Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN SAKRATUL MAUT

DOSEN PENGAMPU :H.Muhammad Dimyati. S.Pd.I.M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1.M RIFQI HABIBULLAH (285STYC22)

2.HUSNAYAMI (276STYC22)

3. HINDATUN AINI (275STYC22)

4. HAEIRUN NISA (274STYC22)

5. ELVA INDRIANI (271STYC22)

7. HUSPITA HANDAYANI (277STYC22)

8. FEBI MEISANI

9. IRDA OKTAVIANI (278STYC22)

KELAS : A5 / INTERNASIONAL KELAS

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan ini. Semoga shalawat
serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah tentang “MANAJEMEN


SAKRATUL MAUT”. Laporan ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para
pembaca tentang MANAJEMEN SAKRATUL MAUT . Dalam kesempatan ini penulis
mengucapka nterimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. BAPAK H.Muhammad Dimyati., S.Pd.I.M.Pd selaku dosen matkul agama

2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.

3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan Laporan ini.

Semoga Laporan ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Laporan
ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa Laporan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Semoga Laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah. Amin.

Rabu,14 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II : LANDASAN TEORI

BAB III: PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sakratul maut

2.2 Langkah-langkah sakratul maut

2.3. Ciri-ciri Husnul khotimah

2.4. Ciri-ciri Su’ul khotimah

2.5. Hikmah sakratul maut

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sakaratul maut adalah istilah untuk menyebutkan penderitaan yang di alami setiap
manusia ketika di cabut nyawanya. Kematian adalah sesuatu yang ghaib dan hanya
diketahui oleh Allah SWT. Kematian belum tentu lebih dekat kepada orang yang sudah
tua dari pada orang yang masih muda, demikian juga belum tentu lebih dekat kepada
orang yang sedang sakit dari pada orang yang masih sehat. Kenyataannya, banyak
sekali kematian yang secara tiba-tiba merenggut orang yang masih muda.
Oleh karena itu, orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat
kematiannya. Kematian, yang mendengarnya saja membuat seseorang merinding dan
takut, ternyata lebih mengerikan lagi bila membayangkan proses ketika ruh dicabut dari
badan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu sakratul maut?


2. Bagaimana Langkah-langkah sakratul maut?
3. Apa saja ciri-ciri Husnul khotimah?
4. Apa saja ciri-ciri su’ul khotimah?
5. Apa saja hikmah dari sakratul maut?

1.3. Tujuan

1. Pembaca dapat memahami ap aitu sakratul maut!


2. Pembaca mengetahui bagaimana lamgkah-langkah sakratul maut!
3. Pembaca dapat mengetahui ciri-ciri husnul khotimah
4. Pembaca dapat mengetahui ciri-ciri su’ul khotimah
5. Pembaca dapat mengambil hikmah dari sakratul maut!
BAB II
LANDASAN TEORI
Agama memiliki berbagai makna dari berbagai tokoh. Dari sini maka akan diuraikan terlebih
dahulu agama menurut bahasa dan kemudian agama menurut istilah. Agama secara bahasa
yakni :

a. Agama berasal dari bahasa Sansekerta yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan,
atau kebaktian kepada Tuhan.
b. Agama itu terdiri dari dua perkataan, yaitu “A” berarti tidak, “Gama” berarti kacau
balau, tidak teratur.

Adapun menurut istilah, agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah–kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Agama
sebagai sistem– sistem simbol, keyakinan, nilai, perilaku yang terlambangkan, yang
semuanya itu berpusat pada persoalan–persoalan paling maknawi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Pengertian sakratul maut

Sakaratul maut terbentuk dari dua kata, yaitu sakarat dan al maut. Sakarat sendiri terbentuk
dari kata sakara, dari segi bahasa memiliki arti menutup. Seorang yang mabuk ditunjukkan
dengan kata sakran karena akalnya tertutup.

