Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN OKSIGENASI
Anggota
kelompok 3

1. Vemi Febriyanti (2314301064)


2. Widia Astuti (2314301075)
3. Puan Maharani (2314301079)
Apa itu Oksigenasi ?
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap
menit ke semua proses penting tubuh sepertipernapasan, peredaran,
fungsi otak, membuang zat yang tidakdibutuhkan oleh tubuh,
pertumbuhan sel dan jaringan, sertapembiakan hanya berlaku
apabila terdapat banyak oksigen.

Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) kedalam


sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Kebutuhan Oksigenasi
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas seltubuh dalam
kehidupan sehari-hari.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN OKSIGENASI

Menurut Ambarwati (2014), terdapat beberapa faktor yang dapatmempengaruhi kebutuhan oksigen
diantaranya adalah faktorfisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktorperilaku, dan
lingkungan.

a. Faktor fisiologis

Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini dapat
mempengaruhifungsi pernapasannya diantaranya adalah:
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasienanemia atau pada saat terpapar zat beracun
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolik
5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas dan penyakit
kronis.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN OKSIGENASI

b. Status kesehatan

Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakankadar oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapatterhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigentubuh seperti gangguan pada sistem pernapasan,
kardiovaskulerdan penyakit kronis.

c. Faktor perkembangan

Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem pernapasan individu.
1) Bayi prematur. yang disebabkan kurangnya pembentukansurfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasanakut.
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluranpernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurangaktivitas, dan stres yang mengakibatkan
penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkankemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun, dan ekspansiparu menurun.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN OKSIGENASI

e. Faktor perilaku

Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsipernapasan. Status nutrisi,


gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat tertentu
secara tidaklangsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan
oksigentubuh.

f. Lingkungan Kondisi

lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen. Kondisi lingkungan yang


dapat mempengaruhinya adalah:
1) Suhu lingkungan
2) Ketinggian
3) Tempat kerja (polusi)
OKSIGENASI
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan eksternal
dan pernapasan internal.

Pernapasan ekstenal adalah proses pertukaran gas secara keseluruhan antara


lingkungan eksternal dan pembuluh kapiler paru (kapilerpulmonalis), sedangkan
pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh darah
kapiler dan jaringan tubuh (Saputra, 2013).

Tercapainya fungsi utama dari sistem pernapasan sangat tergantung dari proses
fisiologi sistem pernapasan itu sendiri yaitu ventilasi pulmonal, difusi gas, transfortasi
gas serta perfusi jaringan.

Keempat proses oksigenasi ini didukung oleh baik atau tidaknya kondisi jalan napas,
keadaan udara di atmosfir, otot-otot pernapasan, fungsi sistem kardiovaskuler serta
kondisi daripusat pernapasan
MASALAH TERKAIT PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI

Permasalahan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari
adanya gangguan yang terjadi pada sistim respirasi, baik pada anatomi maupun
fisiologis dari organ-organ respirasi.Permasalahan dalam pemenuhan masalahtersebut
juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada sistern tubuh lain, seperti sisten
kardiovaskuler

Gangguan respirasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degenerative, dan lain-lain.
Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak
terpenuhi secara adekuat
secara garis besar, gangguan pada respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu
• gangguan irama atau frekuensi
• insufisiensi pemapasan
• hipoksia,
Gangguan respirasi
A. Gangguan irama/frekuensi pernapasan

1) Gangguan irama pernapasan

• Pernapasan Cheyne stokes


Pernapasan cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik, kemudianmenurun
dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dengansiklus yang baru. Jenis pernapasan Ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung
kongestif, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis jenis pernapasan ini, terutama terdapat pada
orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan air laut dan pada bayi saat tidur.
• Pernapasan Biot
Pernapasan biot adalah pernapasan yang mirip denganpernapasan cheyne stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertaiapnea.
Keadaan ini kadang ditemukan pada penyakit radangselaput otak.
• Pernapasan Kussmaul Pernapasan kussmauladalah pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkatdan sering melebihi 20
kali/menit. Jenis pernapasan ini dapatditemukan pada klien dengan asidosis metabolic dan gagal ginjal.

2) Gangguan frekuensi pernapasan

• Takipnea
Takipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkatdan melebihi jumlah frekuensi pernapasan normal.
• Bradipnca
Bradipnea merupakan pemapasan yang frekuensinya menurundengan jumlah frekuensi pernapasan dibawah frekuensipernapasan
normal.
Gangguan respirasi

B. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasandapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu:

1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:


• Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomyelitis, transeksi servikal.
• Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, enfisema, TBC, dan lain-lain.
• Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru

2) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurangmisalnya. kerusakanjaringan paru, TBC, kanker
dan lain-lain.
• Kondisi yang menyebabkan penebalan membrane pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan
lainnya.
• Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal dalam. beberapa bagian paru,
misalnya pada thrombosis paru.
• Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutanoksigen dari paru-paru ke jaringan
Penatalaksanaan pemenuhan
oksigenasi

terapi oksigen adalahtindakan pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau FiO221%. Tujuan
terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah hipoksia
jaringan, menurunkan kerjanapas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan PaO2 > 60% mmHg atau SaO2 >90%.

Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada:


1) Perubahan frekuensi atau pola napas
2) Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3) Hipoksemia
4) Menurunnya kerja napas
5) Menurunnya kerja miokard
6) Trauma beral
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya adalah inhalasi oksigen(pemberian oksigen), fisiotrapi
dada, napas dalam dan batukefektif, dan penghisapan lender atau
subtioning

a. Inhalasi oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengancara
memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui aluran pernapsan dengan
menggunakan alat bantu oksigen. terdapat dua sisteminhalasi oksigen yaitu
sistem aliran rendah dan sistem alirantinggi.
1. Sistem aliran rendah ditujukan pada klien yang memerlukan oksigen dan masih mampu bernapas
sendiri dengan pola pernapasan yang normal. Sistem ini diberikan untuk menambah konsentrasi
udara ruangan. Pemberian oksigen. diantaranya dengan

• Nasal kanula/binasal kanula.


