Upayakan ventilasi udara lancar.
 Upayakan cahaya matahari masuk ke dalam kamar/rumah.
 Hindari pencemaran udara.
 Pendidikan dan konseling.
 Beri motivasi terkait spiritual, sperti banyak berdoa dan
beribadah.
Implementasi
Implementasi adalah tindakan nyata dalam
mengaplikasikan rencana keperawatan
yang dilakukan kepada pasien untuk
mencapai tujuan dalam meningkatkan
kesehatan pasien, yang meliputi; promotif,
preventif, protektif, kuratif, dan rehabilitatif
terhadap kesehatan lansia.
Evaluasi
Adapun beberapa evaluasi yang harus dicapai pada
lansia dengan gangguan pernapasan, yaitu:
 Meredakan pernapasan
 Up-to-date status immunisasi pneumonia
 Immunisasi influenza setiap tahun
 Untuk lansia yang merokok: aktif berpartisipasi
dalam prilaku penghentian merokok.

Anda mungkin juga menyukai