Sedangkan kata “maut” berasal dari bahasa Arab “mata, yamutu, mautan”,artinya adalah mati
meninggal dunia. kata sakaratul maut dipahami oleh kebanyakan ulama mengandung arti
kesulitan dan rasa sakit yang dahsyat yang dialami oleh seseorang beberapa saat
sebelum ruhnya meninggalkan badan.

dikemukakan oleh al-Ghazali, yaitu setiap anggota badan akan mati secara bertahap,
dimulai dari kedua telapak kaki, naik kekedua betis lalu kekedua paha. Setiap anggota
badan akan merasakan sekarat dan kepedihan,

Surat Al-An’am, ayat 93, yang artinya :

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzalim berada
dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): "Keluarkanlah nyawamu.” (QS. Al-An’am: 93).

Menurut Ali al-Sabuni, ayat ini menggambarkan tentang kepedihan orang-orang zalim
ketika mengalami dahsyatnya sakaratul maut, mereka akan menyaksikan sesuatu yang
sangat luar biasa mengerikan. Malaikat azab memukuli wajah dan punggung mereka supaya
ruh mereka keluar dari jasadnya, seraya malaikat itu berkata kepada mereka, “Selamatkanlah
diri kalian dari azab ini (sekira mampu).

Al-Ghazali juga menyebutkan, bahwa Umar bin Khatthab pernah bertanya kepada
Ka’bulAhbar, “WahaiKa’b, beritakanlah kepadaku tentang kematian”. Ka’b menjawab,
“Baiklah wahai Amir al-mukminin, sesungguhnya kematian itu ibarat sebatang pohon
berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang, lalu ada orang lain menarik batang
pohon itu dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh
yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.”Ia juga menyebutkan bahwa
Ali bin Abi Talib selalu memberimotivasi kepada para shahabat untuk melakukan
peperangan. Ia berkata, “Jika kalian tidak mau berperang, kalian pun akan mati. Demi Zat
yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh seribu tusukan pedang lebih ringan
bagiku daripada mati di atas tempat tidur.

Dahsyatnya sakaratul maut yang sangat mengerikan ternyata semakin mengerikan lagi
karena diiringi oleh dua hal lain yang sangat menakutkan, yaitu:

1. Menyaksikan malaikat maut yang diiringi rasa takut yang luar biasa. Karena
malaikat maut akan tampak kepada para pendurhaka saat akan mencabut nyawanya
dengan sosok yang amat mengerikan, dan sekuat apapun seseorang tidak akan
sanggup melihatnya. Jika ada orang yang sanggup melihat Malaikat maut,
berarti ketika Malaikat maut menjelma menjadi sosok yang tampan sebab bagaimana
ketika akan mencabut orang-orang saleh. Di antara malaikat yang disaksikan oleh
orang yang akan meninggal adalah dua malaikat pencatat amal. yang satu malaikat
yang akan menyampaikan berita gembira berada di sebelah kanannya dan satunya
lagi malaikat azab berada di sebelah kirinya. Jika ia orang shaleh, maka ruhnya
akan dicabut malaikat yang memberi berita gembira dan setelah itu diserahkan
kepada malaikat lain dengan keadaan gembira. Jika ia orang yang berkelakuan
buruk, ia akan dicabut oleh malaikat azab dan kemudian diserahkan kepada
malaikat lain dengan keadaan sedih.
2. Para pendurhaka akan menyaksikan tempat tinggalnya setelah mati, yaitu neraka,
dan sebelum menyaksikan tempat yaitu, mereka sudah dilanda rasa takut yang luar
biasa. Karena pada saat sakaratul maut, dimana tenaga mereka telah hilang dan ruh
mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya malaikat maut
mengabarkan padanya tentang tempat tinggal nyakelak di akhirat.
3.2 Langkah-langkah sakratul maut
1. Menghadapkan Orang Tersebut ke Arah Kiblat
Miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke
arah kiblat. Bila hal ini susah dilakukan, telentangkan dia dengan posisi kepala sedikit
diangkat sehingga wajahnya menghadap ke arah kiblat. Demikian pula kedua ujung
kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.
2. Membacakan talqin
Ketika seseorang sedang mengalamai sakaratul maut maka kita disunahkan untuk
menalqinnya. Bacakan ia kalimat syahadat “la ilaha illa Allah” dengan suara yang lembut.
Menurut pendapat para ulama Ahli Fiqh kita dianjurkan untuk membacakan kalimat
syahadat di telinganya saja tanpa harus memintanya untuk melafazkan hal yang sama. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat la ilaha
illa Allah.”
3. Membacakan surat yasin
Disunahkan untuk membacakan surat yasin di dekat orang yang sedang sakaratul maut.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:
Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.”