Nasal kanula merupakan alat yang sederhana dan dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter/menit dan
konsentrasi oksigen sebesar 20% - 40%.

• Sungkup muka sederhana.


Sungkup muka sederhana diberikan secara selang-seling atau dengan aliran 5-10 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen 40-60%.

• Sungkup muka dengan kantong rebreathing


Sungkup muka dengan kantong rebreathing memiliki kantong yang terus mengembang baik pada saat inspirasi dan ekspirasi.
Pada saat pasien inspirasi, oksigen akan masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantong reservoir, ditambah
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Aliran oksigen 8-10 liter/menit, dengan
konsentrasi 60-80%.

• Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing


Sungkup muka nonrebreathing mempunyai dua katup, satu katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat
ekspirasi dan satu katup yang fungsinya mencegah udara masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
Pemberian oksigen dengan aliran 10-12 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 80 - 100%.
2. Sistem aliran tinggi
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2 lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh tipe
pemapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh dari
sistem aliran tinggi adalah

• ventury mask atau sungkup muka dengan ventury dengan aliran sekitar 2 15 liter/menit. Prinsip pemberian
oksigen dengan ventury adalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang memungkinkan
konsenstrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya: warna biru 24%, putih 28%, jingga 31%, kuning
35%, merah 40%, dan hijau 60%

• Fisioterapi dada Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara postural
drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Tindakan ini dilakukan
dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola pemapasan dan membersihkan jalan napas

1) Perkusi Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan pada punggung pasien yang
menyerupai mangkok dengan kekuatan penuh yang dilakukan secara bergantian dengan tujuan
melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga pernapasan menjadi lancar.

2) Vibrasi Vibrasi merupakan suatu tindakan keperawatan dengan cara memberikan getaran yang kuat
dengan menggunakan kedua tangan yang diletakkan pada dada pasien secara mendatar, tindakan ini
bertujuan untuk meningkatkan turbulensi udara yang dihembuskan sehingga sputum yang ada dalam
bronkus terlepas.
4) Napas dalam dan batuk efektif Latihan napas dalam merupakan
cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveolus atau memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk,
dan mengurangi stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang
dilakukan untuk melatih pasien untuk memiliki kemampuan batuk
secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan. laring, trakea, dan
bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan napas

5) Penghisapan lendir Penghisapan lender (suction) merupakan


tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan sekret atau lender sendiri. Tindakan ini memiliki
tujuan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan
oksigen
Tanda Dan gejala gangguan
tanda dan gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami gangguan
pernapasan yaitu :

1. Anoreksia

2. Diaphoresis

3. Dispnea parah dengan ekspirasi memanjang

4. Batuk produktif, kental, dan sulit keluar

5. Penggunaan otot bantu napas

6. Sianosis, takikardi

7. Pasien merasa gelisah

8. hiperkapnia
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi

1. PENGKAJIAN

Wawancara atau anamnesis dalam pengkajian keperawatan pada sistem


pernapasan merupakan hal utama yang dilaksanakan perawat karena 80%
diagnosis masalah pasien diperoleh dari anamnesis

1) Identitas : umur, Alamat. Jenis Kelamin, Pekerjaan


2) Keluhan Utama
3) Riwayat Penyakit saat ini
4) Riwayat penyakit dahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi
2. PEMERIKSAAN FISIK

1. Mata
•Lesi kuning pada kelopak mata (hiperlipidemia)
• Konjungtiva pucat (anemia)
• Konjungtiva sianosis (hipoksemia)

2. Hidung
• Pernapasan dengan cuping hidung
• Membran mukosa sianosis (penurunan oksigen)
• Bernapas dengan mengerutkan mulut (dikaitkan dengan penyakit paru kronik)

3) Kulit
• Sianosis perifer (vasokontriksi)
• Sianosis secara umum (hipoksemia)
• Penurunan turgor (dehidrasi)

4. Jari dan kuku


• Sianosis perifer (kurangngnya suplai O2 ke perifer)
• Clubbing finger (hipoksemia kronik)

5. Dada dan Thoraks


• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Aulkutasi
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi

3. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Rontgen Thoraks


• Ct- Scan
• Pemeriksaan Laboraturium
• Analisa gas darah
• Radiologi Thoraks foto
• Bronkografi
• Pengukuran Fungsi Paru
• Angiografi
• Radio Isotop
• Oksimetri
Dll
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi
4. Perencanaan Keperawatan
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi
5. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat
menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan
diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan dapat nencapai tujuan dan hasil yang diinginkan
untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien

Jenis-jenis tindakan tahap pelaksanaan implementasi antara lain sebagai berikut:

1) Secara Mandiri (Independent)


Tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi
masalahnya dan menanggapi reaksi karena adanya stressor.

2) Saling ketergantungan (Interdependent)


Tindakan keperawatan atas dasar kerja sama tim keperawatan dengan tim kesehatan lainnya,
seperti dokter, fisioterapi, dan lain-lain

3) Rujukan Ketergantungan (Dependent)


Tindakan keperawatan atas dasar rujukan dan profesi lainnya diantaranya dokter, psikiatri, ahli
gizi, dan lainnya
Asuhan Keperawatan teoritis gangguan
oksigenasi

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Tahap ini


sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau
kesejahteraan klien. Mengambil tindakan evaluasi untuk
menentukan apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi bukan
untuk melaporkan intervensi keperawatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diharapkan merupakan standar penilaian bagi perawat
untuk melihat apakah tujuan telah terpenuhi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai