DISUSUN OLEH:
IRDA OKTAVIANI
BAIQ SULASTRI SANGGO
B. Etiologi
Menurut Ambarwati (2014) dalam Eki (2017), terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen, seperti faktor
fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku, dan
lingkungan.
1. Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada
kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi
pernapasannya diantaranya adalah :
a. Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau
pada saat terpapar zat beracun
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Hipovolemia
c. Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok
d. Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru
menurun
4. Faktor perilaku
C. Proses Oksigenasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan
yaitu ventilasi, difusi dan transportasi (Kusnanto, 2016).
1. Ventilasi
3. Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi,
oksigen akan berikatan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97 %)
dan larut dalam plasma (3 %) sedangkan co2 akan berikatan dengan hb
membentuk karbominohemiglobin (3o%) dan larut dalm plasma (50%)
dan sebagaian menjadi Hco3 berada pada darah (65%). Transpotasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Kardiak output
Merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah.
Normalnya 5 L/menit. Saat volume darah yang dipompakan oleh
jatung berkurang, maka jumlah oksigen yang ditransport juga akan
berkurang.
b. Jumlah eritrosit atau HB
Dalam keadaan anemia oksigen yang berikatan dengan Hb
akan berkurang juga sehingga jaringan akan kekurangan oksigen.
c. Latihan fisik
Aktivitas yang teratur akan berdampak pada keadaan
membaiknya pembuluh darah sebagai sarana transfortasi, sehingga
darah akan lancar menuju daerah tujuan.
d. Hematokrit
Perbandingan antara zat terlarut atau darah dengan zat pelarut
atau plasma darah akan memengaruhi kekentalan darah, semakin
kental keadaan darah maka akan semakin sulit untuk ditransportasi.
e. Suhu lingkungan
a. Hidung
1. Pernapasan Eksternal
b. Pernapasan Biot
a. Takipnea
Takipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkat dan
melebihi jumlah frekuensi pernapasan normal.
b. Bradipnea
Bradipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya menurun
dengan jumlah frekuensi pernapasan dibawah frekuensi pernapasan
normal.
3. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
utama yaitu ;
a. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti :
G. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015), terapi oksigen adalah tindakan
pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau
FiO2 > 21 %. Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah hipoksia jaringan,
menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan
PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %.
Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada :
3. Hipoksemia
6. Trauma berat
Berikut metode-metode yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen :
a. Inhalasi oksigen
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
2) Keadaan umum
3) Postur tubuh
4) Turgor kulit dan membran mukosa
5) Dada (kontur rongga interkosta, diameter anteroposterior,
struktur toraks, pergerakan dinding dada)
6) Pola napas (frekuensi dan kedalaman pernapasan, durasi inspirasi
dan ekspirasi)
b. Palpasi
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan
masalah oksigenasi adalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
No. Diagnosa
DX Keperawatan Tujuan Keperawatan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. x Airway management
tidak efektif 24 jam - Jaga kepatenan jalan napas: buka jalan
Respiratory : airway patency napas, suction, fisioterapi dada sesuai
Subyektif :
- Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah indikasi
- Sulit bicara faktor yang dapat menghambat jalan napas - Monitor pemberian oksigen, vital sign tiap ....
- Dispnea - Menunjukan jalan napas yang paten: klien tidak jam
- Ortopnea merasa tercekik, tidak terjadi aspirasi, frekuensi - Monitor status respirasi: adanya suara
Obyektif : napas dalam rentang normal tambahan
- Sputum berlebih - Tidak ada suara napas abnormal - Ajarkan teknik nafas dalam dan batuk napas
- Tidak ada bunyi napas tambahan efektif
- Terdengar suara
- Mampu mengeluarkan sputum dari jalan napas - Kolaborasi dengan tim medis pemberian O 2,
mengi / wheezing,
bronkodilator, terapi nebulizer, insersi jalan
dan / ronkhi kering
nafas, dan pemeriksaan laboratorium: AGD
- Frekuensi napas
berubah Suction
- Bunyi napas - Monitor dan catat tipe dan jumlah sekret
menurun pencegahan aspirasi