4. Mengajaknya berbaik sangka kepada allah

Orang yang tengah dalam keadaan sakit dan sudah merasakan tanda-tanda kematian
dianjurkan untuk berbaik sangka (husnul dhan) kepada Allah SWT. Dalam keadaan
seperti ini hal terbaik yang perlu dilakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa
dan kemaksiatan yang telah diperbuat selama di dunia. Justru dianjurkan untuk
membayangkan bahwa Allah SWT akan menerima dan mengampuni semua dosa-dosanya.

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah
berfirman: Artinya: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.”

3.3. Ciri – ciri Husnul khotimah

1. Mengucap kalimat syahadat

Ciri-ciri orang akan meninggal husnul khotimah yang pertama adalah mengucapkan kalimat
syahadar ketika akan meninggal dunia. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa yang akhir perkataannya adalah kalimat ‘laa ilaha illallah’ (tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah), maka dia akan masuk surga." (HR. Abu
Daud)

2. Disebut syahid selain syahid di medan perang

kedua yaitu disebut syahid selain syahid di medan perang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang
mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena
tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dalam keadaan melakukan amal shalih

Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah Allah kemudian amalnya
ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa berpuasa karena mencari wajah Allah
kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bersedekah
kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga."

4. Ketika ribath di jalan Allah swt

Ciri-ciri orang akan meninggal husnul khotimah yang keempat adalah meninggal dunia
ketika ribath di jalan Allah SWT. Ribath memiliki arti menjaga wilayah perbatasan. Dari
Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Berjaga-jaga sehari-semalam (di daerah perbatasan) lebih baik daripada puasa beserta shalat
malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia
perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rezeki baginya, dan ia terjaga dari fitnah."
(HR. Muslim)

5. Saat nifas atau hamil

Bagi para wanita yang meninggal saat sedang hamil bisa menjadi salah satu ciri-ciri orang
akan meninggal husnul khotimah. Selain itu, meninggal saat nifas juga menjadi salah satu
ciri-cirinya. Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan beberapa syuhada’, di antaranya,

"Dan wanita yang dibunuh anaknya (karena melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak
itu akan menariknya dengan tali pusarnya ke surga." (Disebutkan oleh Syaikh Al-Albani
dalam Ahkam Al-Janaiz, hlm. 53. Beliau menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

3.4. Ciri – ciri Su’ul khotimah

1. Orang yang suka melalaikan shalat

Melalaikan shalat tidak hanya berakibat fatal di hari akhir saja, melainkan ada juga akibat-
akibat yang Allah kirimkan selagi ia di dunia dan juga yang akan dirasakan ketika sakaratul
maut. Balasan yang demikian pedih membuat pelakunya memiliki hasil buruk di akhir
hayatnya.

2.Orang yang suka minum-minuman keras

Meminum minuman tersebut membuat hilangnya iman dan amalannya tertolak di sisi Allah.
Selain itu juga, minuman tersebut bisa menjadi kunci semua keburukan. Jika segala
keburukan sudah ada pada dirinya, lantas bagaimana ia akan tertarik pada kebaikan? Tentu
yang akan menghiasi hidupnya adalah hal-hal yang berbau buruk pula.

