MAKALAH
Disusun Dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad, kepada keluarga, para
sahabat, dan para umatnya sampai hari perhitungan kelak.
Makalah yang berjudul "Kematian" ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur
kelompok pada mata kuliah Akidah Al Asyariah, program studi Pendidikan Bahasa
Indonesia, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Al Asyariah mandar
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan setinggi- tingginya dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan dimasa
mendatang. Dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang
membacanya
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian seolah menjad i misteri bagi kehidupan manusia, pasalnya ia datang tanpa
satu orang pun tahu kapan dan dimana. Sehingga hal itu memunculkan berbagai pandangan
perihal kematian dari bermacam segi. Ada dari segi mistis, agama, dan lain sebagainya.
Belum lagi, tinjauan secara biologis atau ilmu kedokteran memiliki definisinya sendiri.
Kematian merupakan sebuah misteri yang sulit dipahami, dan tak bisa dihindari.
Sangat sulit bagi manusia mengungkat dan mengetahui hakikat dari kematian disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan. Oleh karenanya, pesan-pesan Ilahiyah tentang
ayat-ayat kematian yang tertulis di dalam Alquran perlu dikaji dan diungkap lebih mendalam.
Semua makhluk hidup, baik yang didaratan, lautan, bahkan di luar angkasa sekali pun
akan merasakan namanya kematian. Ketika batas usianya telah habis, ia akan mendapatkan
ajalnya. Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran [3]: 185.
ُك ُّل َنْفٍس َذ ٓاِئَقُة ٱْلَم ْو ِتۗ َو ِإَّنَم ا ُتَو َّفْو َن ُأُجوَر ُك ْم َيْو َم ٱْلِقَٰي َم ِةۖ َفَم ن ُز ْح ِز َح َع ِن ٱلَّناِر َو ُأْد ِخَل ٱْلَج َّنَة َفَقْد َفاَزۗ َو َم ا ٱْلَحَيٰو ُة ٱلُّد ْنَيٓا ِإاَّل َم َٰت ُع
ٱْلُغ ُروِر
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.”
Hal ini menandakan bahwa taka da yang bisa menolak datangnya kematian yang
telah digariskan oleh Allah Swt.1 Banyak orang memandang kematian sebagai sesuatu yang
dahsyat yang bisa merenggut eksistensi dan kejayaan seseorang. Selama ini, tidak sedikit
manusia takut akan mati. Alasan mereka takut akan kematian disebabkan ketidaktahuan
mereka akan hakikat kematian itu sendiri. Menganggap bahwa kematian adalah akhir dari
segalanya. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian tiba, merasa telah
nyaman dengan kenikmatan duniawi dan sulit untuk melepaskan kenikmatan tersebut.
Sementara, ketakutan yang dirasakan oleh orang sholeh adalah merasa banyak dosa2 .
iv
Sebagai seorang mukmin sudah selayaknya menyambut kematian itu dengan
mempersiapkan ibadah yang ditingkatkan, bukan hanya dengan ketakutan, dan tidak boleh
takut dengan kematian. Seharusnya yang ditakutkan adalah jika kehidupan dipenuhi dengan
dosa-dosa yang banyak dan dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Ingat mati merupakan tanda keimanan kepada Allah, kematian akan memperpendek
kesenangan hidup seseorang yang terbenam dalam urusan dunia. Karenanya Nabi saw.
berkata :”Hal (kematian) yang merenggut kesenangan hidup haruslah sering-sering diingat.”3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang diatas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu defenisi kematian?
2. Apa tanda-tanda kematian?
3. Bagaimana proses sakaratul maut?
4. Bagaimana bagaimana kehidupan di alam barzah?
5. Apa saja tata cara pengurusan jenazah?
C. Tujuan Penelitian
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kematian
Dalam sastra Arab, definisi kematian tidak selalu dinyatakan secara eksplisit. Para sastrawan
kerap menggunakan kiasan dan metafora untuk menggambarkannya. Beberapa kata yang
sering digunakan untuk merujuk pada kematian antara lain:
Al-Maut ()الموت: yang berarti ‘diam’ atau ‘berhentinya sesuatu’. Kata ini digunakan untuk
menggambarkan kematian sebagai berakhirnya aktivitas kehidupan duniawi.expand_more
Al-Wafat ()الوفاة: yang berarti ‘telah selesai’ atau ‘telah genap’. Ini menunjukkan bahwa
kematian adalah titik akhir dari perjalanan hidup manusia di dunia.
Al-Fana’ ()الفناء: yang berarti ‘kebinasaan’ atau ‘kehancuran’. Kata ini menekankan aspek
fanawi kehidupan duniawi, yang bersifat sementara dan akan berakhir dengan kematian.
B. Tanda-tanda Kematian
Meskipun tidak ada seorang manusia yang tahu kapan dia akan
mati, namun ada beberapa tanda-tanda kematian yang seringkali tidak kita
sadari sebagai manusia. Beberapa tanda-tanda tersebut antara lain:
1. Seratus hari sebelum kematian
Pertanda seratus hari sebelum kematian diawali setelah waktu Ashar.
Sekujur tubuh manusia yang akan meninggal akan merasakan
menggigil, bahkan rasa itu akan menyebar dari ujung ubun-ubun
sampai ujung jari kaki.
2. Empat puluh hari sebelum kematian
Pertanda empat puluh hari sebelum kematian, ditandai dengan
merasakan suatu denyutan yang berada di bagian pusar. Waktu yang
terjadi untuk tanda ini juga terjadi ba’da Ashar. Dikatakan bahwa pada
saat pusar berdenyut, sebuah daun bertuliskan namanya yang berada
pada Arsy telah gugur. Lalu malaikat maut segera mengambil satu
helai daun tersebut, dan mulai pada saat itu malaikat maut itu akan
mengikuti dimanapun berada.
vi
3. Tujuh hari sebelum kematian
Pertanda tujuh hari sebelum kematian ditandai dengan perubahan fisik
serta perubahan drastis pada kebiasaan yang dijalani selama ini.
Pertanda ini juga terjadi pada waktu setelah Ashar.
4. Tiga hari sebelum kematian
Sakaratul maut merupakan proses perjuangan terakhir yang dialami seseorang ketika
menghadapi kematian. Dalam sastra Arab, sakaratul maut seringkali digambarkan sebagai
proses yang penuh dengan penderitaan dan kesedihan. Para malaikat pencabut nyawa, yang
vii
disebut malaikat maut atau malaikat Munkar dan Nakir, akan mendatangi orang yang sedang
sakaratul maut untuk mencabut ruhnya dari jasad.
Menurut konsep yang diyakini dalam tradisi Islam dan tercermin dalam sastra Arab,
kematian bukanlah akhir dari segalanya. Setelah kematian, ruh manusia akan memasuki alam
barzah, yaitu alam perantara antara dunia dan akhirat.expand_more Di alam barzah, ruh
manusia akan menjalani kehidupan dan menunggu hari pembalasan. Kebahagiaan atau
kesengsaraan yang dialami ruh di alam barzah tergantung pada amal perbuatannya selama
hidup di dunia.
E. Pengurusan Jenazah
Sastra Arab juga turut memberikan gambaran tentang tata cara pengurusan jenazah yang
sesuai dengan tradisi Islam. Beberapa tahap yang digambarkan dalam sastra Arab meliputi:
1. Memandikan (Taharah): Jenazah dimandikan dengan air bersih dan wewangian untuk
mensucikannya.
2. Mengafani (Takfin): Jenazah dibalut dengan kain kafan yang bersih dan sederhana.
3. Menyolati (Shalat Jenazah): Jenazah dishalatkan oleh umat Muslim untuk
mendoakannya.expand_more
4. Menguburkan (Dafn): Jenazah dimakamkan di dalam liang lahat yang menghadap kiblat.
viii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kematian merupakan suatu hal yang pasti dirasakan oleh setiap manusia. Hal ini
sejalan dengan firman Allah dalam Al-Quran surat An-
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh"
Dan karena kematian adalah sesuatu yang mutlak terjadi, selugai umat manusia kita
harus mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Senantiasa memperbaiki diri, menambah
amal, dan berbuat baik merupakan hal-hal bijak yang patut dilakukan untuk mempersiapkan
diri dalam menghadapi kematian.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca
mengenai kematian. Dan Para pembaca dapat lebih memahami apa tu kematian dalam Islam,
Menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kaca sempurna penyusun mengharap
saran dan kritik yang dapat menjadikan penyiesunun makalah lebih baik ke depannya
ix