3.Orang yang durhaka kepada orang tua

Golongan ini sudah dikenal sebagai dosa besar, dosa yang disetarakan dengan dosa
menyekutukan Allah. Sebab itulah Allah dan Rasul-Nya melarang perbuatan durhaka kepada
orang tua. Bahkan saking buruknya sifat durhaka kepada kedua orang tua, ia termasuk salah
satu dosa yang siksaannya didahulukan di dunia. Artinya orang yang durhaka kepada kedua
orang tua akan menerima siksa di dunia sebelum siksa di akhirat, salah satunya dengan
meninggal tidak dalam kondisi terbaikn

4.Orang yang mendzalimi muslim lainnya

Selain orang lain yang tersakiti, rupanya mendzalimi muslim lain juga bisa menyakiti diri
sendiri. Penyakit yang menghampiri di dunia banyak rupanya. Satu diantara banyaknya
adalah kebangkrutan, baik berupa barang maupun amal baiknya. Kebangkrutan ini yang
menguras amal baiknya hingga habis untuk membayar perbuatannya kepada sosok yang
dizalimi, sehingga di akhir hayatnya ia tidak dengan membawa amal kebaikan sedikitpun dan
menjadi su’ul khatimah.

5. Orang yang terus melakukan dosa besar, keji, dan tidak mau bertaubat kepada Allah

Golongan yang ini sudah terlihat jelas keburukannya, sebab ia tidak memohon ampun kepada
Allah. Orang-orang yang demikian terpampang nyata buruk akhirnya.

3.5. Hikmah sakratul maut

Diantara hikmah pedihnya sakaratul maut yang di alami orang beriman adalah agar orang
orang bisa melihat dan merasakan bahwa sakitnya kematian bukanlah sebuah hal yang bisa di
sepelekan.Sehingga untuk menghadapinya pun tidak bisa dengan persiapan yang sepele.
Sampai disini kita bisa tahubahwa penderitaan yang di alami saat sakaratul maut adalah
sesuatu yang nyata,kendati bagi orang beriman pada umumnya adalah yang mudah.Namun
tetap saja ada kepedihannya,dan kepedihan setiap orang berbeda beda.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Sakaratul maut adalah istilah untuk menyebutkan penderitaan yang di alami setiap manusia
ketika di cabut nyawanya. Kematian adalah sesuatu yang ghoib dan hanya di ketahui oleh
Allah SWT. Dalam pandangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik
secara tersirat maupun tersurat agama islam itu sangat menuntut akan hadirnya peran perawat
di tengah masyarakat. Dalam mengabdi dalam pada masyarakat di perlukan kesiapan
kesiapan tertentu yang harus dimiliki oleh keperawatan .

4.2. Saran

1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek- aspek hati-hati,
teliti, dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang di lakukan.
2. Menganjurkan pasien untuk tidak lupa melaksanakan kewajiban sebagai umat
muslim.
3. Sesibuk apapun kegiatan yang di lakukan perawat maupun petugas kesehatan yang
lain tidak boleh meninggalkan shalat .
4. Memegang teguh prinsip perawat professional.
DAFTAR PUSTAKA

Putih jurnal pengetahuan tentangi lmu, dan hikmah, sakratul maut dalam perspektif islam dan
dampak positifnya. http://journal.mahadalyalfithrah.ac.id/ , diakses tanggal 14 November
2022.

Empat cara menghadapi orang sakratul maut menurut ajaran islam.


https://kumparan.com/berita-hari-ini/4-cara-menghadapi-orang-sakratul-maut-menurut-
ajaran-islam-1wO4kT9dFal , daikses tanggal 20 November 2022.

Ciri-ciri orang yang meninggal dalam keadaan Husnul khotimah.


https://kumparan.com/berita-hari-ini/ciri-ciri-orang-yang-meninggal-dalam-keadaan-husnul-
khotimah-1ypFW3ozuhk , diakses tanggal 24 November.

Anda mungkin juga menyukai